Neraca saldo setelah penyesuaian adalah hasil dari proses penting dalam akuntansi yang mencerminkan saldo akhir dalam buku besar perusahaan setelah dilakukan berbagai penyesuaian.
Penyesuaian ini meliputi berbagai hal, seperti pengeluaran yang sudah terjadi namun masih harus dibayar di masa mendatang. Selain itu juga pengakuan biaya-biaya non-tunai yang telah terjadi, tapi belum tercatat secara lengkap.
Proses penyesuaian ini terjadi setelah dilakukan entri jurnal penyesuaian pada akhir periode akuntansi, biasanya dilakukan menjelang akhir tahun.
Entri jurnal ini mencakup perubahan-perubahan yang diperlukan untuk memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan mencerminkan kondisi keuangan yang sebenarnya.
Ketika entri jurnal penyesuaian telah dilakukan, daftar serta saldo akun-akun perusahaan diperbarui sesuai dengan perubahan tersebut.
Saldo akhir yang tercatat setelah penyesuaian ini kemudian menjadi dasar bagi penyusunan laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.
Dengan neraca saldo yang disesuaikan ini, perusahaan dapat menampilkan informasi keuangan yang lebih akurat dan komprehensif kepada pihak-pihak terkait.
Seperti investor, pemegang saham, dan pihak otoritas yang membutuhkan informasi terkait kondisi keuangan perusahaan.
Pembahasan lebih lanjut mengenai neraca saldo setelah penyesuaian bisa kamu simak dalam artikel ini.
Baca Juga: Mengenal Buku Besar Bentuk T, Cara Membuat Dan Contohnya
Apa Itu Neraca Saldo setelah Penyesuaian?
Menurut laman Wall Street Mojo, neraca saldo setelah penyesuaian adalah catatan saldo akun sebuah organisasi setelah transaksi-transaksi telah disesuaikan dengan berbagai pengeluaran.
Seperti jumlah penyusutan, biaya yang masih harus dibayar, biaya penggajian, dan sebagainya.
Hal ini memberikan pandangan yang jelas kepada perusahaan mengenai posisi keuangannya. Jenis neraca saldo ini memberi gambaran ringkas tentang semua saldo akun setelah dilakukan penyesuaian terhadap pengeluaran masing-masing.
Saat akun disiapkan pada akhir periode akuntansi, saldo dalam buku besar harus diperbaharui dengan penyesuaian yang relevan.
Penyesuaian ini berasal dari transaksi yang dilakukan sebagian, transaksi yang tidak tercatat dengan benar, dan transaksi yang terlewatkan, seperti deposito, penutupan saham, penyusutan, dan sebagainya.
Setelah semua penyesuaian yang diperlukan dilakukan, neraca saldo kedua yang telah disesuaikan disiapkan untuk memastikan bahwa neraca tersebut masih seimbang.
Dalam proses penyesuaian, neraca saldo setelah disesuaikan disusun dengan informasi yang relevan untuk periode tertentu sesuai dengan kebutuhan organisasi bisnis.
Namun, penyesuaian tersebut diklasifikasikan ke dalam kategori yang berbeda. Termasuk penangguhan, akrual, transaksi yang terlewatkan, dan penyesuaian pajak.
Ketika neraca saldo setelah penyesuaian disiapkan untuk periode tertentu, transaksi yang tidak relevan dengan persyaratan tersebut dihapus, seperti dalam kasus penangguhan.
Misalnya, jumlah prabayar yang tidak berlaku untuk periode saat ini akan dihapus karena tidak sesuai untuk neraca saldo yang disesuaikan untuk periode tersebut.
Penyesuaian berikutnya adalah akrual yang memastikan pencatatan pembayaran di masa depan yang menjadi hak badan usaha.
Pengeluaran semacam itu bisa mencakup pembayaran sewa atau pembayaran antrian yang akan datang.
Terkadang, perusahaan bisa saja lupa mencatat transaksi yang terjadi dalam catatan buku besar. Jumlah tersebut bisa dimasukkan dalam dokumen-dokumen ini.
Salah satu contohnya adalah penyesuaian pajak yang mencakup pengurangan kewajiban pajak.
