Zero food waste merupakan upaya mengonsumsi makanan seefisien mungkin agar tidak ada bagian yang terbuang. Bagaimana cara menerapkannya?
Ketika kamu memasak makanan atau menyantap sebuah hidangan, berapa banyak sisa makanan yang terbuang? Alih-alih membuang sisa tulang atau bagian lain yang tak bisa ditelan, kamu justru membuang nasi dan lauk pauk lain karena kekenyangan.
Mirisnya, sebagian makanan yang terbuang bahkan masih dalam wujud bahan mentah. Kamu terlalu lama menyimpannya di dalam lemari pendingin, alhasil bahan makanan menjadi basi dan tak bisa dikonsumsi lagi.
Contoh di atas belum termasuk sisa makanan yang terbuang dari usaha kuliner. Banyak pembeli yang tidak menghabiskan makanannya. Alih-alih meminta untuk dibungkus atau dibawa pulang, sisa makanan tersebut justru dibuang.
Belum lagi jika ada usaha kuliner yang stok makanannya tidak terjual habis dan pada akhirnya harus “dimusnahkan”.
Padahal, masih banyak keluarga yang hingga artikel ini kamu baca, mereka masih hidup dalam kemiskinan. Sementara itu, rumah tangga dan restoran membuang berton-ton makanan yang begitu berharga.
Oleh karenanya, sudah saatnya prinsip zero food waste diterapkan oleh individu dan pengusaha kuliner. Bagaimana cara menerapkannya?
Baca Juga: Green Investment, Wujud Kontribusi Pemuda Untuk Lingkungan
Apa Itu Zero Food Waste?
Secara harfiah, zero food waste berarti mengolah makanan tanpa meninggalkan limbah atau bagian-bagian yang terbuang.
Gagasan zero food waste sama artinya dengan konsep pengurangan limbah tekstil, kosmetik, dan masih banyak lagi. Hanya saja, zero food waste fokus pada aksi pengurangan sisa makanan.
Melansir dari Escoffier School of Culinary Arts, memasak tanpa limbah artinya menggunakan setiap bagian sayur, buah, daging, dan bahan makanan apapun untuk membuat suatu hidangan.
Namun, bukan berarti kita harus memanfaatkan semua bahan makanan hanya untuk satu hidangan saja. Kamu bisa memanfaatkan bagian yang tak terpakai untuk satu hidangan dan membuatnya menjadi makanan lain.
Sebagai contoh, ikan bandeng bisa diolah menjadi pindang, gulai, dan berbagai menu olahan lainnya. Namun, bagian tulang dan duri ikan bandeng tentu tak bisa dihidangkan di dalam menu tersebut.
Sebagai solusi, kamu bisa memisahkan duri dan tulang ikan bandeng dan mengolahnya menjadi abon.
Seperti inovasi tiga mahasiswa Universitas Airlangga yang membuat produk Abon Bone menggunakan duri ikan bandeng. Aksi tersebut merupakan upaya nyata mewujudkan zero food waste sekaligus membuka lapangan kerja melalui produksi abon rumahan.
Dengan memanfaatkan semua bagian bahan makanan dan mengurangi limbah yang terbuang, kamu juga bisa ikut mengurangi terbuangnya sisa makanan yang amat berharga.
Memisahkan duri dan tulang ikan bandeng sebelum dimasak menjadi pindang merupakan langkah preventif untuk mencegah munculnya limbah tulang dan duri usai disantap.
Dengan begitu, para penikmat pindang bandeng pun akan lebih puas saat mengonsumsi makanannya karena bagian duri dan tulang sudah dibersihkan.
Baca Juga: Cara Menjaga Kelestarian Lingkungan bagi Bisnis, Cintai Alam!
Cara Menerapkan Zero Food Waste
Secara umum, menurut Healthline, ada tiga upaya zero food waste yang bisa kamu terapkan, yaitu:
- Reduce: Gunakan lebih sedikit bahan makanan dan kurangi bahan-bahan yang tidak perlu. Memasak dengan porsi yang pas agar tidak ada sisa makanan yang terbuang.
- Reuse: gunakan kembali sisa bahan makanan yang masih bisa diolah, seperti contoh kasus pindang bandeng sebelumnya.
