Mohammed bin Salman merupakan Putra Mahkota yang kini menjabat sebagai Perdana Menteri. Berikut biografi lengkapnya!
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz memilih putranya Pangeran Mohammed bin Salman atau Pangeran MBS sebagai perdana menteri kerajaan. Ia resmi diangkat menjadi perdana menteri pada Selasa, 27 September 2022.
Mohammed bin Salman merupakan Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, penguasa de facto Arab Saudi yang dipromosikan dari posisi menteri pertahanan.
Posisi menteri pertahanan sendiri kini ditempati oleh Pangeran Khalid. Selain Pangeran MBS, ada juga putra lainnya seperti Pangeran Abdulaziz bin Salman, Ia menduduki jabatan menteri energi
Sebagai Putra Mahkota Arab dan perdana menteri, Pangeran MBS tentu memiliki kekayaan yang luar biasa. Dalam artikel ini, akan dibahas biografi, kekayaan, dan bisnis Mohammed bin Salman.
Baca Juga: 15 Pemain Sepak Bola Terkaya di Dunia, Siapa Saja Mereka?
Biografi Pangeran Mohammed bin Salman
Dirangkum dari berbagai sumber, Mohammed bin Salman memiliki nama lengkap Muḥammad bin Salman bin Abdul Aziz Al Saʿud, juga dikenal sebagai MBS.
Ia lahir pada 31 Agustus 1985 sebagai anggota keluarga kerajaan Saudi yang menjabat sebagai putra mahkota sejak tahun 2017 dan perdana menteri sejak 2022.
Ia juga pernah menjabat sebagai menteri pertahanan (2015–2022). Ia adalah putra Raja Saudi Salman bin Abdulaziz dari istri ketiganya Fahdah bint Falāḥ ibn Sulṭān.
Melansir dari Aljazeera, Mohammed bin Salman, yang dikenal sehari-hari sebagai MBS, lahir pada 1985. Ibunya, Putri Fahda bin Falah bin Sultan bin Hathleen, berasal dari Suku Ajman, yang pemimpinnya adalah kakek sang putri, Rakan bin Hathleen.
Pada tahun 2008, bin Salman menikahi Putri Sarah bint Mashhoor bin Abdulaziz Al Saud, dan bersama-sama memiliki tiga orang anak.
Ia menerima pendidikan dasar di Riyadh, ibu kota negara Arab Saudi, dimana Ia masuk dalam peringkat 10 siswa terbaik kerajaan.
MBS memperoleh gelar sarjana hukum dari King Saud University pada tahun 2007. Sepanjang waktunya sebagai mahasiswa, Mohammed bin Salman terdaftar dalam berbagai program pelatihan.
Ia kemudian mendirikan sejumlah perusahaan dan organisasi nirlaba yang dimaksudkan untuk mempromosikan kewirausahaan di kerajaan arab. Pada tahun 2009, Ia menjadi penasihat resmi ayahnya, yang saat itu merupakan gubernur Riyadh.
Ketika Raja Salman naik tahta dan memiliki pengaruh, MBS pun menjadi putra mahkota pada tahun 2012, bersama saudaranya yang lain.
Baca Juga: 10 Kota Terkaya di Indonesia, Nomor 1 Bikin Tercengang!
Awal Karier Mohammed Bin Salman
Setelah lulus kuliah, Mohammed bin Salman mendirikan sejumlah perusahaan sebelum akhirnya terlibat dalam pekerjaan pemerintahan.
Ia pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Riyadh Competitive Council, penasihat khusus ketua dewan King Abdulaziz Foundation, dan anggota dewan pengawas untuk pembangunan Masyarakat Albir.
Sebagai bagian dari pekerjaannya, Ia juga mendirikan MiSK Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan di kalangan pemuda Saudi dan mengembangkan startup melalui berbagai program inkubasi bisnis.
