GMV adalah Gross Merchandise Value, merupakan matrik keuangan yang membantu para startup tumbuh dan mengembangkan bisnisnya. Simak penjelasan lengkapnya di sini!
Startup membutuhkan sebuah inovasi untuk terus berjalan dan berkembang, serta berpikir untuk mendapatkan penghasilan. Dalam pengelolaan keuangan, startup akan mengandalkan Gross Merchandise Value.
Pada dasarnya, ini merupakan sebuah istilah dalam finansial yang penting untuk diketahui oleh CEO atau founder dari startup itu sendiri.
Lantas apa sebenarnya GMV dan karena ini merupakan hal yang berkaitan dengan finansial, bagaimana cara menghitungnya? Yuk, kita cari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas!
Baca Juga: 7 Cara Mengatur Keuangan Usaha yang Tepat, Catat!
Pengertian GMV
Dilansir dari Investopedia Gross Merchandise Value merupakan akumulasi dari nilai pembelian yang dilakukan oleh pengguna melalui situs atau aplikasi dalam periode tertentu.
GMV bukan hanya berarti Gross Merchandise Value, namun dalam pengertian lain dikenal pula dengan istilah lain yaitu Gross Merchandise Volume.
Secara garis besar, Gross Merchandise Value menjadi sebuah indikator bagi startup untuk mengenal pertumbuhan bisnisnya. Walaupun menjadi indikator, GMV bukan berbentuk pendapatan.
Ini karena Gross Merchandise Value merupakan indikator untuk startup yang bergerak di bidang e-commerce. Terutama untuk indikator dalam pertumbuhan bisnisnya.
Namun, startup bukan sumber pemasukan, maka dari itu tidak boleh menjadikan Gross Merchandise Value sebagai andalan.
Baca Juga: 3 Cara Membuat Analisis Value Chain pada Bisnis
Cara Menghitung GMV
Setelah kamu mengetahui pengertiannya di atas, ketahui cara menghitungnya merupakan hal yang penting.
Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghitung Gross Merchandise Value. Cara yang paling mudah untuk menghitungnya adalah dengan menggunakan rums paling sederhana, yaitu rumus untuk retailer.
Rumusnya yaitu dengan menghitung harga jual yang berlaku kemudian dikali dengan jumlah barang yang terjual dalam beberapa periode. Maka dari itu,
Rumus GMV = harga jual x jumlah barang yang terjual.
Contohnya misal kamu menjual laptop dengan harga Rp5.000.000,- dan ada 10 laptop yang kamu jual dalam satu hari. Menghitung Gross Merchandise Value dari penggunaan rumus tersebut adalah sebagai berikut:
- Gross Merchandise Value = Harga jual x jumlah barang terjual
- Gross Merchandise Value = Rp5.000.000,- x 10
- Gross Merchandise Value = Rp50.000.000,-
Jika menyimak penjelasan Gross Merchandise Value, mulai dari pengertian dan cara menghitung, bisa ditarik kesimpulan bahwa Gross Merchandise Value merupakan salah satu pemasukan yang menguntungkan bagi startup atau perusahaan.
Namun, telah dijelaskan pula bahwa startup sebaiknya tidak mengandalkannya sebagai sebuah pemasukan. Namun dapat diandalkan sebagai metrik keuangan.
Dengan mengetahui Gross Merchandise Value startup, kamu dapat mengetahui seberapa banyak jumlah produk yang telah terjual dan berapa pendapatan yang masuk.
Namun, pada akhirnya, Gross Merchandise Value bukan merupakan perhitungan final dan detail, oleh karenanya tidak dapat memberikan nilai yang sebenarnya dari produk yang dijual. Juga belum mendapatkan angka atau jumlah keuntungannya.
Selain itu Gross Merchandise Value juga tidak dapat digunakan sebagai patokan untuk mempertimbangkan aspek lainnya. Hanya merupakan perhitungan kasar dari hasil penjualan saja.
Gross Merchandise Value juga dapat memberikan informasi tentang kinerja starup atau perusahaan, terutama dalam hal penjualan.
Selain itu, kelebihan lain yaitu dapat digunakan sebagai aspek pembanding dengan pembanding lainnya. Juga sangat mudah dilakukan dan dapat digunakan sebagai perhitungan sederhana dan cepat dilakukan.