- Recycle: sisa bahan makanan yang sudah tidak bisa digunakan lagi, bisa dimanfaatkan menjadi pupuk kompos sebagai nutrisi tanaman.
Walaupun cukup sulit melakukan upaya zero food waste, setidaknya, dengan mengurangi limbah makanan kamu bisa ikut berkontribusi dalam upaya mencintai lingkungan.
Selain tiga cara umum di atas, berikut contoh tindakan zero food waste sederhana yang bisa kamu atau bisnismu terapkan mulai hari ini!
1. Simpan Makanan Dengan Benar
Cara pertama yang paling penting namun sering diabaikan adalah menyimpan makanan dengan benar. Sebisa mungkin, jangan biarkan bahan makanan menjadi basi atau busuk.
Lemari es merupakan tempat yang paling ideal untuk menyimpan bahan makanan dan memperpanjang umur pakainya. Menyimpan makanan dengan benar akan membantu makanan kamu tetap segar dan bertahan lebih lama.
2. Atur Urutan Stok Makanan
Ketika menyimpan makanan di dalam kulkas atau lemari makanan, pastikan kamu menyusunnya sedemikian rupa sehingga bahan makanan yang sudah lebih dulu kamu simpan akan digunakan lebih awal.
Dengan begitu, kamu dapat memastikan bahwa bahan makanan yang lain akan digunakan dengan efisien dan tidak akan kadaluarsa karena terlalu lama disimpan.
Baca Juga: Green Business: Pengertian, Konsep, dan Contoh Produknya
3. Rencanakan Belanja Bulanan
Ketika membeli bahan makanan yang cepat basi atau busuk, pastikan kamu sudah membuat rencana belanja dengan benar.
Hal ini sebagai upaya zero food waste untuk mencegah adanya bahan makanan yang terbuang. Jika perlu, kamu juga bisa membuat rencana menu masakan yang akan kamu buat dan rincian bahan baku yang dibutuhkan.
4. Beli Langsung Dari Petani
Jika memungkinkan, mengapa tidak membeli langsung bahan makanan dari petani? Dengan begitu, kamu akan menerima buah, sayur, ikan, dan daging dalam kondisi yang masih segar.
Artinya, masa simpan bahan makanan tersebut akan lebih lama. Sebab, bahan makanan yang ada di swalayan sudah melalui proses distribusi yang panjang dan memangkas masa simpannya.
5. Perhatikan Saran Penyimpanan Makanan
Sebagian makanan kemasan mencantumkan saran penyimpanan. Misalnya, makanan harus disimpan di kulkas dalam suhu rendah. Sebagian lain menyarankan bahan makanan untuk disimpan dalam wadah khusus.
Petunjuk tersebut merupakan upaya dari produsen untuk mengingatkanmu agar menerapkan budaya zero food waste atas produk-produk yang kamu beli.
6. Jaga Kebersihan Bahan Makanan
Kebersihan bahan makanan dapat mempengaruhi masa simpannya. Kuman dan bakteri dapat membuat bahan makanan mudah membusuk, terutama pada daging dan buah.
Jika kamu baru saja membelah buah semangka dan tidak memakannya sampai habis, maka simpanlah bagian buah sisanya dalam lemari pendingin. Jika perlu, gunakan penutup khusus untuk menutupi bagian buah yang sudah terbuka untuk menghambat pembusukan.
Baca Juga: 10 Cara Menjalani Frugal Living, Berikut Manfaatnya
7. Manfaatkan Menjadi Kompos
Jika semua cara di atas masih menyisakan sisa makanan, maka kamu bisa mengubahnya menjadi pupuk kompos. Pupuk kompos bisa dibuat dari sampah rumah tangga, tanah, air, arang sekam, kapur, dan cairan pupuk EM4.
Kamu bisa mencampur semua sisa makanan, air, dan sekam dalam wadah besar yang sudah diisi tanah. Setelah dicampur dan disiram pupuk EM4, kamu bisa memindahkannya ke lahan atau taman rumahmu sebagai pupuk kompos.
Pastikan sisa makanan sudah tertutup tanah dengan merata agar tidak menimbulkan bau tidak sedap.
Itulah penjelasan tentang zero food waste dan cara menerapkannya sebagai aksi kepedulian terhadap lingkungan.