Brand evangelist memiliki peran yang penting untuk meningkatkan pemasaran dan penjualan. Bagaimana cara kerjanya?
Pernahkah kamu mendengar strategi pemasaran mulut ke mulut atau word of mouth? Bisa dibilang, ini merupakan strategi pemasaran paling jadul, tetapi juga paling efektif.
Ketika temanmu menggunakan sebuah produk kemudian menjelaskan keunggulan dan manfaat yang Ia rasakan, besar kemungkinan kamu akan tertarik untuk mencoba dan membeli produk tersebut.
Melansir SocialMediaToday, word of mouth marketing tidak berhenti hanya setelah satu interaksi saja.
Satu orang biasanya akan memberi tahu orang lain, dan orang itu akan memberi tahu orang lainnya, kemudian orang itu akan melanjutkan rantai dan menyebarkan berita lebih jauh.
Teknik pemasaran ini dilakukan tanpa sadar oleh pelanggan kepada calon pelanggan lain atas dasar pengalaman dan kepuasannya terhadap sebuah brand.
Berkaitan dengan itu, ada teknik pemasaran lain yang berada satu tingkat di atasnya, yakni brand evangelist.
Mereka yang termasuk dalam brand evangelist merupakan pelanggan yang sangat mencintai sebuah merek dan ikut mengajak orang lain untuk menggunakannya.
Baca Juga: Apa Itu Affiliate Marketing? Cek Teknik Pemasaran Online Ini
Pengertian Brand Evangelist
Menurut ActiveCampaign, brand evangelist adalah pelanggan yang sangat mencintai suatu merek sehingga mereka secara teratur mempromosikannya kepada orang lain.
Evangelist sering mempromosikan produk melalui akun media sosial.
Pelanggan potensial seringkali lebih mempercayai pemasaran dari mulut ke mulut ketimbang iklan tradisional, hal ini menjadikan evangelist sebagai aset berharga bagi perusahaan.
Pasalnya, ketika seseorang melihat orang lain yang menggunakan suatu produk dan terbukti kualitasnya, keinginan untuk membeli akan lebih besar.
Sebab, kualitas produk akan dibuktikan berdasarkan pengalaman pengguna lain, bukan sekedar iklan.
Secara tidak langsung, mungkin kamu juga pernah jadi bagian dari evangelist suatu brand.
Sebagai contoh, mungkin kamu menyukai menu ayam geprek dari brand kuliner tertentu. Saking sukanya, kamu sampai mengunggahnya ke media sosial dan memberikan ulasan.
Secara tidak langsung, tindakanmu dapat memicu rasa penasaran orang lain untuk ikut mencicipinya. Alhasil, jaringan pemasaran ini akan terus berlangsung selama masih ada pelanggan setia suatu brand.
Contoh lainnya adalah produk iPhone, ada banyak pengguna yang tanpa disadari termasuk dalam evangelist produk Apple.
Ketika kamu melihat konten Reels atau TikTok dari pengguna iPhone, kamu tentu akan tertarik karena kualitas video dan gambar yang stabil dan jernih. Alhasil, muncul keinginan untuk memiliki iPhone.
Menariknya, sekali menggunakan iPhone, kamu mungkin akan semakin penasaran untuk mencoba produk lain atau versi iPhone terbaru.
Dalam hal ini, brand evangelist bekerja dengan baik untuk memanfaatkan keberadaan fans sebuah brand untuk melakukan pemasaran dari mulut ke mulut.
Baca Juga: Apa Itu Single Level Marketing? Berikut Cara Menerapkannya
Pentingnya Strategi Brand Evangelist
Melansir dari Zendesk, dalam ilmu ekonomi dikenal istilah self-signaling. Konsep ini menggambarkan perilaku konsumen untuk mengambil tindakan guna memperkuat ide-ide tentang diri sendiri.
Seringkali, konsumen membeli produk-produk tertentu dari merek yang mereka kagumi karena meyakini bahwa kualitas merek tersebut akan mewakili kualitas diri.
Sebagai contoh, brand Apple dikenal mewah dan prestise. Banyak orang yang memiliki iPhone merasa bahwa image dan prestise dirinya akan ikut naik, seiring tingginya kesan mewah dari iPhone.
Alhasil, tanpa disadari mereka menjadi bagian dari evangelist Apple. Lantas, apa saja alasan yang membuat orang-orang secara alami cocok untuk menjadi brand evangelist?
- Being a maven – maven adalah sebutan bagi seseorang yang mengetahui hal-hal yang tidak dimiliki orang lain. Seorang maven secara intrinsik merasa termotivasi karena mereka suka memberi tahu orang-orang di lingkaran sosial mereka tentang hal-hal baru atau eksklusif yang berkaitan dengan suatu merek. Maven adalah orang yang pertama kali tahu tentang perkembangan suatu merek, misalnya mengetahui perilisan produk baru.
