Kamu hendak menjual sesuatu yang baru? Tentunya kamu perlu mengetahui proses pengembangan produk baru.
Pengembangan produk mengacu pada proses lengkap membawa produk ke pasar. Hal ini mencakup memperbarui produk yang sudah ada dan memperkenalkan produk lama ke pasar baru.
Proses pengembangan produk baru termasuk mengidentifikasi kebutuhan pasar, membuat konsep produk, membangun peta jalan produk, dan meluncurkan produk. Tidak lupa pula untuk mengumpulkan umpan balik dari pelanggan.
Pengembangan produk baru adalah bagian inti dari desain produk. Proses pengembangan produk baru tidak berakhir sampai siklus hidup produk berakhir.
Kamu dapat terus mengumpulkan umpan balik pelanggan dan mengulangi versi baru dengan meningkatkan atau menambahkan fitur baru.
Tidak ada satu peran yang melakukan pengembangan produk.
Di perusahaan mana pun, baik bisnis tahap awal atau perusahaan mapan, pengembangan produk melibatkan kerja tim.
Mulai dari peran desain, teknik, manufaktur, pemasaran produk, UI/UX, dan banyak lagi. Setiap peran memainkan bagian penting dalam proses untuk mendefinisikan, merancang, membangun, menguji, dan mengirimkan produk.
Mari simak lebih lanjut mengenai proses pengembangan produk baru dalam artikel ini.
Baca Juga: 22 Marketplace di Indonesia yang Paling Banyak Dikunjungi
Apa Itu Proses Pengembangan Produk Baru?
Mengutip dari TC Gen, proses pengembangan produk baru mengacu pada seluruh rentang kegiatan perusahaan dalam mengkonseptualisasikan dan mewujudkan penawaran baru.
Sebuah konsep produk mungkin berasal dari pasar, di laboratorium, atau ruang kerja, atau yang disebut fuzzy front end. Ide ini biasanya datang dari kebutuhan pelanggan.
Proses pengembangan produk baru biasanya dibagi menjadi beberapa tahap, fase, atau langkah.
Kegiatannya, mulai dari menyusun ide produk baru, meneliti, merencanakan, merancang, membuat prototipe, dan mengujinya, sebelum meluncurkannya ke pasar.
Proses pengembangan produk baru adalah serangkaian langkah atau tahapan spesifik yang digunakan perusahaan.
Hal ini dilakukan untuk mencapai realisasi penawaran baru dalam memenuhi kebutuhan pasar.
Hampir setiap perusahaan mengembangkan produk atau layanan baru. Teknik pengembangan produk berbeda secara substansial dari satu perusahaan ke perusahaan lain.
Hal ini tergantung pada industri, jenis produk, dan apakah produk merupakan peningkatan tambahan atau inovasi terobosan.
Ini mungkin bentuk manajemen proses paling berdampak yang dapat dilakukan perusahaan, selain mengelola siklus hidup produk itu sendiri.
Baca Juga: 22 Nama Toko yang Bermakna Sukses, Bisa Jadi Inspirasi!
Tahapan dan Alur Proses Pengembangan Produk Baru
Seperti yang disebutkan sebelumnya, proses pengembangan produk baru dibagi dalam beberapa tahap.
Ada berbagai macam versi terkait proses pengembang produk baru. Mulai dari versi 7 langkah, 8 langkah, hingga 12 langkah.
Berikut ini adalah proses pengembangan produk baru versi 7 langkah.
1. Penyusunan Ide
Proses pengembangan produk baru dimulai dengan pembuatan ide.
Pada tahap ini, kamu melakukan brainstorming ide yang akan membantumu memecahkan masalah pelanggan dengan cara baru dan inovatif.
Saat kamu menemukan ide yang akan membantumu memecahkan kebutuhan pelanggan, penting untuk memiliki pemahaman yang kuat tentang target pasar.
Selain itu, kamu perlu tahu poin kesulitan pelanggan yang ingin kamu selesaikan dan carikan solusinya.
2. Penelitian
Setelah kamu mengembangkan ide produk, langkah selanjutnya adalah melakukan penelitian untuk menjadikan produk tersebut nyata.
Ada berbagai langkah yang dapat kamu lakukan untuk melakukan proses pengembangan produk baru ini.
Pertama, kamu bisa lakukan riset pasar untuk memahami sentimen saat ini di industri. Jika ada celah yang cocok dengan produkmu, apakah akan ada permintaan di pasar terkait produkmu itu?
Kedua, lakukanlah analisis kompetitor. Hal ini untuk memahami hal-hal yang dianggap kurang oleh pelanggan terhadap produk atau layanan kompetitor.
Kamu dapat masukkan pengetahuan tersebut ke dalam pengembangan produk, agar lebih sesuai dengan kebutuhan target pasar kamu.
Pada tahap ini, kamu juga bisa mendapatkan umpan balik awal dari pelanggan tentang ide produk kamu sebelum membuat definisi akhir untuk produk.