Pada tahun 2013, Ia mendapat penghargaan “Personality of the Year” oleh Forbes Middle East atas perannya sebagai ketua MiSK Foundation dan sebagai pengakuan atas dukungannya terhadap pemuda Saudi.
Baca Juga: 10 Atlet Terkaya di Dunia Dengan Penghasilan Fantastis!
Perjalanan Politik
Pangeran Mohammed bin Salman memulai perjalanan politiknya ketika ia menjabat sebagai penasihat Dewan Menteri selama dua tahun sejak 2007.
Pada tahun 2009, Ia menjadi penasihat khusus ayahnya, yang merupakan gubernur Riyadh pada saat itu. Kemudian, Ia juga membantu komisi ahli kabinet Saudi sebagai konsultan hingga Maret 2013.
Pangeran MBS diangkat menjadi menteri pertahanan pada 23 Januari 2015, setelah ayahnya naik takhta. Pada tahun yang sama, ia diangkat sebagai wakil putra mahkota.
Menjadi menteri pertahanan pada usia 30 tahun, langkahnya yang paling kontroversial memimpin Operasi Decisive Storm, koalisi pimpinan Saudi di Yaman melawan pemberontak Houthi, yang diluncurkan dua bulan setelah pengangkatannya.
Mohammed bin Salman juga mendorong kebijakan luar negeri yang jauh lebih agresif untuk melawan pengaruh negara pesaingnya, Iran. Operasi Decisive Storm sebelumnya pun merupakan salah satu upaya memperkuat posisi Arab Saudi.
Sebelum menjadi menteri, Mohammed bin Salman sempat beberapa tahun menjadi ajudan pribadi ayahnya.
Sebelumnya, Ia adalah presiden Istana Kerajaan ayahnya ketika Raja Salman masih menjadi putra mahkota.
Mohammed bin Salman juga mengepalai Dewan Urusan Ekonomi dan Pembangunan, yang mengawasi urusan ekonomi kerajaan dan berperan menyusun kebijakan politik dan keamanan.
Baca Juga: Daftar Orang Terkaya di Indonesia 2022, Siapa Saja Mereka?
Perjalanan Bisnis dan Reformasi Ekonomi
Mohammed bin Salman ditempatkan sebagai penanggung jawab perusahaan minyak negara Aramco dan Dewan Urusan Ekonomi dan Pembangunan.
Pada April 2016, Pangeran Mohammed bin Salman memperkenalkan Visi 2030, visi Arab Saudi tentang masa depan yang bertujuan menjadikan Saudi sebagai pusat peradaban Arab dan Islam, pusat investasi, serta pusat yang menghubungkan tiga benua.
Pada tahun 2030, inisiatif ini juga bertujuan untuk membangun sistem e-government. Pangeran MBS juga berencana menjual sekitar 5% saham Aramco, perusahaan minyak nasional Arab Saudi.
Ia juga mengumumkan rencana senilai $ 500 miliar untuk membangun zona bisnis dan industri yang membentang melintasi perbatasan Yordania dan Mesir.
Zona seluas 26.500 km persegi itu akan dikenal sebagai NEOM dan berfokus pada industri termasuk energi dan air, bioteknologi, makanan, manufaktur dan hiburan.
Pangeran Mohammad bin Salman diangkat sebagai Putra Mahkota pada 21 Juni 2017, menyusul keputusan ayahnya untuk mencopot Muhammad bin Nayef dari posisi tersebut, sehingga menjadikan pangeran pewaris tahta.
Baca Juga: Profil Michael Bambang Hartono, Orang Terkaya di Indonesia!
Kekayaan Mohammed Bin Salman
Dilansir dari Finty, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dikenal juga sebagai Pangeran MBS. Ayahnya menjadi Raja dan Perdana menteri negara itu pada tahun 2015.
Garis keturunan kerajaannya menjadi faktor utama ketenaran dan jalan menuju kekayaan. Ia adalah kepala negara defacto dan secara efektif bertanggung jawab atas seluruh aset negara senilai $ 34 Triliun.
Mohammed bin Salman telah mengumpulkan kekayaan bersih senilai $18 miliar dolar dan menempatkannya ke dalam daftar 10 orang terkaya di Arab Saudi.
Mohammed bin Salman mendirikan beberapa organisasi nirlaba dan perusahaan yang didedikasikan untuk mendorong kewirausahaan di Arab Saudi setelah lulus kuliah.
Pada tahun 2009, Ia menjadi penasihat resmi Gubernur Riyad, yang kebetulan adalah ayahnya sendiri. Seiring berjalannya waktu dan naiknya posisi sang ayah, Ia akhirnya menjadi Putra Mahkota ketika ayahnya diangkat sebagai raja pada tahun 2015.
Setelah itu, ayahnya mengangkat Mohammed bin Salman sebagai menteri pertahanan. Beberapa bulan setelahnya, Ia ikut campur tangan dalam perang saudara Yaman.
MBS memiliki kendali atas Aramco, perusahaan minyak negara, serta Dewan Urusan Ekonomi dan Pembangunan.
Selama masa jabatannya, ia mendaftarkan Aramco di pasar saham publik (IPO) untuk meningkatkan investasi asing di sektor energi kerajaan.
Mohammed bin Salman diangkat menjadi Wakil Perdana Menteri Pertama Arab Saudi pada Juni 2017. Tak lama setelah itu, ia memimpin blokade terhadap beberapa negara karena berbagai alasan.
Ia juga melakukan beberapa investasi besar di berbagai sektor asing dan domestik untuk meningkatkan kekayaan bersih Kerajaan Arab dan dirinya sendiri.
Pangeran MBS mengurangi banyak regulasi ketat di negara Saudi untuk meningkatkan pariwisata dan pendapatan.
Meskipun ada beberapa penolakan dari berbagai pihak, langkah itu memang terbukti meningkatkan hubungan di luar negeri sambil meningkatkan pendapatan.
Secara umum, kekayaannya berasal dari kekayaan Keluarga Kerajaan Saud yang dikabarkan mencapai $ 2 triliun dolar bersumber dari minyak, tanah, hingga kepemilikan klub sepak bola Inggris.
Melalui Dana Investasi Public (PIF) yang diawasi oleh Mohammed bin Salman, Arab Saudi mengambil alih kepemilikan klub sepak bola Liga Premier Inggris, Newcastle United.
Dilansir dari Marca, kekayaan kolektif Dana Investasi Publik Saudi adalah senilai 320 miliar pound atau setara Rp 6.199 triliun. Sementara kekayaan bersih individu Pangeran MBS diyakini sekitar 13 miliar pound (Rp 251 triliun).
Baca Juga: Sempat Gagal, Kini Mark Zuckerberg Sukses Jadi Orang Terkaya di Dunia
Proyek Besar Arab Di Bawah Pangeran MBS
Arab Saudi kini semakin ambisius dalam mempercepat visi 2030-nya. Dibawah pimpinan Pangeran MBS sebagai perdana menteri baru, berikut deretan mega-proyek Arab Saudi!
1. NEOM
Dirangkum dari berbagai sumber, NEOM merupakan sebuah kota baru yang sedang dibangun di wilayah Provinsi Tabuk di tepi Laut Merah. Kawasan NEOM akan membentang seluas 26.500 kilometer persegi.
Dirancang sebagai kota masa depan, wilayah NEOM akan didukung oleh energi bersih dan terbarukan serta tidak menghasilkan emisi karbon.
Proyek besar senilai US$ 500 miliar nantinya dirancang memiliki zona ekonomi dan otoritasnya sendiri sehingga terpisah dari aturan wilayah Kerajaan Arab Saudi. Bisa dibilang, NEOM ibarat sebuah negara di dalam negara.
