Initial Public Offering atau disingkat IPO adalah masa penawaran umum bagi saham yang baru go public. Bagaimana mekanismenya?
Bagi kamu yang sudah terjun ke dunia investasi, sebutan Initial Public Offering tentu bukanlah hal asing. IPO biasanya diumumkan pada waktu-waktu tertentu. Pengumaman IPO selalu menarik perhatian banyak investor.
Pasalnya, perusahaan yang melakukan IPO atau baru menjajaki bursa saham biasanya menjanjikan profit yang tak terduga. Hal ini tentu memicu rasa penasaran banyak investor.
Begitu pun bagi investor pemula, masa IPO ini seringkali menjadi incaran. Sebab, harga per lembar sahamnya masih lebih murah dan berpotensi meroket naik di waktu-waktu berikutnya.
Alasan ini juga yang membuat banyak orang mencoba trading dengan membeli lembar saham perusahaan yang baru go public.
Uniknya, harga per lembar saham perusahaan baru ini juga dapat dibeli dengan sistem “lelang”, artinya kamu bisa mengajukan harga yang lebih tinggi.
Lantas, bagaimana mekanisme IPO dan tips investasinya?
Baca Juga: 8 Cara Sinkronisasi Bisnis Digital agar Usahamu Relevan Sesuai Zaman
Memahami Definisi IPO
Saat ini, ada banyak platform yang bisa kamu gunakan untuk investasi saham. Ada banyak saham dari berbagai perusahaan yang diperjual belikan.
Saham-saham tersebut berasal dari perusahaan terbuka, atau berbadan hukum terbuka (Tbk). Ciri khas tersebut tentunya sangat mudah dikenali.
Sebab, semua perusahaan yang memiliki label Tbk pasti sudah melantai di bursa efek. Namun, ada sebagian perusahaan tertutup yang tidak menjualnya kepada publik.
Nah, agar bisa menjual sahamnya ke publik, perusahaan harus melalui mekanisme Initial Public Offfering.
Menurut Nasdaq, IPO atau masa penawaran umum adalah penjualan saham pertama perusahaan kepada publik. Sekuritas yang ditawarkan dalam IPO biasanya adalah perusahaan yang sedang mencari modal dari luar dengan cara menawarkan sahamnya ke publik.
Investor yang membeli saham di IPO umumnya harus siap menerima risiko yang cukup besar untuk kemungkinan keuntungan yang juga besar.
Sementara itu, menurut Investopedia, IPO mengacu pada proses penawaran saham perusahaan swasta kepada publik dengan penerbitan saham baru untuk pertama kalinya. IPO memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan modal dari investor publik.
Transisi dari perusahaan tertutup ke perusahaan publik dapat menjadi waktu yang penting bagi investor perusahaan sebelumnya untuk mendapatkan keuntungan dari investasi, sebab biasanya investasi mencakup keuntungan saham dari investor publik.
Perusahaan yang bersifat tertutup tentunya sudah memiliki investor sendiri. Namun, investor ini hanya dari pihak-pihak tertentu saja dan tidak terbuka untuk umum. Ketika perusahaan tersebut masuk ke bursa saham, maka harga per lembar saham bisa meningkat.
Peningkatan harga saham ini yang menjadi keuntungan bagi investor yang sudah ada sebelumnya. Investor awal ini merupakan kelompok kecil yang biasanya terdiri dari keluarga, para pendiri, kolega, maupun mitra bisnis.
IPO adalah langkah besar bagi perusahaan karena memberi perusahaan akses untuk mengumpulkan banyak uang. IPO memberi perusahaan kemampuan yang lebih besar untuk tumbuh dan berkembang.
Peningkatan transparansi dan kredibilitas pencatatan saham juga dapat menjadi faktor dalam membantu mendapatkan persyaratan yang lebih baik ketika mencari dana pinjaman.
