Menentukan harga produk merupakan salah satu hal penting dalam berbisnis. Apakah kamu sudah tahu cara menentukan harga jual yang tepat?
Harga jual yang tepat akan membuat keuntungan bisnis online kamu meningkat sekaligus juga membuat pelanggan merasa puas.
Pada dasarnya, ada 3 metode atau cara menentukan harga jual suatu produk. Berikut penjelasan lengkapnya!
Baca Juga: 13 Ide Kemasan Yang Ramah Lingkungan Untuk Produk Bisnis Onlinemu
Cara Menentukan Harga Jual Produk
Berikut cara menentukan harga jual yang bisa kamu terapkan dalam bisnis:
1. Menentukan Harga Berdasarkan Biaya (Cost-based Pricing)
Cara menentukan harga jual yang satu ini dilakukan berdasarkan biaya yang sudah kamu keluarkan untuk suatu produk ditambah keuntungan yang kamu inginkan.
Biaya ini termasuk bahan-bahan dan biaya operasional bisnis lainnya seperti listrik, gaji karyawan, transportasi, biaya promosi atau iklan, dan sebagainya.
Ini artinya kamu harus benar-benar paham berapa banyak biaya produksi yang kamu habiskan.
Setelah kamu menghitung jumlah biaya produksi yang dikeluarkan, jumlah ini ditambahkan dengan berapa persen keuntungan yang ingin kamu dapatkan dari jualan online.
Contoh:
Kamu ingin menjual aksesoris anak. Dalam proses pembuatan 10 aksesoris, kamu membutuhkan 100 ribu untuk bahan-bahan, dan 50 ribu untuk biaya operasional.
Maka biaya produksi yang kamu keluarkan adalah sebesar 150 ribu rupiah. Jika kamu menginginkan keuntungan sebesar 20%, maka cara menentukan harga jual produk kamu adalah:
150.000 + (20% x 150.000) = 180.000 per 10 produk
Jadi, harga jual per produk adalah 180.000 : 10 = 18.000
Jika kamu membeli barang jadi kepada supplier, kamu tinggal menambahkan harga beli dengan keuntungan yang kamu inginkan (harga mark up).
Kamu juga bisa memasukkan biaya operasional yang kamu keluarkan dari mark up ini.
Contoh:
Kamu membeli sepuluh kaos dengan harga 500 ribu, untuk membeli kaos ini, kamu mengeluarkan ongkos transportasi sebanyak 20 ribu.
Di sini, modal yang sudah kamu keluarkan yaitu sebesar 520 ribu. Jika kamu menginginkan keuntungan sebesar 100 ribu, maka harga per kaos adalah:
(520.000 + 100.000) : 10 = 62.000
Kekurangan dari metode ini yaitu tidak mempertimbangan permintaan dari pelanggan dan kompetisi harga di pasar.
Padahal, kedua faktor ini juga penting dalam memengaruhi harga produk.
2. Menentukan Harga Berdasarkan Kompetisi (Competition-based Pricing)
Strategi lainnya dalam menentukan harga produk yaitu dengan melihat kompetisi harga di pasar.
Dengan mengetahui harga dari para pesaing, kamu setidaknya sudah memiliki patokan harga. Ini bukan berarti kamu harus memberikan harga yang sama seperti harga yang ditawarkan pesaing.
Jika produk kamu lebih berkualitas, memiliki kemasan yang menarik dan berguna (misalnya menggunakan tote bag sebagai pengemas barang jualan kamu), atau website toko online kamu mudah diakses dan memebri banyak kemudahan pada pelanggan, kamu pantas menetapkan harga jual sendiri yang lebih tinggi.
Kekurangan dari metode ini adalah kamu akan mengabaikan biaya produksi jika terlalu fokus dengan harga yang ditetapkan pesaing. Kamu juga akan menghabiskan banyak waktu untuk melakukan riset pasar.
Baca Juga: 5 Cara Tingkatkan Keamanan Website Toko Online
3. Menentukan Harga Berdasarkan Pelanggan (Customer-based Pricing)
Dalam metode ini, cara menentukan harga jual produk yang ditentukan adalah berdasarkan pada persepsi pelanggan terhadap produk kamu.
Untuk melakukan metode ini, kamu perlu melakukan survei pelanggan. Kamu bisa melakukan wawancara atau memberi kuisioner dengan pertanyaan-pertanyaan seperti:
- Apakah pelanggan berasumsi bahwa harga menggambarkan kualitas produk?
- Apakah pelanggan merasa uang yang dihabiskan sepadan nilai yang diterima?
- Apakah pelanggan lebih mementingkan prestise dibanding harga?
