Prototype produk merupakan bagian penting dari proses perancangan produk baru, seperti apa contohnya?
Semua bisnis harus terus berinovasi. Hal ini dilakukan untuk memenangkan persaingan pasar sekaligus menjawab kebutuhan konsumen.
Dalam periode waktu tertentu, bisnis mungkin perlu memperbarui produk lamanya atau menciptakan produk yang baru.
Sebelum produk tersebut dinyatakan layak untuk dijual, dibutuhkan sebuah pengujian untuk menilai dan mengevaluasi fungsi, kinerja, dan keamanannya.
Tahap uji coba ini biasanya melibatkan sebuah prototype atau purwarupa dari produk asli yang nantinya akan dipasarkan.
Utamanya dalam bidang teknologi, dikutip dari School of Business and Management Intitut Teknologi Bandung, Dr. Intan Rizky Mutiaz, M. Ds, seorang ahli Komunikasi Visual dan Multimedia mengatakan, “Prototyping diperuntukkan agar sumberdaya yang kita pergunakan tidak terbuang sia-sia. Nilai itu harus bisa diterima, dirasakan dan dicerna langsung manfaatnya oleh target market,”
Untuk memahami lebih lanjut tentang prototype produk beserta fungsinya, simak artikel ini sampai akhir, ya!
Baca Juga: 8 Strategi Penetapan Harga Jual Produk untuk Bisnismu
Apa Itu Prototype Produk?
Dilansir dari Ecwid, prototype merupakan bagian penting yang tak terpisahkan dari proses desain.
Prototype produk berfungsi sebagai “lampu hijau” dalam hal produksi dan kesuksesan suatu produk.
Prototype atau purwarupa berkaitan dengan demonstrasi, otentikasi, konfirmasi, dan validasi produk,
Prototype produk selanjutnya menjadi sampel uji coba dan evaluasi untuk menilai kelayakan produk sebelum komersialisasi.
Semua produk, termasuk teknologi, aplikasi, alat dapur, mesin, perangkat elektronik, bahkan produk makanan, membutuhkan sebuah prototype untuk diuji coba sebelum dipasarkan.
Sebagai contoh, usaha kuliner yang terlihat sederhana sekalipun tetap membutuhkan prototype.
Dalam hal ini, mungkin kamu menyebutnya dengan istilah lain.
Namun, pada dasarnya setiap produk makanan yang sudah kamu buat dari hasil uji coba berbagai resep, perlu dicicipi kembali cita rasa, keawetan, hingga kemasannya sebelum dijual ke pelanggan.
Artinya, kamu sudah melewati tahap uji coba produk dengan prototype awal. Setiap inovasi produk, tidak harus dalam bidang teknologi, membutuhkan tahap uji coba dan evaluasi.
Baca Juga: Penerapan Ergonomi dalam Lingkungan Kerja untuk Tingkatkan Produktivitas Pekerja
Jenis-Jenis Prototype Produk
Selama proses desain dan pembuatan produk, ada berbagai tahap pengembangan yang membutuhkan beberapa jenis prototype.
Dirangkum dari Volersystems, berikut empat jenis prototype produk yang perlu kamu ketahui.
1. Prototype Konsep
Jenis prototype produk ini merupakan yang paling dasar. Pada tahap ini, kamu perlu menguji konsep produk yang sudah ada dengan ketersediaan bahan, suku cadang, dan komponen lain.
Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah konsep awal produk dapat dibuat dengan sumber daya yang ada.
Pada tahap ini, kamu juga bisa mengasumsikan estimasi biaya perancangan produk. Selain itu, kamu juga bisa mulai merakit beberapa komponen inti produk dan mengujinya.
2. Prototype Visual
Jenis prototype produk ini menampilkan seluruh tampilan, bentuk, dan dimensi produk dalam bentuk visual.
Pada tahap ini, desain produk biasanya ditampilkan dalam bentuk mock up atau rancangan 3D sebagai gambaran awal terhadap bentuk akhir produk.
Prototype ini dapat disajikan dalam bentuk digital 3D maupun dibangun secara kasar menggunakan kardus, busa, styrofoam, kertas, dan sebagainya.
3. Prototype Kerja
Prototype kerja sudah memiliki bentuk yang mirip seperti wujud akhirnya. Pada tahap ini, rancangan produk sudah dibuat, semua komponen sudah dirakit, dan proses kerja produk sudah bisa dijalankan.
Jenis prototype ini biasanya digunakan dalam pameran atau demonstrasi. Namun, tampilan luar prototype produk ini biasanya sengaja ditutupi atau disamarkan agar sulit direkayasa.
4. Prototype Pra-Produksi
Jenis prototype ini dikenal juga sebagai sampel pabrik. Sampel inilah yang akan menjadi acuan terhadap produk akhir yang akan diproduksi secara massal.
Prototype ini biasanya sudah memiliki tampilan akhir yang sempurna dan sama seperti desain akhirnya.
Baca Juga: Indikator Kepuasan Konsumen sebagai Bahan Evaluasi Produk
Fungsi Prototype Produk
Ada beberapa fungsi prototype produk yang cukup penting bagi bisnis, berikut penjelasannya lengkapnya.
1. Menjawab Keinginan Pelanggan
Prototype merupakan purwarupa atas produk baru yang diinginkan pelanggan. Artinya, rancangan ini dapat menjawab keinginan pasar sekaligus menjadi solusi atau permasalah yang dialami konsumen.
Meskipun secara fungsional prototype belum dapat digunakan dengan maksimal, setidaknya rancangan ini mampu menjawab keinginan pelanggan. Termasuk menerima masukan dan evaluasi jika diperlukan.
2. Wujud Visi yang Nyata
Prototype merupakan kelanjutan dari ide dan konsep atas pengembangan suatu produk.
Artinya, protoype menjadi wujud nyata atas visi dan inovasi perusahaan terhadap pengembangan produk baru.
Meski bukan merupakan hasil akhir, prototype cukup bagus untuk dijadikan sebagai acuan bagi investor, mitra, atau pelanggan dalam memahami tujuan perusahaan dengan jelas dan nyata.
Baca Juga: 8 Contoh Promosi Produk untuk Memikat Calon Pembeli
3. Mencegah Kerugian
Proses pembuatan prototype memang membutuhkan biaya. Namun, jika ditelisik lebih lanjut, biaya prototype lebih murah ketimbang kerugian yang mungkin kamu alami jika asal dalam membuat produk.
Dengan prototype, kamu dapat menguji kekurangan dan kelebihan produk. Artinya, sebelum sampai ke tangan konsumen, kamu dapat melakukan beberapa perbaikan dan penyempurnaan.
Tanpa adanya prototype, mungkin saja produk yang kamu hasilkan justru tidak sesuai harapan pelanggan dan tidak terjual di pasaran.
4. Memudahkan Presentasi Produk
Tujuan utama bisnis adalah memperoleh keuntungan sebesar-besarnya, baik dari penjualan maupun investor.
Untuk memikat hati calon pelanggan atau investor, kamu perlu melakukan presentasi, demonstrasi, atau mengadakan pameran.
Prototype menjadi bukti nyata atas inovasi yang kamu miliki, lebih dari sekedar teori atau ide. Dengan begitu, pelanggan dan investor dapat lebih meyakini tujuan bisnismu.
5. Acuan Pengembangan Produk di Masa Depan
Prototype ibarat kepingan puzzle yang bisa dirakit ulang dan dikembangkan di masa depan.
Artinya, prototype bisa menjadi acuan dalam pengembangan produk berikutnya. Dengan begitu, kamu bisa menggunakan sebuah prototype berkali-kali untuk memodifikasi produk lama atau menciptakan yang baru.
Baca Juga: Produk Homogen: Karakteristik dan Perbedaan dengan Produk Heterogen
Contoh Prototype Produk
Pembuatan prototype produk setidaknya dapat menggunakan tiga contoh metodologi, berikut penjelasannya.
1. Paper Prototyping
Pembuatan prototype paling sederhana adalah berbasis kertas. Dengan gambar dua dimensi, sketsa prototype dibuat dengan sederhana.
Keunggulan paper prototype adalah mudah dan cepat untuk dibuat, dapat didokumentasikan dengan mudah, serta dapat menulis catatan dan perbaikan secara langsung.
2. Digital Prototype
Dibandingkan dengan contoh sebelumnya, tentu kamu sudah dapat menerka-nerka wujud prototype yang satu ini.
Yup, digital prototype merupakan yang paling umum dipakai saat ini. Proses pembuatannya adalah dengan bantuan teknologi digital untuk menciptakan sketsa dua dimensi atau tiga dimensi.
Prototype ini bisa langsung disajikan dalam bentuk digital untuk kebutuhan presentasi atau demo produk.
3. HTML Prototype
Metode pembuatan prototype produk ini adalah yang paling rumit. Sebab, prosesnya hanya disarankan untuk desainer yang memiliki keterampilan coding.
Pembuatan prototype ini adalah dengan metode HTML, yakni menulis kumpulan koda yang dapat menghasilkan purwarupa produk.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa prototype berfungsi sebagai desain awal pembuatan produk sebelum dijual. Demikian penjelasan tentang prototype produk beserta fungsinya bagi bisnis.
Sumber:
- https://www.ecwid.com/blog/what-is-product-prototype.html
- https://www.volersystems.com/blog/design-tips/4-types-prototypes-right