Siapa yang enggak tahu Bluebird? Perusahaan jasa transportasi yang jadi raja jalanan ini ternyata bermula dari taksi gelap, lho!
Beberapa waktu lalu, Bluebird tengah menjadi buah bibir banyak orang. Pasalnya, perusahaan tersebut digugat oleh Elliana Wibowo yang disebut-sebut sebagai ahli waris sekaligus pemegang saham.
Kisah dan kiprah perusahaan taksi berlogo burung biru ini pun menarik untuk diulas. Sebagai perusahaan transportasi yang sudah berdiri sejak lama, mereka memiliki armada besar yang menjadi raja di jalan-jalan kota.
Menariknya, perjalanan bisnis sang raja jalanan ini bermula dari taksi gelap yang beroperasi puluhan tahun lalu.
Setelah melalui berbagai situasi sulit, kini mereka sukses menempati urutan teratas sebagai perusahaan transportasi terbesar di Indonesia.
Ingin tahu lebih lanjut tentang sejarah dan kiprah bisnis taksi berlogo burung biru ini? Simak artikelnya sampai akhir, ya!
Baca Juga: Perjalanan Bisnis Esteh Indonesia, Sukses Dirikan 700 Gerai di Indonesia
Sekilas Tentang Bluebird Group
Bluebird Group merupakan kelompok usaha yang menyediakan layanan taksi, kontainer, alat berat, hingga logistik untuk melayani kebutuhan konsumen.
Jika New York terkenal dengan Yellow Taxi, maka Jakarta terkenal dengan Bluebird. Armada taksi biru ini selalu ramai menghiasi jalanan Ibukota.
Dirangkum dari laman resminya, Blue Bird Group telah memperluas jenis layanannya, mulai dari regular taxi (Blue Bird & Pusaka) hingga executive taxi (Silver Bird), limousine & car rental (Golden Bird), charter bus (Big Bird), logistic (Iron Bird Logistic), industry (Restu Ibu Pusaka-Bus Body Manufacturing & Pusaka Niaga Indonesia).
Tak hanya itu, ada juga sektor property (Holiday Resort Lombok & Pusaka Bumi Mutiara), IT & Supporting Services (Hermis Consulting-IT SAP, Pusaka Integrasi Mandiri-EDC, Pusaka GPS, Pusaka Buana Utama-Petrol Station, Pusaka Bersatu-Lubricant, Pusaka Sukucadang Indonesia-Spare Part) dan Heavy Equipment.
Layanan Bluebird dapat digunakan di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Jakarta dan sekitarnya, Surabaya, Bandung, Bali, Lombok, Medan, Palembang, Batam, Makassar, dan daerah lainnya.
Baca Juga: GoTo Group: Awal Mula Berdiri Hingga IPO
Sejarah Bluebird
Berdasarkan informasi yang dirangkum dari laman resmi perusahaan, Bluebird didirikan oleh Mutiara Siti Fatimah Djokosoetono. Ia merupakan istri dari Mr. Djokosoetono, pakar hukum pada era kolonial.
Adnan Buyung Nasution dalam Pergulatan tanpa henti – Volume1 (2004: 124) menyebut, Mr. Djokosoetono merupakan perintis Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan Akademi Hukum Militer (AHM).
Ia meninggal pada 6 September 1965. Sang istri, Siti Fatimah dihadiahi dua mobil oleh orang-orang PTIK dan AHM, yakni sedan Opel dan Mercedes.
Beberapa tahun sebelum Djokosoetono meninggal, istri dan anaknya sudah memiliki bisnis telur. Pada tahun 1962, Siti Fatima membeli mobil bemo untuk menarik penumpang di Jakarta.
Setelah Djokosoetono meninggal, Siti Fatima memiliki ide untuk memanfaatkan dua mobil yang Ia dapatkan sebagai taksi.
Ide tersebut disampaikan kepada kedua anaknya, sebab, pada saat itu mereka membutuhkan uang untuk kuliah.
Kedua mobil itu kemudian difungsikan sebagai taksi gelap yang akan bergerak ketika menerima order melalui telepon.
Taksi gelap sudah jadi kebutuhan banyak orang pada saat itu, sebab, jumlah mobil belum sebanyak sekarang.
