Apa Itu Monkey Business? Pengertian, Contoh, dan Cara Menghindari

Share this Post

monkey business
Table of Contents
shopee pilih lokal

Perna kah kamu mendengar istilah monkey business? Jika pernah tapi tidak tahu artinya, maka simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Monkey business, dalam konteks bisnis, merupakan praktik yang merugikan pihak lain dengan cara tidak etis atau curang.

Lebih lanjut, strategi ini terkadang dijalankan dengan cara yang tidak terlihat secara langsung, sehingga orang yang terlibat dapat memperoleh keuntungan yang berlebihan sementara merugikan konsumen atau pihak lainnya.

Mari kita eksplorasi lebih dalam mengenai apa itu monkey business dan bagaimana kita bisa menghindarinya tentang praktik bisnis yang tidak etis ini.

Baca Juga: 5 Tips Menjalankan Bisnis Peralatan Listrik Dengan Sukses

Pengertian Monkey Business

Apa Itu Monkey Business? Pengertian, Contoh, dan Cara Menghindari
Foto: Pengertian Monkey Business (Freepik.com)

Menurut definisi dari Cambridge Dictionary, monkey business merupakan perilaku tidak jujur atau ilegal dalam konteks bisnis.

Hal ini juga bisa dijelaskan sebagai strategi bisnis yang curang yang bertujuan untuk menghasilkan keuntungan tanpa memperhatikan etika atau kejujuran.

Praktik ini sering kali melibatkan penipuan atau manipulasi untuk mencapai tujuan finansial yang lebih tinggi.

Praktik monkey business ini beroperasi dengan menggoda orang dengan tawaran menggiurkan, membuat mereka terjebak dalam lingkaran penipuan yang merugikan.

Hal ini seperti yang diilustrasikan dalam cerita berikut dikutip dari laman The Basis Point. Ilustrasinya sebagai berikut,

Di suatu desa, seorang pria tiba-tiba muncul dan menawarkan untuk membeli monyet liar dari penduduk desa dengan harga 10 USD per ekor.

Para penduduk pun dengan antusias mulai menangkap dan menjual monyet-monyet tersebut kepada pria tersebut dengan harga tersebut.

Ketika pasokan monyet di desa mulai menipis, pria itu kembali dengan tawaran harga yang lebih tinggi, yaitu 25 USD per ekor.

Penawaran tersebut membuat penduduk desa semakin tergoda untuk terus berpartisipasi dalam penjualan monyet-monyet tersebut.

Penawaran harga kemudian meningkat lagi menjadi 50 USD per ekor, meskipun pada saat itu penduduk desa sudah kesulitan menemukan monyet liar karena sebagian besar telah terjual kepada pria tersebut.

Ketika pria tersebut tidak ada di desa, asistennya mengambil alih proses jual beli dan menawarkan monyet yang ada di kandang dengan harga 35 USD per ekor.

Meskipun sebagian penduduk desa curiga, namun iming-iming laba yang besar membuat sebagian dari mereka tergoda untuk membeli monyet-monyet tersebut.

Namun, setelah penjualan terjadi, baik pria tersebut maupun asistennya tidak pernah kembali ke desa, meninggalkan penduduk desa dengan kerugian besar karena telah tertipu oleh strategi penawaran yang dilakukan oleh keduanya.

Baca Juga: Gurihnya Bisnis Kerupuk, Ini 6 Jenisnya Yang Terlaris!

Apa yang Melatarbelakangi Terjadinya Monkey Binis?

Apa Itu Monkey Business? Pengertian, Contoh, dan Cara Menghindari
Foto: Penyebab Terjadinya Monkey Bisnis (Freepik.com)

Menurut Laurie Santos, seorang profesor psikologi dari Yale University, manusia dan monyet memiliki kecenderungan yang sama dalam menghadapi risiko dan kerugian.

Keduanya cenderung tergoda untuk mengambil risiko besar demi potensi keuntungan yang lebih besar, bahkan jika itu berarti menghadapi kerugian besar.

Contohnya, ketika harga saham turun atau harga rumah merosot, sebagian orang akan tetap berharap untuk mendapatkan keuntungan, sementara yang lain mungkin lebih berhati-hati.

Namun, ada juga yang mengambil risiko besar dengan harapan bahwa harga akan kembali naik, karena takut kehilangan peluang.

Ketika orang ingin menabung, tetapi harus mengambil uang dari gaji mereka, hal ini sering kali terasa seperti kerugian saat ini meskipun menguntungkan di masa depan.

Akibatnya, banyak orang cenderung enggan menabung meskipun sebenarnya mereka mampu melakukannya.

