Roti Gembong Gedhe adalah salah satu gerai roti terkemuka yang sudah memiliki ratusan cabang. Bagaimana kisah inspiratifnya?
Bisnis kuliner memang tak ada matinya. Semua orang butuh makan dan jajan, sebagai kebutuhan pokok tentunya makan dan minuman adalah produk bisnis yang menjanjikan.
Lebih dari sekedar mengenyangkan perut, makanan kini juga menjadi sarana hiburan bagi orang-orang yang ingin menyenangkan hati.
Coba saja ingat-ingat kembali, seberapa sering kamu membeli makanan karena ingin memuaskan rasa penasaran?
Kebanyakan orang kini membeli makanan bukan untuk menghilangkan lapar. Mereka membeli makanan dan jajanan karena penasaran dengan rasanya atau karena terpengaruh orang lain.
Terlebih lagi orang Indonesia dikenal hobi jajan, mengonsumsi camilan, dan bahkan sudah jadi kebiasaan untuk berburu makanan enak. Itulah alasan mengapa wisata kuliner semakin disukai.
Kemana pun kamu liburan, mencicipi kuliner lokal adalah keharusan. Begitupun dengan Roti Gembong, roti terkenal asal Yogyakarta yang kerap kali jadi oleh-oleh bagi turis yang melimpir ke Kota Pelajar ini.
Penasaran dengan kisah bisnisnya? Simak sampai akhir, ya!
Baca Juga: Perjalanan Bisnis Esteh Indonesia, Sukses Dirikan 700 Gerai di Indonesia
Roti Gembong Lahir Saat Pandemi
Pandemi COVID-19 memberikan hantaman keras bagi semua bidang kehidupan, terutama perekonomian. Banyak bisnis yang gulung tikar akibat pandemi.
Namun, ketika bisnis lain tengah kesulitan, Roti Gembong justru mampu memenangkan hati pelanggan.
Sosok di balik kesuksesan Roti Gembong adalah Afan Syahdana, pemuda yang baru berusia 19 tahun kala itu mampu mengembangkan usaha Roti Gembong Gedhe.
Pemuda asal Yogyakarta tersebut sebenarnya masih mengemban pendidikan tinggi di Singapura dengan jurusan bisnis manajemen. Namun, karena pandemi, ia terpaksa pulang ke Tanah Air.
Tidak ingin menganggur di Indonesia, ia pun mulai terjun ke dunia bisnis kuliner. Afan yang berasal dari Sinduadi, Sleman, DIY ini baru memulai bisnisnya sejak Februari 2020 lalu ketika pandemi datang dan kampusnya di-lockdown.
“Ya sebenarnya berkah pandemi, kuliah saya di Singapura di-lockdown, terus harus pulang awal Febuari (2020). Sampai rumah lihat kakak buka toko roti Gembong Mokoh namanya, di Gejayan. Nah saya daripada nganggur, ngapain, ya udah buka toko roti saja,” kata Afan, dikutip dari SindoNews.
Pada mulanya Afan tidak tahu apa-apa soal bisnis roti. Ia hanya mencoba roti gembing di toko kakaknya yang enak dan murah. Mulai dari situ, Ia berpikir merintis usahanya sendiri sekaligus mempraktikkan ilmu yang Ia pelajari saat kuliah.
Toko Roti Gembong pertamanya berdiri pada akhir Februari 2020 di Jalan Godean, Sleman, DIY. Modal awalnya Ia dapatkan dari orang tuanya sebagai pengganti uang saku kuliahnya setahun ke depan yang dilakukan secara daring.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Aplikasi Pencatatan Penjualan Gratis Terbaik
Perjalanan Bisnis Roti Gembong Gedhe
Meski terinspirasi dari toko kakaknya, Afan tidak menggunakan nama toko Roti Gembong Mokoh seperti kakaknya. Afan menilai nama Mokoh kurang dimengerti warga Yogya.
Kemudian, Ia bertanya kepada ayahnya dan menggunakan nama Gedhe yang merupakan nama sang ayah. Nama Gedhe sendiri dinilai pas, sebab roti gembong memang berukuran besar karena mengembang saat dioven. Nama ini juga mudah diingat.
Uniknya, ide membuka cabang Roti Gembong justru datang dari konsumennya. Afan menceritakan bahwa salah satu konsumennya sering mengajaknya diskusi untuk bekerja sama karena memiliki properti yang nganggur dekat Stadion Maguwoharjo.
Rupanya, ada banyak sekali pelanggan yang juga ingin dibukakan cabang baru, terus mengalir hingga punya puluhan cabang. Kini Ia menjabat sebagai Direktur Marketing, sementara sang kakak menjadi Direktur Utama.
Roti gembong sebenarnya bukan makanan khas Yogyakarta, melainkan roti khas Kutai Kartanegara. Namun, karena kuliner ini dipopulerkan di Yogya, banyak orang beranggapan roti ini adalah kuliner khas Kota Pelajar.
Baca Juga: Rekomendasi Font Keren Gratis Untuk Website dan Desain Logo
Kunci Sukses Roti Gembong
Kesuksesan toko roti milik Afan ini rupanya tak membutuhkan waktu lama. Usahanya kini sudah memiliki lebih dari 100 cabang dengan 1.100 karyawan dan tentunya akan bertambah besar.
Berdasarkan penyataan Afan yang dikutip dari GNFI, awalnya roti gembong hanya punya tiga varian, yaitu original, buttercream, dan srikaya. Kemudian menambah varian rasa yang lebih banyak pilihan agar bisa dinikmati masyarakat.
Sebenarnya roti bukanlah makanan baru di Indonesia. Roti sendiri jadi salah satu makanan pengganti nasi yang punya banyak sekali varian. Makanan yang satu ini sudah sangat familiar di lidah orang Indonesia.
Namun, ada rahasia yang membuat roti milik Afan ini sukses memenangkan hati konsumen, yaitu menjaga kelembutan dan aromanya.
Ditambah penggunaan bahan pilihan, misalnya butter dan susu yang didatangkan langsung dari New Zealand. Rotinya juga selalu mempertahankan kualitas, meski harga bahan baku naik, tapi harga jual bisa tetap sama.
Hingga saat ini, pembuatan roti masih mengandalkan tangan dan dikerjakan karyawan di masing-masing outlet. Setiap outlet mempunyai tempat produksi dan langsung dijual di tempat.
Meskipun standarisasi dan penetapan SOP menjadi tantangan utama, namun hal tersebut berhasil diatas. Sebab, biar bagaimana pun kesuksesan brand dengan banyak cabang adalah soal konsistensi rasa dan kualitas.
Untuk urusan promosi dan pemasaran, toko roti ini menggunakan media sosial dan website. Awalnya, Afan tak mau menggunakan endorse karena ingin membuat rotinya nampak natural.
Namun, setelah toko rotinya menjadi semakin besar, barulah Ia sesekali menggunakan endorsement.
Baca Juga: 5 Tugas Admin Toko Online dan Skill yang Perlu Dimiliki
Itulah kisah inspiratif Toko Roti Gembong Gedhe yang menarik untuk dikupas dan menjadi motivasi untuk anak muda.
Jadi, siapkah kamu mengembangkan pasar UMKM di Indonesia?
Sumber: