Fair value merupakan istilah yang banyak digunakan dalam dunia akuntansi. Apa itu fair value?
Fair value atau nilai wajar adalah estimasi harga suatu aset, barang, atau jasa yang dimaksudkan untuk mewakili estimasi biayanya secara akurat.
Dengan begitu, kamu bisa menentukan harga produk yang disepakati oleh pembeli dan penjual.
Selain itu, nilai wajar termasuk indikator penting untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan yang dilihat dari laporan keuangannya.
Lebih lanjut, berikut penjelasan seputar fair value yang perlu kamu ketahui.
Baca Juga: Hal-hal yang Memengaruhi Present Value, Begini Cara Menghitungnya
Hierarki Fair Value
Dalam penerapannya, fair value dihitung menggunakan prinsip PSAK 86 yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI).
Untuk meningkatkan konsistensi dan keterbandingan dalam pengukuran fair value dan pengungkapan yang terkait, PSAK 68 menetapkan hierarki fair value yang mengategorikan input dalam tiga level.
Bagi kamu yang belum tahu, input adalah asumsi yang akan digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga aset atau liabilitas. Input tersebut dikategorikan dalam tiga level hierarki nilai wajar, yaitu:
1. Input Level 1
Harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik yang dapat diakses entitas pada tanggal pengukuran.
2. Input Level 2
Input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Level 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung atau tidak langsung.
Definisi ini mencakup harga aset atau kewajiban untuk barang serupa di pasar aktif, barang yang identik atau serupa di pasar yang tidak aktif, input selain harga kuotasian, seperti risiko kredit, tingkat gagal bayar, dan suku bunga, atau input yang berasal dari korelasi dengan data pasar yang dapat diamati.
3. Input Level 3
Input yang tidak dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas.
Hierarki fair value atau nilai wajar memberikan prioritas tertinggi kepada harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (input Level 1). Dan prioritas terendah jatuh pada input yang tidak dapat diobservasi (input Level 3).
Maksud umum dari hierarki ini adalah untuk memandu akuntan melalui serangkaian alternatif penilaian, di mana solusi yang mendekati Level 1 lebih disukai daripada Level 3.
Teknik penilaian yang digunakan dalam mengukur nilai wajar memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobservasi yang relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi.
Dalam pengukuran nilai wajar, karakteristik aset atau liabilitas (seperti kondisi dan lokasi, dan pembatasan) diperhitungkan jika karakteristik tersebut dipertimbangkan oleh pelaku pasar (market participants) pada tanggal pengukuran.
Baca Juga: Pentingnya Brand Value untuk Menakar Nilai Perusahaan
Jenis Pendekatan Fair Value
Untuk dapat mengukur nilai wajar, kamu bisa menggunakan beberapa jenis pendekatan di bawah ini:
1. Pendekatan Nilai Pasar
Ini merupakan pendekatan untuk menghitung fair value yang paling sederhana dan efektif.
Dengan pendekatan nilai pasar, kamu bisa memperkirakan nilai wajar menggunakan perbandingan informasi yang ada.
Kamu juga bisa memanfaatkan harga yang berkaitan dengan transaksi pasar aktual untuk aset dan liabilitas yang sama atau pun serupa demi memeroleh fair value.
2. Pendekatan Estimasi Arus Kas
Ada juga pendekatan estimasi arus kas atau pendapatan perusahaan di masa yang akan datang.
Dalam hal ini, kamu perlu menyesuaikan dengan tingkat diskonto yang mampu mewakili nilai waktu uang dan juga risiko arus kas yang tidak tercapai. Jadi, bisa memeroleh nilai saat ini yang didiskontokan.
3. Pendekatan Biaya
Terakhir, menggunakan pendekatan biaya. Dengan menggunakan pendekatan biaya, kamu bisa menghitung fair value untuk aset yang memiliki nilai variabel berubah.
Hasil perubahan tersebut dapat dievaluasi berdasarkan strategi perubahan biaya yang memengaruhi nilainya.
Nantinya, nilai wajar bisa dihitung dengan cara memanfaatkan nilai yang telah ditetapkan dan perubahan nilai yang diharapkan karena adanya variabel baru.
Baca Juga: Depresiasi adalah Penyusutan Aset Bisnis, Ini 5 Cara Menghitungnya!
Cara Menghitung Fair Value
Lantas, bagaimana cara menghitung nilai wajar atas suatu aset, barang, atau jasa? Berikut langkah-langkahnya yang perlu kamu pahami:
1. Menghitung Informasi yang Sebanding
Ini merupakan metode perhitungan yang paling mudah untuk dilakukan. Dalam hal ini, kamu mungkin bisa menggunakan perbandingan harga dari kompetitor yang ada di pasar.
Jadi, kamu bisa mendapatkan nilai wajar atas suatu aset, barang atau jasa dengan cara melakukan perbandingan harga di beberapa toko. Baik secara online maupun offline.
Kemudian, kamu dapat mengambil harga rata-rata yang ada untuk menentukan nilai wajar.
