Pasar oligopoli adalah situasi pasar di mana beberapa perusahaan mengendalikan penawaran suatu jenis barang atau jasa.
Menurut Investopedia, pasar oligopoli merupakan salah satu jenis struktur pasar di mana terdapat sedikit perusahaan yang memiliki kemampuan untuk secara signifikan memengaruhi kondisi pasar, meskipun jumlahnya terbatas atau kecil.
Dalam struktur ini, terdapat beberapa perusahaan besar yang memainkan peran dominan dalam menentukan harga dan kualitas produk, sementara ada juga ruang untuk persaingan antara mereka.
Karakteristik oligopoli mencakup adanya hambatan masuk yang tinggi bagi perusahaan baru, interdependensi antarperusahaan dalam membuat keputusan harga dan produksi, serta upaya perusahaan untuk membedakan produk mereka untuk membedakan diri dari pesaing.
Oligopoli sering kali menyebabkan terjadinya strategi tarif bersaing, inovasi produk, dan pemusatan iklan untuk memperebutkan pangsa pasar.
Baca Juga: Alur Transaksi Penjualan: Definisi, Fungsi, Dan Jenisnya
Definisi Pasar Oligopoli
Oligopoli adalah sebuah kondisi pasar di mana hanya sedikit produsen atau pembuat barang yang beroperasi, namun mampu memengaruhi harga dan kondisi pasar secara signifikan.
Dalam oligopoli, produsen memiliki kekuatan untuk memanipulasi harga dan persaingan karena pangsa pasarnya yang dominan.
Meskipun jumlah produsen terbatas, persaingan dalam pasar oligopoli tetap ketat karena produsen saling bersaing untuk mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasarnya.
Hal ini sering kali menghasilkan inovasi produk, peningkatan kualitas, dan strategi pemasaran yang agresif untuk menarik konsumen.
Dalam beberapa kasus, oligopoli dapat menjadi perhatian pemerintah karena potensi terjadinya praktek monopoli atau persaingan usaha yang tidak sehat.
Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, perjanjian oligopoli dilarang dan pelaku usaha yang terlibat dapat dikenakan sanksi.
Meskipun demikian, tidak ada ketentuan pasti mengenai jumlah produsen yang dapat dianggap sebagai oligopoli.
Namun, biasanya jika dua atau tiga produsen menguasai lebih dari 75% pangsa pasar suatu jenis barang atau jasa, maka dapat dicurigai adanya oligopoli.
Baca Juga: Umbrella Branding: Definisi, Contoh, Dan Kelebihannya
Ciri-Ciri Pasar Oligopoli
Untuk lebih memahami oligopoli, penting untuk mengenali ciri-cirinya. Berikut beberapa tanda khas dari oligopoli.
1. Terdapat Dua Perusahaan atau Lebih
Salah satu ciri utama dari oligopoli adalah keberadaan dua perusahaan atau lebih yang menguasai mayoritas pangsa pasar.
Oligopoli baru benar-benar terbentuk jika jumlah perusahaan atau produsen tersebut kurang dari 10% dari total jumlah perusahaan di pasar tersebut.
Kondisi ini mengakibatkan persaingan dagang yang tidak sempurna, karena produk yang dominan di pasar hanya berasal dari produsen yang memiliki reputasi atau merek yang sudah dikenal secara luas.
Untuk mengatasi potensi masalah yang ditimbulkan oleh oligopoli, pemerintah seringkali membuat undang-undang atau peraturan yang melarang perjanjian tertentu di dalam pasar.
Hal ini bertujuan untuk mencegah oligopoli dan memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi di pasar tetap sehat, serta memungkinkan produsen yang baru maupun yang sudah mapan untuk bersaing secara adil.
2. Produk yang Piperdagangkan Bersifat Homogen
Ciri kedua dari oligopoli adalah produk-produk yang diperdagangkan memiliki sifat homogen. Dalam konteks ini, produsen cenderung hanya memproduksi dan menjual satu jenis produk saja.
Artinya, barang atau produk yang satu dapat saling menggantikan dengan produk yang lainnya, sehingga konsumen tidak mengalami kesulitan yang signifikan dalam mendapatkan produk yang homogen tersebut.
Sebagai contoh, di Indonesia, terdapat beberapa produk yang memiliki sifat homogen atau mudah digantikan. Salah satu contohnya adalah rokok.
Jika suatu jenis rokok tidak laku di pasaran, produsen dapat dengan mudah menggantinya dengan jenis rokok lainnya, namun tetap dengan variasi yang berbeda.
