Marginal cost merupakan elemen biaya yang memiliki peran krusial dalam mencapai profitabilitas bisnis yang optimal. Berikut adalah formula serta langkah-langkah untuk menghitungnya!
Dalam operasional bisnis, terdapat lima jenis biaya yang terlibat dalam proses produksi, yaitu biaya tetap (fixed cost), biaya variabel (variable cost), biaya total (total cost), biaya rata-rata (average cost), dan biaya marginal (marginal cost).
Setiap jenis biaya tersebut memiliki pengertian, fungsi, serta cara menghitung yang berbeda.
Di antara berbagai jenis biaya tersebut, biaya marginal merupakan salah satu yang sangat penting untuk mengoptimalkan profitabilitas.
Pengertian “marginal” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah terkait dengan batas atau tepi yang tidak terlalu menguntungkan.
Dalam konteks ekonomi, biaya marginal merujuk pada perubahan total biaya yang timbul ketika kuantitas produksi bertambah atau biaya produksi tambahan dari kuantitas tambahan yang diproduksi.
Lebih lanjut, biaya marginal bisa diartikan sebagai biaya tambahan yang muncul dalam produksi satu unit barang atau jasa tambahan.
Untuk memahami konsep ini secara lebih mendalam, mari kita jelaskan lebih detail.
Ketika sebuah perusahaan memutuskan untuk meningkatkan produksi mereka, biaya yang terkait dengan produksi tambahan tersebut adalah biaya marginal.
Dengan kata lain, biaya marginal adalah tambahan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan satu unit tambahan dari barang atau jasa yang mereka produksi.
Dengan demikian, pemahaman tentang konsep biaya marginal sangatlah penting dalam manajemen bisnis, karena memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan produksi mereka dan mencapai profitabilitas yang maksimal.
Baca Juga: Consumer Insight: Definisi, Manfaat, dan Cara Optimalkannya
Pengertian Marginal Cost
Biaya marginal adalah biaya tambahan yang timbul dalam proses produksi sebagai akibat dari penambahan unit barang atau jasa yang diproduksi.
Contohnya, misalkan seorang pemilik usaha mengeluarkan biaya produksi sebesar satu juta rupiah untuk membuat lima buah baju.
Namun, kemudian terjadi peningkatan permintaan sebanyak sepuluh baju tambahan.
Untuk memenuhi tambahan permintaan tersebut, pemilik usaha harus menambahkan biaya sebesar seratus ribu rupiah. Biaya tambahan inilah yang disebut dengan biaya marginal.
Biaya marginal cenderung bervariasi karena bergantung pada perubahan output produksi.
Biasanya, biaya ini merupakan bagian dari biaya variabel yang meningkat seiring dengan peningkatan produksi tambahan.
Hal ini dilakukan agar tidak ada tambahan biaya tetap (fixed cost) yang timbul ketika memproduksi unit tambahan.
Dengan memahami konsep biaya marginal, pemilik usaha dapat membuat keputusan yang lebih baik terkait dengan tingkat produksi yang optimal dan menyesuaikan harga barang atau jasa mereka dengan baik.
Ini membantu mereka mengelola sumber daya secara efisien dan memaksimalkan keuntungan perusahaan.
Pentingnya biaya marginal sangatlah nyata dalam dunia ekonomi.
Tujuan utamanya adalah untuk menemukan titik di mana sebuah perusahaan dapat mencapai skala ekonomi yang optimal, di mana keuntungan yang dihasilkan dari manajemen produksi menjadi maksimal.
Biaya marginal merupakan konsep ekonomi yang sangat vital karena membantu perusahaan dalam memaksimalkan keuntungan mereka.
Prinsipnya sederhana: perusahaan akan mencapai titik di mana pendapatan tambahan yang diperoleh dari penjualan satu unit produk tambahan (pendapatan marginal) sama dengan biaya tambahan yang dikeluarkan untuk memproduksi unit tambahan tersebut (biaya marginal).
Para pengusaha dan manajer perlu menghitung biaya marginal sebelum memulai proses produksi untuk menentukan target output yang dapat menghasilkan profit maksimal bagi perusahaan.
