Malware dan virus adalah ancaman utama perangkat komputer dan website toko online. Apa perbedaan keduanya dan bagaimana mencegahnya?
Istilah malware dan virus komputer tentunya sudah tak asing lagi. Sejak awal kamu menggunakan komputer, aplikasi yang wajib kamu miliki adalah anti-virus yang menjadi sistem pertahanan utama bagi komputer.
Komputer yang tidak mempunyai anti-virus cenderung lebih mudah terinfeksi oleh malware atau virus, sebab tidak adanya kemampuan untuk mendeteksi ancaman yang masuk.
Jika komputermu sudah dimasuki virus, kinerja komputer akan terganggu. Mulai dari mengalami hang, blank screen, bug, aplikasi yang eror, hingga rusaknya sistem operasi dan perangkat keras.
Bagi bisnis, dampaknya tentu saja sangat fatal, komputermu tidak akan bisa digunakan lagi dan butuh biaya service yang cukup mahal.
Baca Juga: 8 Kegunaan Internet untuk Pengusaha, Tingkatkan Produktivitas Bisnis
Ironisnya, data pribadimu juga dapat dicuri. Tentunya ini merupakan dampak terburuk dari komputer yang terinfeksi virus atau malware.
Baik malware maupun virus, keduanya sering dianggap sama. Namun, sebenarnya ada sedikit perbedaan antara keduanya. Lantas, mana yang lebih berbahaya?
Memahami Definisi Malware
Mengutip dari Cisco, malware atau malicious software mengacu pada perangkat lunak pengganggu yang dikembangkan oleh penjahat dunia maya (hacker) untuk mencuri data dan merusak atau menghancurkan komputer dan sistem komputer.
Sementara itu, menurut Malwarebytes, malware, atau “perangkat lunak berbahaya,” adalah istilah umum yang menjelaskan program atau kode berbahaya apa pun yang berbahaya bagi sistem komputer.
Malware dapat mengganggu dan sengaja berupaya menyerang, merusak, atau menonaktifkan komputer, sistem komputer, jaringan, tablet, dan perangkat seluler.
Perangkat lunak berbahaya ini seringkali dengan mengambil kendali perangkat. Seperti flu pada manusia yang dapat mengganggu fungsi normal tubuh.
Motif di balik software berbahaya ini dapat bervariasi. Malware dapat dibuat untuk menghasilkan uang dengan menyabotase kemampuanmu untuk menyelesaikan pekerjaan, membuat pernyataan politik yang negatif, atau hanya keeisengan orang tak bertanggung jawab saja.
Meskipun malware tidak dapat merusak perangkat keras fisik sistem atau peralatan jaringan, malware dapat mencuri, mengenkripsi, atau menghapus datamu.
Program ini juga dapat mengubah atau membajak fungsi komputer dan memata-matai aktivitas komputermu tanpa izin.
Baca Juga: 8 Manfaat IoT, Internet of Things bagi Bisnis
Malware VS Virus Komputer
Seperti dikutip dari Fortinet, Virus komputer adalah jenis perangkat lunak berbahaya atau malware yang menyebar antar komputer dan menyebabkan kerusakan pada data dan perangkat lunak.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa virus merupakan salah satu bentuk malware.
Penyebutan malware akan lebih tepat untuk menggambarkan program yang berbahaya. Sementara itu, virus merupakan bentuk perangkat lunak berbahaya yang lebih spesifik.
Virus komputer bertujuan untuk mengganggu sistem, menyebabkan masalah operasional, dan mengakibatkan hilangnya atau kebocoran data.
Hal utama yang perlu diketahui tentang virus komputer adalah bahwa virus dirancang untuk menyebar ke seluruh program dan sistem.
Virus komputer biasanya menempel pada file host yang dapat dibuka, yang mengakibatkan kode virus tersebut tersebar ketika file dibuka.
Kode kemudian menyebar dari dokumen atau perangkat lunak yang didapatkan melalui internet, drive, aplikasi berbagi file, atau lampiran email yang terinfeksi.
Ada beberapa jenis virus komputer yang dapat menginfeksi perangkat, yaitu:
1. Resident Virus
Virus ini menyebar sendiri dengan menginfeksi aplikasi pada komputer. Virus ini dapat menginfeksi sebuah aplikasi saat dibuka oleh pengguna.
Virus non-residen mampu menginfeksi file bahkan ketika aplikasi tidak sedang berjalan.