Baca Juga: Contoh Budget Plan Dan Cara Membuatnya, Mudah Kok!
Tujuan Disusunnya Neraca Saldo setelah Penyesuaian
Neraca saldo setelah penyesuaian merupakan dokumen penting dalam akuntansi yang disiapkan oleh bisnis pada akhir tahun keuangan.
Meskipun ada berbagai laporan keuangan yang dihasilkan, fokus pada neraca saldo setelah penyesuaian adalah untuk memastikan bahwa keseluruhan jumlah saldo debet dalam buku besar sesuai dengan jumlah saldo kredit dalam buku besar umum.
Menurut laman Accounting Tools, tujuan utama neraca saldo yang disesuaikan adalah untuk mengidentifikasi dan menyoroti perbedaan antara total saldo debet dan kredit.
Meskipun bukan laporan keuangan resmi, neraca ini berperan sebagai alat internal yang sangat penting. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan, terutama yang berskala besar, untuk melakukan penyesuaian yang akurat pada berbagai entri.
Proses penyesuaian ini tidak hanya menjamin keakuratan informasi, tetapi juga memastikan bahwa setiap entri dilakukan dengan benar.
Kesalahan dalam pengungkapan saldo pada laporan keuangan dapat mengakibatkan ketidakakuratan pada laporan secara keseluruhan, yang harusnya seimbang antara debet dan kredit.
Adanya perbedaan antara jumlah total debet dan kredit pada neraca saldo yang disesuaikan menandakan adanya potensi kesalahan dalam entri, buku besar, atau perhitungan yang telah dilakukan.
Oleh karena itu, neraca ini memberikan gambaran yang sangat jelas tentang kinerja keuangan perusahaan. Ketika neraca saldo yang disesuaikan disusun, semua penyesuaian entri pada berbagai akun dipertimbangkan dengan saksama.
Ini membantu memastikan bahwa informasi yang tercakup dalam neraca tersebut memperlihatkan gambaran yang akurat dan terperinci tentang posisi keuangan perusahaan.
Baca Juga: Jual Beli Dengan Sistem DP Atau Down Payment, Simak Plus Minusnya
Apakah Neraca Saldo setelah Penyesuaian Harus Seimbang?
Neraca saldo yang seimbang setelah penyesuaian adalah indikasi penting dalam proses akuntansi yang menunjukkan bahwa catatan keuangan perusahaan telah dikelola dengan baik dan tepat.
Setelah melakukan serangkaian penyesuaian, seperti penyesuaian depresiasi, akumulasi pendapatan yang belum direalisasi, atau penilaian kembali aset, perusahaan diharapkan dapat menghasilkan neraca saldo yang mencerminkan secara akurat posisi keuangan mereka.
Jika neraca saldo tidak seimbang, ini dapat menandakan adanya kesalahan dalam pencatatan atau penyesuaian yang dilakukan selama periode akuntansi.
Misalnya, mungkin terdapat kesalahan perhitungan, pencatatan ganda, atau transaksi yang terlewat.
Dalam situasi ini, pihak akuntan perlu melakukan penelusuran kembali untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut agar neraca saldo dapat kembali seimbang.
Seimbangnya neraca saldo menciptakan dasar kepercayaan bagi manajemen perusahaan, investor, dan pihak-pihak terkait lainnya.
Ini berarti bahwa setiap rupiah yang dicatat sebagai aset harus dapat dijelaskan oleh sumber pendanaan yang sesuai, baik melalui kewajiban kepada pihak ketiga atau melalui ekuitas pemilik.
Dengan memastikan keselarasan ini, perusahaan dapat memberikan informasi keuangan yang konsisten, dapat diandalkan, dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan yang tepat.
Seiring dengan persamaan dasar neraca saldo, keseimbangan tersebut juga mencerminkan prinsip dasar akuntansi yang mengharuskan konsistensi dan ketepatan dalam mencatat setiap transaksi keuangan.
Jadi, neraca saldo setelah penyesuaian yang seimbang bukan hanya sekadar persyaratan formal, tetapi juga mencerminkan kualitas dan integritas pelaporan keuangan perusahaan.
