Ingin berjualan secara online? Kamu perlu tahu cara membuat website ecommerce. Tenang saja, kamu tidak perlu belajar coding.
Selama ini, kata-kata “membuat e-commerce” menjadi momok bagi kebanyakan orang awam. Yang terlintas di pikiran, pasti kode-kode sulit dalam pembuatan website.
Padahal, kamu tidak perlu belajar coding jika hendak membuat e-commerce. Ada banyak platform yang memungkinkanmu untuk membuatnya tanpa coding.
Memiliki e-commerce menjadi suatu keharusan jika ingin bisnismu mendapatkan pasar yang lebih luas lagi.
Oleh karena itu, mengetahui cara membuat website ecommerce jadi penting jika kamu hendak membuatnya.
Memang, kamu bisa menyewa jasa web developer jika kamu punya anggaran lebih dan membuat semuanya lebih mudah. Namun, setidaknya kamu perlu tahu dasar-dasar cara membuat website ecommerce.
Baca Juga: Catat ya! Ini 5 Cara Mudah Download Video Instagram Story
Jenis Platform Pembuatan Website E-commerce
Sebelum mengetahui cara membuat website ecommerce, kamu harus tahu terlebih dahulu berbagai jenis platform yang dapat membantumu membuatnya.
Seiring berkembangnya teknologi, kamu tidak perlu belajar coding jika ingin membuat sebuah website, tidak terkecuali e-commerce.
Saat ini, ada sejumlah platform yang dapat membantumu membuat website e-commerce. Apa saja jenis-jenisnya? Simak daftarnya berikut!
1. Open Source
Seperti namanya, platform open source menawarkan source code secara bebas kepada semua orang yang ingin menggunakannya.
Platform jenis ini gratis untuk digunakan dan dapat disesuaikan, bahkan dikembangan. Namun untuk melakukan pengembangan, biasanya membutuhkan pengetahuan coding tingkat lanjut.
2. SaaS
Menggunakan software as a service (SaaS) merupakan alternatif cara membuat website ecommerce.
SaaS umumnya mudah digunakan, terukur, dan memiliki keamanan yang kuat. Platform ini dirancang khusus untuk e-commerce, sehingga dapat menangani proses logistik seperti checkout dan pemrosesan pembayaran.
Jika hendak menggunakan platform ini, kamu perlu merogoh kocekmu karena ada biaya berlangganan bulanan, biaya transaksi, dan biaya untuk plug-in.
3. Headless Commerce
Cara membuat website ecommerce bisa dengan mengandalkan headless commerce pula. Headless commerce membuat keranjang belanja dan tampilan website e-commerce terpisah.
Menurut Big Commerce, headless commerce memungkinkanmu untuk menggunakan content management system (CMS), digital experience platform (DXP), dan progressive web app (PWA), atau teknologi lain di frontend. Kemudian kamu mendukung situsmu dengan e-commerce engine di backend.
Baca Juga: 7 Jenis E-Commerce Berdasarkan Model Bisnisnya
Cara Membuat Website Ecommerce
Setelah memilih jenis platform yang akan kamu gunakan, langkah selanjutnya tentu langsung membuat website e-commerce.
Namun, sebelum terjun langsung, kamu perlu tahu terlebih dahulu cara membuat website ecommerce.
Dengan mengikuti panduan tahap demi tahap, kamu bisa menghemat waktu dan tidak perlu bolak-balik melakukan trial and error.
Berikut tips dan panduan cara membuat website ecommerce yang dapat kamu terapkan pada bisnismu.
1. Pilih Nama dan Beli Domain
Cara membuat website ecommerce yang pertama, yaitu pilih nama dan membeli domain. Domain atau disebut juga sebagai URL, merupakan alamat website kamu.
Orang akan mengetikkan nama alamat website jika hendak mencari e-commerce-mu. Pemilihan nama jadi penting di sini. Kamu tidak bisa menggunakan nama yang sudah terpakai.
Jadi, jika sudah ada yang menggunakan nama yang kamu inginkan, kamu perlu memikirkan variasi nama lain yang masih memungkinkan.
Memilih nama domain yang baik, penting untuk branding dan kesuksesanmu secara keseluruhan. Jika memungkinkan, pilih nama bisnis dan domain yang terkait erat dengan apa yang kamu jual.
Setelah menetapkan nama domain, kamu bisa membelinya di berbagai layanan hosting. Biasanya pembelian domain bisa sepaket dengan hosting yang pembayarannya ditagih secara tahunan.
2. Temukan Web Developer
Kamu bisa saja membuat website e-commerce sendiri dengan mengandalkan berbagai platform yang memudahkanmu membuatnya.
Namun, jika kamu ingin melakukan pengembangan lebih lanjut dan website e-commerce kamu tampak lebih profesional, kamu harus bekerja sama dengan tim web developer. Mereka tentu lebih tahu cara membuat website ecommerce.
Agar mendapat web developer yang berkualitas, teliti terlebih dahulu portofolio yang sudah dibuatnya. Mintalah timeline, sehingga kamu bisa mengantisipasi berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan situs.
Pastikan web developer yang kamu pilih memiliki latar belakang desain grafis. Jadi, mereka dapat memotong gambar yang akan selaras dengan website-mu.