Hal ini menunjukkan bahwa dalam oligopoli, meskipun terdapat beberapa perusahaan yang mendominasi pasar, produk yang ditawarkan memiliki kesamaan yang signifikan dalam hal kualitas dan karakteristiknya.
3. Harga Antar Produk Hampir Sama
Ciri ketiga dari oligopoli adalah harga produk yang relatif serupa di pasaran. Umumnya, dalam pasar oligopoli, harga barang atau jasa tidak mengalami perbedaan yang signifikan antara satu produsen dengan produsen lainnya.
Dalam konteks ini, “hampir sama” mengacu pada fakta bahwa harga produk atau jasa yang ditawarkan oleh berbagai produsen tidak memiliki perbedaan yang mencolok. Hal ini disebabkan oleh jumlah produsen yang terbatas di pasar oligopoli.
Pada umumnya, jika satu produsen menaikkan harga produknya, maka produsen lainnya juga cenderung melakukan penyesuaian harga yang serupa.
Oleh karena itu, ketika melihat harga rokok dari berbagai merek, akan terlihat bahwa harga-harganya tidak berbeda secara signifikan.
Hal ini menunjukkan bahwa dalam oligopoli, harga produk cenderung tetap stabil dan tidak mengalami fluktuasi yang besar di antara produsen yang berbeda.
4. Bersifat Saling Ketergantungan
Salah satu ciri khas dari oligopoli adalah adanya pengaruh yang signifikan dari produsen utama terhadap kebijakan yang diambil dalam pasar.
Produsen utama dalam oligopoli memiliki peran dominan dalam menentukan kebijakan, termasuk penetapan harga dan perubahan fungsi produk.
Dengan kata lain, keputusan yang diambil oleh produsen utama akan menjadi acuan bagi produsen lainnya dalam pasar.
Ketika produsen utama menetapkan harga suatu produk, produsen lain cenderung mengikuti harga yang telah ditetapkan tersebut.
Selain itu, perubahan dalam fungsi atau karakteristik suatu produk yang diinisiasi oleh produsen utama juga akan berdampak pada produsen lain dalam pasar oligopoli.
Dalam konteks ini, produsen “biasa” di pasar oligopoli harus memiliki kesiapan yang matang untuk menyesuaikan diri dengan keputusan dan perubahan kebijakan yang dibuat oleh produsen utama.
Kegagalan dalam mengikuti kebijakan produsen utama dapat mengakibatkan ketidakmampuan untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain dalam pasar.
Oleh karena itu, kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan dinamika pasar dan keputusan produsen utama menjadi kunci bagi keberhasilan produsen “biasa” dalam oligopoli.
5. Membutuhkan Strategi Pemasaran yang Matang
Salah satu ciri khas dari pasar oligopoli adalah kebutuhan akan strategi pemasaran yang matang.
Dalam konteks ini, persaingan di pasar oligopoli menjadi semakin ketat karena jumlah produsen atau perusahaan yang terlibat dalam pasar ini terbatas, sehingga produk atau barang yang dihasilkan juga terbatas.
Oleh karena itu, para produsen yang beroperasi dalam pasar oligopoli harus memiliki strategi pemasaran yang efektif untuk dapat bersaing dengan produsen lainnya.
Kehadiran strategi pemasaran yang matang menjadi krusial dalam menjaga daya saing perusahaan di pasar oligopoli.
Tanpa adanya strategi yang tepat, perusahaan berisiko kalah bersaing dengan pesaing lainnya. Strategi yang tidak tepat juga dapat menyebabkan konsumen beralih ke produk lain, sehingga produk atau jasa yang ditawarkan menjadi tidak laku di pasaran.
Dengan demikian, para produsen atau perusahaan yang beroperasi dalam pasar oligopoli perlu mengembangkan strategi pemasaran yang cermat dan efektif guna mempertahankan pangsa pasarnya serta memenangkan persaingan dengan pesaing lainnya.
Strategi pemasaran yang matang akan membantu perusahaan untuk tetap relevan dan berdaya saing dalam lingkungan pasar yang kompetitif.
Baca Juga: Price To Book Value: Definisi, Jenis, Dan Cara Menghitungnya
Jenis-Jenis Pasar Oligopoli
Pahami juga bahwa oligopoli memiliki berbagai jenis yang perlu kita kenali, antara lain:
1. Pasar Oligopoli Kolusi
Pasar oligopoli adalah pasar di mana hampir setiap produsen atau perusahaan melakukan kerja sama, terutama dalam menentukan harga produk atau jasa.
Kerja sama semacam ini sering terjadi ketika produsen ingin menaikkan harga. Dalam hal ini, persaingan antara produsen tidak terlalu signifikan karena mereka cenderung berkolaborasi dalam menetapkan harga.