Perusahaan yang berorientasi pada profit akan membandingkan pendapatan tambahan yang mereka dapatkan dari peningkatan produksi dengan biaya tambahan yang dikeluarkan untuk memproduksi unit tambahan.
Jika pendapatan tambahan sama dengan biaya tambahan, maka perusahaan akan menghasilkan jumlah output yang memaksimalkan keuntungan.
Namun, jika pendapatan tambahan lebih kecil dari biaya tambahan, perusahaan dapat meningkatkan profit dengan meningkatkan produksi.
Sebaliknya, jika pendapatan tambahan lebih besar dari biaya tambahan, perusahaan dapat meningkatkan profit dengan mengurangi produksi.
Oleh karena itu, penetapan biaya marginal menjadi kunci dalam pengambilan keputusan dan perencanaan bisnis.
Namun demikian, keputusan untuk menaikkan atau menurunkan produksi juga harus mempertimbangkan faktor-faktor lain, seperti harga pasar, persaingan harga, dan daya beli konsumen.
Ini penting untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil sesuai dengan kondisi pasar dan tujuan jangka panjang perusahaan.
Baca Juga: Ingin Coba Bisnis Homestay? Simak 10 Tipsnya Berikut Ini
Fungsi Marginal Cost
Pemilik bisnis atau perusahaan harus melakukan perhitungan biaya marginal karena marginal cost memiliki beberapa fungsi yang sangat penting, di antaranya:
1. Pertimbangan Keputusan Bisnis
Biaya marginal menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusan bisnis terkait dengan pengalokasian dana dan sumber daya dalam proses produksi.
Dengan mengetahui biaya tambahan yang timbul dari produksi tambahan, pemilik bisnis dapat mengevaluasi apakah menambah produksi lebih lanjut akan menguntungkan atau tidak.
Ini membantu dalam menentukan apakah menghasilkan unit tambahan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar daripada biaya tambahan yang dikeluarkan.
2. Penentuan Biaya Tetap dan Variabel
Biaya marginal juga membantu dalam menentukan perbedaan antara biaya tetap dan variabel.
Dengan memahami biaya marginal, perusahaan dapat mengidentifikasi bagian dari biaya yang tetap dan bagian yang variabel.
Hal ini penting karena biaya tetap tidak berubah tergantung pada tingkat produksi, sementara biaya variabel berubah seiring dengan perubahan output.
Pengetahuan tentang perbedaan ini membantu perusahaan dalam merencanakan dan mengelola anggaran mereka secara efektif.
3. Analisis Kegiatan Produksi
Biaya marginal juga merupakan unsur penting dalam menganalisis kegiatan produksi perusahaan.
Dengan memahami biaya tambahan yang timbul dari setiap unit tambahan yang diproduksi, perusahaan dapat mengevaluasi efisiensi produksi mereka.
Analisis biaya marginal membantu perusahaan dalam mengidentifikasi titik di mana keuntungan tambahan dari produksi tambahan sudah tidak sebanding lagi dengan biaya tambahan yang dikeluarkan.
Dengan demikian, perusahaan dapat mengoptimalkan proses produksi mereka untuk mencapai profitabilitas yang maksimal.
4. Memaksimalkan Keuntungan
Tujuan utama bagi banyak bisnis adalah mencapai profitabilitas maksimal. Untuk mencapainya, analisis marginal cost memegang peran kunci.
Bisnis berupaya untuk memproduksi hingga titik di mana biaya tambahan yang dikeluarkan untuk memproduksi satu unit tambahan (marginal cost) sama dengan pendapatan tambahan yang diperoleh dari penjualan unit tambahan tersebut (pendapatan marjinal).
Dalam kata lain, mereka mencari keseimbangan di mana biaya terakhir yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang atau jasa sama nilainya dengan pendapatan tambahan yang diperoleh dari penjualannya.
Dengan mencapai titik di mana marginal cost sama dengan pendapatan marjinal, bisnis dapat memastikan bahwa mereka tidak lagi dapat meningkatkan profit dengan meningkatkan produksi lebih lanjut.
Ini merupakan strategi yang optimal karena memungkinkan bisnis untuk memaksimalkan keuntungan mereka tanpa meningkatkan biaya produksi secara signifikan.
