Netflix merupakan perusahaan penyedia layanan live streaming video dan film terbesar di dunia. Berikut sejarah lengkapnya!
Bagi kamu yang gemar menonton serial drama atau film, tentu sudah tidak asing lagi dengan aplikasi Netflix.
Pasalnya, Netflix menayangkan ribuan judul film dan serial TV yang bisa kamu saksikan.
Sebagian di antaranya bahkan hanya tayang secara eksklusif di Netflix. Popularitasnya mengantarkan platform ini sebagai aplikasi nonton film terbesar di dunia.
Namun, di balik ketenarannya, tahukah kamu bagaimana awal mula berdirinya Netflix?
Dalam artikel ini, akan dibahas sejarah lengkap berdirinya Netflix, perjalanan bisnis, hingga fakta menarik dibaliknya. Simak sampai akhir, ya!
Baca Juga: Manfaat Aplikasi Slack Untuk Komunikasi Perusahaan
Sejarah Netflix
Dirangkum dari berbagai sumber, Netflix Inc., merupakan perusahaan live streaming dan video berbayar yang didirikan pada tahun 1997 oleh pengusaha AS Reed Hastings dan Marc Randolph.
Pada tahun 1999, Netflix mulai menawarkan layanan berlangganan online melalui website. Pelanggan memilih judul film dan serial dari situs Web Netflix, kemudian dikirim ke pelanggan dalam bentuk DVD.
Meskipun pelanggan biasanya menyewa dengan biaya bulanan yang tetap sebanyak jumlah film per bulan yang diinginkan, jumlah DVD yang disediakan oleh Netflix saat itu terbatas.
Pada tahun 2006, Netflix meluncurkan sebuah kontes berhadiah senilai US$1 juta untuk menemukan cara meningkatkan algoritma Netflix.
Tiga tahun kemudian, hadiah itu diberikan kepada BellKor’s Pragmatic Chaos, sebuah tim yang terdiri dari tujuh ahli matematika, ilmuwan komputer, dan insinyur dari Amerika Serikat, Kanada, Austria, dan Israel.
Pada tahun 2007 Netflix mulai menawarkan pelanggan opsi untuk melakukan streaming beberapa film dan acara televisinya langsung ke rumah mereka melalui Internet.
Untuk sebagian besar paket berlangganan, layanan streaming bisa digunakan tanpa batas.
Netflix kemudian bermitra dengan produsen berbagai produk elektronik, termasuk konsol video game dan pemutar Disk Blu-ray, untuk memungkinkan videonya dikirimkan melalui koneksi internet ke perangkat tersebut.
Pada tahun 2010, Netflix memperkenalkan paket streaming yang menawarkan layanan streaming tanpa batas tanpa DVD.
Netflix kemudian berekspansi ke luar Amerika Serikat dengan menawarkan paket streaming di Kanada pada tahun 2010, Amerika Latin dan Karibia pada tahun 2011, dan di Inggris, Irlandia, serta Skandinavia pada tahun 2012.
Pada tahun 2016, layanan streaming-nya tersedia di lebih dari 190 negara.
Dimulai pada 2013 dengan serial drama pertamanya, House of Cards, Netflix menawarkan konten video yang diproduksi khusus untuk tayang di Netflix saja.
Serial dan film produksinya sendiri menjadi fokus utama Netflix. Pada akhir 2021, sudah ada lebih dari 2.400 judul film dan drama produksi Netflix.
Serial terkenalnya termasuk Unbreakable Kimmy Schmidt, Stranger Things, Narcos, The Crown, Bridgerton, dan Squid Game.
Baca Juga: 23 Aplikasi Desain Grafis untuk Bisnis, Pilih Sesuai Kebutuhan
Pendiri Netflix
Reed Hastings merupakan salah satu pendiri sekaligus CEO Netflix. Ia lahir pada 8 Oktober 1960 di Boston, Massachusetts, AS.
Melansir dari Britannica, Hastings belajar matematika di Bowdoin College di Brunswick, Maine, dan lulus dengan gelar sarjana pada tahun 1983.
Setelah bertugas di Korps Marinir AS, Ia menghabiskan waktu dua tahun dengan Peace Corps untuk menjadi guru matematika di Swaziland.
Ia kembali ke Amerika Serikat dan melanjutkan studi ke Stanford University. Hastings menerima gelar master dalam ilmu komputer pada tahun 1988.
Selanjutnya, Hastings menjadi developer perangkat lunak dan pada tahun 1991 ia mendirikan Pure Software yang ia jual pada tahun 1997 dengan keuntungan besar.
Pada tahun 1997, Hastings memiliki ide untuk membuat layanan penyewaan film berbasis langganan, karena Ia harus membayar denda keterlambatan yang besar akibat telat mengembalikan kaset video yang Ia sewa.
