Jurnal penerimaan kas adalah bagian dari jurnal khusus. Jurnal ini hanya mencatat pertambahan nilai kas. Lantas, apa fungsinya bagi bisnis?
Ketika kamu memiliki bisnis atau berwirausaha, memiliki catatan keuangan yang rapi adalah hal yang sangat mendasar.
Catatan keuangan ini biasa disebut sebagai jurnal. Catatan ini amat penting karena menyimpan berbagai informasi keuangan bisnismu.
Baik bisnis kecil seperti toko kelontong hingga perusahaan besar, memiliki catatan keuangan adalah hal yang wajib kamu miliki.
Pencatatan keuangan perlu dilakukan dengan rapi, akurat, dan sistematis. Hal ini dilakukan untuk memudahkanmu dalam memeriksa keuangan bisnismu.
Jika nantinya ditemukan ketidaksesuaian, kamu juga bisa melihatnya dari buku jurnal. Buku jurnal ini salah satunya berupa jurnal penerimaan kas.
Jurnal ini juga menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan bisnismu. Sebab, kamu bisa melihat kekuatan keuangan bisnismu sebelum melakukan perubahan.
Dengan memiliki jurnal kas yang rapi, kamu juga bisa menyusun rencana keuangan di periode berikutnya dengan lebih mudah. Untuk memahami lebih lanjut, simak penjelasan berikut ya!
Baca Juga: Lihat Contoh Kwitansi Pembayaran Ini, agar Transaksi Bisnismu Lancar
Pengertian Jurnal Penerimaa Kas
Jurnal penerimaan kas merupakan bagian dari jurnal khusus. Jurnal khusus adalah salah satu instrumen dalam akuntansi.
Jurnal khusus meliputi semua jurnal kecuali jurnal umum. Jurnal-jurnal ini digunakan untuk mencatat transaksi tertentu yang berisi informasi penting dan lebih spesifik.
Sebagai bagian dari jurnal khusus, jurnal penerimaan kas ini mencatat semua transaksi yang menambah saldo kas secara tunai. Artinya, semua penerimaan non tunai tidak akan dicatat dalam jurnal ini.
Sumber penerimaan kas bisa berasal dari penjualan produk tunai, investasi pemilik, piutang yang sudah dibayar tunai, penjualan aset secara tunai, penerimaan sewa, hingga pinjaman tunai.
Sementara itu, jurnal yang mencatat semua pengeluaran secara tunai disebut jurnal pengeluaran kas.
Selain penerimaan kas, ada juga beberapa jenis jurnal khusus yang perlu kamu kenali, yakni:
1. Jurnal Pembelian
Jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat semua jenis pembelian, baik barang maupun bukan barang secara kredit. Termasuk pembelian perlengkapan, peralatan, serta aktiva lainnya.
2. Jurnal Penjualan
Sama halnya dengan jurnal pembelian, bedanya jurnal khusus penjualan ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan secara kredit.
Informasi yang dicatat berupa ringkasan faktur yang akan diberikan kepada pembeli.
3. Jurnal Pengeluaran Kas
Jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat semua transaksi yang berkaitan dengan pengurangan uang. Artinya, semua pengeluaran yang dilakukan secara tunai akan dicatat dalam jurnal ini.
Secara umum, jurnal khusus adalah salah satu intrumen akuntansi. Menurut Investopedia, akuntansi adalah proses pencatatan transaksi keuangan yang berkaitan dengan bisnis.
Proses akuntansi termasuk meringkas, menganalisis, dan melaporkan transaksi kepada lembaga pengawas, regulator, dan entitas pemungut pajak.
Semakin besar bisnisnya, maka semakin banyak transaksi yang terjadi. Jika menggunakan jurnal umum, kamu akan kesulitan untuk mencari catatan transaksi tertentu.
Maka dari itu, jurnal khusus dapat membantu mengelompokkan transaksi dengan lebih rapi, salah satunya transaksi penerimaan kas.
Baca Juga: Margin of Safety Adalah Prinsip yang Digunakan dalam Investasi dan Akuntansi
Manfaat Jurnal Penerimaan Kas
Pembuatan jurnal penerimaan kas memiliki beberapa manfaat untuk bisnis, yaitu:
- Memudahkan pengelolaan dan pengawasan keuangan perusahaan.
- Proses pencatatan data keuangan menjadi lebih terstruktur.
- Menyajikan informasi keuangan yang lebih lengkap dan akurat.
- Mengurangi kesalahan pencatatan transaksi.
- Mencegah manipulasi data.
- Adanya pembagian kerja yang lebih efektif.
- Penyusunan laporan keuangan berkala jadi lebih mudah.
- Menjadi bahan pertimbangan dalam menilai kinerja perusahaan.