Baca Juga: 5 Contoh Analisis Pesaing Usaha, Bisa Ungguli Kompetitor!
5. Alokasi Sumber Daya
Analisis marginal cost merupakan alat yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan alokasi sumber daya bagi sebuah bisnis.
Dengan menggunakan analisis marginal cost, bisnis dapat mengevaluasi di mana alokasi sumber daya tambahan akan memberikan kontribusi paling besar terhadap hasil akhir produksi mereka.
Ini berarti bahwa bisnis dapat memutuskan bagaimana cara terbaik untuk menggunakan sumber daya yang tersedia, seperti tenaga kerja, bahan baku, dan peralatan, untuk mencapai tujuan mereka.
Misalnya, dengan mengetahui marginal cost dari setiap unit tambahan sumber daya yang digunakan, bisnis dapat menentukan apakah lebih baik untuk menggunakan sumber daya tambahan tersebut untuk meningkatkan produksi barang tertentu atau mengalokasikan mereka ke area lain yang dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar.
Dengan demikian, analisis marginal cost membantu bisnis dalam mengoptimalkan penggunaan sumber daya mereka secara efektif, sehingga mereka dapat mencapai hasil akhir yang terbaik dengan biaya yang paling efisien.
Ini adalah bagian penting dari strategi manajemen bisnis yang membantu dalam meningkatkan profitabilitas dan efisiensi operasional secara keseluruhan.
6. Memahami Sistem Ekonomi
Marginal cost adalah prinsip fundamental dalam ilmu ekonomi, terutama dalam bidang mikroekonomi.
Konsep ini digunakan untuk menjelaskan bagaimana pasar berperilaku, bagaimana produsen membuat keputusan, dan bagaimana hubungan antara penawaran dan permintaan terbentuk.
Dengan memahami marginal cost, kita dapat lebih memahami perilaku bisnis dalam lingkungan ekonomi.
Marginal cost membantu menjelaskan bagaimana produsen membuat keputusan tentang berapa banyak barang atau jasa yang akan diproduksi, serta bagaimana mereka menyesuaikan produksi mereka terhadap perubahan dalam permintaan pasar.
Dalam hubungannya dengan penawaran dan permintaan, marginal cost membantu menjelaskan bagaimana produsen menanggapi perubahan harga dan permintaan pasar.
Produsen akan mempertimbangkan biaya tambahan yang dikeluarkan untuk memproduksi satu unit tambahan barang atau jasa (marginal cost) dalam membuat keputusan mereka tentang seberapa banyak mereka ingin memasok pasar.
Dengan demikian, pemahaman tentang marginal cost memberikan wawasan yang lebih dalam tentang bagaimana bisnis beroperasi dalam sistem ekonomi.
Ini membantu kita memahami logika di balik keputusan produsen, dinamika pasar, dan interaksi antara penawaran dan permintaan.
Dengan demikian, marginal cost merupakan alat penting dalam analisis ekonomi yang membantu kita memahami perilaku dan fungsi pasar dalam perekonomian.
7. Perencanaan Jangka Panjang
Analisis marginal cost bukan hanya relevan untuk keputusan saat ini, tetapi juga sangat berperan dalam perencanaan jangka panjang dengan memberikan wawasan tentang tren biaya, potensi untuk mencapai economic scale, dan dampak dari perubahan dalam tingkat produksi.
Secara keseluruhan, marginal cost adalah alat yang sangat penting bagi bisnis dan ekonomi.
Ini membantu dalam pengambilan keputusan yang terinformasi terkait produksi, penetapan harga, alokasi sumber daya, ekspansi, dan profitabilitas secara menyeluruh.
Dengan memahami dan menganalisis marginal cost, bisnis dapat menghadapi kompleksitas pasar dengan lebih baik dan membuat pilihan strategis yang lebih tepat.
Ini memungkinkan bisnis untuk merencanakan langkah-langkah yang efisien dan efektif untuk mengoptimalkan operasi mereka dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang.
Dengan demikian, analisis marginal cost bukan hanya memberikan wawasan tentang situasi saat ini, tetapi juga membantu dalam merencanakan masa depan yang lebih baik bagi bisnis.
