Cara Kerja dan Elemen yang Dapat Digunakan untuk A/B Testing

Share this Post

Table of Contents
shopee pilih lokal

Apa itu A/B testing?

Perlu kamu ketahui, A/B testing merupakan proses penting selama pembuatan situs web.

Dikutip dari laman Optimizely, A/B testing adalah proses pengujian terpisah yang dilakukan dengan membandingkan dua versi halaman web atau aplikasi untuk menentukan mana yang berperforma lebih baik.

Proses eksperimen yang dilakukan dengan cara membandingkan dua versi situs web atau aplikasi ini akan ditampilkan langsung pada target audiens.

Misalnya dengan menampilkan website atau aplikasi versi A kepada setengah target audiens kamu, dan versi B ke yang audiens lainnya.

Dengan begitu, kamu bisa melakukan analisis dari berbagai versi situs web atau aplikasi berdasarkan perilaku target audiens.

A/B test tidak hanya bisa digunakan untuk menguji situs web atau aplikasi, tetapi juga dapat diterapkan pada email dan alat pemasaran lainnya.

Baca Juga: Langkah Melakukan Split Testing dan Manfaatnya dalam Pemasaran

Cara Kerja A/B Testing

cara kerja A/B testing
(Foto A/B testing. Sumber: Unsplash.com)

Untuk melakukan A/B test, kamu perlu menyediakan dua versi halaman web atau aplikasi.

Jadi, lakukanlah modifikasi untuk membuat versi kedua dari halaman atau aplikasi yang sama.

Modifikasi atau perubahan yang dimaksud bisa dilakukan dengan sederhana. Melalui perubahan judul, tombol, atau desain ulang halaman secara menyeluruh.

Kemudian, lakukanlah pengujian versi asli dari halaman tersebut kepada setengah target audiens situs web kamu.

Sementara sebagian audiens lain diberikan tampilan halaman dalam versi modifikasi (variasi).

Proses pengujian ini bisa ditetapkan dalam jangka waktu tertentu sehingga kamu bisa melakukan analisis yang lebih mendalam dengan hasil akhir lebih akurat.

Keterlibatan pengguna dapat kamu kumpulkan dan diukur menggunakan dahboard untuk kemudian dianalisis melalui mesin statistik.

Dengan begitu, kamu bisa menentukan apakah mengubah pengalaman pengguna melalui pembuatan dua versi laman web memiliki efek positif, negatif, atau netral pada perilaku pengunjung.

Kamu pun bisa mendapatkan hasil terbaik dari pengujian kedua versi. Nah, versi terbaik inilah yang akan digunakan dalam jangka panjang.

Baca Juga: Bagaimana Cara Mendapatkan Testimoni Pelanggan? Simak 7 Tipsnya

Elemen Terbaik untuk A/B Testing

elemen a/b testing
(Foto tampilan situs web. Sumber: Unsplash.com)

Melansir laman The Daily Egg, ada beberapa elemen terbaik yang dapat kamu modifikasi untuk melakukan A/B testing, di antaranya:

1. Judul dan Copywriting

Judul merupakan hal pertama yang akan dilihat oleh audiens ketika mereka mengunjungi situs web. Oleh karenanya, kamu perlu membuat judul yang dapat menarik perhatian audiens.

Jadi, siapkanlah beberapa variasi judul untuk menemukan manakah judul yang paling baik.

Selain judul, copywriting juga bisa menjadi aspek penting lain yang diperhatikan oleh audiens.

Sebelum menentukan copywriting untuk situs web, coba lakukan uji panjang pendeknya paragraf dengan tingkat persuasi yang berbeda.

Dengan begitu, kamu bisa menentukan copywriting apa yang paling menarik dan bisa memengaruhi pelanggan untuk melakukan tindakan yang dikehendaki.

2. CTA

Call to Action (CTA) juga menjadi salah satu elemen situs web yang bisa kamu gunakan untuk melakukan A/B test.

Ajakan bertindak dalam website haruslah mampu memengaruhi audiens untuk melakukan sesuatu yang dikehendaki.

Dalam hal ini, kamu perlu membuat kalimat ajakan yang menarik.

Jadi, buatlah CTA dalam beberapa versi. Meski kamu hanya mengubah satu kata, tetapi hal itu juga bisa memengaruhi tingkat konversi.

Selain itu, kamu juga harus memerhatikan tombol CTA yang akan digunakan. Maka, perhatikanlah warna tombol, warna teks, kontras, ukuran, hingga bentuknya.