Jurnal penerimaan kas merupakan bagian dari jurnal khusus. Dalam tahapan siklus akuntansi, jurnal khusus memiliki peran yang penting bagi bisnis.
Mengutip dari Corporate Finance Institute, siklus akuntansi adalah proses holistik untuk mencatat dan memproses semua transaksi keuangan perusahaan, sejak transaksi terjadi hingga penutupan akun.
Siklus akuntansi terdiri atas delapan tahapan, yaitu:
- Transaksi: Proses transaksi keuangan itu sendiri. Semua catatan keuangan dimulai sejak transaksi pertama. Sebagai contoh, adanya penjualan barang secara tunai, atau pembelian perlengkapan kantor.
- Entri jurnal: Setelah adanya transaksi, langkah selanjutnya adalah mencatatnya ke dalam jurnal berdasarkan urutan kronologis. Ada dua jenis jurnal yang bisa digunakan, yaitu jurnal umum dan jurnal khusus.
- Posting ke buku besar: Setelah transaksi dicatat dalam jurnal, selanjutnya adalah memindahkan catatan tersebut ke buku besar. Dalam buku besar, semua akun transaksi akan diringkas.
- Neraca saldo: Pada akhir periode akuntansi, total saldo debit dan kredit akan dihitung dan dipindahkan ke neraca saldo.
- Lembar kerja: Jika saldo debit dan kredit di neraca saldo tidak cocok atau tidak seimbang, maka perlu dilakukan evaluasi dan penyesuaian agar dapat segera menemukan kesalahan pencatatan dan memperbaikinya.
- Jurnal penyesuaian: Pada akhir periode akuntansi, jurnal penyesuaian harus diposting ke akun akrual dan deferal.
- Laporan keuangan: Laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas yang harus disusun dengan saldo yang tepat. Itulah sebabnya perlu ada jurnal penyesuaian di tahapan sebelumnya untuk menemukan keseimbangan saldo.
- Penutup: Pada tahap ini, akun pendapatan dan pengeluaran akan ditutup dan dijadikan nol untuk periode akuntansi selanjutnya. Hal ini karena pendapatan dan pengeluaran adalah bagian dari laporan laba rugi yang menunjukkan kinerja perusahaan dalam periode tertentu.
Sebagai bagian dari siklus akuntansi, tentunya hal ini membuat penulisan jurnal penerimaan kas tak bisa kamu abaikan.
Baca Juga: 6 Peran Akuntansi Dalam Kegiatan Usaha, Apa Saja?
Cara Membuat Jurnal Penerimaan Kas
Pada dasarnya, format jurnal penerimaan kas bisa berbeda. Bergantung pada kebutuhan bisnis itu sendiri.
Secara sederhana, fungsi masing-masing kolom jurnal tersebut adalah sebagai berikut:
- Date: Kolom tanggal ini digunakan untuk mencatat waktu penerimaan kas secara tunai oleh bisnis.
- Account credited: Kolom ini digunakan untuk memasukkan judul atau nama transaksi yang terjadi.
- Posting reference: Kolom ini digunakan untuk menulis jumlah akun buku besar saat di-posting.
- Cash: Kolom ini mencatat jumlah uang yang diterima.
- Discount: Kolom ini mencatat jumlah potongan harga yang diterima.
- Sales: Kolom ini mencatat jumlah penjualan secara tunai.
- Account receivable (A/C R.A): Kolom piutang dagang untuk mencatat kas dari pelanggan.
- Sundries: Kolom akun serba-serbi untuk mencatat kredit ke setiap akun yang tidak tercatat dalam kolom khusus. Misalnya bunga dan pengembalian barang.
Contoh jurnal penerimaan kas:
- Pada 1 Desember, menerima pembayaran lunas dari PT Sejahtera sebesar Rp1.000.000.
- Pada 6 Desember, menerima pembayaran Rp2.000.000 dengan diskon sebesar Rp200.000 dari PT Aman.
- Pada 13 Desember, menerima kredit barang sebesar Rp300.000 dan diskon Rp50.000 dari PT Sentosa.
- Pada 19 Desember, menerima uang kas sebesar Rp500.000 dari penjualan aset kantor.
- Pada 29 Desember, menerima uang tunai Rp2.000.000 dari PT Indah dengan diskon Rp100.000.
Baca Juga: Kas: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Manfaatnya bagi Bisnis
Berikut penulisan jurnalnya:
Nah, itulah penjelasan tentang jurnal penerimaan kas dan cara membuatnya. Mudah, bukan?
Sumber:
- https://www.investopedia.com/terms/a/accounting.asp
- https://corporatefinanceinstitute.com/resources/knowledge/accounting/accounting-cycle/