Secara keseluruhan, perhitungan biaya marginal membantu pemilik bisnis atau perusahaan dalam membuat keputusan yang lebih baik, mengelola biaya produksi dengan lebih efisien, dan mengoptimalkan profitabilitas perusahaan mereka.
Ini adalah alat penting dalam analisis bisnis yang membantu dalam perencanaan strategis dan pengambilan keputusan yang tepat.
Baca Juga: Opportunity Cost: Pengertian, Fungsi, dan Contohnya
Jenis Komponen Marginal Cost
Komponen biaya marginal meliputi semua data terkait biaya produksi, termasuk biaya tetap dan variabel.
Biaya tetap adalah biaya yang tetap tidak berubah meskipun jumlah produk diproduksi atau proses produksi meningkat.
Sebaliknya, biaya variabel berubah seiring dengan peningkatan produksi.
Biaya tetap adalah jumlah yang harus dibayarkan oleh perusahaan untuk setiap unit produk yang diproduksi. Artinya, biaya tetap tidak berubah meskipun jumlah produksi meningkat.
Di sisi lain, biaya variabel meningkat seiring dengan peningkatan jumlah produksi. Misalnya, biaya bahan baku dan tenaga kerja tambahan yang diperlukan untuk memproduksi unit tambahan.
Dalam hal ini, ketika jumlah produksi meningkat, biaya variabel juga akan meningkat. Namun, biaya tetap tetap konstan dan tidak terpengaruh oleh perubahan jumlah produksi.
Biaya tetap mewakili komitmen jangka panjang perusahaan terhadap aset dan sumber daya yang tidak berubah meskipun aktivitas produksi berubah.
Dengan memahami perbedaan antara biaya tetap dan variabel, perusahaan dapat mengelola anggaran mereka dengan lebih efektif dan membuat keputusan yang lebih baik terkait dengan tingkat produksi yang optimal.
Ini membantu perusahaan dalam merencanakan strategi keuangan mereka dan mengoptimalkan profitabilitas mereka dalam jangka panjang.
Baca Juga: 3 Contoh Koperasi Serba Usaha Dan Fungsinya
Hubungan Marginal Cost dengan Total Cost
Berikut adalah rangkuman tentang hubungan antara biaya marginal dan biaya total:
- Ketika marginal cost meningkat, biaya total juga meningkat dengan laju yang semakin cepat. Ini berarti setiap unit tambahan dari produk atau jasa yang diproduksi menambah biaya total dengan tingkat yang semakin tinggi. Fenomena ini berlangsung sampai titik di mana kurva marginal cost mencapai puncaknya.
- Ketika marginal cost menurun namun tetap positif, biaya total terus meningkat, tetapi dengan tingkat pertumbuhan yang semakin lambat. Meskipun marginal cost menurun, setiap unit tambahan masih menambah biaya total, meskipun tidak secepat sebelumnya. Ini berlanjut hingga kurva biaya total mencapai puncaknya.
- Jika kurva marginal cost menurun, sementara tetap positif, kurva biaya total juga akan menurun. Hal ini menunjukkan bahwa setiap unit tambahan yang diproduksi menyebabkan penurunan biaya total secara keseluruhan.
- Ketika kurva marginal cost mencapai nol, kurva biaya total mencapai titik maksimumnya. Ini menandakan bahwa tambahan unit produksi tidak lagi menambah biaya total, sehingga biaya total mencapai puncaknya.
Dengan memahami hubungan antara biaya marginal dan biaya total ini, perusahaan dapat mengambil keputusan yang lebih tepat terkait produksi, penetapan harga, dan alokasi sumber daya, sehingga dapat mengoptimalkan profitabilitas mereka.
Rumus Marginal Cost
Untuk menghitung biaya marginal dengan tepat, kita dapat menggunakan rumus berikut:
Biaya Marginal (MC) = Perubahan Biaya Total (∆TC) / Perubahan Kuantitas (∆Q)
Dalam rumus ini:
- Biaya Marginal (MC) mengacu pada biaya tambahan yang timbul dari memproduksi satu unit tambahan dari barang atau jasa.
