Cara Menghitung Zakat Mal Beserta Syarat dan Contohnya

Share this Post

cara menghitung zakat mal
Table of Contents
shopee pilih lokal

Ingin memenuhi kewajiban zakat mal? Berikut adalah langkah-langkah dan cara menghitung zakat mal yang perlu kamu pahami.

Umat Islam diwajibkan memenuhi lima rukun Islam, yaitu Syahadat, Sholat, Zakat, Puasa, dan pergi haji jika mampu.

Selama bulan Ramadan, selain menjalankan ibadah puasa, umat Islam juga diwajibkan untuk membayar zakat.

Zakat diartikan sebagai wujud kepedulian terhadap sesama, khususnya mereka yang kurang mampu.

Melalui pembayaran zakat, umat Islam berharap agar keberkahan dan kemenangan di hari Idulfitri dapat dirasakan oleh semua umat Islam, termasuk mereka yang membutuhkan bantuan.

Pada umumnya, terdapat dua jenis zakat yang harus dibayar selama bulan Ramadan, yaitu zakat fitrah dan zakat mal.

Namun, pada pembahasan kali ini akan lebih spesifik membahas mengenai zakat mal dan cara perhitungannya.

Dilansir dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), zakat mal adalah zakat yang harus dibayar atas segala jenis harta yang dimiliki seseorang, yang dalam hakikatnya tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam.

Contoh-contohnya meliputi uang tunai, emas, surat-surat berharga, pendapatan dari pekerjaan, dan lain sebagainya.

Singkatnya, setiap aset yang dimiliki individu dapat menjadi kewajiban membayar zakat jika telah memenuhi syarat-syarat tertentu.

Jika kamu masih bingung tentang cara menghitung zakat mal serta syaratnya, simak penjelasan di bawah ini.

Baca Juga: 9 Syarat untuk Menjadi Wirausaha yang Berhasil

Syarat Wajib Zakat Mal

Cara Menghitung Zakat Mal Beserta Syarat dan Contohnya
Foto: Syarat Wajib Zakat Mal (Pexels.com)

Sebelum masuk ke pembahasan lebih detail mengenai cara menghitung zakat mal, alangkah baiknya kamu juga memahami apa saja syarat wajib dalam menunaikan zakat mal.

1. Harta Milik Sendiri

Harta yang menjadi objek zakat haruslah milik sepenuhnya oleh individu, yang berarti bahwa individu tersebut memiliki kendali dan kekuasaan penuh atas harta tersebut.

Dengan kata lain, harta tersebut berada sepenuhnya di bawah kontrol si pemilik, memungkinkannya untuk mengambil dan menggunakan harta tersebut sepenuhnya sesuai keinginan dan kebutuhan.

2. Harta Halal

Selain berada di bawah kepemilikan si pemilik, harta yang dikenai zakat juga harus diperoleh dengan cara yang halal. Artinya, harta tersebut harus diperoleh melalui usaha yang sah dan sesuai dengan prinsip-prinsip agama.

Contohnya, harta bisa didapatkan dari hasil usaha yang jujur dan berkah, melalui proses warisan yang diatur dengan adil, atau dari sumber-sumber lain yang sesuai dengan ketentuan agama.

Di sisi lain, harta yang diperoleh melalui cara-cara yang dilarang oleh agama, seperti korupsi, pencurian, atau perampokan, tidak diperbolehkan untuk dizakati.

Harta-harta semacam ini dianggap haram dan harus dikembalikan kepada pemilik aslinya atau digunakan untuk kepentingan yang sesuai dengan nilai-nilai keadilan dan kebenaran.

3. Berpotensi Berkembang

Jika harta yang kamu miliki memiliki potensi untuk meningkatkan nilainya, maka harta tersebut wajib dizakati.

Contohnya, harta seperti emas, saham, obligasi, reksa dana, deposito, dan instrumen keuangan lainnya dapat mengalami peningkatan nilai, baik melalui capital gain maupun pendapatan tetap.

Selain itu, harta yang dihasilkan dari kegiatan perdagangan, pertanian, atau peternakan juga termasuk dalam kategori ini.

Dengan kata lain, jika nilai harta kamu dapat bertambah seiring waktu atau melalui kegiatan investasi atau usaha yang dilakukan, maka harta tersebut harus dikenai zakat.

Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa pertumbuhan nilai harta tersebut juga berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat yang membutuhkan, sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan dan kepedulian dalam agama Islam.

