Dalam memasarkan produk dan jasamu, ada sejumlah jenis strategi marketing yang bisa kamu terapkan, salah satunya defensive marketing.
Mengutip dari Indeed, defensive marketing adalah strategi yang berfokus untuk melindungi bisnis perusahaan agar tidak kehilangan pelanggan karena pesaing.
Strategi ini digunakan para pemimpin industri untuk mempertahankan posisi mereka saat ini di dalam pasar.
Dengan defensive marketing, perusahaan bekerja untuk mempertahankan profitabilitas, posisi pasar, kepercayaan pelanggan, dan saham mereka terhadap kompetitor baru atau yang sudah ada.
Strategi ini memungkinkan perusahaan untuk melindungi pelanggan yang sudah ada, memperluas jangkauan pasar, dan mengalahkan pesaing untuk melindungi bisnis.
Nah, seperti apa strategi defensive marketing selengkapnya, simak penjelasan di bawah ini, ya!
Baca Juga: 9 Strategi Online to Offline Marketing untuk Tingkatkan Penjualan!
Strategi Defensive Marketing
Setidaknya ada empat jenis strategi defensive marketing yang bisa diterapkan. Strategi mana yang tepat, tergantung dari bagaimana kondisi perusahaan kamu.
Menurut Harvard Business Review, strategi defensive marketing dapat dikategorikan berdasarkan tujuan kamu.
Apakah strategi kamu dirancang untuk mempertahankan pelanggan atau hanya untuk memperlambat laju peralihan mereka ke pesaing baru?
Selain itu, strategi ini juga dapat dikategorikan berdasarkan cara untuk mencapai tujuan tersebut. Misalnya, apakah strategi berfokus pada kekuatanmu atau pada kekuatan yang dirasakan ada pada kompetitor?
Nah, dengan berbagai pertimbangan tersebut, kamu bisa menerapkan satu atau beberapa strategi di bawah ini.
1. Strategi Positif
Dengan menggunakan strategi ini, artinya kamu memilih memanfaatkan kekuatan merek kamu dan mempertahankan pelanggan.
Melalui strategi defensif ini, kamu akan fokus menekankan keuntungan produk atau jasa kamu tanpa terlalu memperhatikan kompetitor. Retensi pelanggan menjadi tujuan utamamu.
2. Strategi Paritas
Dengan strategi ini, kamu berupaya mengurangi kekuatan kompetitor sebagai cara kamu melakukan retensi pelanggan.
Untuk mempertahankan pelanggan, kamu mencoba mencocokkan, menetralkan, atau menumpulkan keuntungan produk dan layanan yang ditawarkan oleh kompetitor.
3. Strategi Inersia
Ketika melakukan strategi inersia, kamu akan lebih menonjolkan kekuatan perusahaanmu sebagai upaya untuk memperlambat laju kehilangan pelanggan.
Di titik ini, kamu mengakui bahwa sejumlah pelanggan akan beralih ke penawaran lain yang lebih menarik dari kompetitor atau pendatang baru.
Untuk mengantisipasinya, kamu bisa menawarkan peningkatan produk atau layanan yang akan menunda peralihan mereka ke merek lain.
Tekankan bahwa pelanggan akan kehilangan manfaat besar dari produk atau layananmu ketika mereka beralih ke merek lain.
4. Strategi Perlambatan
Retarding strategy atau strategi perlambatan merupakan metode yang digunakan untuk mengurangi kekuatan kompetitor sebagai cara memperlambat laju kehilangan pelanggan.
Strategi ini ada dengan mindset bahwa beberapa pelanggan akan pergi karena keuntungan yang ditawarkan pendatang baru.
Sama seperti strategi inersia, kamu akan menawarkan peningkatan produk atau layanan untuk menunda peralihan pelanggan.
Namun kamu akan lebih menekankan bahwa manfaat yang diperoleh dalam peralihan ke merek lain hanya berdampak kecil, sehingga percuma untuk pindah merek.
Baca Juga: 6 Manfaat Content Placement dalam Digital Marketing
Jenis-Jenis Defensive Marketing
Menurut Startup Talky, setidaknya ada tiga jenis defensive marketing yang dapat memberikan wawasan mendalam tentang aspek inti pemasaran defensif. Tiga jenis itu, yakni position defense, mobile defense, dan counter-offensive defense.
Pembagian jenis ini semata-mata didasarkan pada sarana yang diterapkan. Tiga jenis pemasaran ini dapat diterapkan secara individual pula, berdasarkan kebutuhan. Ini dia penjelasannya lebih lanjut.
1. Position Defense
Posisi yang ada dari masing-masing perusahaan di pasar harus dipertahankan dengan biaya berapa pun.
Salah satu strategi terpenting yang diterapkan, yaitu pendalaman semua hubungan lama demi kepuasan pelanggan.
