Return On Equity (ROE): Pengertian, Rumus, dan Cara Menghitungnya

Share this Post

return on equity
Table of Contents
shopee pilih lokal

ROE atau Return on Equity merupakan sebuah indikator fundamental yang signifikan dalam menilai profitabilitas perusahaan. Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

Dalam dunia perusahaan, terdapat berbagai cara untuk mengukur kembali atau mengembalikan modal kepada investor, dan salah satunya adalah Return on Equity (ROE).

Dibandingkan dengan Return on Investment (ROI), ROE merupakan metrik yang lebih menarik karena mengukur profitabilitas perusahaan setelah memotong berbagai pengeluaran, seperti pajak.

Salah satu tujuan utama dari ROE adalah membantu investor dalam membuat keputusan terkait investasi saham. ROE adalah istilah ekonomi yang penting dan perlu dipahami oleh setiap investor.

ROE adalah indikator yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi para pemegang saham jika mereka membeli saham perusahaan tersebut.

Jika kamu ingin memahami lebih detail tentang ROE, simak penjelasannya sampai habis, ya.

Baca Juga: Daftar Perusahaan Asing di Indonesia, Apa Sektor Usahanya?

Pengertian Return on Equity

Return On Equity (ROE): Pengertian, Rumus, dan Cara Menghitungnya
Foto: Pengertian Return on Equity (Freepik.com)

Return on Equity (ROE), atau Pengembalian Ekuitas, adalah sebuah metrik yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas sebuah perusahaan.

ROE mengindikasikan seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari modal pemegang sahamnya.

Dalam pengertian sederhana, ROE mengukur seberapa banyak laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan untuk setiap unit ekuitas yang dimiliki oleh pemegang saham.

Untuk menghitung ROE, kita menggunakan rumus sederhana:

ROE = EkuitasLabaBersih​×100%

Di mana:

  • Laba Bersih adalah laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan dalam periode tertentu.
  • Ekuitas adalah total modal yang dimiliki oleh pemegang saham atau pemilik perusahaan.

ROE sangat penting karena memberikan gambaran tentang efisiensi perusahaan dalam menggunakan modalnya untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham.

Semakin tinggi ROE, semakin efisien perusahaan dalam mengelola modalnya.

Namun, perlu diingat bahwa ROE dapat bervariasi tergantung pada industri dan ukuran perusahaan.

Perusahaan besar mungkin memiliki ekuitas yang besar, sehingga ROE mereka cenderung lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan kecil yang menghasilkan laba yang tinggi dengan modal yang lebih sedikit.

Dengan demikian, ROE bukanlah satu-satunya ukuran untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, tetapi merupakan salah satu dari banyak indikator yang penting untuk dipertimbangkan dalam menganalisis keuangan suatu perusahaan.

Baca Juga: 5 Cara Menyusun Anggaran Tenaga Kerja Langsung Bagi Bisnis

Apa Manfaat Mengetahui ROE?

Return On Equity (ROE): Pengertian, Rumus, dan Cara Menghitungnya
Foto: Manfaat ROE (Freepik.com)

Setelah memahami konsep ROE, kita akan menjelajahi pengaruh besar dari penggunaan ROE, terutama bagi para investor.

Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai manfaat ROE:

1. Indikator Pembanding dengan Kompetitor

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, investor sering membandingkan beberapa perusahaan secara bersamaan.

Mereka cenderung memilih perusahaan yang memiliki ROE tertinggi, karena ini menandakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang tinggi dengan menggunakan modal sendiri.

Dengan demikian, perusahaan dengan ROE yang tinggi cenderung lebih menarik bagi investor karena menunjukkan kinerja keuangan yang kuat dan potensi keuntungan yang lebih besar.

2. Mengetahui Tingkat Profitabilitas Perusahaan

Untuk para investor, ROE adalah salah satu metrik yang paling mudah digunakan untuk menilai seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan laba dari modal yang ditanamkan oleh pemegang saham.

ROE memberikan gambaran yang jelas tentang seberapa besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan untuk setiap dolar modal yang dimiliki oleh para pemegang saham.

Dengan menggunakan ROE, investor dapat dengan cepat dan mudah mengevaluasi profitabilitas suatu saham dan membandingkannya dengan saham lainnya.

ROE yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba yang besar dengan modal yang relatif kecil, sehingga saham tersebut dapat dianggap sebagai investasi yang menjanjikan.

Sebaliknya, ROE yang rendah mungkin menunjukkan bahwa perusahaan tidak efisien dalam menggunakan modalnya untuk menghasilkan laba.

Sehingga menjadi sinyal bagi investor untuk melakukan penilaian lebih lanjut sebelum berinvestasi.

3. Mengukur Prospek Bisnis di Masa Depan

Secara faktual, Return on Equity (ROE) adalah salah satu indikator terbaik yang dapat digunakan untuk mengukur prospek bisnis di masa depan.

Jika pada saat ini perusahaan telah mampu mencapai ROE minimal 1.0 atau lebih, maka kemungkinan besar tingkat ROE tersebut juga akan meningkat di masa mendatang.

Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan telah efisien dalam menggunakan modal yang dimilikinya untuk menghasilkan laba.

Dengan ROE yang stabil atau meningkat dari waktu ke waktu, perusahaan menunjukkan kemampuannya untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerja keuangannya di masa depan.

Ini menjadi indikasi positif bagi investor karena menunjukkan bahwa perusahaan memiliki fondasi yang kuat untuk pertumbuhan dan keberlanjutan bisnisnya.

Sebagai hasilnya, investor cenderung lebih percaya diri untuk berinvestasi dalam perusahaan dengan ROE yang tinggi karena memiliki prospek bisnis yang cerah dan potensi untuk memberikan return yang menguntungkan di masa mendatang.

4. Menganalisis Perkembangan Perusahaan dari Tahun ke Tahun

ROE yang stabil atau meningkat dari tahun ke tahun dianggap ideal untuk sebuah perusahaan. Hal ini karena tren ROE dapat memberikan gambaran tentang kinerja keuangan perusahaan dari waktu ke waktu.

Dengan melihat tren ROE, investor dapat mengevaluasi bagaimana bisnis tersebut telah berkembang selama beberapa periode waktu dan memperkirakan kemungkinan pertumbuhan di masa depan.

ROE yang stabil menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang konsisten dalam menghasilkan laba atas modal yang diinvestasikan.

5. Menunjukkan Kredibilitas Perusahaan dalam Mengelola Aset

ROE merupakan indikator penting yang mencerminkan kemampuan sebuah bisnis dalam mengelola modal yang dimilikinya.

Tingkat ROE yang rendah menandakan bahwa perusahaan tersebut tidak efisien dalam menghasilkan keuntungan dari modal yang telah diinvestasikan.

Ini bisa menjadi pertanda bahwa meskipun perusahaan telah menerima investasi dari para investor, namun laba yang dihasilkan masih di bawah harapan atau ekspektasi.

Dengan kata lain, perusahaan mungkin tidak mampu mengoptimalkan penggunaan modalnya untuk menghasilkan profit yang diinginkan.

Baca Juga: Price to Book Value: Definisi, Jenis, dan Cara Menghitungnya

Faktor yang Memengaruhi Return on Equity

Return On Equity (ROE): Pengertian, Rumus, dan Cara Menghitungnya
Foto: Faktor yang Memengaruhi ROE (Freepik.com)

Sekarang, mari kita telusuri lebih jauh tentang faktor-faktor yang dapat memengaruhi ROE. ROE seperti sebuah puzzle yang terdiri dari berbagai elemen yang saling terkait.

Mari kita bahas setiap elemennya secara terperinci:

1. Keuntungan Bersih

Faktor pertama yang sangat penting dalam perhitungan ROE adalah Keuntungan Bersih. Keuntungan bersih ini menjadi kunci utama dalam menentukan ROE suatu perusahaan.

Semakin besar keuntungan bersih, semakin besar juga potensi ROE-nya. Nah, bagaimana caranya agar kita bisa mengoptimalkan keuntungan bersih ini?

Salah satunya adalah dengan merampingkan biaya operasional, artinya mengurangi pengeluaran-pengeluaran yang tidak efisien.