2. Pasar Oligopoli Non Kolusi
Pasar oligopoli non-kolusi adalah pasar di mana perusahaan yang ingin menetapkan harga produk atau jasa harus memperhatikan kondisi dan perkembangan kompetitor.
Dalam pasar ini, perusahaan harus beradaptasi dengan dinamika persaingan dan harga yang ditetapkan oleh pesaingnya.
Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat berkembang dan tetap bersaing dalam pasar yang kompetitif, serta memastikan bahwa pesaing tidak dapat mengikuti atau meniru strategi harga yang ditetapkan.
3. Pasar Oligopoli Murni
Pasar oligopoli murni adalah pasar di mana hanya satu jenis barang yang dijual, namun barang tersebut memiliki banyak varian.
Meskipun terdapat beragam varian, harga antara satu varian dengan varian lainnya hampir sama. Di pasar ini, kebijakan-kebijakan utama cenderung dipengaruhi oleh produsen utama.
Oleh karena itu, pasar ini dikenal sebagai pasar oligopoli murni karena dominasi produsen utama dalam menentukan kebijakan pasar.
4. Pasar Oligopoli Terdiferensiasi
Pasar oligopoli terdiferensiasi adalah pasar di mana hanya satu jenis barang yang dijual, namun harga barang tersebut bervariasi antara produsen atau perusahaan satu dengan yang lainnya.
Dalam pasar ini, terjadi diferensiasi harga di antara produsen, yang dapat mempengaruhi persaingan dan perilaku konsumen.
Hal ini bisa mengakibatkan pasar menjadi tidak sehat jika konsumen lebih memilih produk dengan harga relatif murah namun tetap berkualitas.
Baca Juga: Open Rate Email Marketing: Definisi Dan Cara Menghitungnya
Contoh Pasar Oligopoli
Selain memahami definisi, jenis, dan ciri-ciri, penting juga untuk mengenal beberapa contoh konkret dari oligopoli. Berikut adalah beberapa contoh oligopoli yang akan dijelaskan.
1. Perusahaan Rokok
Salah satu contoh dari jenis perdagangan yang masuk dalam kategori oligopoli adalah industri rokok. Di pasar, kita sering menemukan berbagai produsen rokok dengan beragam merek.
Meskipun mereknya berbeda, kebanyakan produk yang ditawarkan memiliki karakteristik dan harga yang hampir serupa.
Sebagai hasilnya, konsumen memiliki kemungkinan untuk beralih ke merek lain jika produk yang mereka inginkan tidak tersedia.
2. Produsen Mi Instan
Seperti halnya rokok, mi instan juga merupakan contoh produk yang termasuk dalam kategori pasar oligopoli.
Di Indonesia, terdapat beberapa produsen mi instan yang menawarkan berbagai varian produk yang dapat dipilih oleh konsumen sesuai dengan preferensi mereka.
3. Pabrikan Motor
Dalam era yang semakin modern dan dinamis ini, penggunaan sepeda motor semakin meluas, menjadikannya sebagai pasar yang diminati oleh berbagai produsen.
Jual-beli sepeda motor merupakan contoh dari pasar oligopoli karena terdapat berbagai perusahaan yang menawarkan produk yang serupa (sepeda motor), namun dengan merek yang berbeda.
4. Industri Penerbangan
Dengan sedikitnya jumlah perusahaan yang menyediakan layanan penerbangan di Indonesia, maskapai penerbangan memiliki pangsa pasar yang besar.
Karena persaingan yang minim, maskapai penerbangan memiliki fleksibilitas dalam menetapkan berbagai kebijakan, termasuk penetapan harga tiket pesawat.
5. Pabrikan Handphone
Seperti halnya dalam industri jasa penerbangan, produsen ponsel atau smartphone juga masuk dalam kategori oligopoli.
Mereka memiliki sedikit pesaing, produk yang relatif serupa, dan perbedaan harga yang tidak signifikan.
Baca Juga: Kebijakan Fiskal Ekspansif: Definisi, Tujuan, Dan Contohnya
Oligopoli secara prinsip memang menunjukkan persaingan yang tidak optimal, yang membuat masuknya produsen baru ke dalam pasar ini menjadi sulit.
Namun, bagi produsen yang sudah ada di dalamnya, mempertahankan posisi dalam pasar oligopoli juga merupakan tantangan besar yang memerlukan strategi pemasaran yang cermat.
Sehingga, hanya sedikit produsen yang mampu bertahan dalam lingkungan pasar oligopoli.
Sumber: