Arti Design Pattern dan 23 Tipenya untuk Membuat Aplikasi

Share this Post

Table of Contents
shopee pilih lokal

Kamu mungkin bertanya-tanya, apa itu design pattern?

Mendengar namanya, mungkin kamu akan mengira istilah ini erat kaitannya dengan desain, tetapi ini justru istilah dalam software engineering!

Dalam dunia software engineering, design pattern adalah solusi umum untuk masalah yang biasa terjadi dalam desain perangkat lunak. 

Pola ini bukanlah desain selesai yang dapat diubah langsung menjadi kode. Ini adalah deskripsi atau template untuk memecahkan masalah yang dapat digunakan dalam berbagai situasi.

Lalu, apa gunanya design pattern? Pola ini dapat mempercepat proses pengembangan perangkat lunak.

Dalam membuat rancangan perangkat lunak yang efektif, memerlukan pertimbangan masalah yang mungkin tidak terlihat sampai nanti dilaksanakan implementasinya. 

Dengan menggunakan design pattern yang terus berulang, membantu mencegah masalah kecil yang dapat menyebabkan masalah besar. 

Selain itu, pola ini dapat meningkatkan keterbacaan kode untuk pembuat kode dan arsitek yang terbiasa dengan pola tersebut.

Selain itu, dengan adanya pola, memungkinkan para developer berkomunikasi menggunakan istilah yang mudah dipahami untuk interaksi perangkat lunak.

Nah, setelah mengintip sekilas kegunaannya, yuk dalami lebih jauh mengenai design pattern.

Baca Juga: 6+ Kekayaan Harvey Moeis, Suami Sandra Dewi yang Terlibat Korupsi

Definisi Design Pattern

design pattern
Foto: Design Pattern (Freepik.com)

Mengutip dari Refactoring Guru, definisi design pattern adalah solusi tipikal untuk masalah yang biasa terjadi dalam desain perangkat lunak. 

Pola ini kurang lebih sama seperti blueprint siap pakai yang bisa kamu sesuaikan untuk memecahkan masalah desain yang berulang dalam coding.

Namun cara kerjanya agak berbeda. Ini bukanlah sebuah struktur kode yang bisa kamu salin tempel ke coding program yang sedang kamu bangun.

Pola ini bukanlah potongan kode tertentu, melainkan konsep umum untuk memecahkan masalah tertentu.

Kamu dapat mengikuti detail pola dan mengimplementasikan solusi yang sesuai dengan kebutuhan programmu sendiri.

Design pattern sering disalahartikan sebagai algoritma. Hal ini karena kedua konsep ini menggambarkan solusi tipikal untuk beberapa masalah yang diketahui. 

Perbedaannya, algoritma selalu mendefinisikan serangkaian tindakan yang jelas untuk mencapai beberapa tujuan, sedangkan design pattern adalah deskripsi solusi tingkat tinggi.

Analogi algoritma adalah resep memasak, yakni panduan langkah demi langkah untuk menciptakan hidangan. 

Di sisi lain, design pattern lebih seperti blueprint. Kamu dapat melihat hasil dan fitur-fiturnya, tetapi urutan implementasi yang tepat tergantung pada developer.

Pertanyaannya kemudian, design pattern terdiri dari elemen apa saja?

Sebagian besar pola dijelaskan dengan sangat formal, sehingga siapa pun dapat mereproduksinya dalam banyak konteks. 

Berikut ini adalah bagian-bagian yang biasanya ada dalam deskripsi pola tersebut:

  • Maksud dari pola secara singkat yang menjelaskan masalah dan solusinya.
  • Motivasi yang menjelaskan masalah dan solusi yang dimungkinkan oleh pola tersebut.
  • Struktur kelas yang menunjukkan setiap bagian dari pola dan bagaimana keterkaitannya satu sama lain.
  • Contoh kode dalam salah satu bahasa pemrograman populer memudahkan untuk memahami ide di balik pola.

Sejumlah katalog berisi pola ini, mencantumkan informasi detail berguna lainnya, seperti penerapan pola, langkah implementasi, dan hubungan dengan pola lain.

Baca Juga: Peluang Usaha Jasa Jahit dan 6 Tips Sukses Menjalankannya

Tipe-Tipe Design Pattern dalam Pembuatan Aplikasi dan Software

design pattern
Fpto: Tipe-tipe Design Pattern (Freepik.com)

Menurut Net Solutions, setidaknya ada 23 design pattern klasik yang selalu digunakan para developer. Meski sekarang jumlahnya sudah berkembang menjadi 26 pola.

Namun yang lebih umum dan populer untuk digunakan adalah 23 pola klasik yang diciptakan oleh “Gang of Four”.

Mereka adalah Erich Gamma, Richard Helm, Ralph Johnson, dan John Vlissides yang membagikan pola tersebut melalui buku berjudul Design Patterns: Elements of Reusable Object-Oriented Software (1994).

Ke-23 pola ini dikategorikan dalam tiga klaster, yakni kreasional, struktural, dan perilaku. Ini dia penjelasannya lebih lanjut.

1. Creational Design Pattern (Kreasional)

Pola desain ini berkaitan dengan pembuatan objek. Jenis pola ini memberikan panduan tentang objek mana yang perlu dibuat untuk situasi tertentu. 

Tujuan penggunaan pola desain ini, yaitu untuk meningkatkan fleksibilitas dan menggunakan kembali kode yang ada. Ada 5 tipe dalam klaster ini:

  • Factory method: membuat objek dengan antarmuka umum dan membiarkan kelas menunda instansiasi ke subkelas.
  • Abstract factory: membuat keluarga objek-objek terkait.
  • Builder: pola langkah demi langkah untuk membuat objek kompleks, memisahkan konstruksi, dan representasi.
  • Prototype: Mendukung penyalinan objek yang ada tanpa kode menjadi tergantung pada kelas.
  • Singleton: Membatasi pembuatan objek untuk satu kelas hanya untuk satu hal.

