Apa itu retail? Bisa dibilang, ini model bisnis yang melakukan kontak langsung dengan konsumen akhir. Retail juga disebut dengan istilah eceran.
Bisnis retail sendiri berada di ujung rantai pasok barang sebelum akhirnya ke konsumen.
Skala bisnis eceran juga beragam, mulai dari toko kelontong yang paling sederhana hingga toserba yang menyediakan produk yang lebih bervariasi.
Jika kamu tertarik untuk memulai bisnis eceran, kamu perlu memahami dan mendalami apa itu retail, apa saja jenisnya, hingga karakteristiknya.
Baca Juga: Ini 8 Jenis Retailing Store Beserta Tips Memulainya
Apa Itu Retail?
Dalam pengertian yang paling sederhana, retail merupakan penjualan produk dari bisnis ke pelanggan.
Transaksi bisnis eceran terjadi pada satu titik, yaitu ketika pedagang langsung bertemu dengan konsumen, baik dalam bentuk toko fisik, situs web, penjualan langsung, dan sebagainya.
Ada bermacam jenis retail, mulai dari yang berskala besar seperti grosir hingga skala kecil semacam pengecer.
Namun, semuanya sama-sama menjual produk langsung ke konsumen atau pengguna akhir.
Sementara itu, retailer adalah pelaku usaha dari retail yang menjual produk langsung dari bisnis ke tangan konsumen.
Artinya, jika suatu bisnis menjual produk ke pihak lain untuk kemudian dijual kembali, maka Ia bukanlah pelaku retail.
Pemilik bisnis eceran cenderung tidak memproduksi barang yang mereka jual.
Mereka membeli produk ke produsen atau pedagang grosir dalam jumlah besar, kemudian menjualnya kembali ke konsumen dalam jumlah satuan.
Pengecer merupakan perantara antara pedagang grosir dan pengguna akhir dalam rantai pasokan. Jika melihat rantai pasokan, ada produsen, kemudian pedagang grosir (wholesaler), pengecer (retailer), dan konsumen sebagai pengguna akhir.
Baca Juga: 4 Tips Membuka Outlet Bisnis yang Perlu Diketahui
Berbagai Jenis Retail
Bisnis eceran terdengar sederhana, karena melakukan transaksi dasar antara pedagang dan konsumen. Namun berbagai bisnis retail punya teknik penjualan tersendiri dalam melayani konsumen.
Tak heran jika ada berbagai jenis eceran yang masing-masing memiliki pendekatan berbeda kepada konsumen.
Ada yang menawarkan pembelian langsung dari produsen, menyediakan banyak pilihan produk, dan ada pula yang memperhatikan faktor kenyamanan konsumen.
Berikut jenis-jenis bisnis eceran yang ada di luar sana:
1. Toserba
Jenis retail ini yang paling sering kita temui. Tipenya pun beragam, mulai dari supermarket, hypermarket, dan sebagainya.
Toserba mengumpulkan berbagai jenis produk dari sejumlah produsen.
Produk yang disediakan pun cenderung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti makanan, minuman, peralatan rumah tangga, dan sebagainya.
2. Department Store
Jenis bisnis eceran ini banyak ditemui di mal-mal. Department store menjual produk dalam ruang displai dengan kategori tertentu.
Produk yang dijual pun cenderung tersier, seperti pakaian, sepatu, perhiasan, produk kecantikan, dan sebagainya. Merek-merek tertentu terkadang memiliki ruang displainya tersendiri di department store.
3. Pengecer Gudang
Bisnis eceran jenis ini menjual produk dagangannya langsung dari gudang.
Berbagai macam produk di sini dikemas dalam jumlah banyak, kemudian dijual dengan harga lebih rendah dari retail pada umumnya.
4. Outlet
Jenis eceran yang satu ini mengkhususkan diri dalam kategori tertentu, seperti toko buku atau peralatan olahraga.
Sejumlah merek besar juga memiliki outlet, yang memang khusus menjual produk dari merek dagangnya sendiri.
5. Minimarket
Kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan jenis bisnis eceran yang satu itu, karena memang ia mudah ditemukan di mana-mana.
