Kebijakan Fiskal Ekspansif: Definisi, Tujuan, dan Contohnya

Share this Post

kebijakan fiskal ekspansif
Table of Contents
shopee gratis ongkir

Kebijakan fiskal ekspansif menjadi salah satu instrumen utama dalam upaya pemerintah untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi.

Dengan fokus pada peningkatan pengeluaran publik dan/atau pemotongan pajak, kebijakan ini bertujuan untuk merangsang aktivitas ekonomi, meningkatkan konsumsi, investasi, dan pertumbuhan output.

Dalam konteks ketidakstabilan ekonomi atau ketika menghadapi resesi, kebijakan fiskal ekspansif menjadi alat yang sangat penting bagi pemerintah.

Alat ini untuk menyeimbangkan tingkat pengangguran yang tinggi dan menumbuhkan kembali kepercayaan pasar.

Namun, efektivitas dan konsekuensi jangka panjang dari kebijakan semacam itu selalu menjadi topik kontroversial yang memicu berbagai pandangan dari para ekonom.

Penerapan kebijakan fiskal ekspansif sering kali memicu debat tentang dampaknya terhadap inflasi dan utang publik.

Meskipun tujuan utamanya adalah untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, peningkatan pengeluaran pemerintah atau pemotongan pajak dapat memicu peningkatan permintaan agregat.

Akibatnya, ini yang berujung pada kenaikan harga barang dan jasa.

Ingin tahu penjelasan lengkap tentang kebijakan fiskal ini? Simak sampai akhir, ya!

Baca Juga: 7 Strategi Koreksi Fiskal Untuk Menangani Krisis Ekonomi Global

Pengertian Kebijakan Fiskal Ekspansif

kebijakan fiskal ekspansif
Foto: Kebijakan Fiskal (Freepik.com)

Melansir dari Investopedia, kebijakan fiskal ekspansif mengacu pada tindakan pemerintah yang meningkatkan permintaan agregat dalam suatu perekonomian.

Biasanya dengan meningkatkan pengeluaran pemerintah atau mengurangi pajak. 

Kebijakan ini digunakan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, mencegah atau mengakhiri resesi, dan meningkatkan lapangan kerja. 

Ini dianggap sebagai kebijakan “ekspansif” atau “longgar” karena meningkatkan pengeluaran pemerintah dan dapat menyebabkan peningkatan jumlah uang beredar di masyarakat.

Dalam penerapannya, pemerintah biasanya meningkatkan pengeluaran dalam sektor-sektor kunci seperti infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.

Pemerintah biasanya memotong pajak untuk memberi insentif kepada individu dan perusahaan untuk menghabiskan lebih banyak uang.

Kebijakan fiskal ekspansif beroperasi melalui mekanisme multiplier, di mana setiap peningkatan pengeluaran pemerintah atau pemotongan pajak menyebabkan peningkatan konsumsi dan investasi dalam ekonomi secara keseluruhan.

Hal ini dapat menciptakan lingkaran positif di mana pertumbuhan ekonomi memicu lebih banyak pengeluaran dan investasi, yang pada gilirannya mendukung pertumbuhan yang lebih lanjut.

Namun, dampak kebijakan ini dapat bervariasi tergantung pada kondisi ekonomi saat ini dan struktur ekonomi negara yang bersangkutan.

Meskipun kebijakan fiskal ekspansif sering dianggap sebagai respons yang efektif terhadap resesi atau ketidakstabilan ekonomi lainnya, implementasinya juga dapat menimbulkan risiko.

Peningkatan pengeluaran publik dapat menyebabkan defisit anggaran yang lebih besar dan meningkatkan beban hutang negara jika tidak diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat.

Selain itu, efektivitas kebijakan ini dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti kondisi pasar global, yang dapat mempengaruhi daya beli mata uang nasional dan perdagangan internasional.

Baca Juga: Subsidi: Definisi, Jenis, Contoh, Dan Kelebihan Serta Kekurangannya

Tujuan Kebijakan Fiskal Ekspansif

Kebijakan Fiskal Ekspansif: Definisi, Tujuan, dan Contohnya
Foto: Tujuan Kebijakan Fiskal (Freepik.com)
shopee pilih lokal

Tujuan utama kebijakan fiskal ini adalah untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dan mengatasi ketidakstabilan ekonomi, terutama selama periode resesi atau ketika perekonomian mengalami perlambatan pertumbuhan.

Beberapa tujuan spesifik dari kebijakan fiskal ekspansif antara lain:

1. Merangsang Pertumbuhan Ekonomi

Dengan meningkatkan pengeluaran pemerintah atau mengurangi pajak, kebijakan fiskal ekspansif bertujuan untuk mendorong aktivitas ekonomi secara keseluruhan.

Ini dapat mencakup peningkatan investasi publik dalam infrastruktur, program stimulus konsumen, atau pemotongan pajak untuk meningkatkan daya beli masyarakat.

2. Menurunkan Tingkat Pengangguran

Kebijakan fiskal ekspansif berusaha untuk mengurangi tingkat pengangguran dengan meningkatkan permintaan atas tenaga kerja melalui peningkatan aktivitas ekonomi.

Ketika pemerintah meningkatkan pengeluarannya, ini dapat menciptakan lebih banyak pekerjaan baik langsung maupun tidak langsung melalui kontrak-kontrak konstruksi, program-program publik, atau proyek-proyek infrastruktur.

3. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menurunkan tingkat pengangguran, kebijakan fiskal ekspansif dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Hal ini dapat memperbaiki standar hidup, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan akses terhadap layanan publik seperti pendidikan dan kesehatan.

