Kontroversi Holywings “Muhammad-Maria”, Catat 7 Etika Media Sosial Marketing Ini!

Share this Post

holywings-muhammad-maria
Table of Contents
shopee pilih lokal

Baru-baru ini, viral kasus promosi miras Holywings yang menggunakan nama Muhammad dan Maria. Kasus ini tentu melanggar etika media sosial terkait pemasaran.

Pasalnya, pemasaran media sosial harus mengandung nilai yang positif dan tidak bertentangan dengan aturan dan adab di masyarakat.

Buah dari kasus Holywings ini tentu berakibat fatal bagi bisnis itu sendiri.

holywings_muhammad-maria
Foto promo minuman Holywings. Sumber: Instagram.com/holywingsbar

Etika media sosial perlu dipahami oleh setiap penggunanya. Apalagi bagi sebuah brand yang harus menjaga citra mereknya di mata publik.

Meski strategi social media marketing sudah tersusun sebaik mungkin, tetapi kamu tak boleh asal posting.

Ada beberapa etika media sosial dalam pemasaran yang esensial dan perlu kamu pertimbangkan, karena akan berdampak langsung pada performa marketing brand milikmu.

Etika dalam social media marketing ini akan membantu kamu menemukan titik keseimbangan.

Jika kamu terkesan profit-oriented dan melakukan hard-selling, bisa-bisa audiensmu kabur duluan.

Sementara apabila kamu terlalu jarang berinteraksi dengan audiens dan pelit engagement, bisnismu akan kekurangan leads atau penjualan malah menurun.

Lantas, bagaimana do’s and dont’s dalam menjalankan social media marketing? Simak selengkapnya.

Baca Juga: Ini 5 Manfaat Media Sosial untuk Bisnis, Wajib Tahu!

Etika Media Sosial dalam Pemasaran

Media sosial termasuk dalam platform paling kuat dan paling banyak digunakan oleh brand untuk promosi.

Namun dalam penggunaannya harus sangat hati-hati. Jangan sampai kesalahan yang dilakukan berdampak buruk pada citra merekmu.

Persepsi merek yang negatif tentu bisa menurunkan kepercayaan pelanggan. Kamu pun akan sulit untuk menghasilkan penjualan.

Oleh karenanya, penting bagi setiap brand untuk mengetahui etika media sosial dalam pemasaran.

Lebih lanjut, berikut beberapa etika media sosial dalam pemasaran bisnis yang perlu kamu pahami:

1. Buat Rencana Jangka Panjang

etika media sosial
Foto sekumpulan pemuda menggunakan ponsel. Sumber: Unsplash.com

Kamu perlu menentukan tujuan yang ingin kamu capai melalui social media marketing ini.

Apakah kamu ingin men-generate leads? Apakah kamu mengincar traffic ke website, atau berfokus pada call to action? Berapa target leads maupun traffic tersebut? 

Dengan menjawab pertanyaan di atas, kamu akan bisa berfokus pada satu tujuan dan mengukur kesuksesan pemasaran media sosial yang kamu lakukan.

Hindari menjalankan social media marketing tanpa rencana dan hanya berimprovisasi sambil berjalan.

Tanpa tujuan dan metrik kesuksesan, kamu akan kesulitan mengukur progress serta menganalisa hasil dari marketing yang sudah kamu jalankan.

Hal tersebut akan menghambat prosesmu dalam mengembangkan bisnis di media sosial.

Selain menentukan tujuan pemasaran, jangan lupa untuk menyusun rencana jenis konten yang akan diunggah dan buat jadwal posting.

Baca Juga: 5 Manfaat Social Media Marketing Bagi UMKM, Begini Strateginya!

2. Periksa Konten Sebelum Mengunggahnya

Sebelum kamu mengunggah konten di akun media sosial bisnis, sebaiknya melakukan cross check terlebih dahulu.

Pastikan apakah kualitas foto dan video yang diunggah sudah sesuai.

Jangan lupa, periksa juga caption dalam postingan sebelum mengunggahnya. Hindari menggunakan ejaan dan tata bahasa yang salah.

Melansir Forbes, penggunaan bahasa dalam postingan sangat penting untuk kamu perhatikan karena hal ini juga berpengaruh terhadap citra merek.

Jadi, jangan sampai kamu meremehkannya, ya.

Untuk membantu hal ini, kamu bisa mempekerjakan editor profesional yang telah memiliki menguasai kaidah bahasa dengan benar.

Bisa juga memanfaatkan tools untuk mengecek ejaan dan tata bahasa yang digunakan. Misalnya, melalui situs web KBBI online dan memperbaiki ejaan dari link berikut.

Dalam mengecek kesalahan tulisan, kamu dapat menggunakan tools bernama typoonline atau Google Docs.

3. Bangun Hubungan dengan Audiens

etika media sosial dalam pemasaran
Foto wanita menggunakan handphone. Sumber: Pexels.com

Lewat media sosial, kamu akan bisa mendekati audiens dan engage secara one-on-one.

Artinya, pendekatan yang dilakukan bukan marketing yang hanya menjual, namun berupaya untuk lebih personal dan manusiawi, seperti networking pada umumnya.

Dengan begitu, kamu juga bisa berbagi perspektif dengan audiens maupun customer potensialmu.

Jangan menjadikan media sosial hanya sebagai salah satu media untuk broadcast pesan-pesan penawaran, karena kamu akan kehilangan kesempatan untuk membangun hubungan dan koneksi yang baik dengan audiens.

Jika hanya ingin memberikan informasi promosi atau semacamnya, kamu bisa memanfaatkan media lain. Misalnya, melalui email marketing.