Salah satu cara terbaik untuk mendapatkan umpan balik ini, yaitu melalui survei. Kamu dapat dengan mudah dan cepat mengumpulkan informasi dari pelanggan yang sudah ada.
Pada tahap ini mungkin akan ada pengulangan, karena penelitianmu dilakukan untuk memperbaiki ide orisinal.
Baca Juga: 7 Situs Belanja Online Luar Negeri Terlengkap, Banyak Promonya!
3. Perencanaan
Tahap ketiga, yaitu perencanaan. Pada tahap ini, kamu merumuskan ide/definisi produk akhir berdasarkan ide dan penelitian awal, kemudian mulai membuat rencana untuk mewujudkannya.
Saat kamu menentukan produk akhir, kamu harus mulai merencanakan apa yang kamu perlukan untuk membuatnya.
Misalnya, jika membuat produk fisik, kamu harus mencari bahan yang diperlukan atau menemukan mitra produksi yang akan membantu dalam pembuatan.
Perencanaan juga melibatkan pembuatan strategi pemasaran yang akan membantumu memasarkan secara efektif ketika produk selesai.
Termasuk merencanakan model penetapan harga yang masuk akal untuk produk dan memastikan pelanggan akan membayar.
Penting juga untuk mengidentifikasi tim yang akan terlibat dalam proses pengembangan produk baru yang akan membantu membawanya ke pasar.
Mulai dari tim pemasaran yang akan mempromosikan produk, hingga kemungkinan mitra eksternal yang akan membantu produksi.
4. Pembuatan Prototipe
Mengutip dari Hubspot, fase pembuatan prototipe adalah ketika kamu datang dengan produk sampel yang akan dibuat selama produksi massal.
Prototipe ini sering disebut sebagai minimum viable product (MVP), yang merupakan versi dasar produkmu.
Ini masih mirip dengan produk akhir yang akan membantumu memahami cara kerjanya dan mengidentifikasi area apa pun yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan.
Kamu dapat membuat beberapa prototipe serta bolak-balik antara tahap ini dan tahap pengujian sebelum memiliki prototipe akhir.
Baca Juga: Apa Itu Prototype Produk? Berikut Fungsi dan Contohnya
5. Pengujian
Sebelum meluncurkan produk, kamu perlu mengujinya untuk memastikan produk akan berfungsi seperti yang diiklankan dan secara efektif memenuhi kebutuhan pelanggan.
Jadi, selama tahap ini, kamu akan membagikan prototipe dengan audiens target dan meminta umpan balik yang dapat ditindaklanjuti tentang cara kerja produk.
Pada dasarnya, produkmu digunakan dalam situasi yang mirip dengan kasus penggunaan di dunia nyata. Jadi, kamu tahu persis apa yang berhasil dan apa yang tidak.
Terkadang, hasil pengujian mengharuskanmu untuk kembali dan membuat perubahan pada prototipe.
Setelah kamu merasa prototipe sudah selesai dan siap untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, kamu bisa lanjut ke proses pengembangan produk baru selanjutnya.
6. Pengembangan Produk
Tahap ini melibatkan pembuatan produk akhir yang akan dikomersialkan setelah selesai.
Kamu bisa menggunakan wawasan yang diperoleh dari pengujian MVP untuk membuat sentuhan akhir pada prototipe dan memulai produksi massal.
Tergantung pada jenis bisnis, kamu mungkin akan memiliki proses yang berbeda untuk pengembangan produk.
Misalnya, kamu menjalankan bisnis SaaS (software as a service), tim pengembangan software atau pemrograman internal akan bekerja menyelesaikan coding.
Jika kamu membuat produk fisik, kamu dapat mempekerjakan tenaga kerja untuk komponen tertentu dan merakit produk akhir di gudang.
Apa pun prosesnya, tahap perencanaan seharusnya dapat membantu mengidentifikasi bagaimana pengembangan produk akan berjalan.
7. Komersialisasi
Tahap akhir dari proses pengembangan produk baru, yaitu komersialisasi, di mana kamu memperkenalkan produk ke pasar.
Kamu dapat mengimplementasikan rencana pemasaran untuk membuat audiens mengetahui produk barumu. Lakukan pula campaign yang akan menarik mereka untuk menjadi pelanggan.
Meskipun ini adalah tahap akhir, banyak bisnis meluncurkan produk mereka dan seiring berjalannya waktu, kembali melakukan perbaikan pada produk.
Hal ini karena bisnismu mendapatkan umpan balik pelanggan lebih banyak. Selain itu, adanya perubahan pasar yang membuat bisnis beradaptasi untuk selalu memberikan user experience terbaik.
Baca Juga: Pentingnya Performance Review Bagi Perusahaan dan Karyawan
Itulah penjelasan mengenai tujuh proses pengembangan produk baru. Semoga dapat membantumu dalam mengembangkan produk baru.
Sumber:
- https://blog.hubspot.com/marketing/product-development-process
- https://www.tcgen.com/product-development/process/