Buzzer dan influencer mungkin sudah tak asing lagi di telinga. Namun, apakah kamu sudah mengetahui apa saja perbedaan buzzer dan influencer?
Meski keduanya banyak digunakan untuk keperluan digital campaign, tetapi buzzer dan influencer merupakan istilah yang berbeda.
Namun sayangnya, masih ada beberapa orang yang salah kaprah sehingga keliru menyebut buzzer dan influencer sebagai satu istilah sama.
Walaupun begitu, buzzer dan influencer sama-sama memiliki peran penting dalam campaign di internet. Mereka bisa menyampaikan promosi dari brand ke lebih banyak audiens sehingga hasil campaign lebih maksimal.
Baca Juga: Apa Arti Influencer? Berikut Penjelasan dan Keuntungannya
Pengertian Buzzer dan Influencer
Sebelum mengetahui lebih jauh mengenai apa saja perbedaan buzzer dan influencer, kamu perlu memahami pengertian dari kedua istilah tersebut lebih dulu.
Buzzer berasal dari kata “buzz” yang artinya dengung atau desas-desus. Berdasarkan definisi tersebut, buzzer bekerja dengan cara menyampaikan informasi secara berulang sehingga menjangkau audiens lebih luas.
Sementara influencer berasal dari kata “influence“, yang artinya memengaruhi. Menurut pengertian, influencer berarti orang yang dapat memberikan pengaruh kepada audiens.
Dalam hal ini, followers yang ada di media sosial sang influencer tersebut. Beda dengan buzzer, seorang influencer biasanya telah memiliki kepercayaan dari followers-nya sehingga lebih mudah untuk yakin dan terpengaruh.
Baca Juga: Apa Itu Buzzer Media Sosial? Ini Perannya untuk Bisnis Online!
Perbedaan Buzzer dan Influencer
Lantas, bagaimana cara membedakan buzzer dan influencer yang tepat? Ini dia perbedaan buzzer dan influencer yang wajib kamu ketahui:
1. Jumlah Audiens
Perbedaan buzzer dan influencer yang pertama bisa kamu ketahui dari jumlah audiens atau followersnya.
Mengutip laman FroggyAds, buzzer tidak harus memiliki banyak pengikut. Hal ini karena buzzer memang bukanlah orang yang terkenal layaknya influencer. Jadi, siapa pun bisa menjadi buzzer.
Ketika menjalani tugasnya, buzzer dilakukan oleh beberapa orang atau dengan cara berkelompok. Jadi, sistem kerjanya berupa tim yang terdiri dari puluhan hingga ratusan orang.
Sementara itu, influencer biasanya memiliki jumlah followers yang cukup banyak, mulai dari ribuan hingga jutaan orang. Maka tak heran jika seorang influencer juga biasanya seorang publik figur yang terkenal.
Lain halnya dengan buzzer, influencer bisa bekerja seorang diri melalui satu akun media sosial yang mereka miliki.
2. Metode yang Digunakan
Perbedaan buzzer dan influencer selanjutnya bisa dilihat dari segi metode yang digunakan untuk melakukan promosi brand.
Biasanya, buzzer akan bekerja dengan cara memberikan informasi atau promosi beberapa kali hingga menjadi trending atau viral.
Dengan tujuan membuat banyak audiens membicarakannya di jagat maya sehingga akan lebih banyak lagi orang yang mengetahuinya.
Mengingat tujuannya untuk viral, maka buzzer bisa menggunakan beberapa akun media sosial untuk menyampaikan informasi atau promosi.
Maka dari itu, tak sedikit brand yang memanfaatkan jasa buzzer untuk keperluan brand awareness.
Sedangkan influencer biasanya memiliki karakter relevan dengan sebuah brand yang akan dipromosikan. Dengan begitu, audiens bisa merasakan dampaknya secara langsung.
Bekerja sama dengan influencer akan lebih cocok jika kamu ingin melakukan promosi untuk meningkatkan jumlah konversi.
Jika buzzer harus melakukan promosi berkali-kali, influencer tidaklah demikian. Seorang influencer biasanya hanya melakukan promosi satu hingga dua kali.
Namun, konten promosi yang mereka buat lebih detail. Dengan menjelaskan kegunaan, keunggulan, hingga cara penggunaan suatu produk.
Bahkan, influencer juga bisa memberikan beberapa alasan yang menjelaskan mengapa followers mereka harus membeli produk tersebut.
Jadi, audiens lebih teredukasi dan akan lebih yakin dalam membuat keputusan pembelian.
Baca Juga: 5 Manfaat Micro Influencer, Bisa Maksimalkan Marketing Bisnismu!