Media sosial di sini sangat berperan dalam menyebarkan brand values dan mubazir jika kamu hanya promosi terus menerus.

Baca Juga: Apa Itu Buzzer Media Sosial? Ini Perannya untuk Bisnis Online!

4. Tunjukkan Value saat Berinteraksi dengan Audiens

Etika media sosial berikutnya yang perlu kamu terapkan saat mempromosikan bisnis secara online, yakni menunjukkan nilai.

Saat kamu sedang engage dengan audiens maupun customer potensial, kamu perlu memberikan value atau nilai dari engagement-mu. 

Value bisa datang dari insights atau informasi yang mampu kamu berikan kepada audiens, maupun konten-konten baru untuk disajikan.

Yang penting, engagement-mu dengan audiens punya nilai tertentu dan bisa bermanfaat, utamanya tentang produk atau bisnis-mu.

Misalnya, dengan menyajikan konten cara penggunaan dan penyimpanan produk yang benar. Konten edukasi seperti ini memiliki nilai manfaat yang penting bagi audiens.

Meskipun media sosial memang jadi tempat yang cocok untuk marketing, namun tidak untuk close deal.

Jadi, kamu sebaiknya tidak menjadikan media sosial hanya untuk pitching produk dan promosi saja, karena dealing bisa kamu lakukan di akhir diskusi bersama customer potensial.

5. Komunikasi Dua Arah

manfaat media sosial untuk bisnis
Foto bermain media sosial. Sumber: Pexels.com

Sebaiknya, kamu tidak hanya menggunakan media sosial untuk memberikan informasi secara searah.

Jika hanya ingin berkomunikasi satu arah, kamu bisa melakukan itu lewat media lain.

Sebab, hal ini bisa membuat kamu akan kehilangan kesempatan untuk melakukan riset, engagement, dan mendengarkan audiens.

Oleh karena itu, cobalah untuk melakukan komunikasi dua arah di media sosial.

Selain memberikan informasi, media sosial juga bisa menjadi sumber informasi dan menyediakan feedback dari audiens yang kamu butuhkan untuk berkembang.

Segala informasi seperti industry insights, berita terkini, tren di kalangan audiens, hingga seputar kompetitor bisa kamu dapatkan dengan ‘menguping’ di media sosial.

Maka dari itu, kamu harus siap memasang telinga untuk segala feedback maupun berita-berita terkini dari audiens dan tidak hanya menyebarkan informasi. 

Baca Juga: 10 Media Promosi Online Paling Efektif, Apa Saja ya?

6. Bangun Kepercayaan Audiens

Melalui sharing informasi dan insights serta melakukan engagement dengan audiens, maka kamu sudah menjadi brand yang kredibel di mata audiens.

Kredibilitas ini akan meyakinkan lebih banyak customer potensial untuk bertransaksi dengan brand kamu. Sisanya, biarkan customer yang menghubungi atau mendatangi website toko online kamu.

Hindari langsung berjualan atau mempromosikan produk setelah melakukan pendekatan dengan audiens, apalagi close deal di direct message media sosial.

Biarkan customer memutuskan sendiri kapan mereka ingin bertransaksi dan membeli produkmu.

7. Lakukan dengan Sepenuh Hati

strategi rebranding
Foto strategi branding. Sumber: Pexels.com
shopee pilih lokal
shopee gratis ongkir

Etika media sosial lainnya yang perlu dimiliki brand dalam menjalankan marketing ialah pastikan untuk memiliki sopan santun sekaligus empati.

Berkomunikasi dengan sepenuh hati kepada audiens akan membangun kepercayaan untuk prospek brand dan bisnismu ke depannya.

Audiens sadar betul jika kamu berusaha untuk mengambil angle yang hanya bertujuan untuk menyampaikan marketing messages.

Oleh karena itu, kamu perlu melakukan komunikasi secara tulus dan sepenuh hati.

Jika kamu tidak berupaya untuk networking dan membangun hubungan dengan audiens sepenuh hati, audiens juga akan menyadari ketidaktulusanmu.

Selain itu, apabila kamu tidak tulus, segala pesan dan informasi yang kamu sampaikan, juga upayamu dalam mendekati audiens, akan terkesan fake.

Maka, cobalah untuk menjalin hubungan layaknya teman dengan audiens. Tunjukkan sisi ‘manusiawi’ dari brand kamu.

Ingatlah bahwa pada dasarnya brand itu rapuh. Ketidakhati-hatian dalam membuat strategi promosi yang melanggar etika media sosial bisa berakibat fatal.

Buntut dari kasus Holywings tentu jadi pelajaran, sebab dapat merusak citra brand dan berpotensi mendapat sanksi secara hukum.

Pemasaran yang tidak sesuai dengan etika yang ada tentu akan mengundang kritikan dari masyarakat. Terlebih jika sudah menyeret isu SARA yang sensitif.

Sudah semestinya para pelaku usaha menempatkan segala sesuatu sesuai pada peruntukannya. Bahkan, disebutkan dalam Pasal 156 A KUHP:

“Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun barangsiapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan: a. yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalah-gunaan atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia; b. dengan maksud agar supaya orang tidak menganut agama apapun juga, yang bersendikan ke-Tuhanan Yang Maha Esa.”

Membangun kedekatan antara brand dengan audiens bisa menciptakan hubungan yang positif dalam jangka panjang. Dengan begitu, kamu akan lebih mudah dalam mendapatkan loyalitas dari pelanggan.

Baca Juga: 7 Cara Meningkatkan Social Media Engagement

Itu dia beberapa etika media sosial yang perlu kamu perhatikan dalam melakukan social media marketing.

Belanja Harga Murah + Gratis Ongkir + Cashback

X