Baca Juga: Perhatikan Aspek Kelayakan Bisnis Ini untuk Ketahui Performa Usahamu
Mengapa Perusahaan Melakukan IPO?
Kepemilikan perusahaan ditentukan oleh saham. Sebagai perusahaan swasta, saham tersebut dimiliki oleh sekelompok kecil pemegang saham dan tidak ditawarkan kepada orang lain di luar perusahaan.
Dalam IPO, sebagian saham akan dijual ke publik. Bank investasi menentukan nilai perusahaan dengan membeli saham yang akan diperdagangkan secara publik terlebih dahulu.
Begitu saham masuk ke bursa, pembeli dan penjual menentukan nilai saham sebenarnya, kemudian bank investasi akan mencoba menjual saham dan mendapat keuntungan.
IPO dilakukan untuk membantu menumbuhkan perusahaan. Ketika dana perusahaan tidak cukup untuk operasional bisnis, investor dapat mendorong IPO untuk mengubah saham mereka menjadi uang.
Dalam hal ini, IPO adalah cara bagi investor awal untuk menutup investasi mereka tanpa perlu adanya pendapatan. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa alasan perusahaan melakukan IPO.
Baca Juga: 8 Keuntungan Venture Capital Bagi Startup, Sudah Tahu?
1. Meningkatkan Kredibilitas Perusahaan
Alasan pertama perusahaan go public adalah untuk meningkatkan kredibilitas. Perusahaan yang masuk ke bursa efek akan terlihat memiliki prestasi yang baik di masyarakat.
Jika perusahaan memiliki budaya kerja yang baik dan transparan, tentunya semakin membuat kredibilitas perusahaan meningkat tajam.
2. Mendapatkan Suntikan Modal
Tentunya kamu sudah mendengar berita tentang adanya beberapa Startup yang mengalami fenomena bubble burst. Akhirnya, banyak di antara perusahaan tersebut yang melakuka layoff kepada pegawainya.
Hal tersebut salah satunya dipengaruhi oleh krisis keuangan perusahaan. Sebab, kebanyakan Startup hanya bergantung dari modal asing dan cenderung “bakar uang” dengan keuntungan yang kecil.
Sebenarnya, layoff adalah jalan terakhir yang ditempuh sebuah perusahaan. Sebelum hal tersebut terjadi, solusi lain yang bisa dilakukan adalah masuk ke bursa saham atau IPO.
Dengan menjual sebagian saham ke publik, perusahaan akan mendapatkan suntikan modal. Dana segar ini tentu sangat penting untuk menjaga keuangan perusahaan dan menjadi sumber modal baru.
Baca Juga: Pahami Arti Perseroan Terbatas dan 8 Alasan Kamu Butuh Bentuk Usaha Ini
3. Manfaat Pajak
Tahukah kamu? Perusahaan yang go public akan mendapatkan hak menikmati pajak penghasilan dari pemerintah sebesar 5%.
Selain itu, perusahaan terbuka (Tbk) juga akan mendapatkan potongan pajak penjualan yang lebih rendah dibandingkan perusahaan non Tbk.
Pemerintah memberikan insentif pajak kepada perusahaan yang go public berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2013 Tentang Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri Yang Berbentuk Perseroan Terbuka.
Adapun persyaratannya sebagai berikut:
- Saham yang telah tercatat dan diperdagangkan di Bursa Saham minimal sebesar 40%.
- Memiliki minimal 300 pemegang saham dengan ketentuan masing-masing pihak hanya boleh memiliki kurang dari 5% saham.
- Syarat tersebut harus dipenuhi dalam jangka waktu paling singkat 183 hari kalender atau selama satu tahun Pajak.
4. Menjaga Loyalitas Perusahaan
Beberapa perusahaan terbuka yang sudah melantai di bursa efek, dapat memberikan manajemen pegawai yang lebih baik. Hal ini berpengaruh pada kinerja dan loyalitas pegawai.
