Kolapsnya perekonomian Sri Lanka memunculkan kekhawatiran, ditambah lagi beredar daftar negara terancam bangkrut. Apakah RI aman?
Beberapa waktu lalu, heboh pemberitaan tentang kolapsnya perekonomian negara Sri Lanka, inflasi yang sangat tinggi, utang negara yang menggunung, dan dikabarkan masuk dalam jurang kebangkrutan.
Ditambah lagi, konflik antar negara dan kelangkaan bahan pangan kini sudah berdampak bagi perekonomian global. Sebanyak 25 negara di dunia terancam mengalami kebangkrutan.
Rapuhnya ekonomi sejumlah negara tersebut disampaikan dalam sebuah survei yang dilakukan oleh lembaga kajian ekonomi, Visual Capitalist.
Dalam laporan tersebut, ada 25 negara terancam bangkrut setelah ditemukan data-data dari empat metrik penghitungan yaitu imbal hasil obligasi pemerintah, credit default swap (CDS) 5 tahun, beban bunga sebagai persentase dari produk domestik bruto (PDB), serta utang pemerintah sebagai persentase dari PDB.
Daftar negara yang terancam bangkrut ini juga tak main-main, ada beberapa negara maju dan negara kaya yang ternyata berada dalam ancaman.
Apakah RI aman? Simak informasinya sampai akhir ya!
Baca Juga: 7 Dampak Resesi Global Terhadap Indonesia
Bisakah Sebuah Negara Terancam Bangkrut?
Sri Lanka adalah negara yang baru saja menyatakan kebangkrutan ekonomi pada tanggal 7 Juli lalu.
Jika melihat ke belakang, ekonomi Sri Lanka mulai memburuk pada akhir 2020. Saat itu, pemerintahnya menyatakan alasan pandemi COVID-19 yang berkecamuk.
Namun, para pakar percaya, krisis ekonomi disebabkan karena ketidakmampuan politik dan meningkatnya utang dengan China.
Sri Lanka gagal membayar utang untuk pertama kalinya dalam sejarahnya ketika negara itu berjuang dengan krisis keuangan terburuknya dalam lebih dari 70 tahun.
Sejak itu, cadangan mata uang asingnya telah habis.
Karena cadangan devisa menipis, harga kebutuhan sehari-hari terutama makanan, akan meroket di pasar. Adanya inefisiensi membuat roda perekonomian terhenti.
Sri Lanka telah mencapai ambang bencana kemanusiaan yang sangat besar sebagai akibat dari krisis keuangan.
Para ahli percaya bahwa penyebab utama krisis di Sri Lanka adalah peningkatan jumlah uang beredar pada proyek-proyek besar yang tidak dibutuhkan.
Pada akhirnya, menyebabkan peningkatan utang luar negeri.
Menurut India Times, kurang tepat mengatakan bahwa suatu negara terancam bangkrut.
Ketika suatu negara gagal membayar utangnya, negara itu tidak menyatakan kebangkrutan, melainkan gagal bayar pinjaman.
Untuk menghindari gagal bayar pinjaman, negara-negara anggota IMF sering mengadakan pertemuan agar mendapat bantuan dari lembaga tersebut.
Kegagalan mengatur keuangan setelah mendapat pinjaman membuat pemerintah menjadi gagal bayar.
Meski begitu, ungkapan negara bangkrut atau sejenisnya sah-sah saja digunakan.
Namun perlu digaris bawahi, bahwa yang bangkrut sebenarnya adalah pemerintahnya selaku penanggung jawab utang negara.
Baca Juga: Dampak Resesi Ekonomi Amerika Serikat Bagi Indonesia dan 6 Penyebabnya
Apa yang Terjadi Jika Suatu Negara Terancam Bangkrut?
Pertanyaan selanjutnya adalah, apa yang akan terjadi jika suatu negara terancam bangkrut atau bahkan sudah bangkrut?
Ketika orang atau institusi bangkrut, pemberi pinjaman berhak menyita aset mereka.
Namun, aset suatu negara tidak dapat dibeli dan pemberi pinjaman asing juga tidak dapat dipaksa untuk membayar uang yang terutang kepada pemerintah.
Namun, jika aset suatu negara yang bangkrut ada di luar negeri, maka aset tersebut bisa saja disita.
Dalam kebanyakan kasus, satu-satunya cara untuk membayar utang oleh negara-negara yang gagal bayar adalah dengan menegosiasikan ulang persyaratan pinjaman.
Untuk menjadwal ulang pembayaran efek yang terlewat, berarti bahwa harga obligasi akan turun.
Pemerintahan yang ideal berbelanja kebutuhan negara melalui pajak dan investasi untuk memenuhi biaya dan proyek nasional.
Ketika meminjam lebih dari yang mampu dibayarkan, pemerintah dapat meminjam dengan dua cara yang berbeda.
Pertama, dengan menerbitkan obligasi, pemerintah mengumpulkan uang dari penduduk negara itu dengan imbalan janji untuk membayar bunga pada tingkat tertentu untuk jangka waktu tertentu.
Pemerintah juga dapat memperoleh pinjaman jangka panjang dari luar negeri dan memperoleh dana dari investor asing dengan menerbitkan obligasi mata uang asing.
Utang pemerintah disebut sebagai utang negara.
Pinjaman di dalam negeri dapat dilunasi dalam mata uang domestik, dan pemerintah dapat mengelola utang dengan menaikkan pajak, memotong suku bunga, atau mencetak uang.
Namun, utang internasional harus dilunasi dalam mata uang asing. Akibatnya, dolar harus dikeluarkan dari sektor investasi yang menghasilkan pendapatan, dan utang harus dilunasi jika perlu.
Jika suatu negara terancam bangkrut, tentu harga-harga bahan pokok terutama makanan akan meroket.
Inflasi terjadi sangat tinggi, banyak perusahaan yang gulung tikar, dan meningkatnya angka kemiskinan.
Baca Juga: Dampak Inflasi Global, Apakah Indonesia Aman?
Daftar Negara Terancam Bangkrut
Dikutip dari Visual Capitalist berdasarkan Analisis Bloomberg, ada empat metrik yang jadi dasar prediksi negara terancam bangkrut.
Keempatnya yaitu imbal hasil obligasi pemerintah, credit default swap (CDS) 5 tahun, beban bunga sebagai persentase dari Produk Domestik Bruto (PDB), serta utang pemerintah sebagai persentase dari PDB.
Berikut daftar lengkap negara yang terancam bangkrut akibat utang:
1. El Salvador
2. Ghana
3. Tunisia
4. Pakistan
5. Mesir
6. Kenya
7. Argentina
8. Ukraina
9. Bahrain
10. Namibia
11. Brasil
12. Angola
13. Senegal
14. Rwanda
15. Afrika Selatan
16. Costa Rica
17 Gabon
18. Morocco
19. Ekuador
20. Turki
21. Republik Dominika
22. Etiopia
23. Colombia
24. Nigeria
25. Meksiko.
Baca Juga: Apa Itu Biaya Eksplisit? Ini Pengertian dan 3 Cara Hitungnya
Itu tadi daftar 25 negara terancam bangkrut di dunia akibat utang dan krisis ekonomi.
Dari daftar tersebut, nampaknya Indonesia masih aman dari ancaman tersebut.