4. Terlepas dari Utang

Jika kamu memperoleh aset melalui pembelian dengan menggunakan utang, maka total utang tersebut dapat dikurangkan dari jumlah harta yang wajib dizakati.

Ini karena harta yang diwajibkan zakat adalah harta yang sepenuhnya berada di bawah kontrol dan kepemilikan si pemilik.

Ketika seseorang memiliki utang, dia memiliki tanggung jawab untuk melunasi utang-utangnya terlebih dahulu sebelum menghitung jumlah harta yang sebenarnya dimilikinya.

Dengan kata lain, utang merupakan kewajiban finansial yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum menentukan jumlah harta yang akan dikenai zakat.

5. Mencapai Nisab

Nisab adalah batas minimum nilai harta yang harus dipenuhi agar harta tersebut menjadi kewajiban untuk dikeluarkan zakatnya.

Umumnya, syarat nisab ini ditetapkan ketika nilai atau estimasi harta telah mencapai jumlah tertentu, seperti setara dengan 85 gram emas atau 595 gram perak.

Dengan kata lain, harta akan dikenai kewajiban zakat jika nilainya telah mencapai atau melampaui batas minimum yang ditentukan oleh syarat nisab.

Hal ini bertujuan agar hanya harta yang bernilai cukup besar yang menjadi objek kewajiban zakat, sehingga memberikan perlindungan kepada golongan masyarakat yang memiliki harta yang lebih sedikit.

6. Kepemilikan Penuh Satu Tahun

Harta yang wajib dizakati juga harus telah berada di bawah kepemilikan si pemilik selama satu tahun dalam kalender Hijriah.

Namun, penting untuk dicatat bahwa persyaratan satu tahun ini hanya berlaku untuk beberapa jenis harta seperti ternak, emas, uang, dan harta yang diperdagangkan.

Sementara itu, untuk harta-harta lain seperti hasil pertanian, buah-buahan, barang temuan (rikâz), dan jenis harta lain yang serupa, tidak diwajibkan untuk mencapai periode satu tahun sebelum dikenai zakat.

Hal ini berlaku juga untuk zakat profesi atau pendapatan, di mana waktu satu tahun tidak menjadi syarat.

Baca Juga: 5 Tips Memulai Bisnis Baju Muslim Syar’i, Catat Ya!

Harta yang Dikenakan Zakat Mal

Cara Menghitung Zakat Mal Beserta Syarat dan Contohnya
Foto: Harta Zakat Mal (Pexels.com)

Harta yang dikenakan zakat mal meliputi berbagai jenis aset atau harta kepemilikan yang dimiliki oleh seseorang dan memenuhi syarat-syarat tertentu.

Berikut adalah beberapa contoh harta yang wajib dikeluarkan zakatnya:

  1. Uang Tunai: Zakat harus dikeluarkan dari jumlah uang tunai yang dimiliki seseorang, baik dalam bentuk mata uang lokal maupun asing.
  2. Emas dan Perak: Zakat juga dikenakan pada kepemilikan emas dan perak sebanyak nisab yang telah ditetapkan, seperti 85 gram emas atau 595 gram perak.
  3. Saham dan Investasi: Investasi dalam bentuk saham, obligasi, reksadana, atau properti lain yang dimiliki dan nilainya mencapai nisab harus dikenai zakat.
  4. Pendapatan Profesi: Bagi mereka yang memiliki pendapatan dari pekerjaan atau usaha, seperti gaji, pendapatan dari usaha dagang atau jasa, zakat harus dikeluarkan dari pendapatan tersebut jika nilainya mencapai nisab.
  5. Hasil Pertanian dan Ternak: Pendapatan dari pertanian, hasil panen, ternak, atau bisnis pertanian juga wajib dizakati jika nilainya mencapai nisab yang telah ditetapkan.
  6. Barang-barang Dagangan: Barang-barang yang dimiliki untuk tujuan dagang atau jual beli, termasuk stok barang dagangan, juga wajib dikenai zakat jika nilainya mencapai nisab.
  7. Barang-barang Temuan (Rikaz): Barang-barang yang ditemukan yang memiliki nilai ekonomis dan dapat dikategorikan sebagai harta juga harus dikeluarkan zakatnya.
  8. Harta yang Diperoleh dari Hukuman atau Perolehan Haram: Jika seseorang memperoleh harta dari hasil hukuman, korupsi, pencurian, atau cara lain yang bertentangan dengan prinsip-prinsip agama, harta tersebut tidak sah dan tidak dikenai zakat.

