DevOps merupakan profesi baru yang muncul seiring perkembangan dunia digital dan teknologi. Apa saja tugas dan skill yang dibutuhkan?
Seiring pesatnya kemajuan teknologi dan digitalisasi, muncul berbagai profesi baru yang secara spesifik dikategorikan dalam bidang teknologi. Sebab, kini kehadiran startup digital dalam bidang teknologi juga sudah semakin banyak.
Hal tersebut menjawab permintaan masyarakat yang kini sudah mulai beralih ke teknologi digital. Layaknya mobil yang butuh teknisi, perusahaan teknologi penyedia aplikasi atau Software as a Service juga membutuhkan teknisi dibalik layar.
Mereka adalah orang-orang yang bertugas membangun, mengembangkan, menjalankan, dan memantau sebuah perangkat lunak. Salah satu peran atau posisi yang dimainkan adalah DevOps.
Baca Juga: Belajar CSS: Pengertian, Fungsi, dan Cara Kerjanya
Profesi ini terbilang masih baru dalam dunia software engineering. Namun, kebutuhannya akan semakin besar, sebab kini perangkat lunak sudah menjadi alat bantu yang mempermudah berbagai kegiatan.
Jika kamu tertarik terjun dalam bidang teknologi perangkat lunak, tentunya kamu perlu memahami seluk beluk profesi DevOps yang satu ini.
Apa Itu DevOps?
Menurut Tech Target, DevOps merupakan gabungan dari istilah “Development” dan “Operations”. Artinya, DevOps menggunakan pendekatan kolaboratif untuk menjalankan tugas-tugas tim pengembang dan tim operasional perusahaan secara bersama-sama.
Sementara itu, menurut Atlassian, DevOps adalah seperangkat praktik, alat, dan cara kerja yang mengintegrasikan proses antara tim pengembang perangkat lunak dengan tim IT.
Artinya, kedua tim akan diberdayakan secara bersama-sama untuk mempercepat rancang bangun aplikasi. Cara kerja seperti ini akan jauh lebih cepat dalam melayani pelanggan.
Sebab, baik tim pengembang maupun tim IT akan berkolaborasi dalam satu peran baru, yaitu DevOps. Sistem kerja ini menyempurnakan sistem kerja lama yang bernama “Waterfall”.
Sistem kerja waterfall tidak mendukung adanya mekanisme yang terintegrasi antar tim, sehingga tim pengembang (development) dan tim IT (operation) akan bekerja di lingkungannya masing-masing.
Dengan keterpisahan tersebut, maka proses pembuatan dan perilisan aplikasi menjadi lebih lama. Selain itu, perbedaan kedua tim juga dapat membuat ide-ide baru menjadi terhambat.
Dengan adanya DevOps, maka hambatan yang terjadi antara tim pengembang dan tim IT dapat dihilangkan. Pada akhirnya, kedua tim dapat bekerja dalam siklus pembuatan perangkat lunak yang lebih efisien.
Baca Juga: Apa Itu JavaScript? Begini Fungsi dan Cara Kerjanya
Bagaimana Cara Kerja DevOps?
Tim DevOps mencakup tim pengembang dan operasi IT yang bekerja secara kolaboratif sepanjang siklus hidup produk, untuk meningkatkan kecepatan dan kualitas penyebaran perangkat lunak.
Hal ini adalah cara kerja baru dan perubahan budaya kerja yang memiliki implikasi signifikan bagi tim dan perusahaan.
Melalui DevOps, tim pengembang dan tim operasi tidak lagi “terisolasi”.
Terkadang, kedua tim ini bergabung menjadi satu tim baru dan menjadi tempat para software engineer bekerja sama dalam seluruh siklus hidup aplikasi. Mulai dari pengembangan dan pengujian hingga perilisan aplikasi.
