Kamu yang mau memulai usaha di dunia maya ada baiknya kenali risiko bisnis online dan cara mengatasinya, apa saja ya?
Saat ini, memiliki bisnis sendiri menjadi tren bagi banyak orang. Apalagi usaha tersebut tampak mendatangkan kebanyakan keuntungan. Pastinya, kamu jadi tergiur untuk mecoba.
Kemajuan teknologi benar-benar memberikan kemudahan bagi pelaku usaha untuk mengakses pasar yang luas. Bahkan, kamu sudah tidak lagi membutuhkan toko fisik untuk menjadi pebisnis.
Dengan bermodalkan perangkat internet, kamu sudah bisa membuka toko nonfisik berbasis online. Ada berbagai platform jual-beli yang bisa digunakan secara gratis. Dengan mengandalkan digital marketing, kamu bisa menjangkau pasar yang luas.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa bisnis online memiliki banyak sekali keuntungan dan kemudahan. Apalagi, pandemi lalu mendorong terjadinya perubahan pola konsumsi masyarakat.
Tren belanja online kini sudah menjadi kebiasaan baru. Namun, tahukah kamu bahwa ada beberapa risiko usaha online yang juga perlu diwaspadai?
Beberapa risiko bisnis online ini bahkan bisa membuat tokomu gulung tikar.
Apa saja risiko bisnis online yang perlu diatasi? Yuk, cek analisis berikut ini!
Baca Juga: Security Awareness Rendah, Data Pelanggan Rawan Diretas!
Tren Belanja dan Risiko Bisnis Online
Pandemi COVID-19 membuat terjadinya pergeseran pola konsumsi dan belanja masyarakat. Sejatinya, belanja online sudah ada sebelum pandemi.
Namun, situasi saat ini memiliki pengaruh kuat menaikkan tren belanja secara digital.
Ketika banyak toko offline yang tutup dan dibatasinya kegiatan di luar rumah, peran situs belanja online sangat membantu. Pada akhirnya, tren belanja ini menjadi kebiasaan baru.
Hal ini karena masyarakat umumnya sudah cukup nyaman dengan sistem belanja online.
Menurut data Semrush, pergeseran perilaku berbelanja ini juga dipengaruhi oleh perkembangan e-commerce dan ditutupnya toko fisik selama pandemi.
Peningkatan pelanggan yang berbelanja online juga cukup besar. Dari semula yang hanya 11%, meningkat menjadi 25% pada tahun 2021.
Cepatnya perubahan tren belanja ini ternyata diikuti dengan munculnya berbagai risiko bisnis online. Ketika gejolak belanja online terlihat menjanjikan, ada kelemahan yang harus kamu waspadai. Berikut penjelasannya.
1. Perubahan Tren Mendadak
Kemajuan teknologi dan internet mempengaruhi perubahan tren dan gaya hidup. Sesuatu yang biasa saja bisa menjadi viral dalam satu malam.
Sudah ada banyak sekali produk yang viral dan dibeli hingga ribuan kali.
Sebagai contoh, sebut saja produk basreng daun jeruk, keripik kaca, dan produk lain yang viral melalui program afiliasi. Program ini memungkinkan setiap pengguna merekomendasikan produk tertentu.
Sebagai pebisnis, perubahan tren harus diwaspadai. Kamu tak boleh sekadar ikut-ikutan tren, tetapi tidak siap mengantisipasi perubahan yang terjadi tiba-tiba.
Sebaiknya, kamu menjual produk utama yang menjadi ciri tokomu. Selanjutnya, kamu hanya perlu mengembangkan produkmu dengan tren terkini.
Baca Juga: Mengenal Serangan Trojan dan Bagaimana Caranya Menyerang Komputer?
2. Pencurian Konten
Risiko bisnis online yang paling sering terjadi adalah kasus pencurian ide.
Biasanya, toko digital yang sudah laris manis sering kali dicuri foto produknya dan digunakan oleh toko lain yang ikut-ikutan.
Pencurian ini bisa sangat merugikanmu sebab konten adalah alat pemasaran paling ampuh dalam bisnis online.
Tentunya, kamu tak ingin konten yang sudah kamu persiapkan dan kamu buat dengan teliti dicuri toko lain.
