Siapa sangka, bisnis cacing tanah ternyata bisa menghasilkan keuntungan besar, lho.
Apakah kamu tertarik untuk mencoba ide usaha yang satu ini?
Cacing tanah yang biasa dibudidaya untuk kemudian di jual di Indonesia ialah jenis Lumbricus rubellus.
Bisnis cacing tanah cukup diminati karena peluang pasarnya yang bagus. Sebab, banyak orang yang mencari cacing tanah untuk dijadikan pakan ternak hingga bahan obat-obatan.
Per kilogramnya, cacing tanah memiliki harga dari puluhan hingga ratusan ribu rupiah. Menggiurkan sekali, bukan?
Bagi kamu yang ingin mencicipi keuntungan bisnis cacing tanah, perhatikan dahulu beberapa tipsnya melalui artikel berikut.
Baca Juga: Tips Sukses Bisnis Ternak yang Perlu Kamu Ketahui
Peluang Bisnis Cacing Tanah
Apakah kamu penasaran, mengapa bisnis cacing tanah bisa menjadi ide usaha yang menguntungkan?
Hal ini karena cacing tanah memiliki banyak sekali kegunaan untuk manusia.
Cacing tanah bisa berfungsi sebagai dekomposer untuk mengurai bahan-bahan organik. Ketika cacing melakukan dekomposer, tanah di sekitar mereka pun menjadi lebih subur.
Hal ini sangat bagus untuk lahan pertanian dan perkebunan sehingga bahan pangan yang ditanam bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.
Selain itu, cacing tanah dapat digunakan oleh peternak untuk memberi makan hewan ternak mereka. Misalnya, untuk pakan ikan.
Kandungan tinggi protein dalam cacing tanah bisa memberikan nutrisi yang cukup untuk budidaya ikan.
Tidak hanya itu, cacing tanah juga berguna sebagai bahan baku obat-obatan dan kosmetik.
Ekstrak cacing tanah dapat menghambat bakteri patogen yang bisa digunakan untuk menyembuhkan penyakit tertentu.
Sementara itu, asam amino dan enzim dari cacing tanah dapat membantu tubuh untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak.
Jadi, bisa digunakan sebagai bahan baku produk kecantikan kulit.
Dengan seluruh manfaatnya tersebut, cacing tanah pun memiliki potensi ekonomi yang besar jika dibudidaya.
Baca Juga: Urban Farming adalah Kegiatan Pertanian Perkotaan, Ini 5 Cara Memulainya!
Cara Budidaya untuk Bisnis Cacing Tanah
Untuk memulai bisnis cacing tanah, kamu tak membutuhkan banyak modal.
Namun, kamu perlu paham bagaimana cara budidaya cacing tanah yang tepat sehingga hasil panennya berkualitas baik dan bisa dijual dengan harga tinggi.
Berikut cara budidaya untuk bisnis cacing tanah yang benar:
1. Memilih Lokasi Budidaya
Cara budidaya cacing tanah pertama yang perlu kamu lakukan ialah memilih lokasi yang tepat.
Cacing tanah termasuk hewan yang bisa hidup di lingkungan mana pun. Jadi, kamu dapat memilih sembarang tempat untuk melakukan budidaya.
Meski begitu, janganlah memilih lokasi budidaya yang terkena curah hujan dan sinar matahari langsung.
Pilihlah lokasi budidaya yang teduh dan gelap, seperti di bawah pohon rimbun atau di bawah kandang ternak.
Jika kamu ingin budidaya cacing tanah dalam skala besar, pilihlah lokasi yang luas agar sirkulasi udaranya bagus dan cacing tanah bisa berkembangbiak dengan baik.
2. Sediakan Media untuk Berkembangbiak
Setelah pemilihan lokasi ditentukan, jangan lupa untuk menyediakan media bagi cacing tanah berkembangbiak.
Bahan yang digunakan sebagai kandang cacing tanah dapat berupa plastik, kayu, atau bambu. Jadi, bisa menggunakan media apa saja asalkan tidak berlubang dan beracun.
Untuk membuat kandang cacing tanah, sebenarnya tidak ada ukuran yang pasti. Kamu bisa membuatnya sesuai dengan banyaknya bibit yang akan dikembangbiakkan.
Sebagai contoh, kotak ukuran 90 x 90 x 30 cm memiliki perkiraan daya tampung bibit sebanyak 4-5 kg.
Sementara kotak berukuran 45 x 30 x 35 cm memiliki daya tampung bibit sekitar 250 gram cacing.
Dilansir dari jurnal Direktorat Teknologi Budidaya Pertanian BPP Teknologi, kotak perkembangbiakkan cacing tersebut bisa diletakkan dalam galian tanah dan kemudian setiap sisinya diplester.
Bisa juga dikembangbiakkan dalam kotak yang disusun bertingkat sebagai cara mudahnya.
Agar bisa berkembangbiak, kamu harus menciptakan media yang ideal untuk cacing tanah.
Media yang digunakan haruslah merupakan bahan-bahan yang mudah membusuk. Misalnya, sampah, eceng gondok, batang pisang, sekam padi, dan sampah organik lainnya.
Bahan-bahan tersebut kemudian harus dipotong sepanjang 2-3 cm dan dicampur menggunakan kotoran ternak. Dengan perbandingan 70% media dan 30% kotoran ternak.
Aduk media dan kotoran ternak hingga merata sehingga bisa difermentasi.
Hal ini dibutuhkan waktu hingga 2 minggu lamanya sehingga lebih siap untuk digunakan sebagai media perkembangbiakkan cacing tanah.
Baca Juga: Bisnis Ikan Koi: Peluang Bisnis dan Tips Memulainya
3. Mulai Beternak Cacing Tanah
Setelah media budidaya siap, kamu bisa mulai beternak cacing tanah. Untuk bibit, cacing tanah yang digunakan harus berusia 3-10 bulan.
Ciri-ciri cacing yang siap dikembangbiakkan bisa kamu lihat dari bagian klitelum, yakni bagian luar tubuh cacing tanah di dekat kepala yang tidak bersegmen dan mengandung kelenjar yang menebal.
Cacing dewasa ini memiliki usia yang produktif untuk berkembangbiak. Sementara cacing yang sudah berusia lebih dari 10 bulan biasanya telah menurun produksinya.
Cukup taburkan bibit cacing ke media yang sudah dipersiapkan. Taburlah sedikit demi sedikit.
Jika bibit cacing tidak keluar dari media selama 12 jam, itu tandanya cacing tanah sudah bisa beradaptasi dengan kandangnya.
4. Cara Pemeliharaan
Untuk merawat cacing tanah, kamu perlu memerhatikan media perkembangbiakkannya dengan baik.
Baliklah media dengan rutin agar cacing tanah mendapatkan oksigen yang cukup. Frekuensi membalik media tidak perlu terlalu sering, cukup 2 hari sekali.
Selain itu, pakan cacing tanah juga perlu kamu perhatikan agar mereka bisa berkembangbiak dengan produktif.
Jenis pakan yang digunakan untuk budidaya cacing tanah ialah campuran kompos dan pupuk kandang. Dengan perbandingan 50% kompos dan 50% pupuk kandang, bisa juga 30% kompos dan 70% pupuk kandang.
Banyaknya pakan yang diberikan tergantung pada kisaran berat badan cacing. Tepatnya, cacing tanah membutuhkan pakan sebanyak 1/2 dari bobot tubuhnya setiap hari.
Cara pemberian pakan bisa dilakukan dengan memasukkannya ke dalam media atau bisa ditaburkan sedikit demi sedikit di atas media.
Jangan lupa untuk meminimalisir hama dari kandang cacing tanah. Biasanya, hama yang menyerbu cacing tanah ialah semut, unggas, tikus, dan ular.
Pastikan kamu membuatkan kandang yang terlindungi dari jangkauan hama-hama tersebut.
Ketika cacing tanah menghasilkan telur atau yang disebut dengan kokon, induk cacing tanah perlu dipisah ke media lain.
Kokon di bekas wadah induk tersebut akan menetas selama 2-3 minggu.
Baca Juga: 5 Tips Memulai Bisnis Ayam Petelur, Banyak Untungnya!
5. Panen Cacing Tanah
Panen cacing tanah untuk dijadikan indukan baru, yakni cacing tanah yang berusia 3 bulan sejak menetas dari kokon.
Sementara jika untuk dijual, panen dapat dilakukan pada cacing tanah yang telah berusia 10 bulan.
Untuk memanennya, kamu bisa menggunakan sinar atau cahaya dari lampu.
Ketika cacing tanah terkena cahaya, mereka akan mencari tempat gelap dan menggali diri ke bagian bawah media.
Nantinya, media akan tersingkir sedikit demi sedikit dari tubuh cacing tanah. Kamu pun bisa melihat gerombolan cacing tanah yang siap dipanen.
Agar proses perkembangbiakkan terus berjalan, kamu cukup memanen sebanyak 25-75% cacing tanah.
Itu dia peluang usaha cacing tanah beserta tips budidayanya jika kamu berminat untuk bisnis cacing tanah.
Semoga cara memulai bisnis cacing tanah di atas bisa membantu kamu yang ingin berbisnis.