Pahami Exposure, Ini 3 Maknanya dalam Investasi dan Bisnis

Share this Post

Table of Contents
shopee pilih lokal

Apa itu exposure?

Exposure adalah sebuah konsep yang digunakan dalam dunia investasi dan bisnis. Penggunaannya bisa sangat berbeda.

Hal ini tergantung dari konteks apa istilah exposure digunakan. Exposure bisa berupa berapa jumlah uang yang diinvestasikan dalam instrumen investasi tertentu.

Di sisi lain, exposure juga bisa berarti risiko yang harus ditanggung sebuah bisnis atau risiko investasi tertentu.

Dalam artikel ini akan dijelaskan apa itu exposure dan bagaimana penggunaan istilah ini dalam dunia bisnis dan investasi.

Baca Juga: Simak Pentingnya Exposure Bisnis dan 5 Cara Meningkatkannya!

Konsep Exposure dalam Investasi

exposure adalah
Foto: Ilustrasi Fluktuasi Mata Uang (freepik.com)

Menurut Capital, exposure adalah konsep kunci dalam investasi dan bisnis. Dalam beberapa konteks, konsep exposure mirip dengan risiko, tetapi memiliki konotasi negatif yang lebih sedikit.

Risiko itu sendiri merupakan aspek yang tidak dapat dihindari pada pasar keuangan. Jika memungkinkan, investor dapat secara aktif mencari eksposur ke berbagai kelas aset.

Dalam konteks tertentu, exposure bisa memiliki arti yang berbeda. Exposure adalah konsep payung yang di bawahnya memiliki tiga makna berbeda.

Pertama, exposure adalah nilai pasar saat ini dari posisi perdagangan terbuka seseorang. Kedua, exposure mengacu pada jumlah total risiko pada momen tertentu.

Adapun yang ketiga, exposure adalah persentase dana investasi atau kepercayaan yang diinvestasikan di pasar atau aset tertentu.

Karena konsep exposure memiliki tiga makna yang berbeda, berikut ini akan dijelaskan secara terperinci mengenai exposure dalam masing-masing maknanya.

Baca Juga: Contoh Financial Plan untuk Bisnis, Rencana Keuangan Jadi Terarah

Konsep Financial Exposure

financial exposure adalah
Foto: Uang Koin (freepik.com)

Mengutip dari Investopedia, eksposur finansial atau financial exposure adalah jumlah kerugian investor dalam investasi jika investasi gagal.

Misalnya, financial exposure pada pembelian mobil akan menjadi jumlah investasi awal dikurangi bagian yang diasuransikan.

1. Mencegah Financial Exposure

Investor selalu berusaha membatasi financial exposure mereka. Hal ini dapat membantu memaksimalkan keuntungan.

Misalnya, kamu membeli 10 lot saham dengan harga Rp200. Kemudian kamu menjual kembali 5 lot saham ketika harganya Rp400.

Tindakan tersebut akan menghilangkan financial exposure. Dengan demikian, modal awal kamu sebagai investor kembali.

Satu-satunya hal yang menjadi risiko pada masa mendatang, hanyalah imbal hasil investasi pada 5 lot saham yang masih dipertahankan.

Namun sebagai investor, kamu sudah mendapatkan kembali jumlah pokok.

Financial exposure tidak hanya berlaku untuk investasi di pasar saham. Ia akan selalu ada setiap kali seseorang kehilangan salah satu nilai pokok yang dikeluarkan.

2. Contoh Financial Exposure

Contoh terjadinya financial exposure adalah ketika kamu membeli rumah. Jika nilai real estate menurun, kamu menjual dengan harga lebih rendah dari harga pembelian awal.

Sebagai pemilik rumah, kamu mengakui kerugian yang timbul atas investasi pada properti tersebut.

Untuk mengurangi financial exposure, salah satu caranya dengan hedging. Hedging itu sendiri merupakan salah satu strategi manajemen risiko untuk melindungi nilai.

Membeli emas merupakan salah satu cara untuk melindungi nilai atau mempertahankan daya beli. Biasanya harga emas meningkat ketika dolar menggelembung atau pasar sedang bergejolak.

Baca Juga: Pengertian Suku Bunga dan 5 Jenisnya dalam Finance

Konsep Market Exposure

market exposure adalah
Foto: Grafik Pasar Uang (freepik.com)

Menurut The Business Professor, market exposure adalah jumlah uang yang telah diinvestasikan dalam jenis instrumen tertentu atau dalam industri.

Exposure ini dinyatakan dalam persentase dari seluruh kepemilikan portofolio.

Market exposure mengacu pada persentase portofolio yang diinvestasikan dalam jenis saham, industri, atau sektor pasar tertentu.

