Cascading Style Sheets atau CSS adalah fungsi yang cukup familiar dalam pembangunan sebuah website. Bagaimana cara kerjanya?
Bagi seorang Front-end Developer atau Back-end Developer, istilah CSS tentunya sudah tak asing lagi. Cascading Style Sheets dan HTML biasanya digunakan bersamaan dalam membangun sebuah situs web.
Peran keduanya memang tak bisa dipisahkan, pasalnya baik HTML maupun Cascading Style Sheets keduanya memiliki fungsi berbeda. Namun, fungsi yang dijalankan saling berkaitan untuk menyempurnakan sebuah web.
Tak hanya untuk profesional saja, pemahaman CSS juga perlu kamu ketahui sebagai pebisnis. Sebab, saat ini bisnis digital erat kaitannya dengan kepemilikan website. Apalagi server web sendiri terkadang mengalami trouble.
Daripada mengeluarkan biaya lagi untuk menyewa jasa web developer, tentu lebih murah dan mudah jika mengerjakannya sendiri. Maka dari itu, belajar tentang cara kerja Cascading Style Sheets adalah pengetahuan dasar yang tak boleh diabaikan.
Seiring perkembangan teknologi, pemahaman tentang website akan semakin penting. Oleh karena itu, untuk memahami lebih lanjut simak pembahasan berikut yuk!
Baca Juga: 10 Manfaat Website E-commerce untuk Bisnis Onlinemu
Apa Itu CSS?
Mengutip dari TechTerms, Cascading Style Sheet adalah lembar gaya berjenjang yang digunakan untuk memformat tata letak halaman web.
Cascading Style Sheets dapat digunakan untuk menentukan gaya teks, ukuran tabel, dan aspek lain yang berkaitan dengan laman web yang sebelumnya hanya berupa HTML.
Cascading Style Sheets membantu pengembang web membuat tampilan yang seragam di beberapa halaman situs web.
Alih-alih membuat gaya setiap tabel dan blok teks satu per satu, lebih mudah menerapkan satu model untuk semua halaman. Fungsi inilah yang dimiliki oleh CSS.
CSS juga memudahkanmu dalam mengubah gaya di beberapa halaman sekaligus. Misalnya, kamu ingin mengubah ukuran teks yang tadinya 10pt menjadi 12pt di 50 halaman web.
Dengan menggunakan Cascading Style Sheets, kamu bisa mengubah semua halaman sekaligus. Tentunya ini akan lebih menghemat waktu dan tenaga.
Tak hanya mengubah teks, CSS juga bisa mengubah ketebalan garis, style tabel, batas laman, hingga frame gambar sekaligus.
Baca Juga: 10 Cara Maintenance Website, Dijamin Praktis!
Jenis-Jenis CSS
dilansir dari GeeksforGeeks, ada tiga jenis Cascading Style Sheets, yaitu:
- External CSS. Ini berisi dokumen terpisah yang mencakup atribut class, ID, heading, dan sebagainya. Jenis ini ditulis dalam dokumen terpisah berformat “.css”.
- Inline CSS. Berisi bagian body yang dilampirkan dengan elemen tertentu berbentuk sebaris. Jenis ini menggunakan atribut style khusus.
- Interline CSS. Dikenal juga sebagai embeded Cascading Style Sheets, yang bisa digunakan ketika satu dokumen HTML harus ditata secara unik.
Cara Kerja CSS
Pada mulanya, pengembangan web hanya bergantung pada HTML saja. Menurut Internet Engineering Task Force, HTML adalah kode yang disematkan dalam teks yang dapat menentukan tata letak halaman, jenis font, dan tautan.
HTML dapat menentukan elemen grafik pada halaman web. Sementara itu, menurut Webopedia, HTML adalah standar bahasa yang digunakan untuk mengatur dan memformat halaman web dan dokumen lain di World Wide Web.
Selanjutnya, pengembangan web akan diteruskan dengan Cascading Style Sheets dan JavaScript untuk membuat halaman web yang lebih responsif.
Dikatakan lebih responsif, sebab web yang hanya menggunakan HTML akan terlihat lebih kaku dan monoton.
Inilah alasan Cascading Style Sheets hadir sebagai solusi untuk urusan desain dan format halaman web. Sementara HTML berfokus pada tata letak laman webnya. CSS memiliki beberapa langkah kerja, yaitu:
- Load HTML. Dalam tahap ini, browser akan memuat laman yang sudah dibuat dengan HTML.