3. Gambar, Audio, dan Video

Elemen lainnya pada situs web yang bisa kamu pertimbangkan untuk melakukan A/B test adalah gambar, audio, dan video.

Buatlah beberapa variasi konten untuk audiens. Sebab, setiap audiens memiliki ketertarikan visual yang berbeda.

Ada yang lebih suka melihat gambar, sementara beberapa lainya lebih memilih mendengarkan audio atau menonton video.

Dengan A/B test, kamu pun bisa mengetahui manakah bentuk visual yang paling disukai oleh audiens.

Baca Juga: Panduan Lengkap Cara Bikin Aplikasi Online Shop

4. Kedalaman Konten

Content depth (kedalaman konten) menjadi elemen A/B test lainnya yang dapat kamu pilih.

Beberapa audiens mungkin lebih menyukai informasi yang memberikan gambaran dasar tentang suatu topik.

Sementara audiens lain bisa saja menginginkan pembahasan mendalam yang mengeksplorasi setiap sudut dan celah topik.

Jadi, lakukanlah pengujian kedalaman konten dengan membuat dua konten yang berbeda.

Dengan menyajikan konten yang berisi pembahasan umum dan memberikan pembahasan yang lebih mendalam.

Kedalaman konten tersebut dapat memengaruhi SEO serta metrik lain, seperti tingkat konversi dan waktu kunjung audiens di halaman website, lho.

Hal ini tidak hanya berlaku untuk konten informasi, seperti halaman blog, tetapi juga dapat berdampak pada halaman arahan (landing page) yang kamu buat.

5. Deskripsi Produk

Deskripsi produk bisa menjadi elemen untuk kamu pilih dalam melakukan A/B testing.

Pada e-commerce, deskripsi produk yang singkat biasanya akan bekerja lebih baik dalam penjualan. Namun, hal ini tak berlaku bagi produk yang membutuhkan deskripsi detail.

Maka dari itu, kamu perlu membuat deskripsi produk yang berbeda. Dalam bentuk singkat dan terperinci untuk melakukan A/B testing sehingga mendapatkan hasil yang terbaik.

Kamu juga bisa membuat deskripsi produk dalam dua versi. Versi pertama dalam bentuk kalimat naratif. Sementara versi kedua dibuat menggunakan point/listicle.

Meski perbedaannya tak banyak, tetapi kedua versi bisa memberikan tingkat konversi yang berbeda.

6. Social Proof

Social proof atau bukti sosial, seperti testimoni dari pelanggan juga bisa menjadi elemen yang dapat kamu gunakan untuk A/B testing.

Hal ini karena menurut data dari Marketing Strategy YX, sebanyak 70 persen pelanggan mengandalkan opini yang mereka baca di ulasan online untuk membuat keputusan pembelian.

Oleh karenanya, adanya review atau testimoni dari pelanggan menjadi hal penting yang bisa kamu gunakan untuk meningkatkan penjualan.

Untuk melakukan A/B test menggunakan testimoni pelanggan, kamu bisa membuatnya dalam beberapa versi.

Misalnya, testimoni yang hanya berisi ulasan dalam bentuk tertulis dan testimoni yang bisa ditambahkan dengan elemen visual, seperti gambar dan video.

Baca Juga: 9 Cara Membuat Website Sendiri yang Perlu Kamu Ketahui

7. Landing Page

Landing page (halaman arahan) juga merupakan elemen situs web terbaik yang bisa kamu gunakan untuk melakukan A/B testing.

Halaman yang dibuat secara khusus ini memiliki peran penting dalam penjualan.

Sebab, bisa mengarahkan audiens untuk melakukan tindakan yang dikehendaki, seperti membeli, memesan, atau pun mengisi formulir.

Kamu bisa membuat landing page dalam versi A dan versi B dengan beberapa perbedaan di dalamnya. Dengan begitu, kamu bisa mengetahui manakah landing page terbaik yang bisa memberikan hasil atau konversi maksimal.

Perbedaan yang bisa kamu buat dalam kedua versi landing page bisa berupa CTA, desain, dan komponen lain.

Dalam melakukan A/B testing, kamu sebaiknya tidak menggunakan semua elemen ini sekaligus.

Cobalah untuk menguji elemen satu per satu secara terpisah berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.

Misalnya jika kamu ingin mencoba menghasilkan lebih banyak traffic secara organik, fokuslah pada elemen yang memengaruhi SEO, seperti panjang postingan blog.

Sementara untuk pengoptimalan tingkat konversi, kamu dapat memulai pengujian dengan menggunakan elemen judul, video, atau CTA.

Belanja Harga Murah + Gratis Ongkir + Cashback

X