Ini hanya beberapa contoh harta yang dikenakan zakat mal.

Jadi, prinsipnya adalah bahwa harta tersebut harus mencapai nisab dan telah dimiliki selama 1 tahun Hijriah sebelum dikenakan zakat.

Cara Menghitung Zakat Mal

Cara Menghitung Zakat Mal Beserta Syarat dan Contohnya
Foto: Cara Menghitung Zakat Mal (iStock)

Dalam hal ini contohnya, seseorang memiliki berbagai jenis harta yang mencapai nishab (nilai minimum) atau setara dengan Rp86,5 juta.

Mari kita lihat contoh sederhana untuk memahami cara menghitung zakat mal.

  1. Uang Tunai: Seseorang memiliki tabungan dan uang tunai sebesar Rp70 juta.
  2. Emas dan Perak: Dia juga memiliki emas seberat 50 gram dan perak seberat 400 gram.
  3. Investasi: Selain itu, dia memiliki investasi dalam bentuk saham senilai Rp50 juta.

Total nilai harta yang dimilikinya adalah sebagai berikut:

  • Uang Tunai: Rp 70 juta
  • Emas (berat 50 gram x Rp1.017.663): Rp50.883.150
  • Perak (berat 400 gram x Rp675 per gram): Rp270.000
  • Investasi Saham: Rp50 juta

Total Nilai Aset: Rp70 juta + Rp50.883.150 + Rp270.000 + Rp50 juta = Rp171.153.150

Karena total nilai asetnya telah mencapai nisab zakat mal, dia wajib membayar zakat mal. Besarnya zakat mal yang harus dia bayarkan adalah 2,5% dari total nilai asetnya:

Zakat Mal = 2,5% x Rp171.153.150 = Rp4.278.828,75

Jadi, dalam contoh ini, orang tersebut harus membayar zakat mal sebesar Rp4.278.828,75.

Berbeda halnya dengan zakat pertanian yang dibayarkan setiap kali panen dan mencapai nisab (653 kg beras), zakat harta, termasuk perdagangan, peternakan, emas, perak, surat berharga, dan tabungan, dibayarkan sekali setiap tahun.

Total nilai uang, emas atau perak, tabungan, surat berharga, piutang, dan aset yang dapat diperdagangkan (jika ada) diakumulasikan untuk perhitungan nisab.

Kekayaan seperti emas, aset bisnis, obligasi, tabungan, dan lain sebagainya dihitung bersama, dan jika kekayaan tersebut mencapai 85 gram emas atau nilainya setara, maka zakat wajib dibayarkan sebesar 2,5%.

Sebagai contoh: Jika kamu memiliki kekayaan berupa uang dan emas senilai Rp100 juta, nilainya sudah memenuhi nisab, sehingga Rp100.000.000 x 2,5% = Rp2.500.000 zakat yang harus dibayarkan.

Baca Juga: 13 Minuman Khas Indonesia untuk Ide Jualan, Berani Coba?

Cara Membayar Zakat Mal

Cara Menghitung Zakat Mal Beserta Syarat dan Contohnya
Foto: Cara Membayar Zakat Mal (Pexels.com)

Setelah tahu cara menghitung zakat mal yang harus kamu bayarkan, kamu dapat langsung melakukan pembayaran zakat tersebut.

Menurut informasi dari situs BAZNAS, kamu dapat mengeluarkan zakat mal kapan pun sepanjang tahun, selama syarat-syarat untuk pembayaran zakat mal telah terpenuhi.

BAZNAS juga menyarankan agar pembayaran zakat mal dilakukan melalui lembaga amil resmi seperti BAZNAS. Hal ini bertujuan agar zakat yang kamu salurkan tidak hanya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari oleh orang yang berhak menerimanya.

Selanjutnya, BAZNAS akan mengumpulkan dan mengelola zakat yang diterima dalam berbagai program distribusi dan pemberdayaan untuk membantu pemerintah dalam upaya mengentaskan kemiskinan di Indonesia.

Baca Juga: Ingin Memulai Bisnis Camilan Dari Rumah? Ini Strateginya!

Sekarang sudah tahu kan cara menghitung zakat mal?

Untuk memastikan kewajiban zakat kamu terpenuhi dengan baik, penting untuk memahami dengan benar cara menghitung zakat yang tepat.

Sumber:

Belanja Harga Murah + Gratis Ongkir + Cashback

X