Minimarket didesain untuk kenyamanan konsumen.
Selain itu, minimarket berada dekat dengan rumahmu ketimbang supermarket, dan selalu mudah ditemukan ketika kamu sedang melakukan perjalanan jauh.
Baca Juga: 10 Manfaat Penggunaan Software Ritel Grosir Bagi Bisnis
6. Toko Diskon
Ada bisnis retail tertentu yang menawarkan diskon produk dagangannya seumur hidup.
Tak jauh berbeda dengan bisnis eceran yang menawarkan produk serba Rp5.000 atau serba Rp10.000.
7. Retail Online
Ketika kamu melihat barang dagangan di toko online atau marketplace, itu juga terhitung sebagai bisnis eceran.
Sesuai dengan namanya, transaksi bisnis ini dilakukan secara online. Jadi, penjual dan pembeli tidak saling bertemu secara langsung. Namun, barang yang kamu pesan secara online akan langsung dikirim ke alamat tujuan.
Biasanya, transaksi jenis ini dipilih karena mudah dan praktis. Itulah mengapa ada banyak sekali bisnis yang memilih operasionalnya secara online.
8. Showroom
Showroom merupakan tempat yang digunakan untuk memajang produk suatu merek, sekaligus menjadi area penjualan.
Biasanya, pelanggan bisa melihat-lihat produk yang ada di display. Nantinya, mereka dapat mengajukan pertanyaan seputar produk kepada tim penjualan yang ada di sana.
Ketika memutuskan untuk melakukan pembelian, mereka juga dapat langsung bertransaksi di dalam showroom.
9. Gift Shop
Gift shop atau toko penjual cinderamata termasuk dalam salah satu jenis bisnis ritel yang banyak ditemui di area atau tempat wisata.
Cinderamata yang dijual bisa beragam produk. Mulai dari pakaian, benda-benda dekoratif, dan lain sebagainya.
Selain di sekitar tempat wisata, gift shop juga sering ditemui dalam sebuah kafe. Biasanya, toko cinderamata dalam kafe akan menjual merchandise yang dapat dibeli pengunjung.
10. Corporate Chain
Corporate chain adalah jenis usaha ritel yang dimiliki oleh gabungan dari beberapa individu selaku pemegang saham perusahaan tersebut.
Biasanya, jenis usaha ritel yang satu ini dilakukan oleh korporasi dan termasuk dalam bisnis retail dengan skala besar.
Misalnya berupa grup perusahaan yang menaungi banyak merek. Di Indonesia, contoh corporate chain ini ialah Ramayana Group, Matahari Group, Robinson Group, dan lainnya.
Baca Juga: Sejarah Pasar Senen, Pusat Grosir Terbesar di Jakarta
12. Retail Mandiri
Lain halnya dengan corporate retail, jenis retail mandiri merupakan bisnis ritel yang dimiliki oleh individu atau perseorangan.
Bisnis yang dimiliki perorangan ini biasanya hanya berupa usaha kecil dan dikerjakan secara mandiri.
Seiring berkembangnya usaha, bisnis ritel pun dapat menambah tenaga kerja agar operasionalnya lebih efisien dan keuntungannya meningkat.
Apa Bedanya Retail dan Grosir?
Meski sama-sama mengumpulkan produk dari berbagai produsen untuk dijual ulang, ada perbedaan signifikan di antara retail dan grosir. Terutama soal prinsip bisnis.
Pedagang grosir menjual produk dalam jumlah besar ke berbagai gerai atau bisnis eceran.
Karena menjual dalam jumlah besar, tentunya pedagang grosir menetapkan harga yang cenderung lebih murah juga. Hal ini karena mereka membeli langsung ke produsen dalam partai besar.
Meski menyediakan barang dalam jumlah besar, pedagang grosir bisa saja menerima pesanan dalam jumlah lebih kecil, tergantung dari kebijakan penjualan masing-masing.
Adapun bisnis eceran menjual produk langsung ke tangan konsumen akhir. Dari segi harga pun jauh lebih mahal dari harga grosir.
Bisnis eceran menerima pembelian dalam jumlah satuan. Sekalipun menerima pesanan dalam jumlah besar, harga yang ditagihkan tetap harga retail.
