Dalam mengelola bisnis, penting bagi kamu untuk memahami cara manajemen risiko.
Hal ini penting dilakukan agar bisnis kamu terhindar dari risiko besar yang mungkin mengancam proses operasional.
Menjalankan bisnis memang bukan suatu hal mudah, ada banyak tantangan dan risiko yang harus kamu hadapi jika ingin berkembang.
Nah untuk mengatasinya, kamu perlu bersiap dengan manajemen risiko yang baik.
Memiliki pemahaman yang baik tentang cara mengatasi risiko dapat menjaga kondisi bisnis tetap stabil. Apalagi di tengah situasi pandemi COVID-19 yang serba tidak pasti seperti saat ini dan ancaman resesi.
Pengetahuan akan cara mengelola risiko saat berbisnis tentu tidak datang dengan sendirinya, keterampilan ini perlu dibentuk.
Mari ketahui lebih lanjut seputar risk management atau manajemen risiko dalam artikel di bawah ini. Barangkali bermanfaat bagi kamu dalam mengelola bisnis.
Baca Juga: 6M dalam Wirausaha untuk Membangun Sistem Manajemen
Pengertian Manajemen Risiko
Keterampilan manajemen risiko perlu dimiliki oleh setiap pengusaha. Hal ini berguna dalam mengelola perusahaan sehingga terhindar dari risiko kerugian yang mungkin mengancam operasional.
Setiap perusahaan dalam industri apapun, memiliki potensi untuk menghadapi risiko. Baik itu risiko yang telah diperkirakan maupun risiko di luar prediksi sebelumnya.
Tentunya, kondisi tersebut bisa berdampak pada proses dalam mencapai tujuan perusahaan sehingga dibutuhkan cara pencegahan dan penanggulangan yag tepat melalui manajemen risiko.
Untuk kamu ketahui, risiko dapat dibedakan menjadi dua yaitu risiko murni dan risiko spekulatif.
Risiko murni merupakan kejadian yang dapat berakibat merugikan dan tidak ada memungkinkan adanya keuntungan. Contoh risiko murni di antaranya kebakaran, kecelakaan, kebanjiran, dan lainnya.
Sementara itu, risiko spekulatif adalah risiko di mana kita mengharapkan terjadinya kerugian sekaligus keuntungan.
Beberapa contoh risiko spekulatif yaitu membeli saham, membeli usaha atau bisnis lain, dan sebagainya.
Baca Juga: 6 Manfaat Manajemen Manpower bagi Perusahaan
Prinsip Manajemen Risiko
Dalam penerapannya, manajemen risiko memiliki beberapa prinsip utama, meliputi:
- Integrasi
Suatu organisasi haru mengintegrasikan upaya manajemen risikonya ke dalam semua bagian dan aktivitas organisasi. Jadi, semua bagian bisa bersiap akan segala kemungkinan yang ada.
- Terstruktur dan Komprehensif
Prinsip risk management selanjutnya yaitu terstruktur dan komprehensif. Di mana orang-orang dalam organisasi perlu membuat dan mengikuti pendekatan manajemen risiko yang komprehensif serta terstuktur.
Jadi cara pengelolaan risiko dapat mengarahkan organisasi pada hasil yang konsisten dan paling diinginkan.
- Dapat Disesuaikan
Pengelolaan risiko sebaiknya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya harus bisa sejalan dengan tujuan organisasi maupun konteks eksternal dan internal di mana organisasi beroperasi.
- Inklusif
Risk management suatu perusahaan sebaiknya dibuat dengan melibatkan semua pemangku kepentingan sehingga dapat menghasilkan solusi yang efektif dan tepat waktu.
Hal ini memungkinkan kumpulan pengetahuan, pandangan, dan persepsi yang berbeda dari semua pemangku kepentingan untuk dipertimbangkan dan diterapkan ke dalam upaya risk management.
- Dinamis
Dinamis artinya ketika organisasi berubah, termasuk konteks eksternal dan internalnya, program dan upaya manajemen risiko organisasi juga harus berubah.
Sebagaimana yang kamu tahu, perubahan tidak dapat dihindari dan organisasi yang sukses tahu bagaimana bekerja dengan perubahan tersebut.