Survei ini bisa membantu kamu menentukan harga produk yang kamu jual.
Kekurangan dari metode ini adalah kamu akan mengabaikan biaya produksi juga kompetisi harga jika terlalu fokus pada pelanggan.
4. Harga Margin
Kamu juga bisa menggunakan harga margin dalam menentukan harga jual produk. Ini adalah harga jual produk yang ditentukan berdasarkan jumlah produksi dan perkiraan profit yang akan diambil.
Misalnya, kamu membuka bisnis makanan dengan modal Rp15.000 dan ingin menjualnya seharga Rp18.750, maka cara menghitungnya, yakni:
Margin = (Harga jual-biaya produksi) / harga jual
Margin = (18,750 IDR – 15,000 IDR) / 18,750 IDR
Margin = 0.2 atau 20%
Baca Juga: Awas! Ini Ancaman 5 Jenis Malware Dalam Website Toko Online
5. Harga Keystone
Ini merupakan cara menentukan harga jual yang dilakukan dengan menjumlah 2 x harga grosir atau biaya perolehan produk.
Sekilas, harga keystone mirip dengan harga markup, tetapi biasanya markup memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Bahkan, ada yang jumlahnya mencapai 100%.
Biasanya, penetapan harga dengan metode keystone banyak digunakan oleh department store. Penetapan harga jual produk keystone tak hanya demi keuntungan semata.
Namun, biasanya karena ada faktor seperti barang yang tidak laku akan diretur, lalu menghasilkan stok barang berlebihan atau tidak bisa dijual.
Contohnya, kamu ingin menjual pakaian seharga Rp100.000, kamu pun dapat menentukan harga jual produk menjadi Rp200.000 jika menggunakan metode keystone ini.
Jika ingin menerapkan metode ini, pastikan kamu mempertimbangkan segala aspek sehingga bisnismu tetap memiliki pelanggan.
Misalnya, kamu telah memastikan produk yang kamu jual memiliki kualitas yang bagus sehingga menarik minat target pasar.
6. Value Based Pricing
Ini merupakan cara menentukan harga jual produk yang berbeda dari metode lainnya.
Melansir HubSpot, jika biasanya harga produk telah ditetapkan oleh produsen atau penjual, value based pricing ditentukan oleh pelanggan.
Jadi, sebuah produk akan disesuaikan dengan nilai yang telah diberikan oleh pelanggan.
Umumnya, ada suatu indikator yang harus dipenuhi dari pelanggan sehingga penjual bisa menentukan harga jual produk.
Nilai yang diberikan pelanggan ini bisa didapatkan melalui survey/riset tertentu. Nantinya, penjual akan memeroleh harga jual produk yang telah diperkirakan oleh para peserta.
Biasanya, value based pricing digunakan untuk menjual produk koleksi yang unik dan cukup langka, seperti karya seni.
Selain itu, value based pricing juga bisa digunakan dalam bisnis lain, dengan catatan memiliki kualitas yang bagus, langka, atau populer.
Baca Juga: 5 Instrumen Kebijakan Moneter Beserta Contohnya
7. Manufactured Suggested Retail Price (MSRP)
Cara menentukan harga jual produk berikutnya, yakni Manufactured Suggested Retail Price di mana harga jual telah ditetapkan oleh pemilik usaha pada pelanggannya.
Menurut Investopedia, MSRP ini disebut sebagai harga eceran yang disetarakan. Meski sudah ditentukan, beberapa penjual tetap bisa menaikkan harga produk di atas harga MSRP.
Biasanya, harga yang lebih tinggi dari ketentuan MSRP muncul karena produk tersebut sedang sulit ditemukan.
Bisa juga harga jual menjadi lebih rendah dari angka MSRP yang telah ditetapkan karena memang stoknya sedang melimpah. Jadi, kembali lagi kepada kondisi pasar dan kebijakan penjualnya.
Seluruh cara di atas memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kamu bisa menyesuaikan mana yang tepat untuk bisnis online kamu.
Kamu juga bisa mengombinasikan beberapa metode cara menentukan harga jual, sehingga kamu tetap mendapat laba yang sepadan dan pelanggan pun senang.
Baca Juga: 7 Beauty Influencer Terpopuler di Indonesia, Adakah Idolamu?
Itulah berbagai cara menentukan harga jual yang bisa kamu lakukan. Semoga informasi ini bisa membantumu!
Sumber:
- https://www.uschamber.com/co/start/strategy/how-to-price-your-product
- https://www.productmarketingalliance.com/how-to-calculate-the-perfect-product-selling-price/