Margin of safety adalah istilah yang digunakan dalam dunia investasi sekaligus akuntansi.
Investor menggunakan prinsip ini sebagai salah satu bahan pertimbangan menempatkan investasi. Adapun pada akuntansi maknanya berbeda.
Perhitungan margin pada akuntansi sebuah perusahaan dapat menjadi indikasi apakah sebuah perusahaan atau proyek mendapat keuntungan atau tidak.
Berikut akan dijelaskan lebih lanjut mengenai apa itu margin of safety, cara kerjanya, cara menghitungnya, hingga kelebihan dan kekurangannya.
Baca Juga: Apa itu Stock Opname? Simak Pengertian, Cara, dan Manfaatnya di Sini!
Margin of Safety Adalah …
Menurut Investopedia, margin of safety adalah prinsip investasi yang mana investor hanya membeli saham atau sekuritas ketika harga pasarnya jauh di bawah nilai intrinsiknya.
Dengan kata lain, ketika harga pasar suatu sekuritas jauh di bawah perkiraanmu atas nilai intrinsiknya, margin of safety adalah perbedaan nilai tersebut.
Investor pun dapat menetapkan margin yang mereka anggap aman, sesuai dengan profil risiko mereka sendiri.
Membeli sekuritas ketika selisih nilai ini ada, memungkinkan investasi dilakukan dengan risiko penurunan yang minimal.
Dalam akuntansi, pengertian margin of safety adalah perbedaan antara penjualan aktual dan penjualan impas.
Kamu dapat menggunakan margin ini untuk mengetahui seberapa besar penurunan penjualan yang mengindikasikan perusahaan atau proyek bisnis tidak menguntungkan.
Pencetus prinsip margin of safety adalah investor Amerika bernama Benjamin Graham yang dikenal sebagai Bapak Investasi Nilai. Pengikut prinsip Graham, salah satunya Warren Buffett.
Pada prinsip ini, investor memanfaatkan faktor kualitatif dan kuantitatif untuk menentukan nilai intrinsik sekuritas.
Faktor yang dinilai, mulai dari manajemen perusahaan, tata kelola, kinerja industri, aset, hingga pendapatan.
Harga pasar tersebut kemudian digunakan sebagai titik perbandingan untuk menghitung margin of safety.
Buffett merupakan sosok yang sangat percaya pada prinsip ini dan menyatakan margin of safety adalah salah satu landasan investasinya.
Ia menerapkan diskon 50% pada nilai intrinsik saham sebagai target harganya.
Mempertimbangkan margin tersebut saat berinvestasi, dapat melindungimu dari kesalahan dalam penilaian atau perhitungan analis.
Namun, langkah itu juga belum tentu menjamin investasi yang sukses. Hal ini karena menentukan nilai sesungguhnya sebuah perusahaan atau nilai intrinsik, bisa sangat subjektif.
Investor dan analis fundamental mungkin memiliki metode yang berbeda untuk menghitung nilai intrinsik.
Namun, jarang ada investor atau analis yang benar-benar akurat dan tepat. Selain itu, sangat sulit untuk memprediksi pendapatan atau profit perusahaan.
Baca Juga: Fungsi dan Jenis Margin Profit yang Perlu Kamu Ketahui
Cara Kerja Margin of Safety
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, margin of safety memiliki makna yang berbeda jika dilihat dari perspektif investasi dan akuntansi.
Oleh karena itu, cara kerja prinsip ini berbeda pada dua bidang tersebut. Tujuan dan pengaplikasiannya pun berbeda. Berikut ini dua cara kerjanya:
1. Anggaran
Dalam penganggaran, margin of safety adalah kesenjangan antara perkiraan hasil penjualan dan tingkat penurunan penjualan sebelum perusahaan dianggap tidak menguntungkan.
Bagi manajemen dan pemilik bisnis, margin tersebut merupakan tanda yang menunjukkan risiko kerugian yang mungkin terjadi karena bisnis mengalami perubahan penjualan.
Hal ini terutama ketika sejumlah besar penjualan berisiko mengalami penurunan atau tidak mendatangkan keuntungan sama sekali.
Persentase margin yang rendah dapat menyebabkan bisnis memangkas sejumlah biaya operasional. Adapun persentase margin yang tinggi memastikan perusahaan terlindungi dari berbagai risiko yang terjadi pada penjualan.
Baca Juga: Jenis-Jenis Anggaran Perusahaan yang Perlu Kamu Pahami
2. Investasi
Pada prinsip investasi, margin of safety adalah selisih antara nilai intrinsik suatu saham dengan harga pasar yang berlaku.
Yang dimaksud dengan nilai intrinsik adalah nilai sebenarnya dari aset perusahaan atau nilai sekarang dari suatu aset. Nilai ini didapat ketika menjumlahkan total pendapatan masa depan yang didiskontokan.
Ketika diterapkan pada investasi, margin ini dihitung dengan asumsi. Artinya, investor hanya akan membeli sekuritas ketika harga pasar secara material berada di bawah estimasi nilai intrinsiknya.
Menentukan nilai intrinsik atau nilai sebenarnya dari suatu sekuritas bisa sangat subjektif di kalangan investor atau analis.
Hal ini karena setiap investor menggunakan cara yang berbeda untuk menghitung nilai intrinsik. Hasilnya bisa akurat atau tidak.