Selain itu, kita juga bisa meningkatkan pendapatan dengan mencari cara untuk meningkatkan penjualan atau pendapatan dari produk atau layanan yang kita tawarkan.

Selain itu, mengelola investasi dengan baik juga bisa membantu meningkatkan keuntungan bersih, misalnya dengan memilih investasi yang memberikan hasil yang optimal.

Dengan melakukan langkah-langkah ini, kita dapat meningkatkan keuntungan bersih perusahaan dan pada gilirannya meningkatkan ROE-nya.

2. Ekuitas (Equity)

Faktor berikutnya yang juga sangat penting adalah Ekuitas atau modal pemegang saham. Seperti halnya dengan keuntungan bersih, semakin besar ekuitas, semakin besar juga potensi ROE-nya.

Bagaimana perusahaan bisa menambah ekuitasnya? Salah satunya adalah dengan menerbitkan saham baru atau mendapatkan investasi tambahan dari pihak lain.

Dengan mendapatkan tambahan modal ini, ekuitas perusahaan akan bertambah, sehingga dapat meningkatkan ROE-nya.

Dengan kata lain, semakin besar modal yang dimiliki perusahaan, semakin besar juga potensi untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar bagi pemegang saham.

3. Dividen yang Dibagikan

Dividen merupakan bagian dari laba perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham.

Ketika perusahaan membagikan dividen, ini berarti sebagian dari laba yang sebelumnya bisa digunakan untuk menghasilkan Return on Equity (ROE) akan dialihkan untuk diberikan kepada pemegang saham.

Dampaknya, laba yang tersedia untuk diinvestasikan kembali dalam perusahaan akan berkurang, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi ROE menjadi lebih rendah.

Meskipun demikian, bagi investor, pembagian dividen juga penting karena merupakan salah satu cara untuk mendapatkan pengembalian investasi mereka.

Oleh karena itu, perusahaan harus menemukan keseimbangan yang tepat antara membagikan dividen kepada pemegang saham dan menyisihkan sejumlah laba untuk mempertahankan atau meningkatkan ROE.

4. Penggunaan Leverage

Penggunaan leverage adalah suatu strategi keuangan di mana perusahaan menggunakan dana pinjaman atau hutang untuk memperbesar keuntungan yang bisa diperoleh dari modal sendiri.

Saat perusahaan menggunakan leverage secara bijaksana, mereka dapat meningkatkan potensi Return on Equity (ROE).

Ini karena mereka dapat menggunakan dana pinjaman untuk menghasilkan lebih banyak keuntungan daripada yang bisa mereka hasilkan hanya dengan modal sendiri.

Namun, perlu diingat bahwa penggunaan leverage juga memiliki risiko besar. Jika perusahaan menggunakan terlalu banyak hutang, hal ini dapat menyebabkan masalah keuangan yang serius, bahkan hingga kebangkrutan.

Oleh karena itu, perusahaan harus sangat berhati-hati dalam menggunakan leverage, serta memastikan bahwa tingkat hutang mereka tetap dalam batas yang dapat dikelola dengan baik.

Manajemen risiko yang baik sangat penting untuk menghindari dampak negatif dari penggunaan leverage yang berlebihan.

5. Utang (Debt)

Faktor terakhir yang dapat memengaruhi Return on Equity (ROE) adalah tingkat utang atau utang yang dimiliki oleh perusahaan.

Meskipun hutang dapat menjadi sumber pendanaan yang penting bagi perusahaan, terlalu banyak hutang dapat menyebabkan penurunan ROE.

Mengapa demikian? Karena perusahaan harus membayar bunga dan pokok hutangnya, yang pada akhirnya akan mengurangi laba bersih yang tersedia untuk ROE.

Dalam banyak kasus, perusahaan yang memiliki tingkat utang yang tinggi harus menggunakan sebagian besar pendapatan untuk membayar bunga dan pokok utang.

Akibatnya, meninggalkan sedikit ruang untuk meningkatkan laba bersih yang dapat digunakan untuk ROE.

Hal ini dapat mengurangi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan ROE yang tinggi.

Baca Juga: Ini 10+ Peluang Bisnis Halal Yang Bikin Usahamu Berkah!

Rumus ROE (Return on Equity)

Return On Equity (ROE): Pengertian, Rumus, dan Cara Menghitungnya
Foto: Rumus Return on Equity (Freepik.com)

Ada dua rumus umum yang dapat digunakan untuk menghitung ROE. Pertama, rumus ROE dapat dihitung dengan membandingkan omzet perusahaan dengan total biaya yang dikeluarkan.

Dalam rumus ini, omzet perusahaan adalah total pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk atau jasa.

Sedangkan biaya adalah total pengeluaran yang diperlukan untuk menjalankan bisnis, seperti biaya operasional, biaya overhead, dan lain sebagainya. Rumusnya adalah:

ROE = (Omzet – Biaya) / Modal

Kedua, rumus ROE juga dapat dihitung dengan membandingkan pendapatan bersih (net income) perusahaan dengan modal (equity) yang dimiliki.

Pendapatan bersih adalah selisih antara total pendapatan dan total biaya, yang mencerminkan laba bersih perusahaan setelah mengurangkan semua pengeluaran.

Modal, di sisi lain, adalah jumlah aset perusahaan yang dibiayai oleh pemilik atau investor, biasanya dalam bentuk ekuitas. Rumusnya adalah:

ROE = Pendapatan Bersih / Modal

Dengan menggunakan salah satu rumus ini, kita dapat menghitung ROE perusahaan untuk mengevaluasi kinerja keuangan dan efisiensi penggunaan modal oleh perusahaan.

Semakin tinggi nilai ROE, semakin baik efisiensi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari modal yang dimilikinya.

Cara Menghitung ROE (Return on Equity)

Return On Equity (ROE): Pengertian, Rumus, dan Cara Menghitungnya
Foto: Cara Menghitung Return on Equity (Freepik.com)
shopee pilih lokal
shopee gratis ongkir

Dalam contoh-contoh di atas, kita menggunakan rumus sederhana untuk menghitung ROE perusahaan.

ROE, atau Return on Equity, adalah salah satu metrik yang penting untuk mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan.

Contoh 1:

  • Perusahaan Maju Jaya memiliki laba bersih sebesar Rp 2.000.000.000,00 dan ekuitas pemegang saham sebesar Rp 500.000.000,00.
  • Rumus ROE: ROE=EkuitasLaba Bersih​×100
  • Setelah penghitungan, didapatkan ROE sebesar 400%.
  • Hasil ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba yang signifikan berbanding dengan modal yang dimiliki pemegang sahamnya.

Contoh 2:

  • Perusahaan Tiga Serangkai memiliki laba bersih Rp 1.500.000.000,00 dan rata-rata ekuitas pemegang saham Rp 750.000.000,00.
  • Rumus ROE: ROE=EkuitasLaba Bersih​×100
  • Setelah perhitungan, diperoleh ROE sebesar 200%.
  • Ini menunjukkan bahwa perusahaan juga berhasil menghasilkan laba yang tinggi berbanding dengan modal yang dimiliki.

    Dari kedua contoh tersebut, kita bisa melihat bahwa semakin tinggi ROE, semakin efisien perusahaan dalam menggunakan ekuitas pemegang saham untuk menghasilkan laba.

    ROE yang tinggi juga menjadi indikasi bagi investor bahwa perusahaan memiliki potensi pertumbuhan dan profitabilitas yang baik.

    Sebaliknya, ROE yang rendah bisa menunjukkan masalah dalam manajemen perusahaan atau rendahnya profitabilitas yang perlu ditinjau lebih lanjut.

    Dengan demikian, ROE adalah salah satu indikator penting yang digunakan investor dalam pengambilan keputusan investasi.

    Baca Juga: 7 Bentuk Kepemilikan Bisnis Di Indonesia, Sudah Tahu?

    Keunggulan Return on Equity

    Sekarang sudah tahu kan rumus Return on Equity dan cara menghitungnya? Jika sudah, kita bisa melanjutkan dengan membahas beberapa keunggulan ROE, di antaranya:

    1. Rumusnya Lebih Sederhana

    Salah satu keunggulan utama dari ROE adalah kesederhanaan rumusnya. ROE dapat dihitung dengan mudah oleh investor karena rumusnya yang langsung menggunakan data keuangan yang umumnya tersedia dalam laporan laba rugi perusahaan.

