Perbedaan Fixed Cost dan Variable Cost Serta Cara Menghitungnya

Share this Post

Perbedaan Fixed Cost dan Variable Cost
Table of Contents
shopee gratis ongkir

Mengetahui perbedaan fixed cost dan variable cost akan membantumu dalam menghitung modal bisnis.

Dalam dunia bisnis, pemahaman tentang fixed cost (biaya tetap) variable cost dan (biaya variabel) adalah kunci untuk mengelola keuangan dengan efisien.

Biaya tetap merupakan jenis biaya yang tidak berubah tergantung pada volume produksi atau penjualan. Ini termasuk sewa gedung, biaya asuransi, dan gaji karyawan tetap.

Sebaliknya, biaya variabel berfluktuasi sesuai dengan tingkat produksi atau penjualan, seperti bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya pengiriman.

Memahami perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel memberikan wawasan yang mendalam tentang struktur biaya suatu perusahaan.

Biaya tetap memberikan dasar operasional yang stabil, sementara biaya variabel memberikan fleksibilitas untuk menyesuaikan produksi dengan permintaan pasar.

Dengan membedakan kedua jenis biaya ini, manajer dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam perencanaan keuangan, penetapan harga produk, dan analisis profitabilitas.

Lantas, seperti apa perbedaan selengkapnya? Cari tahu bersama, yuk!

Baca Juga: Cara Membuat Buku Besar, Penting Dalam Penyusunan Laporan Keuangan

Pengertian Fixed Cost dan Variabel Cost

Perbedaan Fixed Cost dan Variable Cost
Foto: Perbedaan Fixed Cost dan Variabel Cost (Freepik.com)

Melansir dari Investopedia, biaya tetap (fixed cost) merujuk pada biaya yang tetap atau tidak berubah terlepas dari tingkat produksi atau penjualan suatu perusahaan.

Ini mencakup biaya seperti sewa, asuransi, gaji karyawan tetap, dan depresiasi peralatan.

Biaya tetap merupakan komponen yang stabil dari struktur biaya perusahaan dan perlu dibayar terlepas dari apakah perusahaan menghasilkan atau menjual produknya.

Meskipun biaya tetap tidak berubah dalam jangka pendek, mereka dapat berubah dalam jangka panjang sebagai respons terhadap perubahan strategis atau operasional perusahaan.

Di sisi lain, biaya variabel (variable cost) berfluktuasi seiring dengan tingkat produksi atau penjualan perusahaan.

Ini termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya distribusi, dan komponen biaya lainnya yang terkait langsung dengan jumlah unit yang diproduksi atau dijual.

Biaya variabel meningkat atau menurun secara proporsional dengan aktivitas produksi atau penjualan perusahaan.

Karena sifatnya yang bergantung pada volume, biaya variabel memberikan fleksibilitas dalam mengelola operasi perusahaan sesuai dengan permintaan pasar.

Dalam kombinasi, biaya tetap dan biaya variabel membentuk struktur biaya total perusahaan.

Memahami perbedaan antara keduanya adalah kunci untuk mengelola keuangan secara efisien, lho.

Hal ini karena membantu manajer dalam membuat keputusan strategis terkait penetapan harga, alokasi sumber daya, dan perencanaan keuangan jangka panjang.

Baca Juga: Administrasi Keuangan, Kenali Cara Kerja Dan Tujuannya

Perbedaan Fixed Cost dan Variable Cost

Perbedaan Fixed Cost dan Variable Cost Serta Cara Menghitungnya
Foto: Perbedaan Fixed Cost dan Variable Cost (Freepik.com)
shopee pilih lokal

Fixed cost (biaya tetap) adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah meskipun terjadi perubahan pada volume produksi atau penjualan.

Biaya ini tetap harus dibayarkan oleh perusahaan terlepas dari berapa banyak produk yang diproduksi atau dijual.

Contoh Fixed Cost:

  • Sewa tempat: Biaya sewa tempat untuk kantor, pabrik, atau toko tidak akan berubah meskipun volume produksi atau penjualan berubah.
  • Gaji karyawan tetap: Gaji karyawan tetap yang tidak dihitung berdasarkan jam kerja atau output produksi termasuk fixed cost.
  • Biaya asuransi: Biaya asuransi untuk bangunan, peralatan, atau kendaraan perusahaan termasuk fixed cost.
  • Biaya penyusutan: Biaya penyusutan aset perusahaan seperti mesin dan peralatan termasuk fixed cost.

Variable cost (biaya variabel) adalah biaya yang jumlahnya berubah seiring dengan perubahan volume produksi atau penjualan.

Biaya ini bervariasi secara proporsional dengan volume produksi atau penjualan.

Contoh Variable Cost:

  • Bahan baku: Biaya bahan baku yang digunakan untuk produksi produk akan berubah seiring dengan volume produksi.
  • Biaya tenaga kerja langsung: Biaya upah pekerja yang dihitung berdasarkan jam kerja atau output produksi termasuk variabel cost.
  • Biaya utilitas: Biaya listrik, air, dan gas yang digunakan untuk produksi produk akan berubah seiring dengan volume produksi.
  • Biaya komisi penjualan: Biaya komisi yang diberikan kepada tenaga penjual akan berubah seiring dengan volume penjualan.

