Pembuatan paving block mungkin terasa seperti tugas dalam pertukangan. Namun, siapa sangka bahwa usaha paving block ternyata bisa sangat menguntungkan.
Pasalnya, paving block sering kali dibutuhkan di daerah-daerah pengembangan perumahan atau pembangunan kawasan tertentu.
Paving block cenderung digunakan untuk jalan masuk di suatu perumahan atau kawasan, trotoar, teras, kawasan pejalan kaki, dan masih banyak lagi.
Memasang paving block di suatu kawasan bisa memberikan nuansa yang berbeda, apalagi jika memadukan bentuk yang beragam.
Kawasan tersebut bisa tampak lebih elegan ketimbang menggunakan aspal atau beton biasa sebagai pelapis tanah.
Modal yang dibutuhkan memang cukup besar. Namun kamu bisa menghasilkan omzet lebih besar lagi.
Penasaran bagaimana hitungannya? Simak terus artikel ini sampai akhir, ya!
Baca Juga: Ketahui 7 Jenis Pinjaman Modal Usaha dan Tips Memilihnya
Tips dan Strategi Memulai Usaha Paving Block
Sebelum beranjak pada hitung-hitungan modal dan keuntungan, mari pahami dahulu bagaimana cara memulai usaha paving block.
Berikut ini ada tips dan strategi memulai usaha paving block yang bisa menjadi panduanmu untuk memulai usaha ini.
1. Tentukan Lokasi
Pembuatan paving block membutuhkan lahan yang cukup luas. Hal ini karena kamu harus melakukan pencetakan dan pengeringan.
Kamu bisa memulai usaha ini dengan menyewa atau membeli sebidang tanah di lokasi yang menurutmu strategis.
Yang penting, lokasi usaha paving block ini tidak boleh berada di area rawa atau tergenang air. Hal tersebut dapat memengaruhi kualitas paving block.
Selain itu, area rawa dapat membuat mengemudi kendaraan dalam kondisi itu sangat sulit bagi pemasok dan pelanggan.
Pada lokasi tersebut, buatlah gudang kecil beratap menggunakan papan atau balok, tergantung dari modal yang kamu miliki.
Gudang ini berfungsi untuk menyimpan semen, sekop, gerobak sorong, dan peralatan lainnya.
Selain itu, buat pula area beratap lainnya untuk melakukan operasional usaha dengan menggunakan mesin dan peralatan.
Berbagai peralatan ini harus dilindungi dari hujan dan terik matahari. Kamu bisa hanya membuat kerangka dan atap saja, tanpa menambahkan dinding atau penutup samping.
Terakhir, pastikan lokasimu dapat diakses dengan mudah oleh mobil pick up, truk, dan alat transportasi besar lainnya.
2. Persediaan Air Harus Terjamin
Pada usaha paving block, pasokan air yang cukup besar memainkan peran penting. Air digunakan untuk mencampur pasir dan semen, membentuk balok, dan mengairi balok setiap hari sampai menjadi kuat.
Pastikan kamu memiliki sumber air yang terjamin setiap saat di lokasi kerjamu. Kamu bisa menggunakan air PAM atau menggali sumur untuk mendapatkan air tanah.
Jangan lupa pasang tangki air atau toren untuk menyimpan air persediaan. Jika di lokasimu sering hujan, kamu juga bisa memasang instalasi water harvesting.
Baca Juga: Berikut 7 Langkah Memulai Bisnis Fashion dari Rumah!
3. Kumpulkan Peralatan yang Dibutuhkan
Untuk operasional pembuatan paving block, kamu membutuhkan alat atau mesin cetak, alat pengaduk material, dan lain-lain. Jika hendak menjual lebih dari satu bentuk cetakan, kamu pun harus punya alat cetak yang beragam.
Selain itu, kamu juga membutuhkan generator untuk usaha paving block ini, jika mengandalkan mesin ketimbang alat manual.
Generator ini digunakan untuk memberi daya pada mesin cetak, mesin pengaduk, dan peralatan lainnya yang membutuhkan listrik.
Hal ini perlu kamu persiapkan agar usaha tetap berjalan meski terjadi pemadaman listrik.
Pastikan untuk mendapatkan generator yang tahan lama yang kedap suara, tidak selalu rusak, dan tidak banyak mengonsumsi solar.
Memiliki kendaraan juga penting bagi usaha paving block. Kamu membutuhkan truk atau setidaknya mobil pick up untuk memasok paving block kepada pelanggan.
4. Tambah Tenaga Kerja
Tergantung dari target produksi, jumlah tenaga kerja perlu disesuaikan. Jika kamu hendak meningkatkan kapasitas produksi, tentu kamu perlu menambah alat dan tenaga kerja.
Untuk usaha paving block standar, minimal kamu membutuhkan tenaga untuk operator mesin atau alat pencetak, pengaduk material, pengangkut barang, dan pengemudi.
Ada operator mesin atau tenaga pencetak paving block jika kamu masih menggunakan alat cetak manual. Adapun karyawan yang bertugas sebagai pengaduk, ia menggunakan mesin atau mengaduk campuran material secara manual.
Untuk membantu alur pekerjaan, ada pekerja yang mengangkut paving block hasil cetakan ke tempat pengeringan. Kemudian mengangkutnya ke gudang penyimpanan atau membuatnya ke dalam truk untuk distribusi ke pelanggan.
Kamu juga dapat mempekerjakan kasir atau supervisor jika kamu tidak berada di lapangan untuk mengawasi operasi sehari-hari.