Ada cara yang bisa kamu lakukan untuk mencegahnya, yaitu dengan memasang watermark di setiap konten foto atau video yang kamu unggah. Watermark ini bisa berupa logo toko yang ditempatkan di tengah-tengah atau di sisi konten.
3. Hit and Run
Risiko bisnis online selanjutnya adalah selalu ada kemungkinan kasus hit and run. Artinya, calon pelanggan terkesan semangat menanyakan soal produk melalui chat.
Bahkan, tak sedikit yang sampai meminta negosiasi harga dan mengecek stok barangmu.
Setelah kamu memenuhi permintaannya, calon pelanggan tersebut justru kabur begitu saja dan tidak menanggapi pesanmu lagi.
Padahal, kamu sudah menghabiskan waktu dan tenaga untuk menjawab pertanyaannya.
Untuk mencegah hal ini, kamu bisa membuat aturan yang tegas soal kebijakan berbelanja di tokomu.
Mulai dari ketentuan pengiriman, pembayaran, pengembalian barang, dan ketentuan lain. Jangan ragu mem-blacklist pengguna yang melakukan hit and run.
Baca Juga: Kenali Ciri-Ciri Customer Hit and Run, Begini Cara Mengatasinya!
4. Penipuan
Kasus penipuan sebenarnya bisa terjadi dimana saja, baik dalam sistem belanja offline maupun online. Dalam bisnis digital, penipuan bisa terjadi dengan masuknya pesanan fiktif.
Apa itu pesanan fiktif? Pesanan jenis ini bisa diartikan sebagai pesanan yang datang dari pelanggan yang mencantumkan alamat palsu alias fiktif.
Pesanan dibuat dengan metode pembayaran COD. Ketika kurir tiba di alamat, ternyata pembeli tidak ada di tempat.
Meskipun barang pesanan akan dikembalikan, hal tersebut sudah telanjur memakan waktu dan tenaga. Bahkan, kamu juga sudah mengeluarkan biaya untuk pengemasan dan pengiriman.
5. Perang Harga
Risiko paling serius dari bisnis online adalah kemungkinan terjadinya perang harga sepanjang waktu.
Dalam berjualan, semua produk umumnya memiliki standar harganya masing-masing. Namun, ada penjual nakal yang merusak harga pasaran.
Penjual tersebut merusak harga dengan menjual produk yang harganya lebih murah dari harga pasaran. Akibatnya, banyak konsumen yang lebih memilih membeli produk dari penjual tersebut.
Untuk merebut kembali pelanggan, mau tidak mau kamu harus memasang harga yang sama atau lebih murah.
Hal ini sangat merugikanmu, sebab kamu pasti sudah menghitung harga jual dan profit sedemikian rupa.
Membanting harga bisa membuat bisnismu kehilangan profit dan merugi. Namun, tetap memasang harga pasaran juga membuat bisnismu jadi tidak dilirik lagi oleh pelanggan.
Baca Juga: Ini 5 Cara Menghindari Penipuan Belanja Online, Jangan Mudah Tergiur Harga Murah!
Cara Mengatasi Risiko Bisnis Online
Di samping banyaknya risiko bisnis online, kamu tak perlu khawatir. Sebab, ada beberapa cara yang bisa kamu terapkan untuk mengatasi semua risiko tersebut.
Sebagai pebisnis, hal utama yang perlu kamu miliki adalah karakteristik bisnis.
Kamu harus menentukan apa produk utama dari bisnismu. Jangan sampai kamu ikut-ikutan tren tanpa memiliki produk utama untuk dijual.
Kalaupun ingin mengikuti tren, pastikan kamu menyesuaikannya dengan mengembangkan produkmu.
Untuk mencegah penipuan, kamu bisa membuat balasan pesan otomatis dengan menggunakan kata kunci tertentu.
Kamu bisa membuat templat pesan seputar pengiriman, kebijakan pengembalian, dan jam operasional toko.
Kamu bisa memanfaatkan fitur pesan otomatis yang tersedia di marketplace.
Nah, itulah penjelasan tentang risiko bisnis online yang perlu kamu waspadai dan cara mengatasinya.