Wireframe website memiliki fungsi penting dalam merepresentasikan visual antarmuka pengguna. Keberadaannya penting dalam website.
Dalam dunia desain web, wireframe merupakan fondasi yang penting dalam proses pengembangan sebuah situs web.
Secara sederhana, wireframe adalah representasi visual dari struktur dan tata letak halaman web tanpa adanya desain grafis atau elemen dekoratif.
Berfungsi sebagai kerangka kerja awal, wireframe website membantu para desainer dan pengembang untuk menggambarkan elemen-elemen utama seperti navigasi, konten, dan fungsi interaktif secara jelas dan terperinci.
Wireframe website juga berperan penting dalam memfasilitasi komunikasi antara berbagai pemangku kepentingan dalam sebuah proyek.
Dengan menggunakan wireframe, tim desain, pengembang, dan klien dapat dengan mudah berdiskusi tentang konsep, struktur, dan fungsi yang akan diimplementasikan dalam situs web.
Hal ini membantu menghindari kebingungan dan mencegah kesalahpahaman di masa mendatang.
Baca Juga: Berapa Biaya Pembuatan Website Untuk Toko Online?
Pengertian Wireframe Website
Melansir dari Hubspot, wireframe website adalah representasi visual dari struktur dasar sebuah situs web tanpa adanya elemen desain grafis atau dekoratif.
Pada dasarnya, wireframe adalah kerangka kerja yang menampilkan tata letak halaman, elemen-elemen utama, dan hubungan antar komponen dalam sebuah situs web.
Biasanya, wireframe disajikan dalam bentuk sketsa kasar atau diagram sederhana yang menunjukkan posisi dan fungsi dari setiap elemen, seperti navigasi, konten, tombol, dan bidang input.
Tujuan utama dari wireframe adalah untuk menyajikan konsep dan struktur situs web secara jelas dan terperinci sebelum masuk ke tahap desain grafis yang lebih mendetail.
Dengan menggunakan wireframe, desainer dan pengembang dapat dengan mudah berfokus pada aspek fundamental dari pengalaman pengguna, seperti hierarki informasi, navigasi, dan alur interaksi.
Hal ini membantu mengidentifikasi dan mengatasi potensi masalah atau kebingungan pengguna sejak dini, sehingga menghemat waktu dan biaya dalam pengembangan situs web.
Selain itu, wireframe website juga memainkan peran penting dalam memfasilitasi komunikasi antara berbagai pemangku kepentingan dalam sebuah proyek.
Dengan menyajikan ide-ide secara visual dalam bentuk wireframe, tim desain, pengembang, dan klien dapat dengan mudah berkolaborasi dan menyampaikan masukan mereka.
Baca Juga: 5 Penyebab Bug Dalam Website Dan Cara Mengatasinya
Jenis-Jenis Wireframe
Wireframe website dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan tingkat detail, tujuan, dan cara penyajian.
Berikut beberapa jenis wireframe yang umum digunakan dalam desain web:
1. Low-Fidelity Wireframe
Jenis wireframe ini merupakan representasi paling dasar dari struktur situs web.
Biasanya berupa sketsa kasar atau diagram sederhana yang menampilkan tata letak halaman dan elemen-elemen utama tanpa detail grafis atau desain.
Low-fidelity wireframe digunakan untuk menggambarkan konsep secara cepat dan mengidentifikasi struktur dasar situs web.
2. High-Fidelity Wireframe
Wireframe jenis ini lebih mendetail daripada low-fidelity wireframe, biasanya mencakup lebih banyak elemen seperti konten sebenarnya, tombol, dan navigasi yang lebih mirip dengan tampilan akhir situs web.
High-fidelity wireframe membantu desainer dan pengembang untuk memvisualisasikan dengan lebih jelas bagaimana situs web akan terlihat dan berinteraksi.
3. Interactive Wireframe
Jenis wireframe ini memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan elemen-elemen dasar situs web, seperti tombol, menu, atau bidang input.
Dengan menggunakan alat prototyping interaktif, desainer dapat membuat simulasi sederhana dari fungsionalitas situs web dan menguji pengalaman pengguna secara langsung.
4. Paper Prototype
Meskipun bukan teknologi digital, paper prototype merupakan jenis wireframe yang sering digunakan untuk menggambarkan tata letak halaman dan alur interaksi situs web.