    Dengan demikian, investor dapat dengan cepat mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan target investasinya.

    2. Menggambarkan Laba Secara Riil

    ROE mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih menggunakan modal yang dimiliki oleh pemegang sahamnya.

    Dengan menggunakan laba bersih sebagai dasar perhitungannya, ROE memberikan gambaran yang jelas tentang seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan laba.

    Ini membantu stakeholder, seperti investor dan pemilik perusahaan, untuk memahami kinerja keuangan perusahaan secara riil dan objektif.

    3. Bisa Dijadikan Tolak Ukur Evaluasi Kinerja

    ROE juga dapat digunakan sebagai salah satu tolok ukur untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, terutama yang berkaitan dengan manajemen.

    Jika ROE perusahaan menunjukkan penurunan yang signifikan atau tidak memenuhi ekspektasi, hal ini bisa menjadi sinyal bahwa manajemen perlu dievaluasi atau strategi bisnis perlu direvisi.

    Dalam beberapa kasus, investor bahkan dapat menggunakan angka ROE untuk meminta perubahan dalam dewan direksi melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) jika dianggap perlu untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

    Dengan demikian, ROE tidak hanya memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan, tetapi juga dapat digunakan sebagai alat evaluasi yang kuat untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dan kinerja manajemen perusahaan.

    Kelemahan Return on Equity

    Return On Equity (ROE): Pengertian, Rumus, dan Cara Menghitungnya
    Foto: Keunggulan dan Kelemahan ROE (Freepik.com)
    shopee pilih lokal

    Meskipun return on equity (ROE) tampaknya menjadi metrik yang efektif, namun ada beberapa kekurangan fundamental yang perlu diperhatikan, yaitu:

    1. Berpotensi Mengurangi Motivasi Perusahaan

    ROE dapat mengurangi motivasi perusahaan untuk melakukan eksperimen bisnis baru. Hal ini disebabkan karena perusahaan cenderung fokus untuk memastikan nilai keuntungan tetap lebih tinggi daripada biaya.

    Sebagai akibatnya, karyawan dan manajemen mungkin akan cenderung menghindari risiko dan tidak melakukan inovasi yang diperlukan untuk pertumbuhan jangka panjang.

    2. Kurang Mempertimbangkan Depresiasi Modal

    ROE tidak sepenuhnya memperhitungkan depresiasi modal, seperti mesin atau bangunan, saat melakukan perhitungan.

    Hal ini berarti bahwa meskipun nilai sebenarnya dari aset perusahaan mungkin menurun seiring waktu, ROE tetap bisa tinggi karena pengurangan nominal aset.

    Kekurangan ini dapat menyesatkan investor tentang kinerja sebenarnya dari perusahaan.

    3. Terkadang Tidak Sesuai Bagi Perusahaan yang Baru Berdiri

    ROE mungkin tidak cocok untuk diterapkan pada perusahaan baru yang baru saja berdiri (start-up).

    Start-up umumnya tidak akan memiliki ROE yang tinggi di awal karena masih dalam tahap pengenalan produk ke pasar dan mungkin mengalami kerugian dalam beberapa tahun pertama operasinya.

    Oleh karena itu, ROE tidak selalu merupakan indikator yang sesuai untuk mengevaluasi kinerja perusahaan baru.

    Ketiga kekurangan ini perlu dipertimbangkan dengan cermat oleh investor dalam menilai kesehatan dan kinerja suatu perusahaan.

    Baca Juga: Surplus Konsumen: Pengertian, Rumus, Dan Contohnya

    Demikianlah penjelasan tentang apa itu ROE, keuntungan, faktor-faktor, pro dan kontra, serta rumus dan cara menghitungnya.

    Jadi, ROE merupakan salah satu metrik pengukuran return yang paling simpel dalam penggunaannya.

    Belanja Harga Murah + Gratis Ongkir + Cashback

    X