2. Multipartite Virus
Virus ini menggunakan beberapa metode untuk menginfeksi dan menyebar ke seluruh komputer. Virus ini biasanya akan tetap berada di memori komputer untuk menginfeksi hard disk, kemudian menyebar dan menginfeksi lebih banyak drive dengan mengubah konten aplikasi.
Hal ini mengakibatkan kelambatan performa dan penurunan kapasitas memori komputer.
Multipartite virus dapat dihindari dengan tidak membuka file dari sumber yang tidak tepercaya dan dengan menginstal perangkat lunak antivirus tepercaya.
Baca Juga: 7 Cara Mendapatkan Uang dari Internet, Yuk Coba!
Jenis-Jenis Malware dan Cara Mencegahnya
Menurut data Deep Instinct, serangan malware sedang meningkat, terutama setelah pandemi. Rupanya, tak hanya virus corona saja yang menyebar dengan cepat. Serangan malware meningkat hingga 358% dari tahun ke tahun pada 2020.
Serangan tersebut meningkat karena ada banyak pekerja yang bekerja dari rumah dan tanpa perlindungan jaringan perusahaan. Sangat mungkin karyawan dengan tidak sengaja mengunduh malware yang dapat merusak sistem komputer.
Semua malware dapat digunakan untuk mencuri data, kata sandi, informasi keuangan, atau rahasia perusahaan. Ada beberapa jenis serangan malware yang sering terjadi, yaitu:
1. Adware
Adware adalah iklah yang berbahaya, namun tidak dapat merusak jaringan komputer. Dikatakan berbahaya sebab iklan spam ini akan muncul terus menerus ketika kamu sedang bekerja atau membuka sebuah halaman web.
2. Virus
Seperti dijelaskan sebelumnya, virus adalah jenis ancaman yang sering menginfeksi komputer. Solusinya adalah dengan memasang perangkat antivirus dan rutin memperbaruinya.
3. Worm
Worm dapat menyebar ke perangkat atau sistem lain. Namun, worm tak dapat menginfeksi program lain. Untuk melindungi perangkat, kamu bisa memasang firewall terbaru.
4. Trojan
Trojan dapat menyamar menjadi program biasa yang aman, namun sebenarnya berbahaya. Trojan dapat menyebar ketika sebuah aplikasi berbahaya dibuka oleh pengguna.
Cara mencegahnya adalah menghindari memasang aplikasi dari sumber yang tidak terpercaya.
5. Ransomware
Ransomware dapat mengenkripsi data dari sebuah perangkat dan meminta tebusan agar si peretas mendapat bayaran.
Jika tebusan tidak segera dibayar, maka peretas akan mengancam untuk menghapus atau menyebarkan data tersebut.
Baca Juga: 7 Contoh Blog Bisnis Profesional untuk Meningkatkan Kredibilitas Usaha
Dampak Malware Terhadap Website Bisnis
Jika website bisnismu terinfeksi malware, maka reputasi, lalu lintas situs web, dan/ atau pendapatan bisnismu kemungkinan akan terdampak.
Jika situs web terinfeksi malware, aktivitas mencurigakan atau tanda-tanda malware di situs kamu dapat membuat situs tampak tidak dapat dipercaya, merusak reputasi situs, dan mencegah pengunjung untuk datang kembali.
Menurut laporan Site Lock, 65% pelanggan yang datanya dicuri menolak untuk kembali ke situs yang sama. Beberapa efek malware yang sangat merugikan yaitu berdampak pada defacement, backdoor, redirect, dan serangan spam SEO.
Defacements terjadi ketika peretas mengubah tampilan situsmu. Mereka dapat menambahkan gambar eksplisit atau teks ofensif ke beranda web untuk mengikis kepercayaan konsumen.
Backdoor seringkali lebih sulit dikenali daripada defacements, karena backdoor dibangun untuk berbaur dengan kode situs web. Backdoor memungkinkan peretas mengakses situsmu secara teratur, kemudian mencuri, mengekspos data pelanggan, dan mengubah tampilan situs web.
Kemudian redirect, serangan ini dapat mengalihkan pengunjung situsmu ke situs berbahaya lainnya. Sebagai contoh, pernahkah kamu mencoba mengunduh lagu di sebuah situs, namun ketika mengklik download justru kamu diarahkan ke situs yang tak dikenal?
Kasus tersebut merupakan contoh dari serangan redirect. Pada akhirnya, maleware dapat merusak SEO situs web dengan memasukkan ribuan backlink dan kata kunci yang tidak penting.
Itulah penjelasan tentang malware dan ancamannya terhadap website toko online. Yuk, gunakan situs yang terpercaya dan memiliki sistem keamanan yang kuat!