- Parse HTML. Pada tahap ini terjadi penguraian HTML untuk membuat document object model (DOM) dan memuat Cascading Style Sheets. DOM memiliki struktur seperti pohon dan terdiri atas beberapa elemen, atribut, dan teks dalam bahasa markup yang menjadi dasar struktur DOM. DOM dapat membantu pengembang untuk mendesain, men-debug, dan memelihara CSS.
- Load CSS. Browser kemudian memuat sebagian besar laman yang akan ditautkan oleh dokumen HTML, seperti gambar atau video. Kemudian CSS dimuat dan dihubungkan.
- Parse CSS. Sama halnya HTML, Cascading Style Sheets juga diurai dengan berdasarkan jenis pemilihnya ke dalam kategoriyang berbeda seperti elemen, kelas, ID, dan sebagainya. Penyeleksian ini menentukan aturan mana yang harus diterapkan terhadap DOM.
- Render tree. Penyeleksian dalam setiap elemen Cascading Style Sheets yang akan diterapkan ke DOM sesuai kebutuhannya disebut render tree. Render tree ini diletakkan dalam struktur yang seharusnya muncul setelah elemen telah diterapkan.
- Display. Setelah penyesuaian berjalan dan aturan dijalankan, maka Cascading Style Sheets dan DOM akan membentuk tampilan visual sebuah halaman situs yang tampil di layar.
Baca Juga: 10 Cara Membuat Website Mobile Friendly untuk Tingkatkan SEO
Kelebihan CSS
Penggunaan Cascading Style Sheets dalam mengembangkan situs web tentu bukan tanpa alasan. Ada beberapa kelebihan CSS yang perlu kamu ketahui, yaitu:
- Proses loading situs menjadi lebih cepat. Cascading Style Sheets berperan dalam menyederhanakan HTML. Cukup dengan satu kali perubahan, maka semua halaman situs akan terubah. Artinya, beban yang perlu dimuat oleh browser menjadi lebih ringan. Hal ini membuat proses loading, download, dan upload jadi lebih cepat.
- Desain laman web menjadi lebih cepat. Cascading Style Sheets bekerja secara sekaligus untuk semua halaman web. Artinya, kamu tak perlu mengubah format halaman web satu per satu. Tentunya hal ini membuat proses desain web menjadi jauh lebih cepat.
- Adaptif untuk berbagai perangkat. Cascading Style Sheets memungkinkan sebuah situs atau dokumen untuk dapat diakses di berbagai perangkat yang berbeda dengan ukuran yang berbeda. Artinya, desain laman web akan menyesuaikan dengan dimensi layar dan jenis perangkatnya.
Baca Juga: 9 Taktik Meningkatkan Pengunjung Website Toko Online
Kumpulan Fungsi CSS
Ada beberapa perintah Cascading Style Sheets yang digunakan untuk memformat halaman web. Berikut perintah Cascading Style Sheets yang perlu kamu ketahui:
- attr() digunakan untuk mengembangkan nilai atribut yang dipilih.
- cals() memungkinkanmu untuk menghitung nilai Cascading Style Sheets.
- counter() digunakan untuk mengembalikan nilai yang ada.
- cubic-bezier() dapat mendefinisikan kurva Cubic Bezier.
- hsl() dapat mendefinisikan warna menggunakan model HSL.
- hsla() dapat mendefinisikan warna menggunakan model HSLA.
- linear-gradient() dapat menentukan gradien linear sebagai gambar latar belakang.
- radial-gradient() digunakan sebagai gambar latar belakang, umumnya dua warna.
- repeating-linear-gradient() digunakan untuk mengulangi gradient linear.
- rgb() digunakan untuk mewakili warna menggunakan model RGB.
Secara umum, perintah Cascading Style Sheets ini sangat penting untuk membangun desain warna halaman web. HTML nantinya akan membuat elemen yang akan didesain dengan Cascading Style Sheets.
Baca juga: 7 Manfaat Linktree untuk Bisnis, Simak Cara Membuatnya
Itulah penjelasan tentang CSS yang menjadi salah satu dasar dalam mengembangkan situs web. Mempelajari Cascading Style Sheets, HTML, dan JavaScript amat penting jika kamu ingin membangun situs menjadi lebih baik.