Baca Juga: Fungsi Buku Besar Pembantu Untuk Mencatat Keuangan, Simak!
Cara Menyusun Neraca Saldo setelah Penyesuaian
Untuk menyusun neraca saldo setelah penyesuaian, ada beberapa langkah yang perlu kamu lakukan, yaitu:
1. Cetak Neraca Saldo yang Belum Disesuaikan
Setelah mencetak neraca saldo yang belum disesuaikan dari perangkat lunak akuntansi, langkah selanjutnya dalam proses akuntansi adalah melakukan penyesuaian.
Penyesuaian ini dilakukan untuk mengoreksi perbedaan atau ketidaksesuaian yang mungkin timbul antara transaksi yang tercatat dan kondisi aktual perusahaan.
Salah satu contoh penyesuaian yang umum dilakukan adalah penyesuaian atas depresiasi aset. Jika perusahaan memiliki aset tetap, nilai aset tersebut mungkin mengalami penurunan seiring berjalannya waktu.
Oleh karena itu, penyesuaian depresiasi diperlukan untuk mencerminkan nilai yang lebih akurat dari aset tersebut dalam neraca keuangan.
Selain itu, penyesuaian juga dapat berkaitan dengan penerimaan atau pengeluaran kas yang belum tercatat dengan benar.
Misalnya, jika perusahaan menerima pembayaran pelanggan di muka untuk layanan yang akan disediakan di masa depan, maka perlu dilakukan penyesuaian untuk mencatat pendapatan tersebut dengan tepat pada periode yang bersangkutan.
Setelah penyesuaian dilakukan, langkah berikutnya adalah menyusun neraca saldo yang telah disesuaikan.
Neraca ini memberikan gambaran yang lebih akurat tentang posisi keuangan perusahaan setelah memperhitungkan semua penyesuaian yang diperlukan.
Dengan demikian, proses ini membantu memastikan bahwa informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan mencerminkan kondisi sebenarnya perusahaan.
2. Buat Jurnal Penyesuaian
Setelah menyusun neraca saldo yang telah disesuaikan, langkah berikutnya dalam proses akuntansi adalah pembuatan jurnal penyesuaian.
Jurnal ini menjadi wadah untuk mencatat segala penyesuaian yang diperlukan guna merefleksikan kondisi keuangan yang sebenarnya perusahaan.
Proses ini melibatkan konsultasi dengan berbagai prosedur penutupan buku perusahaan agar setiap transaksi dapat tercermin secara akurat.
Dalam jurnal penyesuaian, beberapa jenis penyesuaian umumnya dilakukan. Salah satunya adalah menghitung bagian biaya yang telah dibayar di muka, sehingga dapat dicatat dengan tepat pada periode yang bersangkutan.
Selain itu, penyesuaian juga mencakup menyesuaikan jumlah cadangan piutang ragu-ragu untuk mencerminkan estimasi yang lebih akurat terkait piutang yang mungkin tidak dapat tertagih.
Pada tahap ini, perlu dicatat pula biaya akrual yang belum tercatat sebelumnya.
Contohnya, jika perusahaan memiliki kewajiban yang telah terjadi tapi belum dicatat, penyesuaian ini diperlukan agar laporan keuangan mencerminkan kewajiban tersebut dengan benar.
Tidak hanya itu, dalam jurnal penyesuaian juga terdapat pencatatan biaya penyusutan dan amortisasi.
Proses ini melibatkan perhitungan dan pencatatan nilai penyusutan untuk aset tetap serta amortisasi untuk aset tak berwujud, seperti hak paten atau goodwill.
Dengan melakukan jurnal penyesuaian ini, perusahaan dapat memastikan bahwa laporan keuangannya mencerminkan secara akurat seluruh transaksi dan peristiwa keuangan yang terjadi selama periode tertentu.
Jadi, informasi keuangan yang dihasilkan menjadi lebih reliabel dan memberikan gambaran yang tepat tentang kondisi keuangan perusahaan.
3. Revisi dan Pemeriksaan
Setelah jurnal penyesuaian berhasil dibuat, tahapan selanjutnya dalam proses akuntansi adalah melakukan revisi yang diperlukan.