Laurie Santos menyebut fenomena ini sebagai “monkeynomics“, yang mendasari perilaku irasional dalam mengambil keputusan keuangan.

Hal ini juga menjadi dasar bagi orang untuk terjebak dalam “monkey business“.

Mereka tergoda untuk mengambil risiko besar demi keuntungan yang instan, tanpa menyadari bahwa mereka sebenarnya terperangkap dalam skema yang merugikan.

Perilaku spekulatif dan kurangnya kesadaran terhadap risiko sebenarnya adalah karakteristik umum dari manusia dan monyet, yang seringkali mengarah pada keputusan yang tidak rasional dan berujung pada kerugian.

Baca Juga: 5 Tips Memulai Bisnis Ayam Petelur, Menjanjikan!

Contoh Monkey Business di Dunia Nyata

Apa Itu Monkey Business? Pengertian, Contoh, dan Cara Menghindari
Foto: Contoh Monkey Bisnis (Freepik.com)

Dari beberapa contoh kasus monkey business yang telah diuraikan sebelumnya, kita dapat menarik beberapa pola yang dapat membantu kita mengenali dan menghindari jenis penipuan semacam itu.

Jangan pernah lupa untuk selalu berhati-hati ketika ada seseorang yang menawarkan keuntungan besar secara instan, terutama jika produk atau investasi yang ditawarkan terkesan musiman dan hanya mengandalkan tren sementara.

Untuk memudahkan pemahaman, mari kita telaah beberapa kasus yang pernah terjadi sebagai contoh.

1. Fenomena Batu Akik

Pada tahun 2014, fenomena tren batu akik mengalami kepopuleran yang luar biasa. Saat itu, bahkan Presiden Yudhoyono memberikan batu akik jenis bacan kepada Presiden Amerika Serikat, Obama, sebagai cinderamata.

Dampaknya, masyarakat mulai berbondong-bondong untuk memburu batu akik, dan berbagai jenis batu ini muncul di pasaran dengan harga fantastis.

Harga batu akik bervariasi, mulai dari puluhan ribu hingga ratusan juta rupiah, dan pusat-pusat penjualan batu akik bermunculan di seluruh daerah.

Namun, seperti halnya monkey business pada umumnya, tren batu akik ini tidak berlangsung lama. Hanya dalam kurun waktu sekitar satu tahun, tren ini meredup kembali.

Saat ini, harga batu akik yang beredar di pasaran telah jauh lebih terjangkau, mulai dari puluhan hingga ratusan ribu rupiah saja.

2. Tanaman Janda Bolong

Salah satu contoh nyata monkey bisnis lainnya adalah tren tanaman janda bolong, yang lebih dikenal dengan nama latinnya, Monstera, pada tahun 2020.

Tanaman ini mengalami lonjakan harga yang mencapai jutaan hingga puluhan juta rupiah. Penampilannya yang estetik dan dipopulerkan melalui media sosial membuat tanaman ini sangat diminati dan menjadi incaran banyak orang.

Fenomena ini terjadi karena banyaknya konten yang menampilkan tanaman Monstera di platformplatform media sosial seperti Instagram, yang memperlihatkan keindahan dan keunikan tanaman tersebut.

Hal ini memicu minat masyarakat untuk memiliki tanaman Monstera agar dapat merasakan sensasi memiliki tanaman yang “instagramable”.

Namun, seperti halnya tren-tren bisnis yang bersifat musiman, popularitas tanaman Monstera ini tidak berlangsung lama.

Setelah tren mereda, harga tanaman Monstera pun kembali normal dan terjangkau oleh banyak orang.

Fenomena ini menunjukkan pola yang serupa dengan monkey business, di mana kepopuleran suatu produk atau tren dipicu oleh ekspektasi keuntungan yang besar dalam waktu singkat.

Sayangnya, namun berakhir dengan penurunan harga yang signifikan setelah tren meredup.

Baca Juga: 10 Jenis Point Of Purchase Dalam Strategi Bisnis

3. Koin Logam Rp1.000

Pada pertengahan tahun 2020, koin logam berlogo kelapa sawit menjadi tren populer di masyarakat.

Berita tentang kenaikan harga koin ini menyebar luas, dengan harga satuan yang dilaporkan mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah.

Menariknya, saat itu koin sawit ini masih beredar dan sah digunakan sebagai alat pembayaran.

Fenomena ini terjadi karena minat yang tinggi dari kolektor dan investor terhadap koin logam tersebut, mungkin dipicu oleh keunikan desainnya atau potensi nilai investasi yang dianggap menguntungkan.

Kabar tentang kenaikan harga koin sawit ini kemudian semakin memperkuat minat masyarakat untuk memilikinya.