1. Cara Kerja Market Exposure

Umumnya, market exposure digunakan untuk menggambarkan porsi dana yang telah diinvestasikan dalam aset atau sektor tertentu.

Pada dasarnya, portofolio investor terdiri dari berbagai kelas aset. Mulai dari saham, komoditas, hingga valuta asing.

Artinya, satu posisi dapat memiliki exposure ke sejumlah pasar.

Misalnya, seorang investor memiliki saham di perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman.

Dalam hal ini, investor akan memiliki exposure ke pasar saham, pasar komoditas, hingga pasar valuta asing jika perusahaan itu adalah perusahaan internasional.

2. Contoh Cara Kerja Market Exposure

Seperti yang dibahas sebelumnya, market exposure dinyatakan sebagai persentase. Mari asumsikan kamu punya portofolio investasi senilai Rp10 juta.

Kamu menginvestasikan Rp3 juta dalam bentuk emas. Artinya, kamu memiliki 30% exposure ke pasar emas.

Kamu dapat dengan mudah melihat portofolio investasi kamu di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Ketika kamu melakukan investasi di sejumlah instrumen, kamu akan mendapatkan single investor identification (SID) dari KSEI. Kamu bisa mengecek portofoliomu di situs KSEI.

KSEI akan mendata persentase penempatan investasimu di pasar saham, reksa dana, dan pasar lainnya.

Baca Juga: 7 Cara Mengatur Keuangan Usaha yang Tepat, Catat!

Konsep Risk Exposure

risk exposure adalah
Foto: Ilustrasi Risiko (freepik.com)

Menurut Tech Target, risk exposure adalah potensi kerugian terukur dari aktivitas bisnis yang sedang berlangsung atau direncanakan.

Tingkat exposure biasanya dihitung dengan mengalikan probabilitas insiden risiko yang terjadi dengan jumlah potensi kerugiannya.

Dalam bisnis, risk exposure sering digunakan untuk menentukan peringkat kemungkinan berbagai jenis kerugian. Hal ini untuk menentukan kerugian mana yang dapat diterima atau tidak.

Kerugian dapat mencakup tanggung jawab hukum, kehilangan atau kerusakan properti, pergantian karyawan yang tidak terduga, perubahan permintaan, dan sebagainya.

Tujuan dari perhitungan risk exposure adalah untuk membantu menentukan keseluruhan tingkat risiko yang dapat ditoleransi bisnis berdasarkan manfaat dan biaya yang terlibat.

1. Kategori Risk Exposure

Ada dua jenis kategori risk exposure, yaitu pure (murni) risk exposure dan speculative (spekulatif) risk exposure.

Pure risk exposure adalah risiko yang tidak dapat sepenuhnya diramalkan atau dikendalikan. Contohnya bencana alam dan pandemi global yang berdampak pada tenaga kerja.

Adapun speculative risk exposure adalah jenis risiko yang terjadi berdasarkan tindakan yang diambil sebuah bisnis dan konsekuensi selanjutnya.

Misalnya, risiko spekulatif ketika menggunakan sebuah software untuk kebutuhan bisnis. Software tersebut rentan rusak atau mudah terkena virus atau malware.

Baca Juga: Ketahui 10 Komponen Pembukuan Usaha Ini agar Catatan Keuanganmu Rapi

2. Cara Menghitung Risk Exposure

Untuk menghitung risk exposure, biasanya para analis sering menggunakan sebuah rumusan umum berikut ini:

Probabilitas terjadinya risiko X total kerugian terjadinya risiko = risk exposure

Adapun cara sederhana lain menghitung risk exposure adalah sebagai berikut:

Dampak risiko X probabilitas = risk exposure

Dengan menggunakan rumusan ini, bisnis harus mengetahui total kerugian dalam angka rupiah serta persentasi yang mewakili kemungkinan risiko yang terjadi.

Misalnya software perusahaan memiliki kemungkinan 50% terkena virus atau probabilitas 0,5. Perkiraan biaya pemulihan dan hilangnya pendapatan, yakni Rp3 juta rupiah.

Perhitungan risk exposure adalah sebagai berikut:

Dampak risiko (Rp3.000.000) X probabilitas (0,5) = Rp1.500.000

Risk exposure adalah sebesar Rp1.500.000. Ini merupakan contoh sederhana.

Namun, dapat berfungsi sebagai indikator dasar untuk memprioritaskan risiko dalam program mitigasi risiko.

Demikian penjelasan mengenai berbagai pengertian exposure. Exposure adalah konsep kunci dalam bisnis yang setidaknya memiliki tiga makna berbeda.

Belanja Harga Murah + Gratis Ongkir + Cashback

X