Dalam kaitannya dengan nilai nominal keuangan seperti uang kertas atau koin, denominasi merupakan sebuah istilah yang umum digunakan.
Selain itu, istilah ini juga mengacu pada klasifikasi nilai untuk sekuritas, obligasi dan investasi lainnya. Pada prosesnya, penentuan nilai ini dapat membantu menentukan pembayaran.
Untuk lebih lengkapnya, kamu bisa menyimak penjelasan dalam artikel kali ini. Kita mulai dengan pembahasan terkait definisi dan contohnya terlebih dahulu.
Baca Juga: Apa Itu Uang Giral? Berikut Bentuk, Jenis, dan Kelebihannya
Definisi dan Contoh Denominasi
Dilansir dari kamus Merriam-Webster, denominasi merupakan nilai nominal dari mata uang, saham dan sebagainya yang ditentukan oleh pecahan.
Dalam pengertian lain, denominasi juga diartikan sebagai harga dari sebuah surat-surat berharga seperti sertifikat bank dan lain sebagainya.
Di sisi lain, istilah ini juga berkaitan dengan merk yang mengacu pada klasifikasi sebuah nilai nominal atau face value sekuritas yang dimiliki oleh jasa keuangan seperti valutas asing, koin, obligasi dan berbagai sarana investasi tetap lainnya.
Istilah ini juga biasanya digunakan dalam menentukan kurs dasar transaksi atau kurs aset keuangan.
Dengan adanya klasifikasi tersebut bertujuan untuk memudahkan saat menentukan jenis pembayaran yang akan diterima dalam suatu transaksi perdagangan.
Misalnya, contoh denominasi yang terjadi di Amerika Serikat, bahwa uang kertas yang dilekuarkan oleh ATM hanya tersedia dalam denominasi tertentu.
Seperti beberapa ATM hanya menawarkan uang kertas US$20 dan US$100, dan ATM lain menyediakan uang kerta US$ 50 dan US$10.
Hal ini bertujuan untuk memudahkan jenis pembayaran yang dilakukan dan transaksi yang akan diterima.
Contoh lain terjadinya dalam transaksi perdagangan, eksportir yang berbaasis di Eropa akan menagih dalam dolar AS.
Hal tersebut membuat transaksi hanya dapat dilakukan menggunakan dolar AS.
Namun di sisi lain, sebagian besar komoditas dikutip dalam dolar dan mulai 2011 komoditas seperti minyak mentah dapat menerima kuotasi dalam denominasi mata uang lain seperti euro misalnya.
Baca Juga: Cara Mudah Hitung Burn Rate, Keuangan Lebih Lancar!
Istilah yang Berkaitan dengan Denominasi
Denominasi sebagai sebuah istilah bisnis juga berkaitan dengan beberapa istilah lain yang ada pada bisnis.
Istilah-istilah tersebut digunakan untuk menggambarkan beberapa kondisi. Kondisi-kondisi tersebut tentu bersinggungan dengan pengertian denominasi di atas.
Berikut ini beberapa istilah yang berkaitan dengan denominasi, yaitu:
1. Nomenklatur Denominasi
Nomenklatur adalah istilah yang mengarah pada denominasi itu sendiri.
Istilah ini merujuk pada tindakan penamaan mata uang itu sendiri. Bukan hanya nama resmi namun juga nama pendek mata uang.
Contohnya seperti dollar Amerika Serikat yaitu United State of American Dollar (USD). USD merupakan nama lengkap dan nama pendeknya.
Lebih spesifik seperti USD 100 yang memiliki gambar tokoh Amerika Serikat yaitu Benjamin Franklin. Benjamin tersebut merupakan founding fathers.
Dari kondisi tersebut, maka USD 100 memiliki sebutan atau nama panggilan yaitu Benjamin.
Selain itu, di Amerika Serita juga tersedia nilai tukar mata uang asing yang hampir dapat diakses di setiap ATM yang ada di seluruh Amerika Serikat.
Contoh lain dari istilah ini dapat dilihat dari dollar Kanada yaitu Canadian Dollar dengan kode CAD. CAD juga memiliki nama singkat atau panggilan yaitu loonie.
Hal tersebut disebabkan karena salah satu gambar dalam mata uang CAD yang mencantumkan gambar potret burung Loon.
Sehingga nama loonie sebuah istilah yang merujuk pada CAD.
Di Amerika Serikat, mata uang dolar AS menjadi patokan dari nilai mata uang lainnya. Denominasi yang tersedia untuk nilai tukar USD yaitu untuk US$10, US$50, dan US$100.
Dalam perdagangan internasional, USD memegang hagemoni. Eksportir yang ingin melakukan ekspor komoditas ke Amerika Serikat akan menerbitkan invoice dalam mata uang USD.