Selain itu, kamu juga memerlukan pengemudi yang akan mengangkut paving block ke pelanggan di tempat yang berbeda. Ia harus ditemani satu orang lagi untuk memuat dan menurunkan paving block dari kendaraan.
Dalam usaha paving block, pekerja biasanya dibayar harian berdasarkan jumlah balok atau jenis balok yang mereka buat.
Baca Juga: 8 Ide Bisnis Modal 100 Juta, Apa Saja?
5. Siapkan Pasir dan Semen
Bahan baku utama yang dibutuhkan pada usaha paving block adalah pasir, semen, dan air.
Simpanlah persediaan yang bisa bertahan selama seminggu atau lebih, jadi kamu tidak kekurangan bahan pada saat genting.
Menurut Entrepreneurs, diperlukan tiga jenis pasir untuk pembuatan balok, yaitu pasir sungai, abu batu, agregat halus, dan agregat kasar. Semuanya dicampur dengan semen dan air untuk membentuk zat blok padat.
Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku ini, kamu perlu mencari pemasok yang tepat. Sebisa mungkin, pemasok yang kamu pilih dapat memberikan bahan baku berkualitas dengan harga kompetitif dan tepercaya.
6. Buatlah Paving Block
Proses terpenting dari usaha paving block adalah pembuatannya itu sendiri. Setelah seluruh bahan dan peralatan siap, hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah membuat paving block.
Tergantung dari kapasitas produksi peralatan yang kamu miliki, kamu bisa saja membuat hingga 5.000 paving block setiap harinya.
Jika kamu memiliki mesin lebih canggih dengan kapasitas produksi lebih tinggi, kamu bisa menghasilkan paving block lebih banyak lagi. Namun, tentu kamu harus menyiapkan modal yang tidak sedikit.
7. Lakukan Pemasaran Online
Pemasaran usaha paving block tidak harus dilakukan di tataran lokal. Faktor kedekatan lokasi dengan pelanggan memang jadi salah satu pertimbangan dari segi biaya transportasi.
Namun, kamu tetap bisa melakukan pemasaran online. Buatlah situs web yang menampilkan company profile dan blog untuk konten.
Dengan demikian, visibilitas usahamu secara online meningkat dan calon pelanggan bisa dengan mudah menemukan usahamu.
Lakukan pula iklan online yang menyesuaikan dengan lokasi dan segmentasi pasar. Tidak perlu khawatir soal anggaran, karena iklan online atau pay per click (PPC) dapat disesuaikan dengan anggaranmu.
Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan Digital Marketing, Wajib Tahu!
Modal Usaha Paving Block
Setelah mempelajari tips dan strategi memulai usaha paving block, maki kita hitung berapa modal awal yang dibutuhkan usaha ini.
Dengan hitungan modal usaha skala kecil dan menengah, berikut ini simulasi perhitungan bahan baku untuk membuat paving block bentuk segi enam.
- Pasir 5 truk: Rp3.500.000
- Semen 100 sak: Rp5.000.000
- Pasir abu batu 4 truk: Rp2.000.000
- Bubuk pewarna 15 kg: Rp500.000
Total belanja bahan baku sebesar Rp11.000.000 untuk produk 9.000 buah paving block. Jika satu paving block dijual dengan harga Rp2.000, maka pendapatanmu bisa mencapai Rp18.000.000.
Kamu bisa mendapatkan keuntungan Rp7.000.000 untuk satu kali produksi. Jika peralatan dan tenaga kerja memadai, kamu bisa memproduksi 9.000 buah per hari.
Hitung saja berapa yang bisa kamu peroleh dalam sebulan. Namun, jangan senang dahulu, karena masih ada biaya lain yang perlu kamu hitung, yakni terkait biaya operasional.
Berikut ini perincian modal awal dan yang kamu butuhkan untuk memulai usaha paving block:
- Mobil pick up bekas: Rp100.000.000
- Alat cetak 1 set: Rp2.500.000
- Alat pengaduk: Rp2.800.000
- Gerobak sorong 5 buah: Rp2.000.000
- Sekop 5 buah: Rp250.000
- Ember 10 buah: Rp120.000
- Kuas 5 buah: Rp50.000
Jika kamu lebih memilih untuk menyewa kendaraan untuk distribusi ke pelanggan, kamu bisa menurunkan modal awalmu menjadi Rp7.720.000. Ditambah biaya bahan baku untuk 9.000 buah paving block, modal awal minimal yang kamu butuhkan adalah Rp18.720.000.
Adapun pengeluaran tetap per bulan untuk biaya operasional, perkiraannya adalah sebagai berikut:
- Tenaga kerja: Rp3.000.000/orang/bulan
- Listrik: Rp250.000/bulan
- Air: Rp300.000/bulan
- Bensin: Rp500.000/bulan
Perhitungan ini belum termasuk harga sewa jika kamu memilih untuk menyewa lahan untuk operasional usaha paving block.
Adapun harga lahan bisa berbeda-beda, tergantung dari lokasi yang kamu pilih merupakan lokasi strategis atau tidak.
Baca Juga: Loco & Franco: Istilah Penting dalam Proses Serah Terima Barang
Demikian penjelasan mengenai seluk beluk pembuatan paving block jika kamu tertarik untuk memulainya.
Modal yang dibutuhkan memang tidak sedikit, tetapi kamu bisa mendapatkan margin profit yang cukup besar pula. Bagaimana? Tertarik untuk memulai usaha paving block?