Paper prototype biasanya dibuat dengan membuat sketsa halaman-halaman situs web pada kertas, kemudian dipotong-potong dan disusun ulang untuk mensimulasikan navigasi dan interaksi.
5. Responsive Wireframe
Dalam desain responsif, wireframe website harus mencakup berbagai tata letak yang berbeda untuk menyesuaikan dengan berbagai ukuran layar dan perangkat.
Jenis wireframe ini menggambarkan bagaimana elemen-elemen situs web akan disusun dan beradaptasi sesuai dengan resolusi layar yang berbeda.
Baca Juga: 7 Cara Membuat Website AMP Dengan Mudah
Fungsi Wireframe
Wireframe website memiliki beberapa fungsi yang sangat penting dalam proses desain dan pengembangan situs web.
Pertama, fungsi utama dari wireframe adalah untuk menyajikan struktur dasar situs web secara visual.
Hal ini membantu tim desain dan pengembang untuk memahami dan merencanakan tata letak halaman serta hierarki konten dengan jelas.
Dengan demikian, wireframe membantu mengatur elemen-elemen utama situs web seperti navigasi, konten, dan elemen interaktif dengan lebih terorganisir.
Tujuannya adalah dapat meningkatkan pengalaman pengguna.
Selain itu, wireframe juga berperan sebagai alat komunikasi yang efektif antara berbagai pemangku kepentingan dalam proyek, termasuk desainer, pengembang, dan klien.
Dengan menggunakan wireframe, ide-ide dan konsep-konsep dapat disajikan secara visual dengan jelas, memungkinkan diskusi yang lebih terfokus dan produktif.
Hal ini membantu memastikan bahwa semua pihak memiliki pemahaman yang sama tentang arah dan tujuan proyek, sehingga mengurangi risiko kesalahpahaman dan meningkatkan kepuasan akhir pengguna.
Dengan demikian, fungsi wireframe dalam proses desain web tidak hanya terbatas pada penyusunan struktur situs web, tetapi juga dalam memfasilitasi kolaborasi dan komunikasi antar tim dan pemangku kepentingan.
Cara Membuat Wireframe
Membuat wireframe website adalah langkah kunci dalam proses desain web. Berikut langkah-langkah membuat wireframe:
1. Rencanakan Struktur Situs
Pertama, identifikasi tujuan utama situs web dan siapa target audiensnya. Kemudian, buatlah rencana untuk struktur situs, termasuk halaman-halaman utama, navigasi, dan hierarki konten.
2. Pilih Alat Desain
Ada banyak alat yang dapat kamu gunakan untuk membuat wireframe, baik secara online maupun offline.
Beberapa pilihan populer termasuk Adobe XD, Sketch, Figma, dan Balsamiq. Pilihlah alat yang sesuai dengan preferensi kamu dan kebutuhan proyek.
3. Mulailah dengan Elemen Utama
Mulailah dengan membuat sketsa kasar dari tata letak halaman menggunakan bentuk dasar seperti kotak dan garis. Fokuskan pada penempatan elemen-elemen utama seperti header, konten, sidebar, dan footer.
4. Tambahkan Detail
Setelah memiliki kerangka dasar, tambahkan detail lebih lanjut seperti teks, tombol, gambar, dan elemen interaktif lainnya.
Pastikan untuk memperhatikan ruang kosong dan pengelompokan elemen untuk meningkatkan keterbacaan dan navigabilitas.
5. Uji dan Beri Masukan
Setelah selesai membuat wireframe, uji prototipnya dengan meminta masukan dari tim atau audiens target kamu.
Gunakan masukan tersebut untuk melakukan revisi jika diperlukan dan memastikan wireframe mencerminkan kebutuhan dan tujuan situs web.
6. Dokumentasikan
Terakhir, pastikan untuk mendokumentasikan wireframe dengan baik, termasuk penjelasan tentang tujuan dan fungsionalitas setiap elemen. Ini akan membantu memandu proses desain dan pengembangan selanjutnya.
Baca Juga: 8 Strategi Website Pemasaran Yang Efektif Untuk Bisnis
Demikian penjelasan seputar wireframe website beserta jenis dan cara membuatnya. Pastikan desain situs web-mu mudah dibaca oleh audiens, ya!