Namun, seperti halnya tren-tren bisnis yang bersifat musiman, popularitas koin sawit ini tidak berlangsung lama.

Setelah waktu berlalu, minat terhadap koin tersebut mereda dan harga kembali normal.

Fenomena ini menggambarkan pola yang serupa dengan monkey business, ketika ekspektasi keuntungan besar dalam waktu singkat mendorong orang untuk terlibat dalam investasi atau koleksi.

Namun, akhirnya berujung pada penurunan nilai ketika tren meredup.

4. Burung Lovebirds

Sebagai contoh lain dari monkey business, burung lovebirds menjadi objek yang sangat populer di kalangan masyarakat karena keindahan warna bulunya dan kicauannya yang merdu.

Fenomena ini membuat harga burung lovebirds melonjak tinggi, bahkan mencapai jutaan rupiah. Pada masa booming tersebut, permintaan akan burung lovebirds sangat tinggi, sehingga harga pasar pun terdongkrak naik.

Namun, seperti halnya tren bisnis yang bersifat musiman, popularitas burung lovebirds tidak berlangsung lama. Seiring berjalannya waktu, minat masyarakat terhadap burung ini mereda, dan harga pasar pun kembali stabil.

Kini, harga burung lovebirds tidak lagi seberapa tinggi dan dapat dengan mudah ditemukan di pasaran dengan harga yang lebih terjangkau.

Artinya, kspektasi keuntungan yang besar dalam waktu singkat dapat memicu lonjakan harga suatu produk atau tren, namun akhirnya berujung pada penurunan nilai ketika tren meredup.

5. Arisan Digital

Arisan digital menjadi contoh praktik monkey business yang sangat mudah dilakukan karena sifatnya yang rentan terhadap penyalahgunaan.

Dalam arisan konvensional, sekelompok orang akan secara rutin menyetor uang mereka kepada seorang bendahara yang telah ditunjuk bersama.

Tiap bulannya, nama-nama peserta akan diacak, dan yang namanya terpilih berhak memperoleh seluruh uang yang terkumpul pada bulan tersebut.

Namun, bayangkan jika ketika tiba waktunya untuk menarik nama-nama, bendahara tersebut tiba-tiba tidak bisa ditemukan.

Dia menghilang dan membawa lari uang yang seharusnya diserahkan kepada peserta yang beruntung.

Dengan kata lain, peserta arisan mengalami kerugian besar dan kegiatan yang seharusnya membangun rasa kebersamaan malah berubah menjadi praktek yang merugikan, yakni monkey bisnis.

Baca Juga: Tren Bisnis Fashion 2022 Hingga Kini, Intip Yuk!

Cara Terhindar dari Monkey Business

Apa Itu Monkey Business? Pengertian, Contoh, dan Cara Menghindari
Foto: Cara Menghindari Monkey Bisnis (Freepik.com)

Mari kita jelajahi beberapa tips untuk menghindari jebakan monkey business agar kamu tidak mengalami kerugian finansial yang tidak perlu.

  1. Selalu lakukan riset menyeluruh sebelum terlibat dalam suatu investasi atau bisnis. Pastikan kamu memahami produk atau layanan yang ditawarkan, serta reputasi dari pihak yang terlibat.
  2. Waspadai tawaran yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Jika sesuatu terdengar terlalu fantastis, mungkin itu hanya trik untuk menarik perhatiamu.
  3. Gunakan naluri dan intuisi kamu. Jika merasa ragu atau tidak nyaman dengan suatu penawaran atau skema bisnis, lebih baik menghindarinya daripada mengambil risiko yang besar.
  4. Selalu minta pendapat atau saran dari orang yang kamu percayai sebelum membuat keputusan besar terkait uang. Perspektif dari orang lain bisa memberikan sudut pandang yang berbeda dan membantu kamu melihat potensi risiko.
  5. Perhatikan tanda-tanda peringatan, seperti ketidakjelasan atau kurangnya transparansi dalam informasi yang diberikan. Jika ada hal-hal yang tidak terdengar benar atau terdapat ketidaksesuaian dalam penjelasan, lebih baik bertanya lebih lanjut atau menunda keputusan hingga kamu mendapatkan jawaban yang memuaskan.

Dengan menerapkan tips-tips di atas, kamu dapat menghindari jebakan monkey business dan menjaga keamanan finansialmu.

Semoga kita semua dapat menghindari jebakan yang ditawarkan oleh monkey business, ya.

Jaga kewaspadaan dan tetap bijak dalam menghadapi penawaran yang menggiurkan dengan janji keuntungan besar.

Sumber:

Belanja Harga Murah + Gratis Ongkir + Cashback

X