Bahkan, beberapa perusahaan memberikan beberapa lembar sahamnya kepada karyawan yang loyal dan berkinerja baik. Dengan begitu, karyawan akan dilibatkan langsung dalam menjaga pertumbuhan perusahaan.
Baca Juga: 6 Manfaat Punya IUMKM (Izin UMKM), Begini Cara Mendapatkannya
5. Meningkatkan Reputasi Perusahaan
Ketika sebuah perusahaan go public, maka perusahaan tersebut harus memiliki laporan keuangan yang transparan, terpercaya, dan dapat dipertanggung jawabkan.
Laporan keuangan ini yang menjadi salah satu pertimbangan dalam berinvestasi. Sebagai investor, kamu perlu melihat track record perusahaan dan memperkirakan profit di masa depan.
Tak hanya bagi investor publik, laporan keuangan ini juga bisa dimanfaatkan perusahaan untuk mendapatkan modal dari sumber lain. Misalnya, mendapat pinjaman modal dari bank atau dari capital venture.
Mekanisme IPO
Setelah memahami tentang IPO, hal lain yang juga perlu kamu ketahui adalah mekanisme pengajuan IPO.
Sebelum mengajukan IPO, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Memiliki Aset Minimal Rp100 Miliar
Perusahaan yang dapat masuk ke bursa efek adalah perusahaan yang memiliki aset minimal senilai Rp100 miliar. Nilai aset ini tentunya sudah dikurangi dengan beban pajak.
Nilai minimun aset ini ditetapkan untuk menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengelola asetnya dengan baik dan layak melakukan IPO.
2. Adanya Struktur Organisasi yang Jelas
Perusahaan yang hendak IPO tentu harus memiliki struktur organisasi yang jelas. Posisi dan jabatan dalam perusahaan harus disebutkan dengan jelas, mulai dari pemimpin perusahaan, jajaran direksi, manajer, hingga scoop yang lebih kecil.
3. Memiliki Keuangan yang Stabil
Syarat lain yang harus dipenuhi yaitu memiliki keuangan yang stabil. Artinya, perusahaan yang akan IPO harus mendapatkan laba dalam jangka waktu tertentu, dan tidak mengalami kerugian.
Setelah memenuhi persyaratan di atas, berikut langkah-langkah melakukan IPO bagi perusahaan, yaitu:
- Mempersiapkan dokumen. Langkah pertama dalam IPO adalah mempersiapkan berbagai dokumen yang akan diserahkan kepada BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Persiapan dokumen ini dapat dibantu oleh underwriter, yaitu pihak sekuritas yang akan mengelola saham perusahaan.
- Pengajuan dokumen ke BEI. Setelah persiapan dokumen selesai, selanjutnya dokumen tersebut harus diajukan ke BEI. Selain itu, pihak BEI juga akan melakukan kunjungan ke perusahaan dan meminta perusahaan mempresentasikan alasannya ingin melakukan IPO. Jika disetujui, BEI akan menerbitkan Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Saham.
- Persetujuan OJK. Selanjutnya, perusahaan harus menyiapkan dokumen pendukung berupa prospektus perusahaan kepada OJK. Jika sudah mendapat izin OJK, perusahaan kemudian dapat merilis prospektus singkat dan melakukan penawaran awal atau bookbuilding.
- Masa penawaran umum. Setelah semua langkah sebelumnya dipenuhi, perusahaan harus memberikan Surat Permohonan Pencatatan Saham yang disertai dengan persetujuan OJK dan dokumen pendukung lain. Bursa efek akan akan memberikan kode saham yang menjadi identitas perusahaan di bursa. Setelah terdaftar, perusahaan dapat memperjualbelikan sahamnya menggunakan jasa broker.
Baca Juga: 7 Cara Memisahkan Uang Pribadi dan Usaha, Terapkan Yuk!