4. Merangsang Investasi Swasta

Melalui insentif pajak atau kebijakan lainnya, kebijakan fiskal ekspansif dapat merangsang investasi swasta dalam perekonomian.

Hal ini bisa terjadi karena perusahaan-perusahaan merasa lebih percaya diri untuk menghabiskan dan berinvestasi ketika ada pertumbuhan ekonomi yang kuat dan permintaan yang meningkat.

Baca Juga: Krisis Moneter 1998, Guncangan Ekonomi Indonesia Terburuk

Dampak Kebijakan Fiskal Ekspansif Bagi Bisnis

Kebijakan Fiskal Ekspansif: Definisi, Tujuan, dan Contohnya
Foto: Dampak Kebijakan Fiskal (Freepik.com)
shopee pilih lokal

Dampak kebijakan fiskal ekspansif bagi bisnis dapat bervariasi tergantung pada struktur industri, kondisi pasar, dan kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah. Beberapa dampak utamanya meliputi:

1. Peningkatan Permintaan Produk dan Jasa

Kebijakan fiskal ekspansif cenderung meningkatkan pengeluaran konsumen dan investasi, yang dapat mengarah pada peningkatan permintaan atas produk dan jasa yang ditawarkan oleh bisnis.

Hal ini bisa menguntungkan bagi perusahaan-perusahaan karena dapat meningkatkan penjualan dan pendapatan mereka.

2. Peningkatan Peluang Investasi dan Ekspansi

Dengan adanya peningkatan permintaan, bisnis mungkin merasa lebih percaya diri untuk melakukan investasi dan ekspansi.

Ini termasuk pengembangan fasilitas produksi baru, peningkatan kapasitas produksi, atau inovasi produk dan layanan. Sebagai hasilnya, kebijakan fiskal ekspansif dapat merangsang pertumbuhan bisnis.

3. Peningkatan Lapangan Kerja

Dengan adanya pertumbuhan bisnis yang dihasilkan dari kebijakan fiskal ekspansif, biasanya juga terjadi peningkatan kesempatan kerja.

Lebih banyak bisnis mungkin membutuhkan lebih banyak tenaga kerja untuk memenuhi permintaan yang meningkat, yang pada gilirannya dapat mengurangi tingkat pengangguran.

4. Penyesuaian Pajak

Dalam beberapa kasus, kebijakan fiskal ekspansif juga dapat mencakup penyesuaian pajak yang menguntungkan bagi bisnis.

Misalnya, pemotongan pajak atas keuntungan perusahaan atau insentif pajak untuk investasi tertentu dapat merangsang aktivitas bisnis dan meningkatkan profitabilitas.

Baca Juga: Ketahui 4 Cara Mengatasi Inflasi Agar Bisnis Tetap Lancar

Contoh Kebijakan Fiskal Ekspansif

Kebijakan Fiskal Ekspansif: Definisi, Tujuan, dan Contohnya
Foto: Contoh Kebijakan Fiskal (Freepik.com)
shopee pilih lokal

Berikut beberapa contoh kebijakan fiskal ekspansif yang bisa diterapkan oleh pemerintah:

1. Meningkatkan Pengeluaran Pemerintah

Pemerintah dapat meningkatkan pengeluaran dalam sektor-sektor seperti infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Ini bisa meliputi proyek-proyek konstruksi besar, peningkatan anggaran untuk sekolah dan universitas, serta perluasan layanan kesehatan publik.

Dengan meningkatnya pengeluaran ini, akan terjadi peningkatan permintaan agregat yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

2. Pemotongan Pajak

Pemerintah dapat melakukan pemotongan pajak bagi individu, perusahaan, atau kedua-duanya.

Pemotongan pajak untuk individu dapat meningkatkan daya beli masyarakat, sementara pemotongan pajak untuk perusahaan dapat meningkatkan profitabilitas dan insentif untuk investasi.

Hal ini bisa merangsang konsumsi dan investasi, serta mendukung pertumbuhan ekonomi.

3. Subsidi atau Insentif untuk Investasi

Pemerintah dapat memberikan subsidi atau insentif pajak kepada perusahaan untuk mendorong investasi dalam sektor-sektor tertentu yang dianggap penting untuk pertumbuhan ekonomi.

Contohnya termasuk insentif pajak untuk investasi dalam penelitian dan pengembangan, energi terbarukan, atau pengembangan teknologi.

4. Program Stimulus Fiskal

Pemerintah dapat meluncurkan program-program stimulus fiskal untuk merangsang konsumsi dan investasi dalam perekonomian.

Ini bisa berupa program subsidi untuk pembelian rumah baru, mobil, atau barang konsumsi lainnya.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengeluaran konsumen dan mendorong pertumbuhan sektor-sektor tertentu.

5. Ekspansi Kredit dan Dana Publik

Pemerintah dapat bekerja sama dengan bank-bank dan lembaga keuangan untuk mengembangkan program kredit yang lebih murah atau meningkatkan akses terhadap modal bagi perusahaan kecil dan menengah.

Hal ini dapat merangsang investasi, penciptaan lapangan kerja, dan pertumbuhan ekonomi regional.

Baca Juga: Dampak Inflasi Dan 4 Jenisnya Yang Perlu Kamu Tahu

Demikian penjelasan lengkap tentang kebijakan fiskal ekspansif dan dampaknya bagi bisnis. Dengan memahami berbagai kebijakan ekonomi, kamu dapat menjalankan bisnis dengan lebih efisien.

Belanja Harga Murah + Gratis Ongkir + Cashback

X