Dengan cara ini, biasanya satu produk terlaris ditetapkan sebagai fokus utama. Oleh karena itu, parameter lain dimodifikasi agar sesuai dengan kondisi ekonomi sambil terus membangun nama merek.
Contohnya, merek mobil Mercedes lebih memilih untuk tetap pada rutinitas yang sama, terlepas dari upaya serupa yang dilakukan oleh Toyota. Pada akhirnya, standarnya tetap tinggi dan posisinya tidak anjlok sama sekali.
2. Mobile Defense
Pada jenis ini, banyak perubahan dilakukan agar tidak kehilangan posisi yang sudah diraih saat ini.
Perubahan tersebut termasuk memperluas target pasar, meningkatkan mekanisme promosi, menambahkan lebih banyak produk ke dalam katalog, dan mengubah segmen pasar setiap saat.
3. Counter-Offensive Defense
Ini bukan hanya jenis pemasaran eksklusif, tetapi juga cara lain untuk menggunakan strategi defensif.
Cara paling sederhana untuk mempertahankan posisi, yaitu dengan meniadakan berbagai upaya penurunan peringkat yang dilakukan oleh perusahaan kompetitor.
Terutama, serangan itu dihindari sedemikian rupa, sehingga menguntungkan bagi perusahaan. Harga diturunkan dan produk diperbaiki.
Contohnya, hampir semua merek kosmetik petahana memasukkan produk organik untuk menekan popularitas merek murni organik yang makin meningkat.
Ini dapat meningkatkan jangkauan pelanggan dan membantu perusahaan tumbuh pada saat yang bersamaan.
Baca Juga: Apa Itu Pemasaran Digital Marketing? Berikut Penjelasannya
Cara Menerapkan Defensive Marketing
Jika kamu tertarik menggunakan strategi defensive marketing untuk perusahaanmu, berikut ini ada beberapa kiat dalam cara menerapkannya.
Kamu perlu tahu bagaimana cara penerapan yang tepat untuk membantu perusahaanmu memaksimalkan kesuksesan.
1. Mengidentifikasi Kelemahan Perusahaan
Salah satu cara untuk menggunakan defensive marketing dengan efektif, yaitu menemukan kelemahan perusahaan sebelum kompetitor mengungkapkannya.
Pertimbangkan untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proses, riwayat, dan nilai perusahaanmu, sehingga kamu dapat menangani masalah apa pun.
Dengan mempersiapkan serangan sebelum terjadi, kamu dapat mengembangkan pertahanan yang lebih baik.
2. Lakukan Inovasi
Aspek penting lain dari defensive marketing yang sukses, yaitu tetap inovatif. Ini dapat melindungi perusahaanmu dari kompetitor karena kamu dapat mempertahankan posisi di puncak pasar.
Tetap inovatif dalam praktik bisnis juga dapat menyulitkan pesaing untuk mengantisipasi langkah perusahaanmu selanjutnya.
Cara penerapan sederhananya, yakni cari cara untuk meningkatkan layanan atau produk yang sudah ada.
Meningkatkan penawaran secara konsisten, dapat membantumu mempertahankan kepuasan pelanggan dan melindungi perusahaan dari teknologi atau penawaran baru kompetitor.
3. Fokus pada Pertumbuhan
Defensive marketing membantu memastikan bahwa perusahaan tetap relevan dan inovatif dalam praktik bisnis.
Cobalah untuk tidak merasa nyaman dengan kinerja perusahaan saat ini. Kamu harus senantiasa cari cara untuk mengembangkan operasi dan memperluas jangkauan pelanggan.
Cari peluang untuk memasukkan strategi, inisiatif, dan metode baru ke dalam praktik Anda.
4. Waspadai Aktivitas Kompetitor
Defensive marketing berfokus pada melindungi produk dan layanan dari serangan kompetitor. Untuk melakukan ini, penting untuk memantau kompetitor dengan cermat.
Kamu dapat menggunakan strategi penetapan harga untuk melindungi diri dari aktivitas kompetitor. Misalnya, kamu dapat menurunkan harga untuk mengalahkan harga kompetitor.
5. Edukasi Pelanggan tentang Kelebihan Perusahaanmu
Upaya penjangkauan pelanggan dapat menjadi sangat penting dalam defensive marketing.
Kompetitor mungkin mengincar kelemahan perusahaanmu, jadi imbangi upaya mereka dengan mengedukasi pelanggan tentang kelebihan perusahaanmu.
Memiliki reputasi positif di pasar dapat membantumu mempertahankan pelanggan yang sudah ada, membangun loyalitas merek, dan menarik perhatian pelanggan baru.
Baca Juga: 5 Manfaat Riset Kompetitor, Jangan Mau Kalah Saing!
Itulah penjelasan mengenai defensive marketing. Apakah kamu akan menerapkannya juga untuk mempertahankan posisi perusahaanmu di pasar?