Tips Investasi Untuk Pemula
Meskipun membeli saham perusahaan yang sedang IPO terlihat menarik, kamu tetap tidak boleh sekedar ikut-ikutan.
Sebagai investor, kamu perlu menjadi lebih bijak dan dewasa dalam mengelola dana investasi. Berikut tips investasi yang bisa kamu coba.
1. Kumpulkan Informasi Sebanyak-banyaknya
Tips awal yang bisa kamu lakukan sebelum mulai berinvestasi adalah mengumpulkan informasi sebanyak mungkin. Informasi ini bisa berupa istilah-istilah investasi, jenis-jenis investasi, harga terbaru, dan pengalaman investor lain.
Kamu bisa memperoleh informasi ini dari berbagai sumber, misalnya dari youtube, media sosial, buku, atau platform investasi. Kamu juga bisa mempelajari prospek dan track record perusahaan sebelum membeli sahamnya.
2. Gunakan Uang Dingin
Tips selanjutnya dalam berinvestasi adalah menggunakan uang dingin. Lantas apa itu uang dingin? Uang dingin adalah sejumlah uang yang tidak dipakai untuk kebutuhan harian.
Jadi, uang dingin ini bisa juga dibilang sebagai uang yang sudah kamu pisahkan setelah dana kebutuhan harianmu terpenuhi.
Dalam berinvestasi, tentu tidak akan selalu untung. Kadang, kamu mungkin akan mengalami kerugian ketika harga sedang turun atau menjual aset di harga yang lebih rendah.
Menggunakan uang dingin akan mengamankan finansialmu sehingga tidak akan memengaruhi kebutuhan lain. Pastikan kamu tidak berinvestasi dengan uang pinjaman ya!
3. Pilih Media Investasi yang Tepat
Tips berikutnya adalah memilih media atau platform investasi yang tepat. Saat ini, ada banyak media investasi online yang menawarkan jaminan investasi yang mudah, aman, dan memberikan banyak keuntungan.
Sekilas, tentu sangat menarik untuk dicoba. Namun, kamu perlu berhati-hati dalam memilih media investasi untuk menghindari penipuan dan bocornya data pribadi.
Baca Juga: Ketahui 4 Contoh Transaksi Derivatif Ini Jika Mau Terjun ke Pasar Modal
4. Beli Saat Harga Turun
Tips selanjutnya adalah dengan membeli saham saat harga murah. Harga saham bersifat volatile, artinya sangat mudah berubah-ubah.
Oleh karenanya, kamu harus jeli dalam melihat grafik perubahan harganya dalam waktu satu hari, satu minggu, atau satu bulan terakhir.
Pastikan kamu membeli ketika harga sedang murah, sebab ketika harga tinggi maka besar kemungkinan mengalami penurunan dan kamu akan merugi. Tentunya persepsi murah atau mahalnya harga setiap investor berbeda, jadi gunakan penilaianmu sendiri ya!
5. Jangan Mudah Terpengaruh
Tips terakhir adalah jangan mudah terpengaruh dengan opini orang lain. Biasanya, investor pemula sering merasa takut ketinggalan atau biasa disebut FOMO. Perasaan takut ini memunculkan perilaku panic buying dan cenderung ikut-ikutan.
Tindakan ini bisa sangat merugikanmu nantinya, jadi pastikan kamu membeli aset karena memahami market dan prospeknya. Selain itu, biasanya investor pemula akan mudah terpengaruh opini dari pihak-pihak lain yang dilihatnya mempunyai pengaruh yang besar.
Bisa jadi, ini adalah trik yang digunakan oleh bandar untuk menaikkan harga (pump) dan kemudian menjualnya dalam jumlah besar, sehingga harga sahammu akan langsung anjlok (dump).
Nah, itulah penjelasan lengkap tentang perusahaan IPO, mekanisme, dan tips dalam berinvestasi. Semoga bermanfaat, ya!