Namun, hal ini bisa saja berubah jika ada promosi tertentu yang ditetapkan oleh pemilik bisnis eceran.
Baca Juga: Apa Itu E-Tailing? Ini Perkembangan Sektor Retail di Indonesia
Karakteristik Bisnis Retail
Terdapat sejumlah karakteristik yang membedakan eceran dengan grosir atau jenis bisnis perdagangan lain. Berikut beberapa karakteristik khas dari retail:
1. Kontak Langsung dengan Pelanggan
Pada bisnis eceran, penjual melakukan kontak langsung dengan konsumen akhir.
Ia menjadi perantara antara grosir dan pelanggan, bahkan antara produsen dan pelanggan. Ini tergantung dari saluran distribusi apa yang digunakan.
Hubungan penjual eceran pun lebih dekat dengan konsumen. Penjual membentuk ikatan dengan konsumen ketika membantu konsumen memutuskan produk apa yang harus mereka pilih.
2. Persediaan Barang dalam Jumlah Kecil
Tidak seperti pedagang grosir, penjual eceran tidak perlu menyimpan barang dalam jumlah besar.
Jika produk habis terjual, mereka bisa memesannya kembali ke pedagang grosir.
3. Menjual Beragam Produk
Penjual eceran biasanya tidak menjual produk dari satu merek saja.
Mereka mengumpulkan produk dari berbagai produsen, baik yang masih satu kategori maupun berbeda kategori, sesuai dengan permintaan pasar.
4. Perantara Konsumen dan Produsen
Karena penjual eceran berhubungan langsung dengan konsumen, ia bertindak sebagai perwakilan produsen.
Penjual retail bisa menyampaikan pendapat atau permintaan konsumen akan suatu produk kepada produsen.
5. Memiliki Ruang Terbatas
Toko eceran biasanya memiliki ruang displai produk yang terbatas.
Maka dari itu, produk yang ditampilkan biasanya produk-produk yang memang laku di pasaran.
6. Menjual Produk dengan Harga Tinggi
Penjual retail berada di ujung rantai pasokan.
Tahapan distribusi sebelumnya yang sudah memakan biaya, otomatis membuat harga jual menjadi lebih mahal di tangan penjual retail.
Baca Juga: Apa Itu Grosir? Ini Perbedaannya dengan Eceran dan Jenisnya
Contoh Bisnis Retail
Ada banyak contoh bisnis eceran yang sebenarnya bisa kamu coba mulai.
Ini dia contoh-contoh bisnis retail yang siapa tahu bisa jadi ide bisnis barumu. Beberapa di antaranya bahkan bisa kamu coba jual secara online, lho.
1. Toko Kelontong
Terdengar biasa saja, tetapi ini yang dibutuhkan banyak orang.
Kamu bisa memulai dengan berjualan di depan rumah, menggaet tetangga sebagai pembeli pertamamu.
Jangan lupa juga untuk mencari penyuplai tepercaya jika ingin membuka usaha toko kelontong ini.
2. Toko Kebutuhan Khusus
Retail memang menjual produk dari berbagai produsen, tetapi kamu tidak harus menjual segala jenis produk.
Kamu bisa fokus pada kategori tertentu, semisal produk kosmetik, buku, produk bayi, alat tulis, barang elektronik, dan sebagainya.
Bagaimana memilih kategori produk yang tepat? Kamu bisa mulai berjualan produk-produk yang kamu sukai atau yang berkaitan dengan hobimu.
Baca Juga: Apa Itu Harga Eceran Tertinggi (HET)? Ini Aturannya
3. Bisnis Waralaba
Bisnis franchise atau waralaba bisa kamu mulai dengan modal Rp3 juta-Rp5 juta saja untuk kategori makanan dan minuman.
Namun, waralaba tidak melulu berkutat di kategori makanan dan minuman. Jika punya modal besar, kamu bisa mulai bisnis waralaba apotek, minimarket, hingga SPBU.
Setelah tahu apa itu retail, kini tinggal mempertimbangkan apakah model bisnis ini cocok untukmu dan apa yang akan kamu jual. Semoga bermanfaat, ya.