Kendati bukan merupakan hasil akhir yang final dan detail, namun Gross Merchandise Value merupakan sebuah indikator atau tolok ukur bagi pertumbuhan dan perkembangan startup itu sendiri.
Maka dari itu, hal ini juga berkaitan dengan investor, karena salah satu pertimbangan investor saat memberikan bantuan finansial yaitu penjualan dari startup itu sendiri.
Karena investor akan tertarik dengan startup yang maju dan berkembang, serta startup yang memiliki progress yang signifikan dengan bisnis yang stabil.
Bukan capaian angka tertinggi yang menjadi patokan. Namun, stabilitas bisnis dan progres perkembangannya. Memang Gross Merchandise Value bukan menjadi satu-satunya pertimbangan, namun tidak bisa dipungkiri juga merupakan salah satu indikator penting.
Perhitungan dari Gross Merchandise Value dapat memberi informasi sejauh apa startup tumbuh hanya saja tidak memberikan hasil yang detail terkait keuntungan yang didapat dari penjualan.
Untuk mengetahui nilai atau angka keuntungan tersebut, dapat menggunakan metrik perhitungan lainnya.
Maka dari itu, dari penjelasan di atas, penting bagi CEO, Founder hingga karyawan startup untuk mengetahui peran dari Gross Merchandise Value itu sendiri.
Namun, Gross Merchandise Value, bukan satu-satunya metrik. Terdapat beberapa perhitungan lainnya. Yuk, mari langsung simak daftarnya di bawah ini.
Baca Juga: 8 Rekomendasi Aplikasi Accounting Gratis untuk Pebisnis Pemula
Jenis-Jenis Metrik Keuangan
Gross Merchandise Value atau GMV merupakan salah satu metrik keuangan yang digunakan startup untuk menghitung finansial. Oleh karena itu, Gross Merchandise Value merupakan salah satu jenisnya saja.
Terdapat beberapa jenis metrik keuangan lainnya yang bisa digunakan. Menggunakan jenis metrik lain digunakan untuk menambah angle startup dalam mengelola keuangan.
Berikut ini terdapat beberapa metrik keuangan yang bisa digunakan untuk mengelola finansial GMV. Yuk, mari langsung kita simak daftarnya di bawah ini!
1. Net Merchandise Value (NMV)
Matrik keuangan yang bisa digunakan selanjutnya adalah Net Merchandise Value atau NMV. NMV merupakan hasil yang didapatkan setelah mengurangi jumlah biaya dan pengeluaran dari GMV selama periode waktu tertentu.
Dibandingkan dengan GMV, NMV bisa dikatakan sebagai metrik keuangan yang lebih realistis karena memperhitungkan biaya yang keluar dengan dana yang kembali.
2. Customer Acquisition Cost (CAC)
Selanjutnya adalah Customer Acquisition Cost atau CAC, yang merupakan metrik keuangan dihitung dengan membagi seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan pelanggan dengan jumlah total pelanggan yang didapatkan.
Misalkan, sebagai pebisnis kamu menghabiskan biaya sekitar Rp100.000.000,- untuk satu bulan dan memperoleh 1000 pelanggan baru. Maka jumlah CAC yang didapatkan sekitar Rp100.000,-.
CAC merupakan jenis penghitungan yang dapat dikatakan efektif ketimbang GMV. Ini karena dengan menggunakan perhitungan ini, kita bisa tahu apakah marketing atau iklan yang digunakan efektif dalam menjaring pelanggan atau tidak.
Baca Juga: Ketahui 5 Manfaat Laporan Keuangan yang Tak Kalah Penting
3. Customer Lifetime Value (CLV)
Terakhir, yaitu Customer Lifetime Value atau CLV. Metrik perhitungan ini bertujuan untuk mempertahankan pelanggan lama. Semakin besar pelanggan lama bertahan, semakin besar pula keuntungan yang akan didapatkan.
Maka dari itu, dibutuhkan perhitungan lifetime value terlebih dahulu. Karena dengan begitu akan muncul angkat perbandingannya.
Nah, kini kamu telah tahu apa itu GMV dan bagaimana menghitungnya. Dari penjelasan di atas, Gross Merchandise Value memegang peranan penting dalam perkembangan bisnis secara umum, terutama bisnis startup yang saat ini tengah berkembang pesat di Indonesia dan seluruh dunia.