Sebelum terjun ke dunia bisnis, penting juga bagi kamu untuk memahami cara menghitung laba. Umumnya, laba dihitung sebagai sebagai total pendapatan dikurangi total biaya.
Laporan laba sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan. Jika ingin sukses dalam berbisnis, kamu harus mendapatkan laba atau keuntungan.
Melansir laman Indeed, garis bawah yang positif pada laporan laba rugi perusahaan merupakan indikator bahwa bisnis berjalan dengan baik.
Intinya, laba bersih sangat penting untuk pertumbuhan dan kemakmuran perusahaan yang berkelanjutan.
Yuk, cari tahu informasi seputar keuntungan usaha, mulai dari pengertian, jenis, dan cara menghitung laba.
Baca Juga: Apa Itu Manajemen Laba? Berikut 3 Strateginya
Definisi Cara Menghitung Laba
Menurut Investopedia, laba menggambarkan manfaat finansial yang didapatkan ketika pendapatan yang dihasilkan dari suatu kegiatan bisnis melebihi biaya operasional, modal, dan pajak yang terlibat dalam aktivitas bisnis.
Sementara itu, perusahaan yang dimiliki dan diperdagangkan secara publik harus membayar keuntungan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen.
Seorang pemilik bisnis dapat menyimpan uangnya atau menginvestasikannya kembali ke dalam perusahaan untuk mendorong pertumbuhan dan menciptakan peluang untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan.
Jadi, laba bisa dijadikan sebagai modal perusahaan untuk berbagai tujuan, seperti memelihara tempat kerja atau peralatan, mengganti atau meningkatkan kendaraan atau barang mahal lainnya, atau berinvestasi dalam produk, layanan, atau karyawan baru.
Dengan keuntungan yang baik, kamu pun bisa berharap bahwa bisnis yang dijalankan saat ini dapat terus berkemban ke arah yang lebih baik.
Baca Juga: Fungsi dan Jenis Margin Profit yang Perlu Kamu Ketahui
Jenis dan Cara Menghitung Laba
Secara umum, laporan laba rugi mencantumkan 3 jenis laba utama yang meliputi:
1. Laba Kotor
Laba kotor biasanya merupakan jenis laba pertama yang tercantum pada laporan laba rugi, dan sering kali merupakan angka tertinggi.
Laba kotor merupakan pendapatan perusahaan dikurangi harga pokok penjualan.
Jenis laba ini berguna untuk membantu perusahaan melihat berapa banyak uang yang mereka hasilkan setelah memperhitungkan biaya langsung yang terkait dengan pembuatan produk atau layanan mereka.
Dalam menghitung laba kotor, kurangi harga pokok penjualan dari total penjualan atau menggunakan rumus: Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan
Kamu juga bisa menghitung penjualan bersih dan harga pokok penjualan terlebih dahulu menggunakan rumus:
- Penjualan Bersih = Penjualan – Potongan Penjualan – Retur Penjualan
- Harga Pokok Penjualan = Persediaan Awal – Pembelian Bersih – Persediaan Akhir
Baca Juga: 5 Cara Meningkatkan Profit, Agar Bisnismu Lebih Maju
2. Laba Operasional
Laba operasional memiliki kedudukan di bawah laba kotor pada laporan laba rugi. Jenis laba ini memperhitungkan harga pokok penjualan dan biaya operasional.
Laba operasi akan membantu kamu sebagai pemilik bisnis dalam mengevaluasi bagaimana biaya langsung, seperti tenaga kerja dan mesin, dan biaya tidak langsung, seperti sewa gedung dan utilitas, mengurangi keuntungan.
Berikut contoh elemen yang dapat dimasukkan ke dalam persamaan laba operasi:
- Sewa
- Keperluan
- Pertanggungan
- Gaji karyawan
- Peralatan kantor
- Komisi
- Ongkos kirim dan pengiriman
- Pendapatan kotor
- Biaya tenaga kerja langsung
- Biaya bahan yang digunakan
Untuk menghitung laba operasi, kurangi biaya operasi dari laba kotor. Berikut cara menghitung laba operasi:
Laba Operasi = Pendapatan – Biaya Operasi – Harga Pokok Penjualan – Pengeluaran Harian (Depresiasi, Amortisasi, dan lainnya)
Baca Juga: 11 Bisnis Modal Kecil Untung Besar, Tertarik Mencobanya?
3. Laba Bersih
Laba bersih adalah perhitungan laba akhir pada laporan laba rugi, juga dikenal sebagai bottom line.
Laba bersih diperoleh dari sisa pendapatan setelah memperhitungkan setiap pengeluaran bisnis, termasuk pajak dan bunga.
Intinya benar-benar menunjukkan berapa banyak pendapatan yang tersisa setelah membayar semua pengeluaran dan biaya.
Cara menghitung laba bersih yakni dengan mengurangi pajak dan biaya bunga dari laba operasi.
Berikut rumus perhitungan laba bersih:
Laba Bersih = Laba Kotor – Beban Usaha (Biaya Operasional + Non Operasional)
Perusahaan juga dapat menggunakan laba kotor, laba operasi, dan laba bersih untuk menghitung margin laba, atau seberapa efektif perusahaan menggunakan labanya.
Untuk menentukan margin laba, bagilah laba kotor, laba operasi, atau laba bersih dengan total pendapatan.
Baca Juga: Bisnis Bisa Tetap Untung saat Resesi, Catat Tipsnya!
Cara Meningkatkan Keuntungan
Setelah memahami bagaimana cara menghitung laba, kamu mungkin ingin mencari tips meningkatkan keuntungan bisnis. Bagaimanakah caranya?
1. Menaikkan Harga Produk
Salah satu cara untuk meningkatkan keuntungan bisnis adalah dengan markup product atau menaikkan harga jual produk kamu.
Menaikkan harga produk atau jasa akan meningkatkan total penjualan dan akhirnya menghasilkan laba bersih yang lebih besar.
Jika tidak memungkinkan untuk menaikkan harga produk, kamu bisa mencoba untuk menarik konsumen.
Dengan begitu, mereka tertarik membeli lebih banyak barang atau jasa, sehingga dapat menghasilkan laba bersih yang lebih tinggi.
Dalam hal ini, kamu dapat mencoba meningkatkan penjualan dengan menawarkan diskon massal, bundling, atau penawaran serupa yang ditujukan untuk meningkatkan jumlah pesanan, sehingga perusahaan menghasilkan lebih banyak uang secara keseluruhan.
Cara lainnya yang bisa kamu lakukan agar keuntungan lebih tinggi adalah dengan mencari konsumen atau pelanggan baru melalui penawaran menarik, seperti diskon atau produk gratis.
Dengan demikian, hasil keuntungan melalui penjualan keseluruhan akan lebih tinggi.
2. Memangkas Biaya Produksi
Cara meningkatkan keuntungan bisnis berikutnya, yakni dengan memotong biaya produksi.
Berikut contoh pemangkasan biaya yang bisa kamu lakukan, sehingga perusahaan dapat menghasilkan laba yang lebih besar:
- Mengurangi biaya langsung, yang terkait secara khusus dengan pengembangan produk atau layanan. Contoh biaya langsung, yaitu tenaga kerja dan bahan baku produksi.
- Mengurangi biaya tidak langsung atau yang juga disebut overhead, yang terkait dengan menjalankan bisnis tetapi tidak secara khusus untuk produk atau layanan yang dijual. Biaya tidak langsung meliputi sewa atau hipotek di tempat kerja dan utilitas seperti air serta listrik.
Baca Juga: 5 Tips Memilih Vendor untuk Meningkatkan Margin Usahamu
3. Menghentikan Penjualan Produk yang Kurang Diminati
Apabila bisnis kamu memproduksi banyak produk, pasti ada beberapa jenis barang yang kurang diminati atau tidak laku.
Jika demikian, cobalah untuk menghentikan produksi serta penjualan barang yang kurang menguntungkan tersebut.
Menghentikan penjual produk yang buruk akan menurunkan biaya produksi dan pada akhirnya meningkatkan keuntungan.
Jadi, intinya fokuslah pada produk atau jasa yang memiliki keuntungan baik bagi perusahaan.
4. Mengurangi Stok Penyimpanan atau Inventaris
Jika kamu ingin meningkatkan keuntungan perusahaan, mungkin perlu mengurangi jumlah stok yang disimpan perusahaan.
Karena biasanya penyimpanan inventaris memerlukan gedung terpisah dan karyawan tambahan sehingga kamu perlu mengeluarkan biaya yang lebih besar.
Dengan mengurangi inventaris di tempat, kamu pun dapat mengurangi biaya operasional dan meningkatkan laba bersih.
Jika hal ini tak memungkinkan, kamu bisa memindahkan inventaris ke tempat yang lebih mudah dijangkau oleh tempat produksi. Jadi, biaya penyimpanan bisa dipangkas.
Baca Juga: Cara Hitung Modal Akhir, Pahami Aspek Penting dan Manfaatnya!
Itulah cara menghitung laba bisnis serta tips meningkatkan keuntungan yang bisa kamu coba. Semoga informasi yang telah disebutkan di atas bermanfaat, ya!