3. Tingkat Keterlibatan
Perbedaan buzzer dan influencer berikutnya, yakni diukur dari segi tingkat keterlibatan (engagement rate) yang diperoleh ketika melakukan promosi di media sosial.
Buzzer yang menyebarkan pesan penawaran secara berulang biasanya akan dihindari oleh audiens di media sosial.
Jadi, tingkat keterlibatan audiensnya cenderung lebih rendah. Meski begitu, bukan berarti audiens kehilangan minat terhadap produk yang dipromosikan.
Sebaliknya, audiens bisa saja melakukan riset secara lebih mendalam mengenai merek dan produk yang sering kali dibicarakan oleh buzzer di media sosial.
Sementara itu, tingkat keterlibatan audiens pada influencer umumnya akan lebih tinggi dibandingkan buzzer. Mengingat audiens yang menjadi followers sang influencer memiliki kepercayaan yang tinggi.
Selain itu, kedekatan influencer dengan audiensnya terasa lebih personal. Oleh karenanya, audiens memiliki tingkat keyakinan lebih tinggi dengan influencer media sosial.
Ketika influencer favorit mereka mempromosikan produk, kemungkinan followers untuk berinteraksi pun lebih besar.
Kemampuan komunikasi antara influencer dengan audiens inilah yang menjadi salah satu aspek penting untuk meningkatkan konversi.
Dengan begitu, audiens pun akan lebih mungkin untuk melakukan tindakan yang dikehendaki. Misalnya mengunjungi situs web untuk memelajari produk lebih lanjut, hingga melakukan pembelian di marketplace.
4. Indikator Keberhasilan
Indikator atau parameter keberhasilan campaign bisa menjadi salah satu perbedaan buzzer dan influencer lainnya yang perlu kamu ketahui.
Kinerja buzzer dalam pemasaran digital dapat dianggap berhasil apabila pesan penawaran yang disampaikan menjadi viral di jagat maya.
Dengan begitu, sebuah brand akan banyak diperbincangkan oleh pengguna media sosial.
Sementara itu, indikator keberhasilan seorang influencer dapat diukur dari jumlah konversi.
Intinya, baik buzzer dan influencer memiliki fokus dan tujuan yang berbeda saat digunakan dalam keperluan campaign media sosial.
Buzzer lebih fokus untuk menjangkau lebih banyak orang melalui pesan penawaran yang disampaikan. Sedangan influencer memiliki tujuan untuk memengaruhi audiens untuk melakukan sesuatu.
Baca Juga: 5 Cara Memilih Influencer yang Tepat untuk Bisnismu
Buzzer dan Influencer, Mana yang Harus Dipilih?
Setelah mengetahui perbedaan buzzer dan influencer, kamu mungkin tertarik memilih salah satunya untuk menunjang digital campaign.
Namun, manakah yang harus kamu pilih antara buzzer dan influencer? Tentu saja, kamu bisa menggunakan keduanya, tergantung pada kebutuhan campaign yang akan dibuat oleh merekmu.
Apabila kamu ingin meningkatkan brand awareness, menggunakan buzzer cenderung lebih efektif karena kekuatannya dalam menjadikan sesuatu untuk viral di media sosial.
Sementara itu, jika kamu ingin meningkatkan penjualan untuk menghasilkan pendapatan bisnis yang lebih besar, mungkin bisa menggunakan influencer.
Influencer yang telah dipercaya oleh ribuan atau jutaan followersnya akan lebih mungkin memengaruhi mereka untuk melakukan pembelian di toko kamu.
Pilihlah influencer dengan jumlah pengikut yang besar dan sesuai dengan target pasarmu. Jadi, kamu akan lebih mudah dalam menjangkau pelanggan potensial.
Misalnya jika kamu berbisnis di bidang kuliner, maka influencer yang memiliki ketertarikan terhadap makanan dan minuman, seperti food vlogger pasti akan lebih cocok.
Jangan lupa siapkan budget yang cukup sebelum melakukan kerja sama dengan influencer. Bicarakanlah setiap detail kontrak sebelum melakukan kerja sama sehingga masing-masing pihak terhindar dari potensi kerugian.
Setiap influencer memiliki peraturan berbeda. Jadi, kamu sebagai pihak brand perlu memahami dan menghormatinya sehingga proses kerja sama berjalan lancar dengan hasil optimal.
Baca Juga: Manfaatkan Marketing Tools sebagai Alat Krusial untuk Campaign
Itu dia beberapa perbedaan buzzer dan influencer yang perlu kamu ketahui. Semoga bermanfaat.