Berikut tabel ringkasan perbedaan fixed cost dan variable cost:

AspekFixed CostVariabel Cost
Jumlah DanaTetapBerubah
Hubungan dengan volume produksi/penjualanTidak ada hubunganBerubah secara proporsional
ContohSewa tempat, gaji karyawan tetap, biaya asuransi, biaya penyusutanBahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya utilitas, biaya komisi penjualan
Perbedaan Fixed Cost dan Variable Cost
shopee pilih lokal

Baca Juga: 7 Cara Mengatur Keuangan Di Bulan Ramadhan Untuk Berbisnis

Cara Menghitung Biaya Tetap dan Biaya Variable

Perbedaan Fixed Cost dan Variable Cost Serta Cara Menghitungnya
Foto: Perbedaan Fixed Cost dan Variable Cost (Freepik.com)
shopee pilih lokal

Berikut rumus biaya tetap dan biaya variabel serta contoh perhitungannya:

1. Menghitung Biaya Tetap (FC)

Rumus: FC = TC – (UVC x Q)

Keterangan:

  • FC = Biaya Tetap
  • TC = Total Biaya
  • UVC = Unit Variable Cost (Biaya Variabel per Unit)
  • Q = Quantity (Jumlah Produk)

Langkah-langkah:

  1. Hitung Total Biaya (TC): Jumlahkan semua biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk periode tertentu, termasuk biaya tetap dan biaya variabel.
  2. Hitung Unit Variable Cost (UVC): Hitung biaya variabel per unit produk.
  3. Hitung Quantity (Q): Hitung jumlah produk yang diproduksi atau dijual selama periode tersebut.
  4. Masukkan nilai TC, UVC, dan Q ke dalam rumus FC.
  5. Hitung nilai FC.

Contoh:

Misalkan Total Biaya (TC) = Rp100 juta, Unit Variable Cost (UVC) = Rp5.000 per unit, dan Quantity (Q) = 10.000 unit.

Maka, Biaya Tetap (FC):

FC = Rp100 juta – (Rp5.000 x 10.000)

FC = Rp100 juta – Rp50 juta

FC = Rp50 juta

2. Menghitung Biaya Variabel (VC)

Rumus: VC = (TC – FC) / Q

Keterangan:

  • VC = Biaya Variabel
  • TC = Total Biaya
  • FC = Biaya Tetap
  • Q = Quantity (Jumlah Produk)

Langkah-langkah:

  1. Hitung Total Biaya (TC).
  2. Hitung Biaya Tetap (FC) dengan rumus di atas.
  3. Hitung Quantity (Q).
  4. Masukkan nilai TC, FC, dan Q ke dalam rumus VC.
  5. Hitung nilai VC.

Contoh:

Dengan nilai TC, FC, dan Q yang sama seperti contoh sebelumnya, maka Biaya Variabel (VC):

VC = (Rp100 juta – Rp50 juta) / 10.000

VC = Rp50 juta / 10.000

VC = Rp5.000 per unit

Baca Juga: Cara Mudah Hitung Burn Rate, Keuangan Lebih Lancar!

Manfaat Menghitung Biaya Tetap dan Biaya Variabel

Perbedaan Fixed Cost dan Variable Cost Serta Cara Menghitungnya
Foto: Perbedaan Fixed Cost dan Variable Cost (Freepik.com)
shopee pilih lokal

Menghitung biaya tetap dan biaya variabel memiliki sejumlah manfaat penting bagi perusahaan:

1. Perencanaan Keuangan yang Lebih Akurat

Dengan memahami komposisi biaya tetap dan biaya variabel, perusahaan dapat membuat perkiraan keuangan yang lebih tepat.

Ini membantu dalam menyusun anggaran yang realistis dan merencanakan sumber daya finansial dengan lebih efisien.

2. Penetapan Harga yang Tepat

Analisis biaya tetap dan biaya variabel memungkinkan perusahaan untuk menetapkan harga produk atau layanan dengan lebih bijaksana.

Dengan mempertimbangkan biaya produksi tambahan yang timbul, perusahaan dapat menetapkan harga yang cukup untuk memperoleh keuntungan yang diinginkan.

3. Memantau Kinerja Finansial

Dengan memisahkan biaya tetap dan biaya variabel, perusahaan dapat melacak kinerja finansialnya dengan lebih baik.

Ini memungkinkan manajemen untuk memahami kontribusi margin dari setiap unit produk atau layanan terhadap biaya tetap dan variabel, membantu dalam evaluasi profitabilitas dan efisiensi operasional.

4. Analisis Break-even yang Efektif

Menghitung titik impas (break-even point) menjadi lebih mudah ketika biaya tetap dan biaya variabel dipahami dengan jelas.

Perusahaan dapat menentukan jumlah unit yang perlu dijual untuk mencapai titik impas, di mana pendapatan sama dengan biaya total, membantu dalam perencanaan strategi bisnis jangka pendek dan jangka panjang.

5. Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik

Informasi tentang biaya tetap dan biaya variabel memberikan landasan yang kokoh untuk pengambilan keputusan yang tepat.

Manajer dapat menggunakan pemahaman ini untuk merancang strategi operasional yang efektif, mengidentifikasi area penghematan potensial, dan mengoptimalkan profitabilitas perusahaan.

Baca Juga: Fungsi Buku Besar Pembantu Untuk Mencatat Keuangan, Simak!

Demikian perbedaan fixed cost dan variable cost serta cara menghitungnya.

Dengan perencanaan modal yang matang, kamu bisa meminimalkan kerugian dan mengoptimalkan keuntungan, lho!

Belanja Harga Murah + Gratis Ongkir + Cashback

X