Oversold adalah istilah dalam saham. Bagi kamu yang bermain saham, wajib mengetahui istilah ini dengan lebih baik.
Ketika bermain saham, kamu harus mengetahui situasi dan kondisinya dengan baik. Termasuk memperhatikan perkembangan yang terjadi di pasar saham.
Oversold adalah sebuah istilah yang menggambarkan kondisi yang membutuhkan pertimbangan lebih baik dan lebih hati-hati sebelum membeli sahan dan menanamkan dana,
Jika tak cermat dan hati-hati saat bermain saham, maka keputusan salah yang diambil bisa menyebabkan kerugian yang besar.
Maka dari itu, agar tidak mengalami kesalahan dalam bermain saham, terutama ketika kondisi oversold terjadi kamu harus mengetahui istilah oversold dengan baik.
Baca Juga: 7 Contoh UMKM yang Bisa Menjadi Inspirasi Usahamu
Pengertian Oversold
Dilansir dari Investopedia, oversold adalah sebuah kondisi saat aset di pasar saham yang diperjual-belikan dengan harga yang lebih rendah bahkan jauh dari harga wajar.
Ketika saham mengalami kondisi ini, di masa depan harga saham akan kembali naik dan melambung tinggi. Maka dari itu, para pemain saham cenderung akan membeli saham yang dalam keadaan oversold.
Istilah oversold juga dikenal dengan sebutan jenuh jual oleh para pemain saham. Para pemain saham akan menyebut istilah tersebut jika geliat saham dirasa tengah memasuki kondisi yang rendah.
Baca Juga: Apakah Investasi Saham Halal? Ini Menurut Fatwa MUI
Cara Menilai Kondisi Oversold
Para investor dan pemain saham biasanya dapat memperkirakan kondisi saham yang tengah memasuki kondisi jenuh jual.
Biasanya, para pemain saham akan menggunakan dua pendekatan untuk memperkirakan kondisi saham, pertama dengan pendekatan fundamental, sementara kedua dengan pendekatan teknikal.
Kedua cara tersebut memiliki pendekatan yang berbeda dalam melakukan analisis, namun kedua cara tersebut merupakan cara yang sama saja dalam menghasilkan perkiraan.
Maka dari itu, bagi kamu yang ingin melakukan analisis untuk memperhitungkan pasar saham, kamu bisa menggunakan dua cara tersebut.
Agar kamu bisa melakukan analisis dan perhitungan, berikut ini penjelasan lengkap terkait dua cara menilai yang bisa kamu lakukan.
1. Fundamentally Oversold
Pertama adalah cara menilai fundamental. Setiap pemain saham melakukan penilaian secara fundamental.
Untuk melakukan cara ini, seorang investor harus mengetahui kondisi perusahaan yang menjual saham dengan baik.
Karena, perusahaan yang fundamentalnya menurun (atau kondisi perusahaan menjadi tidak baik) merupakan tanda-tanda sahamnya akan menjadi oversold
Dalam melakukan cara penilaian ini, terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan.
Pertama munculnya kabar kurang baik tentang perusahaan, kedua kondisi penurunan kinerja yang membuat kelanjutan bisnis perusahaan terancam.
Beberapa aspek lain juga bisa jadi pertimbangan, namun kedua aspek di atas merupakan aspek yang umum digunakan sebagai pertanda dalam melakukan cara penilaian fundamental.
Indikator dalam melakukan cara penilaian secara fundamental aitu price-to-earning ratio (P/E ratio). Maksudnya, semakin rendah P/E ratio sebuah perusahaan, maka kondisi perusahaan di pasar saham sedang tidak baik.
Maka dari itu hal ini akan mempengaruhi nilai perusahaan tersebut dalam pasar saham dan nilai saham perusahaan pun akan terganggu.
Kemudian investor atau pemain saham akan menilai saham perusahaan tersebut dalam keadaan undervalue atau overbought.
2. Technically Oversold
Cara menilai kedua yaitu dengan cara teknikal atau indikator teknikal. Cara ini bisa digunakan oleh investor untuk mempertimbangkan kondisi jenuh jual saham perusahaan.
Investor biasanya menggunakan indikator teknikal yaitu RSI (Relative Strenght Index), Stochastics dan Bollinger Bands.
Untuk menghitung RSI sendiri, rumus yang bisa digunakan adalah sebagai berikut:
- RSI = 100-100(1+RS)
RS merupakan nilai rata-rata pergerakan ke atas dan dibagi nilai rata-rata pergerakan ke bawah di periode waktu tertentu. Biasanya, hasil perhitungan RSI adan dikisarang angkat 0-100.