2. Structural Design Pattern (Struktural)

Pola desain yang satu ini berkaitan dengan kelas dan komposisi objek, atau cara merakit objek serta kelas menjadi struktur yang lebih besar.

Ada tujuh tipe dalam klaster ini:

  • Adapter: cara mengubah atau menyesuaikan antarmuka dengan kelas lain yang ada untuk memungkinkan antarmuka yang tidak kompatibel bekerja sama.
  • Bridge: metode untuk memisahkan antarmuka dari implementasinya.
  • Composite: memanfaatkan struktur pohon untuk mendukung manipulasi sebagai satu objek.
  • Decorator: secara dinamis memperluas, menambah, atau mengganti fungsionalitas.
  • Façade: mendefinisikan antarmuka tingkat tinggi untuk menyederhanakan penggunaan kumpulan kode yang besar.
  • Flyweight: meminimalisasi penggunaan memori dengan berbagi data dengan objek serupa.
  • Proxy: cara merepresentasikan suatu objek dengan objek lain untuk mengaktifkan kontrol akses, mengurangi biaya, dan mengurangi kompleksitas.

3. Behavioral Design Patterns (Perilaku)

Pola berdasarkan perilaku ini, erat kaitannya dengan komunikasi antarobjek dan bagaimana tanggung jawab diberikan di antara objek.

Ada 11 tipe dalam kluster ini. Berikut perinciannya:

  • Chain of responsibility: metode untuk perintah yang akan didelegasikan ke rantai objek pemrosesan.
  • Command: merangkum permintaan perintah dalam suatu objek.
  • Interpreter: mendukung penggunaan elemen bahasa dalam aplikasi.
  • Iterator: mendukung akses berurutan ke elemen koleksi.
  • Mediator: mengartikulasikan komunikasi sederhana antarkelas.
  • Memento: proses untuk menyimpan dan mengembalikan keadaan asli suatu objek.
  • Observer: menentukan cara memberi tahu objek tentang perubahan ke objek lain.
  • State: cara mengubah perilaku objek saat tahapannya berubah.
  • Strategy: mengenkapsulasi algoritma di dalam kelas.
  • Visitor: mendefinisikan operasi baru pada kelas tanpa membuat perubahan pada kelas.
  • Template method: mendefinisikan kerangka operasi sambil mengizinkan subkelas untuk menyempurnakan langkah-langkah tertentu.

Baca Juga: 7 Manfaat Pemasaran Online Bagi Bisnis dan Contohnya

Manfaat Design Pattern bagi Developer

design pattern
Foto: Coding pada Software (Freepik.com)

Bagi developer, design pattern membawa sejumlah manfaat. Selain sebagai blueprint, ada sejumlah manfaat lain yang dapat diberikan pola ini.

Apa saja itu? Ini dia daftar manfaatnya.

1. Meningkatkan Keterbacaan Kode

Menurut Startechup, design pattern mendukung pengembangan perangkat lunak dengan menyediakan pendekatan pengembangan yang sudah teruji dan benar.

Saat merancang aplikasi atau perangkat lunak, masalah kecil yang mungkin muncul selama proses implementasi harus dipertimbangkan. 

Design pattern yang dapat digunakan kembali, dapat membantumu mengatasi masalah kecil dan meningkatkan keterbacaan kode.

2. Arsitektur Program Kokoh

Manfaat lain design pattern, yaitu membantu arsitek terlibat secara efektif dengan nama yang terdefinisi dengan baik untuk meningkatkan interaksi perangkat lunak. Tentunya dengan meningkatkan keterbacaan kode. 

Design pattern sering kali dimodifikasi untuk memenuhi perubahan kebutuhan. Hal ini membuatnya menjadi lebih fleksibel.

3. Solusi untuk Masalah Tertentu

Sering kali, sebagian besar orang tahu bagaimana menggunakan perangkat lunak khusus untuk mengatasi masalah tertentu. 

Apalagi jika kamu tidak ada pengetahuan sebelumnya tentang pemrograman web serta desain software berorientasi objek.

Meskipun design pattern memberikan solusi umum untuk membantu dalam proses aplikasi, pendekatan tertentu dapat disesuaikan agar sesuai dengan kebutuhan tertentu.

Baca Juga: Kekayaan Raffi Ahmad Terbaru dan Sederet Bisnisnya

4. Menyederhanakan Proses pengkodean

Akan sangat membantu jika kamu mengetahui design pattern standar. Hal ini karena C#, Python, dan bahasa pemrograman lainnya tidak mudah dipahami. 

Misalnya, jika kamu sudah menyelesaikan kursus web development, kamu akan lebih siap untuk membagi tugas menjadi bagian-bagian kecil dengan tanggung jawab berbeda.

5. Meningkatkan Pengembangan Perangkat Lunak

Dapat dikatakan bahwa design pattern adalah elemen fundamental dalam pengembangan perangkat lunak. 

Memahami bagaimana pola desain berhubungan satu sama lain, dapat membantu developer meningkatkan pengembangan perangkat lunak.

Baca Juga: Design Sprint: Pengertian, Tahapan, Aturan, dan Manfaatnya

Itu dia sekilas penjelasan mengenai design pattern, tipe-tipenya, serta manfaatnya bagi developer. Semoga informasi ini bermanfaat!

Sumber:

Belanja Harga Murah + Gratis Ongkir + Cashback

X