Harga pasar yang wajar dari sekuritas harus diketahui untuk menggunakan metode analisis arus kas yang didiskontokan. Hal ini agar nilai yang didapat merupakan nilai bisnis yang objektif dan wajar.
Baca Juga: Penting untuk Investor! Ini 3 Cara Cek Perusahaan yang Terdaftar di OJK
Cara Menghitung Margin of Safety
Dalam akuntansi, ada rumus untuk menghitung margin yang aman. Caranya yaitu dengan mengurangkan jumlah titik impas dari penjualan aktual atau yang dianggarkan.
Kemudian hasil pengurangan tersebut dibagi dengan penjualan. Hasil akhir margin of safety adalah persentase. Berikut ini rumusnya menurut Corporate Finance Institute:
- Margin of Safety = (Tingkat Penjualan Saat Ini – Titik Impas) / Tingkat Penjualan Saat Ini x 100
Jika ingin mendapatkan hasil yang dinyatakan dalam jumlah mata uang atau unit, berikut ini rumusnya:
- Margin of Safety dalam Mata Uang = Penjualan Saat Ini – Penjualan Impas
- Margin of Safety dalam Unit = Unit Penjualan Saat Ini – Titik Impas
Contoh cara menghitungnya, katakanlah kamu membeli mesin cutting baru untuk bisnis percetakanmu. Biaya mesin akan meningkatkan biaya operasi menjadi Rp10.000.000 per tahun.
Namun, berkat mesin baru ini, pendapatan jadi meningkat pula. Hal ini karena bisnismu bisa memberi variasi jasa baru, yaitu cutting stiker atau kertas sesuai bentuk.
Setelah mesin dibeli, bisnis percetakanmu mencapai pendapatan penjualan hingga Rp40 juta. Adapun titik impasnya Rp37 juta. Dengan demikian, margin of safety sebesar 7,5%.
Baca Juga: Apa itu ROI? Ini Penjelasan Terperinci dan Cara Menghitungnya!
Kelebihan Margin of Safety
Beralih ke perspektif investasi, menggunakan prinsip ini dalam berinvestasi memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri.
Mari kita bahas terlebih dahulu kelebihannya. Kelebihan margin of safety adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan Ruang untuk Kesalahan
Melakukan kesalahan ketika berinvestasi bisa sangat umum terjadi. Di sinilah kelebihan prinsip ini, yaitu menciptakan ruang untuk kesalahan.
Berinvestasi dengan margin yang cukup lebar, dapat memberi investor bantalan pengaman jika ia melakukan kesalahan.
2. Menghitung Berbagai Risiko
Kelebihan lain margin of safety adalah membantu investor memperhitungkan berbagai risiko. Untuk menciptakan margin yang cukup lebar, ada banyak yang harus diperhitungkan.
Berbagai jenis risiko yang harus diperhitungkan, antara lain hal spesifik terkait perusahaan, pasar saham, dan kesalahan dalam penilaian investor.
3. Mencegah “Ikut-ikutan” Investor Lain
Banyak investor pemula yang seringnya hanya mengikuti tren pasar. Misalnya, ikut membeli saham perusahaan A karena sedang tren atau banyak diperbincangkan.
Penempatan investasi tanpa pertimbangan panjang, tentunya bisa membawa masalah pada kemudian hari.
Dengan memperhitungkan margin yang aman, investor dapat menghindari membuat keputusan berdasarkan tren.
Baca Juga: Lebih Untung Mana, Bisnis Trading atau Investasi?
Kekurangan Margin of Safety
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, margin of safety adalah prinsip yang sangat subjektif. Hal ini karena sulit menentukan nilai intrinsik suatu perusahaan.
Mari kita bahas pula kekurangannya. Kekurangan margin of safety adalah sebagai berikut:
1. Didasari oleh Faktor Subjektif
Kekurangan paling utama dari margin of safety adalah subjektivitas. Prinsip ini mengharuskanmu untuk menghitung nilai intrinsik saham.
Cara menghitungnya bisa sangat bervariasi. Tergantung dari pendekatan yang digunakan oleh investor atau analis fundamental. Hasilnya belum tentu akurat.
2. Tidak Menjamin Pengembalian Kerugian
Berinvestasi dengan margin of safety adalah teknik manajemen risiko yang baik, tetapi tidak menghilangkan risiko itu sendiri.
Margin yang cukup lebar pun tidak menjamin investor tidak akan kehilangan uangnya. Di sisi lain, berinvestasi dengan margin yang terlalu lebar juga dapat mengurangi imbal hasil.
Baca Juga: Strategi Diskon yang Tepat Tanpa Rugi, Ampuh Gaet Pembeli!
3. Kurang Sesuai untuk Investor yang Mementingkan Pertumbuhan
Margin yang besar tidak begitu menarik di mata investor yang mengutamakan pertumbuhan perusahaan. Investor jenis ini bersedia menerima risiko lebih besar untuk mendapat imbal hasil lebih besar pula.
Menghitung nilai intrinsik perusahaan di industri yang sedang berkembang, bisa menjadi tantangan tersendiri. Namun, investor jenis ini lebih tertarik memaksimalkan imbal hasil.
Demikian penjelasan mengenai prinsip margin ini. Margin of safety adalah prinsip yang digunakan dalam investasi dan akuntansi.