Saham yang mengalami kondisi oversold biasanya memiliki nilai di bawah angka 30. Hal tersebut menunjukan bahwa harga saham berada di 1/3 terbawah rentang harga pasar.
Sementara itu, untuk menggunakan indikator teknikal Bollinger Bands, kamu hanya perlu melihat sebuah grafik saja.
Ketika saham akan menyentuh batas bawah di grafik Bollinger Bands, maka saham tersebut telah masuk dalam kondisi saham yang jenuh jual.
Kedua cara menilai di atas bisa kamu lakukan bagi yang ingin melakukan perhitungan secara teknikal. Biasanya para investor atau pemain saham yang telah berpengalaman, akan melakukan analisis dengan menggunakan cara fundamental.
Kemudian, ada cara menilai dengan menggunakan stochastics. Indikator ini berdasarkan pada tingkat harga saat ini dengan kisaran harga dalam periode waktu tertentu.
Sebuah saham akan memiliki kecenderungan ditutup ketika mendekati harga tertinggi saat ada dalam tren naik, dan akan cenderung ditutup ketika mendekati harga terendah ketika tren turun.
Sehingga pergerakan harga jauh lebih ekstrem menuju titik tengah, kondisi ini dapat diartikan sebagai masa habisnya momentum dari tren.
Saham merupakan jenis investasi yang berisiko jika dibandingkan dengan alat investasi lainnya.
Maka dari itu sangat penting untuk mencaritahu profil risiko investasi yang dapat mempengaruhi perhitungan sehingga dapat menentukan jalan yang tepat.
Agar dapat melakukan penilaian yang tepat juga, dibutuhkan sebuah strategi terutama untuk kondisi oversold. Berikut ini penjelasan terkait strategi yang tepat, wajib dipelajari hingga paham.
Baca Juga: Waspada, Ini 7 Risiko Usaha Internal yang Perlu Dihindari
Strategi Saat Saham Oversold
Menurut pendapat yang bergulir, banyak yang sepakat bahwa saat kondisi saham oversold strategi terbaik, yaitu dengan melakukan pembelian saham tersebut.
Ketika harga saham turun, grafik kemudian akan mengalami kenaikan kembali. Maka dari itu, kamu akan membeli saham dengan harga yang murah dan akan mendapatkan keuntungan yang besar.
Ketika harga saham turun, harganya pun akan murah. Saat harganya kembali naik lalu kamu melakukan penjualan maka kamu akan mendapatkan keuntungan. Bahkan keuntungan yang lebih besar.
Jika melakukan perhitungan dan penilaian menggunakan indikator teknikal RSI, maka sebagai pembeli saham harus menunggu angka mencapai 40 terlebih dahulu.
Namun sebagai pemain saham dan investor harus tetap berhati-hati, ini karena kondisi demikian tidak selalu terjadi bahkan lebih sering sulit diprediksi.
Bahkan dalam kondisi nyata, harga saham hanya akan terus mengalami penurunan dan sering kali membuat investor selalu mengalami kerugian yang besar.
Maka dari itu, aspek fundamental perusahaan penting untuk dipertimbangkan sebelum berinvestasi atau membeli saham.
Karena sebagai investor kamu harus berhati-hati, jangan sampai salah langkah jika tidak ingin mengalami kerugian dan portofolio saham mengalami penurunan.
Kamu bisa menganggap bahwa saham oversold merupakan indikator bagi investor dan pemain saham untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan, alih-alih sebagai sebuah sinyal untuk membeli saham.
Sehingga kamu terhindar dari langkah yang sembarangan yang mengarahkanmu pada jurang kerugian. Kehati-hatian, penilaian berdasarkan data dan situasi merupakan hal yang wajib dilakukan.
Jangan tergiur dengan harga saham murah, segala aspeknya harus dipertimbangkan dengan baik dan matang. Karena dunia saham merupakan dunia yang dinamis kendati pun bisa dihitung dan diprediksi.
Baca Juga: Green Investment, Wujud Kontribusi Pemuda Untuk Lingkungan
Itulah penjelasan terkait kondisi oversold dalam saham dan kaitannya dengan perusahaan.
Penjelasan terkait cara menilai dan strategi di atas bisa dijadikan sebagai rujukan awal untuk memahami lebih jauh terkait kondisi jenuh jual perusahaan dalam pasar saham.
Sumber: