Sedang berpikir menggeluti bisnis gula pasir?
Bukan pilihan asal mengingat gula adalah salah satu komoditas yang cukup diperhitungkan, bahkan dimasukkan dalam kategori bisnis lukratif.
Gula mulai dikenal sejak tahun 1800-an di Eropa sebagai bahan campuran makanan. Trennya naik ketika berbagai jenis minuman pahit macam kopi dan teh ditemukan dan kebutuhan gula pun turut meningkat.
Di Indonesia sendiri, produksi gula mulai dikembangkan di era kolonial Belanda.
Gula sering dijadikan komoditas ekspor andalan Indonesia di pasar global karena permintaan gula dengan harga murah yang tinggi dari Eropa.
Di level domestik sendiri, konsumsi gula tak kalah tinggi.
Sejak masa kolonial, orang-orang lokal menggunakan gula sebagai sumber energi karena keterbatasan akses pada makanan kaya karbohidrat. Ini membuat gula cukup lekat perannya dalam kehidupan masyarakat.
Tren konsumsi gula domestik naik dari tahun ke tahun seperti data yang dilansir Czapp.
Sumber yang sama juga memprediksi bahwa Indonesia adalah importir gula terbesar di tahun 2022. Untuk para pebisnis, ini bisa dilihat sebagai peluang.
Tentu tertarik saja tidak cukup, ada beberapa hal yang harus disiapkan dan dipikirkan masak-masak sebelum memulai bisnis gula pasir.
Baca Juga: 5 Tips Membangun Usaha Grosir Sembako, Omzetnya Jutaan!
Kenali Jenis-Jenis Gula yang Bisa Dibisniskan
Ada banyak tipe gula yang bisa dipasarkan dan dijadikan peluang bisnis. Kenali dulu dan pilih yang mana yang kiranya memungkinkan untuk kondisimu.
1. Gula Putih
Ini merupakan jenis gula paling umum ditemukan. Ia bisa dibagi menjadi beberapa jenis lagi, yaitu gula halus yang biasanya dipakai dalam pembuatan kue dan taburan untuk dessert.
Selain itu, ada juga gula pasir yang berbentuk kristal-kristal kecil. Di antara keduanya, ada jenis gula kastor, gula sanding, gula superfine, dan lain sebagainya.
2. Gula Merah
Jenis gula yang berwarna kecoklatan karena merupakan percampuran antara gula putih dengan molases.
Kadar kelembapannya lebih tinggi sehingga ketika dipakai untuk membuat kue akan menghasilkan tekstur yang lebih kenyal dan moist.
Keberadaan molases dipercaya membuat gula lebih sehat karena kandungan fruktosa dan glukosanya lebih rendah. Ini pula yang membuat gula merah biasanya tak semanis gula putih.
3. Gula Kelapa atau Gula Jawa
Jenis gula yang terbuat dari nira atau getah tandan bunga pohon kelapa. Nira memiliki rasa manis yang khas dan bila diolah dalam waktu tertentu akan membentuk kristal berwarna coklat kemerahan.
Gula merah atau gula jawa bisa dijual dalam bentuk bubuk biasa maupun dicetak dengan bentuk setengah lingkaran atau silinder.
4. Gula Cair
Bisa ditemukan dalam berbagai jenis bahan. Ada yang berasal dari sirup agave, gula putih yang dicairkan, dan sirup jagung.
Jenis gula cair dari agave dan jagung memiliki kandungan fruktosa yang lebih tinggi serta rasa yang jauh lebih manis dari gula lainnya. Jenis gula ini sering dipakai untuk campuran minuman bersoda dan berperisa.
Produksi dan Penggilingan Gula
Hulu dari bisnis gula pasir adalah perkebunan bahan bakunya.
Tergantung jenis gula yang akan dibisniskan, maka tanaman yang harus tersedia pun bisa berupa tebu, kelapa, jagung, atau agave.
Di Indonesia sendiri, potensinya lebih condong ke tebu, kelapa, dan jagung yang mudah tumbuh di kawasan tropis.
Tantangan akan kamu temukan saat harus mencari lahan pertanian. Ini karena ruang hidup yang makin sempit di tanah air.
Untuk memenuhi target produksi tertentu, maka jumlah produksi dan lahannya pun harus dihitung dengan seksama.
Menurut data Czapp, sejauh ini Thailand, Australia, dan India. Indonesia sendiri mulai kehilangan kedigdayaannya di bidang pertanian karena lahan yang terus tergerus dan persepsi tentang profesi petani yang kurang populer.
Yuliati, dkk. pun menyoroti kemunculan profesi lain yang dianggap lebih menguntungkan seperti sektor perdagangan dan manufaktur sebagai salah satu faktor yang mendorong petani meninggalkan profesinya.
Untuk itu, mungkin pebisnis bisa memikirkan cara untuk menarik masyarakat kembali melirik sektor pertanian.
Misalnya, dengan memberikan insentif lebih atau bersinergi dengan petani dan pengelola lahan yang sudah ada.
Selain masalah lahan dan proses produksi bahan baku, pebisnis juga harus memikirkan proses penggilingan tanaman hingga menjadi gula yang siap diedarkan.
Mulai dari lokasi penggilingan, mesin yang dibutuhkan serta jumlah sumber daya manusia yang menggerakan.
Baca Juga: Intip Manisnya Peluang Usaha Bisnis Madu, Mau Coba?
Peluang Bisnis Gula Pasir
Mengingat gula adalah salah satu kebutuhan pokok, ia bisa langsung didistribusikan dengan mudah. Ia bisa disalurkan lewat agen dan tengkulak untuk kemudian didistribusikan langsung ke tangan konsumen.
Bisa pula disalurkan ke sesama pebisnis yang membutuhkan gula sebagai bahan baku dari produk mereka.
Misal pabrik makanan, minuman, dan suplemen serta obat, restoran dan hotel, rumah sakit, dan lain sebagainya. Peluang untuk melakukan ekspor gula juga terbuka lebar mengingat tebu mudah tumbuh di kawasan tropis.
Kamu juga bisa mencoba membuat variasi gula yang lebih sehat misalnya bisnis gula pasir organik.
Untuk bisa mendapatkan sertifikat organik tentu perlu adanya pemenuhan syarat dan kualifikasi tertentu dari badan terkait.
Gula pasir organik adalah jenis gula yang menggunakan tebu asli tanpa rekayasa genetik, tambahan pestisida, dan pupuk kimia selama proses penanamannya.
Organik pun bisa sampai ke tahap penggilingan dan pemrosesan tebu menjadi kristal gula, di mana tidak ada bahan kimia seperti pemutih dan lain sebagainya yang digunakan.
Ini akan menghasilkan gula yang lebih kaya nutrisi, karena vitamin B6 dan mineral-mineralnya tidak rusak. Bisnis gula pasir organik bisa menyasar pasar kelas menengah yang rela mengeluarkan lebih banyak biaya untuk barang yang lebih berkualitas.
Bisnis Impor Gula
Bila tak ingin mencoba bisnis dari hulu, kamu bisa pula mencoba peluang bisnis impor gula.
Mengingat pertumbuhan penduduk yang masih positif, banyak pihak percaya kebutuhan gula Indonesia akan mengalami tren kenaikan hingga puluhan tahun ke depan.
Ada potensi produksi dalam negeri yang tidak mencukupi. Gula bisa diimpor dari negara-negara produsen terbesar seperti yang sudah disebut sebelumnya.
Untuk bisa menjadi importir, ada beberapa dokumen yang harus kamu urus dan daftarkan ke kementerian terkait. Modal lainnya ada pada proses pengiriman dan perizinan serta pajak yang tentunya tidak sedikit.
Baca Juga: Suka Baking? Intip Tips Bisnis Kue Kering yang Bisa Jadi Uang!
Pertimbangan Sebelum Memulai
Sebelum memulai tentu ada banyak pertimbangan yang harus dipikirkan seorang pebisnis.
Masalah tenaga kerja bukan tantangan berarti untuk kondisi Indonesia yang memiliki ratusan juta penduduk.
Tantangan utama justru ada pada ketersediaan lahan untuk pertanian dan pengolahan bahan baku serta modal untuk membeli berbagai mesin dan perlengkapan.
Selain itu prosesnya cukup lambat dan rumit. Masa panen bisa mencapai 10-18 bulan tergantung pada jenis bahan baku.
Untuk itu, pebisnis harus memikirkan linimasa produksinya dengan matang benar agar produksi dan operasional pabrik tetap bisa berjalan stabil.
Tidak ada bisnis yang mudah, apapun itu bidangnya. Apalagi jika skalanya sebesar pabrik gula, tentu manpower dan ketersediaan sarana dan prasarananya harus memadai.