Namun secara perlahan, transaksi dalam perdagangan internasional dapat dilakukan menggunakna mata uang lain.
Seperti sejak tahun 2011, transaksi perdagangan minyak mentah dapat diproses menggunakan euro bukan hanya menggunakan dolar Amerika Serikat saja.
2. Per Value
Istilah kedua yang berkaitan yaitu Per Value. Per Value merupakan tanda yang digunakan untuk mengidentifikasi denominasi dalam instrumen keuangan selain uang. Seperti obligasi dan invesatasi.
Setiap individu dapat membeli obligasi dalam berbagai denominasi di Amerika Serikat mulai dari $50 hingga $10.000.
Istilah sangat erat kainnya dengan mata uang yang digunakan dalam transaksi ekonomi seperti obligasi dan investasi.
3. Subunit dan Superunit
Dalam setiap mata uang di setiap negara terdapat satu unit utama serta sub unitnya yang merupakan pencahan dari uang utama.
Di beberapa negara terdapat tingkat subunit seperti di wilayah bekas kekaisaran Ottoman, yaitu 1 Lira = 100 kurus = 4000 para = 12000 akce.
Namun saat ini hanya terdapat beberapa tempat saja yang memiliki lebih dari subunit. Salah satunya yaitu dinar Yordania.
Subunit tersebut digunakan menjadi kelipatan unit utama tadi sehingga semua negara tergantung sistemnya.
Baca Juga: 10 Bisnis Franchise Modal 30 Juta yang Tahan Resesi
4. Desimal dan Non-desimal
Mata uang yang menggunakan desimal memiliki rasioa di antara unit utama dan subunit yang merupakan integral dengan kekuatan dari 0.
Maka uang bentuk desimal sekaran ini sudah jarang digunakan walaupun memiliki keuntungan tersednri, terutama keuntungan jika digunakan sehari-hari.
Terdapat dua negara yang menggunakan jenis mata uang non desimal seperti Mauritania dan Madagaskar.
Namun, dalam prosesnya nilai unit utama terbilang sangat rendah sehingga membuat subunit dan jarang terlihat peredarannya.
5. Redenominasi
Isitlah ini sempat ramai diperbincangkan di Indonesia pada medio 2009-2010. Pasalnya, Indonesia berencana menerapkan sistem ini.
Redenominasi merupakan bentuk penyederhanaan nilai mata uang menjadi tampak lebih kecil, tanpa mengurangi nilai tukarnya.
Secara teknis, mata uang mengalam redenominasi jumlah angka akan berkurang namun nilainnya tetap sama.
Seperti contoh penyederhanaan rupiah yang akan mengurangi tiga angka nol di belakang. Seperti Rp5000 akan menjadi Rp5 dengan nilai yang masih sama.
Pemerintah indonesia bertujuan menerapkan sistem ini untuk beberapa tujuan. Beberapa tujuannya yaitu sebagai berikut:
- Bertujuan agar pencatatan akuntansi lebih sederhana. Karena jika pencatatan akuntasi terdapat kesalahan sedikit hal tersebut dapat membuat fatal. Dengan mengurangi nol pada mata uang dapat memudahkan pencatatan terutama dalam kehidupan sehari-hari.
- Tujuan selanjutnya untuk meningkatkan kredibilitas dan kesetaraan mata uang, seperti misalnya perbedaan nilai tukar rupiah dan dolar Amrika, $1 setara dengan Rp14.000. Dengan redenominasi akan menjadi $1 setera dengan Rp14 saja.
Dari penerapannya, tentu redenominasi juga dapat memberikan dampak. Beberapa dampaknya yaitu sebagai berikut:
- Perhitungan menjadi lebih sederhana
- Menurunkan daya beli masyarakat
- Dapat memicu inflasi karena nilai tukar mata uang yang merosot
Banyak pertimbangan pemerintah Indonesia dalam menerapkan sistem satu ini. Kendati akan banyak manfaat yang didapatkan bagi perekonomian negara, namun dampak lain perlu dipertimbangkan.
Wacana awal ketika rencana redenominasi dimulai, telah berlangsung beberapa tahun hingga saat ini pun belum diterapkan. Hal tersebut tentu karena banyak pertimbangkan yang perlu dihitung dan dianalisis terlebih dahulu.
Nah itulah pembahasan dari denominasi serta dengan beberapa istilah lainnya yang berkaitan.
Memahami istilah ini akan sangat penting, terutama bagi kamu yang menjalankan bisnis.
Pemahaman yang lengkap terkait ekonomi dan istilah-istilahnya bisa membuat kamu menentukan langkah dan kebijakan yang tepat untuk bisnis yang kamu jalankan.