Oleh karenanya, program manajemen risiko harus membantu organisasi untuk mengantisipasi, mengidentifikasi, mengakui, serta menanggapi perubahan dengan cara yang efektif dan tepat waktu.
- Menggunakan Informasi yang Tersedia
Manajemen risiko yang efektif dilakukan dengan cara mempertimbangkan informasi masa lalu, dan masa kini, serta mengantisipasi masa depan.
Semua pemangku kepentingan pun seharusnya dapat menerima informasi yang diperlukan secara tepat waktu dan sejelas mungkin.
- Mempertimbangkan Faktor Manusia dan Budaya
Dalam operasionalnya, perusahaan terdiri dari beragam aktivitas manusia di dalamnya. Interaksi tersebut berlangsung dalam satu atau lebih budaya.
Oleh sebab itu, manajer risiko harus menyadari faktor manusia dan budaya sehingga dapat membuat risk management yang relevan.
- Melakukan Perbaikan secara Kontinyu
Melansir laman Vector Solutions, prinsip risk management lainnya adalah organisasi perlu melakukan perbaikan secara terus-menerus bergantung pada kondisi saat ini.
Melalui pengalaman dan pembelajaran, manajer risiko harus berusaha untuk terus meningkatkan upaya dalam mangelola kemungkinan risiko dari suatu organisasi.
Baca Juga: Ini 9 Arti Penting Manajemen Sumber Daya Manusia bagi Bisnis, Apa Saja Itu?
Tujuan Manajemen Risiko
Tentu saja, pengelolaan risiko perusahaan ini dibuat bukan tanpa alasan.
Secara khusus, ada beberapa tujuan yang hendak dicapai melalui risk management, di antaranya sebagaimana dikutip dari Jurnal Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta:
- Mengidentifikasi dan menguraikan semua risiko-risiko potensial yang berasal baik dari faktor internal maupun faktor eksternal.
- Memeringkat risiko-risiko yang memerlukan perhatian manajemen instansi dan yang memerlukan penanganan segera atau tidak memerlukan tindakan lebih lanjut.
- Memberikan suatu masukan atau rekomendasi untuk meyakinkan bahwa terdapat risiko-risiko yang menjadi prioritas paling tinggi untuk dikelola dengan efektif.
- Dengan begitu, perusahaan dapat memeroleh berbagai manfaat dari pengelolaan risiko seperti:
- Membantu pencapaian tujuan instansi dengan informasi tentang risiko.
- Adanya kesinambungan pelayanan kepada stakeholders.
- Adanya efisiensi dan efketivitas pelayanan yang lebih baik.
- Dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam penyusunan rencana strategis.
- Membantu menghindari pemborosan.
Baca Juga: Apa Itu Sistem Manajemen? Berikut Ini Penjelasan dan Implementasinya
Cara Melakukan Manajemen Risiko
Lantas, bagaimana cara melakukan manajemen risiko agar perusahaan bisa mendapat seluruh manfaat yang telah disebutkan di atas?
Berikut langkah-langkahnya yang perlu kamu terapkan:
1. Penetapan Tujuan
Tahap pertama dalam membuat risk management adalah menentukan konteks atau tujuan perusahaan yang jelas dan konsisten.
Penetapan tujuan ini bisa dilakukan dengan cara menjabarkan latar belakang, ruang lingkup, tujuan, dan hubungan organisasi dengan lingkungan eksternal maupun internal.
Risiko merupakan segala sesuatu yang berdampak terhadap pencapaian tujuan yang diukur berdasarkan kemungkinan dan konsekuensinya.
Oleh karena itu, untuk meyakinkan bahwa semua kemungkinan risiko dapat diatasi, kamu perlu mengetahui tujuan dan fungsi atau aktivitas perusahaan secara menyeluruh.
Jadi cara menanggulanginya dapat lebih relevan.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Aplikasi Manajemen Toko, Sudah Coba?
2. Identifikasi Risiko
Tahap selanjutnya dalam mengelola risiko ialah melakukan identifikasi dari risiko itu sendiri.
Tujuan dilakukannya identifikasi risiko adalah untuk mengidentifikasi seluruh jenis risiko yang melekat pada setiap aktivitas fungsional yang berpotensi merugikan perusahaan.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan identifikasi risiko antara lain:
- Bersifat proaktif (anticipative) dan bukan reaktif.
- Mencakup seluruh aktivitas fungsional (kegiatan operasional).
- Menggabungkan dan menganalisis informasi risiko dari seluruh sumber informasi yang tersedia.
- Menganalisis probabilitas timbulnya risiko serta konsekuensi yang timbul.
Berikut ini beberapa metode yang bisa kamu coba gunakan untuk mengidentifikasi risiko bisnis:
- Kuisioner Analisis Risiko
Kamu bisa coba menggunakan kuisioner analisis risiko untuk mencari tahu segala kemungkinan yang merugikan bagi perusahaan.
Dalam hal ini, seorang manajer risiko perlu memastikan bahwa seluruh informasi yang diperlukan berkenaan dengan harta dan operasional perusahaan tidak terlupakan.
Jadi, kemungkinan untuk mengalami kerugian yang berdampak pada harta maupun proses operasional bisa ditekan hingga hingga sekecil mungkin.
- Metode Laporan Keuangan
Cara identifikasi risiko bisnis selanjutnya ialah dengan metode laporan keuangan.
Sesuai dengan namanya, dalam hal ini kamu membutuhkan laporan keuangan untuk menganalisis berbagai kemungkinan risiko yang ditimbulkannya.
Dalam hal ini, manajer risiko dapat mengidentifikasi segala risiko yang berhubungan dengan harta, utang, hingga personalia perusahaan.
Seluruh perkiraan yang muncul, perlu ditinjau secara mendalam agar setiap kerugian bisa diminimalisir dan perusahaan bersiap untuk menanganinya.
- Metode Peta Aliran
Cara lain yang bisa bisnis lakukan untuk mengidentifikasi risiko yakni dengan menggunakan metode peta aliran.
Metode ini menggambarkan seluruh proses operasional usaha, mulai dari input hingga output.
Dari proses itulah perusahaan bisa mengidentifikasi risiko apa saja yang mungkin terjadi selama proses/aliran operasional berlangsung.
- Metode Inspeksi Langsung di Tempat
Sesuai dengan namanya, cara mengidentifikasi risiko yang satu ini dilakukan secara langsung di tempat di mana aktivitas usaha berlangsung.
Manajer risiko yang melakukan pengamatan pun bisa mengetahui fakta-fakta di lapangan, sehingga mereka dapat mencari tahu berbagai kemungkinan risiko.
Jadi, cara penanggulangannya lebih tepat sasaran, karena sudah disesuaikan dengan kondisi yang ada.
- Melakukan Interaksi dengan Pihak Luar
Kamu juga bisa membuat prediksi risiko bisnis dengan melakukan interaksi bersama pihak-pihak luar.
Pihak luar yang dimaksud ialah bagian eksternal baik itu secara perorangan maupun perusahaan terkait lainnya.
Dalam hal ini, interaksi bisa terjadi dengan penasihat hukum, akuntan, konsultan manajemen, dan sebagainya.
Hasil dari interaksi dengan pihak luar tersebut bisa membantu kamu untuk melihat kemungkinan apa saja yang berpotensi merugikan bisnis.
- Menganalisis Statistik dari Kerugian di Masa Lalu
Catatan statistik dari kerugian di masa lalu juga bisa cara yang tepat untuk mengidentifikasi kemungkinan risiko usaha.
Kamu bisa coba memantau kinerja perusahaan di periode sebelumnya dan melakukan perbaikan sehingga risiko yang sama dapat diminimalisir.
Cara ini dinilai cukup efektif bagi bisnis karena proses pencegahan dan penanganan risiko dibuat berdasarkan kondisi perusahaan.
Beberapa cara yang bisa kamu tempuh untuk menghindari potensi kerugian di masa lalu agar tidak kembali terjadi saat ini yaitu memperbaiki kualitas produk, meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, dan lain-lain.
- Melakukan Analisis Lingkungan
Penting bagi kamu untuk selalu waspada dengan persaingan di pasar. Oleh karenanya, cobalah untuk selalu melakukan analisis lingkungan.
Hal ini berguna untuk mengetahui kemungkinan risiko seperti konsumen, kompetitor, supplier, dan lain sebagainya.
Cobalah untuk melakukan analisis berdasarkan sifat hubungannya, keanekaannya, serta kestabilannya. Jangan sampai salah satunya menimbulkan kerugian bagi bisnismu.
Jadi, lakukanlah analisis dan bersiap dengan baik untuk menghadapinya.
- Mengukur Tingkat Risiko
Tahap selanjutnya yang perlu kamu tempuh dalam menyusun manajemen risiko usaha yaitu dengan mengukur tingkat risiko itu sendiri.
Semua risiko yang mungkin terjadi memiliki tingkatannya masing-masing.
Jadi, lakukanlah penilaian terhadap risiko yang telah teridentifikasi dalam rangka mengestimasi kemungkinan munculnya dan besaran dampaknya.
Dengan begitu, kamu dapat menetapkan level atau status risikonya. Status risiko ini dapat diperoleh dari hubungan antara kemungkinan (frekuensi atau probilitas kemunculan) dan dampak (besaran efek) jika risiko terjadi.
Baca Juga: EOQ adalah Formula Penting dalam Manajemen Persediaan
3. Pengendalian Risiko
Tahap berikutnya yaitu mengendalikan risiko. Setelah mengetahui potensi risiko apa saja yang bisa terjadi pada perusahaan, pastikan untuk segera mengelolanya.
Jika tidak, konsekuensi yang ditimbulkan dari risiko tersebut bisa cukup serius.
Pengelolaan atau pengendalian risiko ini bisa dilakukan dalam berbagai cara, di antaranya:
- Penghindaran
Cara paling mudah dan aman untuk mengelola risiko adalah menghindar. Dengan menghentikan aktivitas yang menyebabkan masalah-masalah potensial, kamu bisa menghilangkan peluang kerugian.
Namun sayangnya, cara semacam ini bisa saja tidak optimal. Pasalnya, aktivitas yang berisiko bisa saja menjadi sangat menguntungkan, atau mungkin mendatangkan keuntungan lainnya bagi perusahaan.
- Mengurangi Risiko
Cara mengendalikan risiko lainnya ialah melakukan pengurangan.
Jika kamu tidak bisa menghilangkan seluruh aktivitas, pendekatan umum yang bisa diambil adalah mengurangi risiko yang berkaitan dengan itu.
Jadi, cobalah mengambil langkah untuk membuat hasil negatif lebih sedikit terjadi, atau meminimalkan dampaknya ketika risiko itu terjadi.
Apabila cara ini dilakukan dengan benar, kamu bisa mendapatkan hasil yang terbaik.
Namun bahayanya adalah kendali atas risiko bisa saja tidak efektif, dan perusahaan kamu berakhir dengan tetap menderita kerugian yang ditakutkan sebelumnya.
- Transfer Risiko
Jika kamu tidak ingin menanggung risiko tertentu, bisa coba mentransfer risiko tersebut ke pihak lain yang lebih mampu menghadapi risiko tersebut.
Jadi, kondisi perusahaan kamu tetap aman dari risiko yang berpotensi merugikan.
- Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko dilakukan untuk mencegah atau menurunkan probabilitas terjadinya risiko atau kejadian yang tidak diinginkan, sehingga bisnis tetap dapat berjalan.
- Pendanaan Risiko
Pendanaan risiko mempunyai arti bagaimana cara perusahaan dalam mendanai kerugian yang terjadi jika suatu risiko itu muncul.
Itu dia penjelasan seputar risk management atau manajemen risiko yang sebaiknya dikuasai oleh setiap pebisnis dalam mengelola usahanya.
Pastikan kamu selalu membuat perencanaan yang efektif untuk mengendalikan risiko usaha agar aktivitas operasional tetap berjalan lancar dan kerugian dapat diminimalisir.
Meskipun prosesnya tidak instan, tetapi setiap tahap pengelolaan risiko ini memiliki manfaat untuk keberlangsungan usaha kamu.