- Perubahan Biaya Total (∆TC) adalah perbedaan antara biaya total setelah produksi unit tambahan dan biaya total sebelum produksi unit tambahan.
- Perubahan Kuantitas (∆Q) adalah jumlah tambahan barang atau jasa yang diproduksi.
Dengan menggunakan rumus ini, kita dapat mengukur biaya tambahan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi satu unit tambahan dari produknya.
Ini membantu perusahaan dalam membuat keputusan tentang tingkat produksi yang optimal dan mengevaluasi efisiensi operasional mereka.
Dalam praktiknya, menghitung biaya marginal memungkinkan perusahaan untuk memahami seberapa besar biaya yang dikeluarkan untuk meningkatkan produksi.
Informasi ini berguna dalam menentukan harga jual produk serta mengelola sumber daya secara efisien untuk mencapai profitabilitas yang maksimal.
Baca Juga: 4 Strategi Bisnis Jasa Desain Grafis Yang Bisa Kamu Ikuti
Tahapan Menghitung Marginal Cost dengan Menggunakan Rumus
Dalam menghitung biaya marginal dengan rumus MC, kamu akan melalui tiga tahap utama yang harus dilewati.
1. Identifikasi Perubahan Jumlah Barang atau Jasa yang Diproduksi
Langkah awal dalam menghitung biaya marginal adalah memahami total biaya yang diperlukan untuk membuat satu unit produk atau jasa, yang terdiri dari biaya variabel dan tetap.
Biaya tetap harus dipertimbangkan secara konsisten dalam analisis biaya.
Untuk memulai perhitungan biaya marjinal, penting untuk mengidentifikasi titik di mana biaya tetap akan mengalami perubahan.
Sebagai contoh, bayangkan sebuah restoran yang memutuskan untuk memperluas kapasitasnya dengan menambah jumlah meja dan kursi.
Dalam hal ini, biaya tetap akan berubah karena restoran harus menginvestasikan dalam perabotan tambahan.
Setelah menentukan titik di mana biaya tetap berubah, langkah berikutnya adalah menentukan interval kuantitas produksi yang akan dievaluasi.
Misalnya, jika restoran awalnya memiliki 20 meja dan mereka ingin menambah 10 meja lagi, maka perubahan kuantitas adalah 10 meja tambahan.
Dengan demikian, langkah pertama dalam menghitung biaya marginal adalah mengenali perubahan dalam produksi atau kapasitas dan memahami dampaknya terhadap biaya tetap dan variabel perusahaan.
Ini memberikan fondasi yang kuat untuk analisis biaya marginal yang lebih mendalam.
2. Hitung Perubahan Biaya
Setelah mengetahui perubahan kuantitas produksi, langkah selanjutnya adalah menghitung perubahan biaya yang terjadi.
Perubahan biaya ini didapat dengan membandingkan total biaya produksi sebelumnya dengan total biaya produksi yang baru.
Total biaya produksi terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang tetap selama periode evaluasi, seperti biaya sewa tempat atau biaya perawatan peralatan.
Misalnya, jika sebuah perusahaan ingin meningkatkan produksinya, biaya tetap bisa meningkat karena mereka perlu menyewa ruang tambahan atau membeli peralatan tambahan.
Sementara itu, biaya variabel meningkat seiring dengan peningkatan produksi. Ini termasuk biaya seperti upah karyawan, bahan baku, dan utilitas.
Setelah mengetahui biaya tetap dan variabel, total biaya produksi dan perubahan biaya produksi dapat dihitung.
Misalnya, jika total biaya produksi untuk 1000 unit sepatu adalah Rp 1 juta, dan untuk 1500 unit adalah Rp 1,650,000, maka perubahan biaya produksi adalah Rp 650,000.
Selain mencari tahu perubahan biaya, penting juga untuk menghitung biaya rata-rata per unit produksi. Meskipun tidak diperlukan untuk menghitung biaya marginal, ini berguna untuk menemukan tingkat produksi optimal yang mengoptimalkan keuntungan.