Tim ini menggunakan alat bantu untuk mengotomatiskan dan mempercepat proses kerja. Toolchain DevOps membantu tim menangani dasar-dasar DevOps yang penting termasuk integrasi berkelanjutan, pengiriman berkelanjutan, otomatisasi, dan kolaborasi.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan aplikasi tentu memiliki tim pengembang yang bertugas melakukan programming atau coding. Serangkaian kode yang dibuat dan dikembangkan tentu perlu diuji coba untuk memastikan aplikasi berjalan dengan sesuai.
Dari sinilah, tugas tersebut akan diambil alih oleh tim operasi IT untuk melakukan pengujian, penilaian, hingga perilisan aplikasi. Bayangkan, jika kedua tim bekerja secara terpisah. Dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan sebuah aplikasi.
Cara kerjanya terkadang diterapkan juga pada tim lain. Mislanya, ketika tim security (keamanan) mengadopsi pendekatan DevOps, maka keamanan adalah bagian dari proses pengembangan yang disebut DevSecOps.
Baca Juga: Jenis-jenis Web Cache dan Manfaatnya Bagi Situs Kamu
Manfaat DevOps
DevOps lebih dari sebuah sistem kerja. Dalam beberapa kasus, sistem ini diubah menjadi sebuah tim baru yang menggabungkan tugas tim development dan tim operations. Apa saja manfaat DevOps?
1. Mempercepat Proses Pembuatan Aplikasi
Proses pembuatan aplikasi akan diawali dengan proses coding yang dilakukan oleh tim developer. Kode yang sudah dibuat akan diunggah ke server uji coba.
Selanjutnya, tim QA atau tester dapat langsung melakukan uji coba dan pengecekan. Langkah ini tentu lebih cepat dilakukan dibandingkan jika kedua tim dipisah.
2. Lebih Produktif
Penggabungan tim developer dengan tim operasi dapat menghilangkan hambatan yang terdapat di antara keduanya.
Tim developer dapat melakukan coding dengan lebih leluasa. Sementara itu, tim QA juga dapat melakukan uji coba dengan cepat. Artinya, jika ditemukan bug, masalah tersebut dapat diatasi dengan lebih cepat.
3. Mengurangi Human Eror
Kehadiran tim DevOps tentunya dapat mengurangi kesalahan manusia. Sebab, ketika dua tim digabungkan menjadi satu, maka rankaian proses pembuatan aplikasi dapat dilakukan langsung dalam satu lingkungan yang sama.
Kedua tim tidak perlu saling mengirimkan data secara terpisah, hal ini dapat menghindari kesalahan manusia seperti adanya data yang tidak lengkap.
Selain itu, proses komunikasi juga akan lebih efektif, sebab semuanya dilakukan dalam satu tim yang sama.
Baca Juga: Apa Itu Web Developer? Simak Keterampilan yang Perlu Dimiliki
Tugas Utama Tim DevOps
Sebagai gabungan dari dua tim dan dua fungsi yang berbeda, tim DevOps juga memiliki tugas utama yang cukup beragam. Berikut penjelasannya, yaitu:
- Merumuskan konsep, mendefinisikan, dan menjelaskan fitur dan kegunaan dari aplikasi atau sistem yang akan dibangun.
- Melakukan otomatisasi dengan alat-alat bantu lain selama proses pengembangan aplikasi agar dapat berjalan dengan cepat dan efisien.
- Membuat prototype aplikasi dari hasil diskusi dengan user agar pengembangan aplikasi sesuai dengan harapan pengguna.
- Memerika sistem, melacak bug, memonitoring aplikasi, dan mengelola pengembangan perangkat lunak dengan cepat.
- Membangun komunikasi terkait masalah yang terjadi pada setiap proses pengembangan.
- Berinovasi dengan cepat dengan tidak mengorbankan kualitas, stabilitas, dan produktivitas.
- Mengidentifikasi potensi masalah sebelum muncul dan mengurangi pengalaman pelanggan/user experience.
Nah, itulah penjelasan tentang DevOps yang perlu kamu ketahui. Model kerja tim yang satu ini semakin dibutuhkan dan menarik untuk dipelajari.