- Being discerning – seseorang terkadang ingin terlihat lebih cerdas atau lebih pintar dari orang lain pada umumnya, terutama menyangkut sebuah brand. Dalam hal ini, brand evangelist akan membantu orang lain dengan memberi tips tentang suatu produk. Baik tips pembelian, penggunaan, maupun perawatan.
- Being values-driven – jika sebuah perusahaan memiliki nilai-nilai yang jelas, sangat mungkin menarik perhatian pelanggan yang memiliki nilai yang sama. Misalnya, sebuah brand memiliki prinsip zero waste dan ramah lingkungan, maka orang-orang dengan prinsip hidup yang sama sangat mungkin menjadi penggemar brand tersebut.
Secara teknis, semua orang bisa menjadi brand evangelist. Termasuk karyawan perusahaan, pelanggan, hingga mitra bisnis lainnya.
Baca Juga: Ini 4 Strategi Defensive Marketing untuk Pertahankan Posisi Perusahaan di Pasar
Kelebihan Brand Evangelist
Berikut berbagai kelebihan evangelist yang bisa dirasakan oleh perusahaan:
1. Lebih Terpercaya
Dengan teknik pemasaran ini, kamu bisa membangun kepercayaan pelanggan terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.
Sebab, evangelist marketing terjadi ketika pelanggan merasa puas atas produk yang dipasarkan, mereka pun akan mempercayai perusahaan/merek tersebut.
Kemudian, apabila Ia merekomendasikan produk itu pada orang lain, ini juga akan menciptakan kepercayaan merek secara lebih luas.
HubSpot pun menunjukkan fakta bahwa sekitar 75% orang tidak percaya iklan, tetapi 90% di antaranya mempercayai saran dari keluarga dan teman dan 70% mempercayai ulasan pelanggan.
2. Membangun Identitas Merek
Jika kamu baru membangun suatu usaha, evangelist marketing mungkin bisa menjadi salah satu strategi pemasaran yang bisa dilakukan.
Dilansir dari laman Chron, pemasaran dari mulut ke mulut dapat menciptakan perasaan positif tentang produk dan layanan, yang pada akhirnya membantu perusahaan dalam membangun merek.
Jadi, penggunaan evangelist marketing yang tepat bisa menempatkan perusahaan baru dan yang lebih kecil untuk sejajar dengan perusahaan yang lebih besar dan lebih mapan.
3. Bisa Dilakukan Secara Gratis
Meningkatkan kepercayaan pelanggan akan memberikan peluang bagi suatu perusahaan untuk meningkatkan penjualan.
Di samping itu, evangelist marketing juga tak membutuhkan biaya yang banyak, sehingga dapat menghemat pengeluaran untuk iklan. Pasalnya, strategi ini hanya mengandalkan pengalaman pelanggan.
Meski demikian, perusahaan perlu memperhatikan hal lain jika ingin memanfaatkan evangelist marketing dalam jangka panjang. Salah satunya dengan selalu mengapresiasi pelanggan.
Baca Juga: 6 Manfaat Content Placement dalam Digital Marketing
Tips Membangun Brand Evangelist
Setelah memahami pengertian dan keunggulan brand evangelist, berikut beberapa tips membangun evangelist yang dirangkum dari DotNext.
1. Membentuk Filosofi Brand
Brand evangelist muncul dari ikatan emosional yang kuat antara pelanggan dengan brand yang memiliki nilai tertentu.
Nilai atau filosofi merek yang baik tentunya akan mempermudah kamu mendapatkan brand evangelist.
Pilihlah filosofi yang memiliki nilai yang baik dan bersifat universal sebagai nilai dasar brand kamu, namun dikemas dalam format yang unik dan menarik.
2. Bangun Komunikasi Personal
Sebuah hubungan antara brand dan konsumen, tentunya bisa terjalin dengan adanya komunikasi yang kuat.
Maka dari itu, kamu perlu berkomunikasi dengan konsumen maupun calon konsumen secara personal.
Dengan adanya media sosial, kamu bisa melakukan hal tersebut dengan mudah.
Misalnya, kamu bisa membalas setiap komentar ataupun pesan masuk yang dikirim oleh konsumen, termasuk melibatkan konsumen dengan kegiatan tertentu.
3. Bentuk Komunitas DIgital
Dengan adanya era digital saat ini, kamu bisa memanfaatkannya untuk mendapatkan brand evangelist.
Salah satu caranya adalah dengan membuat komunitas online dari pecinta brand atau bisnis kamu. Dengan adanya komunitas, akan membuat konsumen menjadi lebih dekat dengan brand.
Hal tersebut tentunya bisa meningkatkan hubungan yang terjalin antara brand dengan konsumen.
Sebagai contoh, komunitas IbuSibuk yang merupakan bagian dari platform Orami.
Komunitas ini menghubungkan brand/pegiat usaha dengan ribuan nano dan micro influencers yang siap mempromosikan produkmu di berbagai media sosial.
Itulah penjelasan tentang strategi brand evangelist yang menarik untuk kamu coba. Semoga informasi ini membantu!