Untuk menghitung biaya rata-rata per unit produksi, total biaya produksi dibagi dengan jumlah produksi. Misalnya, jika biaya total produksi untuk 1000 unit adalah Rp 1 juta, maka biaya rata-rata per unit adalah Rp 1000.
Namun, jika produksi meningkat menjadi 1500 unit, biaya rata-rata per unit menjadi Rp 1070.
Dari informasi ini, kita dapat mengetahui bahwa tingkat produksi optimal berada pada interval produksi 1000 unit, di mana biaya rata-rata per unit paling rendah.
3. Hitung Marginal Cost
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, biaya marginal adalah biaya tambahan yang diperlukan untuk membuat satu unit produk tambahan.
Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa besar peningkatan biaya yang diperlukan untuk setiap unit tambahan produksi.
Untuk menghitung biaya marginal, kita membagi perubahan biaya total dengan perubahan jumlah unit produksi. Ini dapat diilustrasikan dengan rumus MC seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Mari kita gunakan contoh kasus berbeda untuk menjelaskan konsep ini.
Misalkan sebuah perusahaan, PT XYZ, memutuskan untuk meningkatkan produksinya dari 200 unit sepatu menjadi 250 unit sepatu. Perubahan kuantitas produksi adalah 50 unit tambahan.
Selanjutnya, perusahaan tersebut menghitung bahwa biaya tambahan yang diperlukan untuk meningkatkan produksi adalah Rp 80.000. Dengan demikian, biaya marjinal dapat dihitung sebagai berikut:
Biaya marginal = Rp 80.000 : 50 unit = Rp 1.600
Ini berarti bahwa untuk setiap unit tambahan sepatu yang diproduksi, PT XYZ harus menanggung biaya tambahan sebesar Rp 1.600.
Dengan demikian, pemahaman tentang biaya marjinal membantu perusahaan dalam mengukur dan mengelola biaya tambahan yang terkait dengan peningkatan produksi, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang lebih informasional dan efisien.
Baca Juga: 6 Cara Rumus Safety Stock Untuk Manajemen Persediaan
Contoh Marginal Cost
Cara menghitung biaya marginal adalah dengan menggunakan rumus yang membagi perubahan biaya dengan perubahan kuantitas atau jumlah unit tambahan.
Untuk menjelaskan ini lebih detail, mari kita lihat contoh dalam sebuah produksi.
Misalkan sebuah bisnis memproduksi 5.000 paperclip dengan biaya total Rp 500.000, sehingga biaya per unitnya adalah Rp 100.
Sekarang, jika bisnis tersebut memutuskan untuk memproduksi tambahan 5.000 paperclip lagi, mereka ingin mengetahui biaya tambahan yang akan dikeluarkan, atau biaya marginal.
Dalam contoh ini, bisnis menemukan bahwa biaya marginal untuk memproduksi satu paperclip tambahan adalah Rp 90. Artinya, biaya total untuk 5.000 paperclip tambahan adalah Rp 450.000.
Untuk menghitung biaya marginal, kita menggunakan rumus: biaya marginal = perubahan biaya / perubahan kuantitas.
Dalam kasus ini, perubahan biaya adalah Rp 50.000 (perbedaan antara biaya total sebelumnya dan biaya total baru), sedangkan perubahan kuantitas adalah 5.000 paperclip tambahan.
Jadi, biaya marginalnya adalah Rp 90 per unit tambahan output.
Dengan menggunakan informasi ini, bisnis dapat mengevaluasi keuntungan potensial dari produksi tambahan.
Jika biaya marjinal lebih rendah dari harga jual per unit, bisnis dapat memperkirakan keuntungan yang lebih tinggi dengan meningkatkan produksi.
Namun, jika biaya marjinal lebih tinggi dari harga jual, bisnis mungkin ingin mempertimbangkan strategi produksi yang berbeda untuk memaksimalkan profitabilitasnya.
Baca Juga: Petty Cash Atau Kas Kecil, Simak Penjelasan Lengkapnya
Itulah penjelasan mengenai pengertian, rumus, dan cara menghitung marginal cost.
Dapat disimpulkan bahwa biaya marginal adalah biaya tambahan yang perlu dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk menghasilkan setiap unit tambahan dari produknya.