Pada 1971, Gubernur Ali Sadikin menyerukan bahwa DKI Jakarta membutuhkan taksi meteran demi mewujudkan Jakarta sebagai kota metropolitan.
Cikal bakal berdirinya perusahaan burung biru ini berawal dari sebuah rumah nomor 107 di Jalan Cokroaminoto, Jakarta, tahun 1965 di mana bisnis taksi pertama kali dijalankan.
Pada 1972, mereka memiliki 25 armada taksi Holden Torana yang mengaspal di Jakarta dan menjadi taksi pertama yang menggunakan argometer.
Pada tahun 1979, armada bus Bus Big Bird digunakan sebagai kendaraan jemputan siswa di sekolah Jakarta Intercultural School.
Dua tahun berikutnya, taksi Holden Torana generasi 80-an milik Bluebird sudah menggunakan AC.
Perjalanan bisnis perusahaan taksi ini terus berkembang pesat. Pada 1992, pengemudi Bluebird bahkan dipilih menjadi pengemudi resmi KTT Non Blok.
Setahun berikutnya, diresmikan taksi eksekutif Silverbird di Balai Kota DKI Jakarta.
Baca Juga: Ini 2 Startup Decacorn Indonesia yang Membanggakan!
Modernisasi Bluebird
Setelah sukses membuat kemajuan besar, pada akhirnya mereka perlu melakukan adaptasi terhadap kemajuan teknologi.
Pada tahun 1994, Computerized System untuk call center mulai diterapkan. Hal ini menjadi langkah awal dalam memodernisasi dan meningkatkan kualitas pelayanan satu pintu.
Memasuki 2002 sampai 2004, Presiden Komisaris Bluebird saat itu, Alm. Chandra Suharto mengubah warna cat taksinya menjadi metallic frost blue seperti yang kita kenal saat ini.
Aplikasi Radio Mobile Data Terminal dan Device Slgteg juga digunakan guna memudahkan penyebaran order ke setiap armada taksi.
Pada 2010, corak batik diresmikan sebagai seragam resmi Bluebird.
Setahun berikutnya, mereka juga meresmikan aplikasi Taxi Mobile Reservation yang merupakan aplikasi pemesanan taksi online melalui smartphone pertama di dunia untuk Blackberry.
Pada 2012 hingga 2015, mereka terus berinovasi dengan menghadirkan layanan baru Premium Bus VIP, Lifecare Taxi, dan menghadirkan armada taksi tujuh penumpang.
Baca Juga: Xendit, Salah Satu Startup Fintech Unicorn di Indonesia
Meluncurkan Aplikasi Baru dan Menjalin Mitra dengan Gojek
Modernisasi bisnis Bluebird kini memasuki era digitalisasi.
Pada 2016, Aplikasi My Blue Bird resmi diluncurkan dengan pembaruan fitur Taxi Nearby, Advance Booking, Estimated Cost, Call and Tracking Driver, serta berbagai promo menarik.
Pada 2017, Bluebird menjalin kerjasama dengan Gojek yang saat itu dipimpin oleh Nadiem Makarim. Bentuk kerjasama tersebut adalah munculnya pilihan layanan Go-Bluebird di aplikasi Gojek.
Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan pengguna dalam memesan taksi perusahaan burung biru ini menggunakan satu aplikasi Gojek.
Dua tahun berselang, armada baru taksi listrik diluncurkan pertama kali pada 2019.
Jenis mobil yang digunakan adalah BYD e6 untuk e-Bluebird dan Tesla X untuk e-Silverbird.
Terbaru, pada 2021, resmi dirilis aplikasi My Blue Bird 5 yang memiliki banyak fitur baru yang bisa digunakan oleh masyarakat.
Menariknya, mereka juga menjadi perusahaan transportasi pertama yang memiliki jumlah EV Charging Station terbanyak.
Hal ini menandakan transformasi besar perusahaan burung biru itu sebagai bisnis ramah lingkungan di Indonesia.
Nah, itulah perjalanan bisnis Bluebird yang bermula dari taksi gelap hingga menjadi armada taksi terbesar. Semoga informasi ini bermanfaat!