Setelah website jadi dan dapat digunakan, jangan lupa untuk melakukan uji coba. Biasanya masih ditemukan bugs atau laman yang masih eror, jadi kamu harus lebih teliti dan berikan feedback terhadap web developer.
Baca Juga: Mau Buat Toko Online? Ketahui Dulu Perbedaan Domain dan Subdomain!
3. Urus Legalitas Bisnis
Membuka bisnis apa pun, termasuk e-commerce, tentunya harus memiliki izin dan dokumen lainnya yang sah.
Jika kamu tidak yakin dokumen apa saja yang harus didapatkan agar bisnismu dapat beroperasi secara sah, kamu bisa konsultasi dengan konsultan hukum.
Meski memang merepotkan dan perlu mengeluarkan biaya di awal, langkah ini dapat menghindarkanmu dari masalah hukum pada masa depan.
4. Pilih Platform E-commerce dan Hosting Website
Cara membuat website e-commerce selanjutnya, yaitu memilih platform pembuat website e-commerce dan hosting yang tepat.
Ada banyak platform yang dapat membantumu membangun e-commerce dengan mudah. Salah satunya Sirclo yang bahkan akan ikut mempromosikan bisnis online-mu.
Kelebihan Sirclo sebagai platform pembuatan website e-commerce, yaitu kamu akan mendapat CMS yang anti-ribet, sistem pembayaran terpadu, hingga terintegrasi dengan Facebook Ads Extension.
5. Input Data dan Laman-Laman Penting
Jika desain dan infrastruktur sudah siap untuk digunakan dan sudah melalui tahap uji coba, cara membuat website ecommerce selanjutnya adalah input data.
Kamu bisa mulai menginput data produk yang akan dijual. Selain itu, perhatikan pula laman-laman penting, seperti “Tentang Kami”, kontak, informasi cara pemesanan, cara pembayaran, dan sebagainya.
Pastikan laman-laman informatif ini dibuat dengan bahasa yang mudah dipahami. Sediakan pula berbagai jalur komunikasi, sehingga pelanggan bisa menghubungi dengan mudah ketika butuh bantuan.
Baca Juga: 10 Fungsi Email Hosting untuk Perkembangan Bisnismu
6. Gunakan Payment Gateway
Cara membuat website ecommerce selanjutnya, yaitu memasang payment gateway. Dengan payment gateway ini, kamu bisa menerima pembayaran tanpa perlu mengelolanya sendiri.
Banyak platform yang menyediakan API payment gateway yang bisa dipasangkan di situs e-commerce. Payment gateway ini akan menyediakan berbagai jalur pembayaran.
Mulai dari transfer bank, kartu kredit, hingga dompet digital. Payment gateway kemudian akan mengamankan dana pembeli hingga barang dikonfirmasi sampai di tujuan dan tidak ada komplain.
Setelah itu, dana akan dilanjutkan ke rekeningmu sebagai pemilik e-commerce. Sebelum mendaftar pada platform penyedia payment gateway, kamu harus menyiapkan proses checkout yang aman di website e-commerce.
Buatlah kebijakan privasi dan kebijakan pengembalian barang, metode pengiriman dan sebagainya.
Namun, menyiapkan payment gateway bisa memakan waktu cukup lama. Platform penyedia tentu tidak ingin mengambil risiko besar pada bisnis tanpa pengalaman atau yang tidak mungkin berhasil.
Kamu harus membuktikan kepada mereka bahwa hal tersebut tidak terjadi pada bisnismu.
Jadi, jangan menunggu sampai menit terakhir untuk memulai proses ini. Lakukan pendekatan sejak awal terhadap platform penyedia payment gateway.
7. Atur Pengemasan, Pengiriman, dan Pergudangan
Mengetahui cara membuat website ecommerce tidak hanya mengetahui dari sisi digital saja, tetapi juga ada persiapan logistik.
Kamu akan menjual sesuatu melalui e-commerce. Sudah tentu kamu harus memiliki gudang atau tempat penyimpanan produk.
Kamu harus mengatur sedemikian rupa agar kondisi gudangmu tidak merusak produk-produk jualan.
Selain itu, buat pula sistem penerimaan pesanan, pengemasan, dan pengiriman paket yang terpadu.
Pilih sejumlah logistik yang bisa kamu ajak kerja sama untuk menjemput paket yang akan kamu kirimkan ke pelanggan.
Untuk melakukan semua tugas yang sifatnya rutin ini, kamu perlu menambah sejumlah tenaga kerja untuk membantumu mengemas dan mengatur persediaan barang.
Jika pesanan sudah meningkat, tugas ini tentu jadi sangat memberatkan dan kamu tidak bisa fokus pada aspek produksi.
Kamu bisa mempertimbangkan penggunaan fulfillment service yang menawarkan jasa pergudangan, pengemasan, hingga pengiriman barang ke pelanggan. Jadi, kamu dan timmu bisa fokus pada aspek produksi.
Baca Juga: Apa Itu Payment Gateway? Ini Manfaat dan Cara Kerjanya
Itulah penjelasan mengenai cara membuat website ecommerce. Semoga informasi ini bermanfaat dan situs e-commerce kamu sukses!