Berbagai infrastruktur besar dan modern juga akan dibangun, salah satunya Bandara Neom Bay di wilayah utara Sharma yang telah dibuka dan digunakan oleh investor dan karyawan di tersebut.
NEOM juga menjalin kerjasama senilai USD 5 miliar dengan Acwa Power dan Air Products AS untuk mengembangkan pabrik hidrogen hijau dan amonia hijau terbesar di dunia, yang akan beroperasi mulai tahun 2025.
Selain itu, akan ada proyek kubah kaca raksasa yang terdiri dari gedung pencakar langit sepanjang 170 km dengan lebar 200 meter dan tinggi lebih dari 300 meter.
Proyek yang dinamakan The Line itu nantinya dapat menyediakan rumah bagi sembilan juta orang.
2. Proyek Laut Merah
Proyek Laut Merah terdiri dari 50 resort yang menawarkan 8.000 kamar hotel dan lebih dari 1.000 properti hunian di 22 pulau dan enam daratan.
Destinasi wisata ini menampilkan panorama alam pegunungan dan situs budaya serta warisan kuno.
Fase satu dari Proyek Laut Merah dijadwalkan selesai pada akhir tahun 2023. Sementara itu, fase keduanya akan mencakup pengembangan beberapa pulau baru.
“Proyek ini diharapkan dapat menghasilkan 22 miliar riyal pendapatan setiap tahun pada tahun 2030 dan 464 miliar riyal dalam pendapatan kumulatif melalui siklus konstruksinya dan 10 tahun beroperasi secara stabil pada tahun 2040,” menurut laporan keberlanjutan perdana The Red Sea Development Company, dikutip dari CNBC Indonesia (7/12/22).
Baca Juga: Sumber Kekayaan Sisca Kohl yang Baru Dinikahi Jess No Limit
3. Amaala
Amaala merupakan sebuah resort mewah yang akan membatasi daerah NEOM dan Proyek Laut Merah. Proyek ini menjadi bagian penting dari penggerak pariwisata Arab Saudi.
Proyek Amaala sendiri direncanakan akan menambah kapasitas akomodasi hingga 2.500 kamar hotel dan 700 vila pribadi. Selain itu, akan ada sekitar 200 outlet ritel di area ini.
Amaala juga akan membangun Triple Bay Yacht Club di Cagar Alam Pangeran Mohammed bin Salman. Bangunannya akan dirancang dengan design rumah tradisional Arab dan menggunakan material alami.
4. Qiddiya
Qiddiya merupakan tempat hiburan yang mencakup lapangan golf, Six Flags, dan kompleks seni yang dibangun di pinggir kota Riyadh.
Kawasan ini akan berdiri di atas lahan seluas 22,5 hektar dan akan menjadi rumah bagi 22 wahana bermain dan atraksi, termasuk sembilan wahana pertama di dunia.
Beberapa wahana telah dirancang dengan menggunakan air 75% lebih sedikit dibandingkan dengan wahana lain yang lebih konvensional di tempat lainnya. Kawasan hiburan ini diharapkan dapat menarik 17 juta pengunjung setiap tahunnya.
Baca Juga: Resmi “Cerai” Dari MU, Intip Kekayaan Ronaldo yang Fantastis!
5. Ad Diriyah
Ad Diriyah juga akan dibangun di pinggir kota Riyadh dengan nilai investasi mencapai USD 17 miliar dan akan mencakup beberapa resort mewah. Termasuk hotel internasional.
Gerbang Diriyah I akan dihuni oleh 18 hotel yang akan dibuat dengan gaya arsitektur Najdi otentik. Sementara itu, Gerbang Diriyah II direncanakan sebagai wilayah pejalan kaki dengan semua aset hiburan dan budaya.
Itulah biografi lengkap, sumber kekayaan, hingga perjalanan politik Mohammed bin Salman, Putra Mahkota Arab Saudi.