Tahap ini memerlukan pencetakan kembali neraca saldo yang telah disesuaikan dan pemeriksaan yang cermat terhadap setiap entri untuk memastikan keakuratannya.
Proses pemeriksaan ini dapat mengharuskan beberapa iterasi, di mana kamu mungkin perlu melakukan penyesuaian tambahan sebelum mencapai hasil yang akurat dan memuaskan.
Pada saat melakukan revisi, penting untuk memastikan bahwa setiap penyesuaian yang dicatat dalam jurnal telah tercermin dengan benar dalam neraca saldo.
Ini mencakup memeriksa perhitungan matematis, menelusuri setiap transaksi yang terkait, dan memverifikasi bahwa jumlah yang dicatat sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
Iterasi atau langkah tambahan mungkin diperlukan karena dalam proses pemeriksaan, kamu bisa menemui kesalahan yang perlu diperbaiki atau penyesuaian tambahan yang dibutuhkan.
Contohnya, mungkin terdapat kesalahan pengetikan, transaksi yang terlewat, atau estimasi yang perlu diperbarui berdasarkan informasi terbaru.
Revisi yang dilakukan dengan cermat dan teliti sangat penting untuk memastikan keakuratan informasi keuangan yang disajikan dalam laporan akhir.
Ini juga membantu dalam memenuhi standar akuntansi dan memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan mencerminkan kondisi keuangan yang sesungguhnya.
Dengan demikian, setelah melalui serangkaian iterasi dan revisi, hasil akhir dapat diandalkan dan memberikan gambaran yang akurat tentang posisi keuangan perusahaan.
Baca Juga: Cost Push Inflation: Pengertian, Contoh, Dan Tips Menghadapinya
4. Penutupan Periode dan Laporan Akhir
Langkah terakhir dalam proses akuntansi adalah menutup periode pembukuan di perangkat lunak akuntansi setelah kamu puas dengan hasilnya.
Tindakan ini menunjukkan selesainya periode akuntansi tertentu dan menandakan titik akhir dari neraca saldo yang telah disesuaikan.
Setelah menyelesaikan semua langkah sebelumnya, langkah penutupan ini memastikan bahwa laporan keuangan yang dihasilkan mencerminkan secara akurat kondisi dan kinerja keuangan perusahaan selama periode tersebut.
Proses penutupan periode melibatkan beberapa tugas kunci. Pertama, kamu perlu menutup semua akun pendapatan dan biaya untuk memindahkan saldo ke akun laba rugi.
Ini dilakukan untuk mempersiapkan akun-akun tersebut untuk periode akuntansi berikutnya. Selanjutnya, kamu harus menutup akun laba rugi ke akun modal atau ekuitas, yang mencerminkan perubahan nilai kepemilikan pemilik perusahaan.
Setelah melakukan langkah-langkah penutupan tersebut, hasil akhirnya adalah neraca saldo yang telah disesuaikan dan mencerminkan kondisi keuangan akhir perusahaan.
Langkah terakhir adalah mencetak kumpulan laporan keuangan akhir. Ini termasuk neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.
Laporan-laporan ini memberikan gambaran menyeluruh tentang kinerja keuangan perusahaan selama periode tertentu, memberikan insight yang berharga bagi manajemen dan pemangku kepentingan.
Menutup periode dengan cermat dan memastikan bahwa laporan keuangan akhir telah disusun dengan benar adalah langkah penting dalam menjaga akuntabilitas dan transparansi perusahaan.
Dengan melakukan proses penutupan periode secara hati-hati, perusahaan dapat menghasilkan informasi keuangan yang handal dan akurat, yang dapat digunakan untuk membuat keputusan yang informasional dan strategis.
Itulah pembahasan mengenai neraca saldo setelah penyesuaian, tujuan, dan cara menyusunnya.
Dengan melalui langkah-langkah ini secara teliti, kamu dapat memastikan bahwa neraca saldo setelah penyesuaian mencerminkan kondisi keuangan yang tepat dan menjadi dasar yang kuat untuk pengambilan keputusan yang lebih baik dalam pengelolaan keuangan perusahaan.