Apa itu soft selling? Ini merupakan pendekatan penjualan secara tidak langsung pada konsumen.
Penjualan dilakukan secara pasif, artinya kita lebih banyak mendengarkan konsumen ketimbang langsung menyodorkan produk untuk dibeli. Konsumen pun tidak merasa tertekan dengan cara ini.
Teknik soft selling banyak digunakan oleh tenaga sales, meski tidak menutup kemungkinan pemasaran juga melakukan teknik ini. Konten iklan pun dapat menggunakan teknik soft selling.
Kebalikan dari soft selling adalah hard selling yang bersifat langsung dan gamblang. Berbeda dengan hard selling, ketika melakukan soft selling, kita membutuhkan energi lebih untuk mendengarkan kebutuhan konsumen dan memberikan solusi melalui produk yang ditawarkan.
Apa itu soft selling, bagaimana cara menerapkan teknik ini, dan seperti apa contohnya? Simak pembahasan lengkapnya dalam artikel berikut!
Baca Juga: Apa Itu Paid Promote? Berikut Tips dan Manfaatnya dalam Bisnis
Apa Itu Soft Selling?
Apa itu soft selling? Ia merupakan pendekatan penjualan yang menciptakan pengalaman penjualan dengan tekanan rendah dalam melakukan prospek.
Menggunakan teknik soft selling, bukan berarti tenaga sales melakukan penjualan secara pasif. Teknik penjualannya memang dirancang untuk menawarkan produk tanpa terkesan memaksa.
Konsumen cenderung lebih banyak diajak untuk berbincang-bincang dengan tenaga sales sambil menciptakan suasana santai. Butuh energi lebih dari tenaga sales dalam melakukan soft selling, karena harus menjaga perhatian konsumen dengan cara yang ramah.
Taktik soft selling dilakukan dengan menyampaikan ide, pesan, dan komunikasi secara berulang. Cara itu cenderung lebih persuasif dan tidak membuat calon konsumen kesal.
Soft selling tidak sekadar teknik penjualan yang langsung diaplikasikan oleh tenaga sales. Dalam mengiklankan produk, kamu juga bisa menggunakan teknik soft selling.
Dalam konten iklan, soft selling lebih menekankan manfaat produk atau jasa. Iklan ini menarik emosi konsumen dengan menggunakan humor atau memunculkan narasi bersahabat.
Dasar pemikirannya, keputusan untuk membeli sesuatu tergantung pada perasaan konsumen terhadap produk tersebut. Bukan dengan memaksa konsumen untuk segera membeli produk tersebut sekarang juga.
Teknik Soft Selling Untuk Bisnis
Teknik soft selling lebih fokus pada bujukan halus dengan bahasa santai. Nada berbicara yang digunakan di sini harus lebih ramah dan mengajak berbincang, yang berujung pada prospek kemudian transaksi.
Selain sebagai teknik penjualan, soft selling dapat diterapkan pada segala jenis pemasaran. Mulai dari pembuatan materi media sosial hingga hubungan langsung ke konsumen.
Berikut ada beberapa cara untuk menerapkan teknik soft selling untuk bisnis:
1. Lakukan Riset
Langkah pertama dalam melakukan soft selling, yaitu melakukan riset terhadap konsumen potensial. Selain meriset karakteristik dan perilaku mereka, kamu juga perlu mengetahui apa kebutuhan mereka.
Riset ini dapat kamu lakukan kepada sejumlah komunitas yang kamu anggap potensial, atau lakukan secara online. Kamu dapat meriset pengikutmu sendiri di media sosial. Pelajari karakteristik, minat, dan hobi mereka.
Riset dapat membantu memikirkan cara memulai percakapan ketika melakukan teknik soft selling. Apakah konsumen memiliki masalah yang dapat dipecahkan oleh produkmu atau tidak.
2. Jalin Hubungan dengan Konsumen
Teknik soft selling memprioritaskan konsumen dan hubungan dengan mereka. Kontak pertama sangat krusial, baik itu bertemu langsung, melalui telepon, atau chat.
Jaga agar nada bicara dan bahasa yang digunakan tetap ramah dan berempati. Lontarkan pertanyaan yang bagus, agar konsumen memberikan informasi yang membantumu mengetahui karakteristik mereka.
Baca Juga: Pahami Apa Itu Soft Selling agar Jualanmu Lebih Persuasif
3. Beri Konsultasi untuk Menemukan Kebutuhan Konsumen
Setelah mengenal karakteristik konsumen, kamu jadi punya gambaran yang lebih baik produk apa yang cocok untuk mereka. Pertanyaan bisa terus bergulir hingga menemukan masalah yang dihadapi konsumen.
Kamu bisa memberi saran kepada konsumen tentang cara mengatasi masalah yang mereka hadapi. Jika produkmu dapat berperan dalam mengatasi masalah tersebut, tawarkanlah dengan cara yang halus.
Deskripsikan produkmu secara mendetail dan tekankan aspek mana yang dapat menyelesaikan masalah tersebut. Jangan lupa untuk tetap mendengarkan keluh kesah konsumen secara aktif.
4. Buat Rekomendasi
Ketika sedang mempresentasikan produk terhadap konsumen, baik itu secara formal maupun informal, sesuaikan informasi produk dengan kebutuhan personal konsumen. Buat rekomendasi produk yang cocok untuk konsumen, ketimbang hanya mendeskripsikan produk secara keseluruhan.
Sentuh aspek personal konsumen, seperti mengatasi masalah mereka atau menyesuaikan produk yang sesuai anggaran belanja mereka.
Tidak seperti hard selling yang cenderung harus mengikuti skenario utama dalam penjualan, teknik soft selling memungkinkanmu untuk memodifikasi presentasi produk.
5. Edukasi Konsumen
Sebisa mungkin, jawab pertanyaan apa pun yang dilontarkan konsumen. Pastikan informasi yang diberikan sesuai dengan yang mereka minta dan relevan dengan pertanyaannya.
Kamu pun dapat mengedukasi konsumen mengenai produkmu. Menanggapi pertanyaan dengan segera dan menunjukkan pengetahuan tinggi mengenai produk, dapat membangun kepercayaan konsumen.
Konsumen akan percaya bahwa bisnismu adalah bisnis profesional yang dapat menjawab segala kebutuhan terkait bidangmu. Kepercayaan merupakan kunci dari menciptakan pelanggan loyal.
6. Lakukan Penjualan atau Bertukar Kontak
Jika kamu melakukan langkah-langkah soft selling dengan benar, kamu sudah bisa mengubah prospek menjadi penjualan. Akhirnya, transaksi pun terjadi.
Ada kalanya konsumen tertarik, tetapi memutuskan untuk tidak membeli sekarang juga. Ini tetaplah peluang penjualan pada masa mendatang.
Pastikan kamu memberikan kontakmu kepada konsumen potensial. Jika mereka berkenan, mintalah kontak mereka untuk suatu hari dapat kamu tawarkan kembali produkmu.
Contoh Soft Selling
Seperti yang sudah diungkap sebelumnya, teknik soft selling bisa dilakukan pada pemasaran maupun penjualan. Pada pemasaran, soft selling biasa digunakan pada konten iklan.
Iklan parfum dapat menjadi contoh baik dalam penggunaan teknik soft selling. Pemasaran parfum biasanya tidak banyak bicara soal seperti apa wangi yang dihasilkan.
Iklan parfum hanya menggambarkan penggunanya merasa senang atau memunculkan kesan elegan. Kadang juga hanya menggunakan kata-kata puitis.
Dalam penjualan langsung, tenaga sales parfum biasanya membagikan sampel parfum di kertas khusus agar dapat dihirup wanginya. Hal ini dilakukan ketimbang banyak bicara mendeskripsikan seperti apa wanginya.
Baca Juga: Kenalan Dulu dengan Brand Awareness dan cek Manfaatnya!
Contoh lain, tenaga sales skin care yang melakukan edukasi terhadap konsumen mengenai kandungan apa yang cocok atau tidak cocok digunakan pada tipe kulit tertentu. Kemudian ia menawarkan produk yang memiliki kandungan sesuai tersebut.
Itulah penjelasan mengenai soft selling. Dengan pembahasan ini diharapkan kamu sudah memahami apa itu soft selling, bagaimana teknik hingga contohnya. Semoga bermanfaat!