Hastings dan mitra bisnisnya, Marc Randolph mendirikan Netflix di California pada tahun 1997 dan memulai bisnis DVD mail-order pada tahun 1998.
Hastings menjadi CEO perusahaan. Pada awalnya, pelanggan diizinkan untuk menyewa setiap DVD dalam periode tujuh hari.
Mulai bulan Desember 1999, pelanggan dapat membayar biaya bulanan untuk menyewa DVD dalam jumlah tak terbatas.
Penyewaan DVD dilakukan melalui situs web, kemudian kaset akan dikirim ke alamat penyewa melalui pos.
Netflix kemudian meluncurkan aplikasi yang memungkinkan pelanggan mengakses film dan acara TV melalui live streaming.
Sejak memproduksi film dan serialnya sendiri pada tahun 2013, Netflix memperoleh kesuksesan besar dan akhirnya menjadi fokus utama perusahaan.
Baca Juga: Kelebihan Aplikasi Mobile, Bisa Tingkatkan Pengalaman Pengguna
Model Bisnis Netflix
Pada mulanya, Netflix menyewakan DVD kepada pelanggan yang dapat dipesan melalui situs web. Namun, model bisnis tersebut menghadapi kendala yang cukup merepotkan.
Salah satunya adalah karena pengiriman DVD melalui pos membutuhkan waktu hingga 4 hari kerja. Akibatnya, banyak pelanggan yang tidak mau menyewa DVD lagi secara berulang.
Pelanggan cenderung menyewa DVD terbaru ketimbang DVD lama. Agar perusahaan memperoleh keuntungan, margin profit per DVD harus mencapai angka 15-20 persen.
Mengatasi masalah tersebut, Netflix memodifikasi model bisnisnya. Netflix memberlakukan sistem sewa atau berlangganan dalam periode waktu yang lebih lama, misalnya satu tahun.
Dengan begitu, pelanggan harus membayar semua biaya sewa selama setahun di awal waktu sewa. Alhasil, pelanggan akan “terkunci” dengan platform Netflix.
Netflix juga membuka sistem antrian, yang mana pengguna dapat memilih judul film yang ingin mereka tonton selanjutnya.
Dengan begitu, proses pengiriman dan pengembalian DVD dapat dipercepat.
Pelanggan juga semakin terdorong untuk segera mengembalikan DVD lamanya agar dapat menerima DVD baru.
Pada tahun 2000, Netflix menyediakan program penyewaan film bertajuk “All-You-Can-Watch” dengan biaya berlangganan per bulan. Paket ini memungkinkan penggunanya untuk menerima hingga 4 DVD sekaligus.
Perusahaan juga menghapus denda keterlambatan, biaya pengiriman, dan biaya per film. Sampai saat ini, Netflix tetap eksis dalam dunia perfilman dengan model bisnis yang lebih modern.
Baca Juga: Intip Sejarah Aplikasi Twitter Hingga Dibeli Elon Musk
Netflix Meluncurkan Video on Demand
Model bisnis Netflix hari ini bermula pada tahun 2007. Saat itu, perusahaan menyediakan layanan live streaming dengan menggunakan koneksi internet yang stabil.
Pengguna wajib memiliki koneksi internet minimal 1 mbps untuk menikmati layanan streaming film, dan 3 mbps untuk menggunakan layanan streaming film kualitas tinggi.
Pada tahun 2008, Netflix memberikan akses tanpa batas untuk pelanggan paket streaming filmnya.
Pendekatan Netflix untuk memulai layanan video streaming-nya adalah proses bertahap.
Diluncurkan pada Januari 2007, perusahaan tidak meluncurkan layanannya untuk semua penggunanya sekaligus, melainkan secara bertahap meningkatkan penawaran layanan, menyelesaikannya untuk semua pelanggan pada Juni 2007.
Netflix menggunakan enkripsi DRM untuk melindungi kontennya, NetFlix DRM adalah salah satu solusi anti-pembajakan paling aman untuk video premium.
Pada bulan Agustus 2008, Netflix mengalami kerusakan database besar, dan tidak dapat mengirimkan DVD selama tiga hari.
Kondisi ini menjadi stimulus yang menyebabkan Netflix memilih untuk beralih cloud. Migrasi cloud ini berlangsung pada periode 2010-2011, dan baru selesai pada tahun 2015.
Hingga saat ini, semua orang dapat menikmati layanan Netflix dengan memilih paket berlangganan dan mengandalkan koneksi internet.
Kamu tidak perlu lagi menyewa DVD karen sudah menggunakanan layanan videp on demand.
Itulah perjalanan bisnis dan sejarah Netflix, perusahaan streaming video terbesar di dunia.