2. Menghitung Arus Kas
Selanjutnya, kamu bisa coba menentukan nilai wajar menggunakan perhitungan arus kas.
Biasanya dalam investasi, perhitungan arus kas ini harus dilakukan selama satu tahun sekali dan dilakukan secara rutin setiap tahunnya.
Untuk melakukannya, kamu perlu menghitung arus kas terhadap masing-masing pengeluaran potensial dari suatu investasi. Misalnya bunga yang dibayar untuk mengamankan suatu pembelian.
Nah, dengan melakukan pengambilan nilai yang dihasilkan serta melakukan pengurangan terhadap biaya awal suatu investasi, maka fair value untuk investasi tersebut bisa ditentukan.
3. Mengubah Perhitungan dari Suatu Penilaian
Cara ini bisa dilakukan apabila suatu aset mengalami perubahan nilai. Caranya ialah dengan menilai hasil dari terjadinya perubahan status serta bagaimana perubahan tersebut akan berpengaruh terhadap nilai.
Baca Juga: Apa Saja yang Termasuk Aset Tetap? Ini Penjelasan Lengkapnya
Manfaat Penggunaan Fair Value
Dengan fair value, kamu bisa melakukan peninjauan laporan keuangan yang lebih akurat. Oleh karenanya, nilai wajar dijadikan sebagai standarisasi akuntansi yang populer.
Selain itu, manfaat lain dari perhitungan nilai wajar di antaranya:
1. Keuangan Lebih Transparan
Penggunaan nilai wajar dalam menyusun laporan keuangan membuatnya jauh lebih transparan. Tentu saja, hal ini berguna untuk berbagai pemangku kepentingan perusahaan.
Mulai dari calon investor, vendor, dan pihak yang memberikan pinjaman kepada perusahaan kamu.
Dengan informasi yang transparan, mereka akan lebih percaya menanamkan modalnya ke perusahaanmu.
2. Sumber Informasi Tepercaya
Laporan keuangan yang menggunakan perhitungan nilai wajar akan menjadi sumber informasi keuangan tepercaya bagi perusahaan.
Jadi, perusahaan bisa menentukan keputusan bisnis dengan lebih akurat berdasarkan data keuangan yang telah diverifikasi dan tidak bias.
Dibandingkan dengan pendekatan akuntansi lainnya, perhitungan nilai wajar bisa meningkatkan potensi informasi dari laporan keuangan perusahaan.
Sebuah laporan keuangan rinci mengharuskan perusahaan untuk memberikan informasi yang signifikan mengenai teknik yang digunakan, perkiraan yang dibuat, eksposur risiko, sensitivitas terkait, dan masalah lainnya. Dengan menghitung nilai wajar, laporan keuangan pun bisa memberikan informasi yang dapat dipercaya dan lebih akurat.
Baca Juga: 3 Cara Membuat Analisis Value Chain pada Bisnis
3. Bisa Diaplikasikan secara Universal
Dalam sebuah perusahaan, ada banyak sekali aset berbeda yang dimiliki dan dibukukan. Mulai dari barang berwujud, hingga tidak berwujud.
Setiap jenis aset tersebut memiliki cara perhitungan yang berbeda. Namun dengan menggunakan fair value, kamu bisa menghitung nilai wajar dari setiap aset dengan cara yang tepat dan hasil akurat.
Sebab, cara perhitungannya bisa diaplikasikan dengan universal terhadap berbagai jenis aset.
4. Perkiraan yang Lebih Akurat
Fungsi lainnya dari perhitungan nilai wajar ialah membantu kamu untuk membuat perkiraan secara lebih akurat.
Hal ini karena nilai wajar memiliki sifat dinamis yang mampu beradaptasi dengan realitas di pasar aset.
Dengan begitu, kamu bisa memperkirakan nilai total perusahaan saat ini secara lebih akurat.
Baca Juga: Agunan Adalah Aset Jaminan Pinjaman, Ini 5 Jenisnya!
5. Estimasi Pendapatan Terbaik
Melakukan perhitungan nilai wajar terhadap aset yang ada saat ini akan membantu kamu dalam membuat estimasi pendapatan terbaik di masa depan.
Jadi, kamu bisa mengembangkan rencana keuangan secara lebih terarah. Pada akhirnya, hal ini akan membantu melindungi perusahaan kamu dari efek negatif defisit tidak terduga akibat proyeksi keuangan yang tidak akurat.
6. Memberikan Informasi Nilai Nyata Aset
Dengan melakukan perhitungan nilai wajar atas suatu aset, kamu bisa mengetahui seberapa besar nilai nyata dari aset tersebut.
Kamu pun bisa mengetahui informasi nilai nyata aset saat ini dan membuat perkiraannya di masa yang akan datang.
Baca Juga: 10 Cara Meningkatkan Nilai Jual Produk Agar Bisnis Bisa Bersaing
Itu dia penjelasan seputar fair value atau nilai wajar dari suatu aset. Semoga informasinya bermanfaat, ya.