Berikut tips agar bisnis tetap untung saat resesi!
Saat masa krisis, pelaku usaha perlu berhati-hati dalam menjalankan bisnisnya.
Sekilas tentang resesi, melansir dari Investopedia, resesi ekonomi adalah penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan, meluas, dan berkepanjangan.
Sedangkan menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), resesi ekonomi merupakan kondisi ekonomi suatu negara yang sedang memburuk, dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang negatif, pengangguran meningkat, maupun pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Kondisi ekonomi seperti ini sedang banyak dialami oleh beberapa negara di dunia.
Ada beberapa penyebab utama resesi, yakni pandemi COVID-19, konflik Rusia-Ukraina, kelangkaan pangan dan energi, hingga meroketnya inflasi.
Di tengah kondisi perekonomian yang kian sulit, para pelaku bisnis juga makin menjerit akibat naiknya harga-harga bahan produksi sampai BBM.
Kondisi ini menyebabkan biaya produksi naik, namun daya beli masyarakat masih terpukul. Tentunya, butuh strategi khusus agar bisnis tetap untuk saat resesi. Simak tulisan ini sampai akhir, ya!
Baca Juga: 7 Tips Membuka Usaha Setelah Terkena PHK
Tips Agar Bisnis Tetap Untung Saat Resesi
Sebelum memikirkan soal keuntungan, setiap bisnis perlu mengevaluasi rencana bisnis secara keseluruhan.
Dalam kebanyakan situasi yang tidak pasti, membuat perencanaan yang baik adalah kunci untuk bertahan.
Mulailah dengan mengevaluasi sejauh mana perkembangan usahamu, bagaimana kinerja usaha secara detail, serta bagaimana progressnya dalam mencapai target.
Berangkat dari situ, kamu bisa mengetahui apa saja yang perlu dipertahankan atau dihilangkan.
Selanjutnya, kamu bisa menyusun rencana usaha secara keseluruhan agar bisnis tetap untung saat resesi.
Berikut beberapa tips yang dapat kamu implementasikan dalam strategi bisnis di kemudian hari.
1. Pantau Daya Beli Masyarakat
Menghadapi krisis ekonomi, sebagian besar masyarakat mulai mengubah pola konsumsinya. Banyak orang yang kini menerapkan budaya frugal living dengan menggunakan budget seefisien mungkin.
Artinya, sangat mungkin mereka menggunakan barang-barang substitusi yang lebih murah ketimbang barang premier yang biasanya digunakan. Misalnya, membeli produk sejenis dari merek yang lebih murah.
Jika hal tersebut terjadi, artinya daya beli masyarakat sedang melemah.
Kamu dapat meninjau kembali, apakah produk yang kamu jual masih memenuhi daya beli masyarakat atau tidak.
Jika harga produkmu masih masuk dalam budget konsumen, kamu bisa sedikit lebih tenang. Sebaliknya, jika harga produkmu lebih tinggi dibandingkan kekuatan daya beli masyarakat, kamu dapat mencoba cara kedua berikut.
Baca Juga: 7 Strategi Efisiensi UMKM Saat Resesi Tanpa PHK Karyawan
2. Pertimbangkan Harga Bahan Baku
Dalam keadaan resesi, pemasok bahan baku menjadi sekutu penting dalam menjaga kegiatan bisnis. Semakin tinggi harga bahan baku, maka harga jualnya juga akan lebih tinggi.
Sayangnya, harga jual yang tinggi mungkin saja melebihi daya beli masyarakat. Oleh karenanya, kamu perlu mencari alternatif pemasok baru dengan harga bahan baku yang lebih kompetitif namun memiliki kualitas yang cukup baik.
Dengan begitu, harga jual produk dapat menjadi lebih mudah dan mampu memenuhi daya beli masyarakat.
Perlu diingat, menggunakan bahan baku pilihan bukan berarti harus yang terbaik dan termahal.
3. Gunakan Beberapa Saluran Pemasaran
Untuk meningkatkan keuntungan, kamu dapat menggunakan beberapa saluran pemasaran sekaligus. Misalnya, membuka toko fisik dan menjual produk secara online melalui beberapa e-commerce.
Kamu juga bisa memanfaatkan penggunaan WA Business dan membuka peluang kerja sama dengan para reseller atau dropshipper. Jika memungkinkan, kamu bisa menitipkan produkmu ke toko orang lain.
Misalnya, jika kamu menjual keripik singkong, kamu bisa menitipkan daganganmu ke warung sekitar rumah dengan sistem bagi hasil atau komisi.
Baca Juga: 9 Tips Cerdas Tingkatkan Retensi Pelanggan untuk Bisnis E-Commerce
4. Menu Strategy
Tips agar bisnis tetap untung saat resesi selanjutnya adalah dengan menerapkan menu strategy, terutama jika kamu menjual beberapa produk yang berbeda.
Misalnya, kamu dapat mendahulukan produk yang menjadi kebutuhan sehari-hari dan paling affordable.
Strategi ini membawa kamu untuk kembali fokus pada kegiatan inti dari bisnismu. Misalnya, jika kamu memiliki usaha ayam geprek, maka fokuslah pada penjualan menu ayam geprek.
Jika memungkinkan, kamu perlu mencoba menyediakan paket hemat yang lebih terjangkau. Namun, kamu juga perlu mengurangi porsi menu-menu pelengkap yang kamu jual.
Sebagai contoh, jika kamu menjual ayam geprek dan jus buah, maka produk jus buah lah yang harus kamu hentikan sementara dan fokus pada produk utama ayam geprek.
5. Perkuat Cadangan Kas
Agar bisnis tetap untung saat resesi, kamu perlu memperkuat cadangan kas.
Tak bisa dipungkiri bahwa kondisi finansial yang baik membuat bisnis mampu beroperasi dengan maksimal dan bahkan melakukan ekspansi.
Pasalnya, ada banyak usaha yang gulung tikar akibat macetnya arus kas. Bahkan, tak sedikit perusahaan besar yang akhirnya melakukan PHK.
Memiliki cadangan kas artinya kamu memiliki uang tunai yang bisa digunakan kapan saja untuk bisnis, bukan aset atau surat berharga yang tidak bisa diuangkan.
Memiliki uang tunai dalam bisnis merupakan kekuatan finansial terbaik.
Baca Juga: 6 Cara Jualan yang Laris dan Daftar Produknya!
6. Stop Ekspansi
Agar bisnis tetap untung saat resesi, kamu perlu berhenti melakukan ekspansi sementara waktu.
Membuka gerai cabang atau toko baru membutuhkan modal besar dan waktu yang tak sebentar agar bisa mendapat keuntungan.
Sementara itu, biaya operasional akan terus bertambah. Jika kamu belum memiliki cadangan kas yang memadai, sebaiknya hindari dahulu melakukan ekspansi bisnis.
Fokuslah pada satu lokasi usaha dan maksimalkan pasar yang ada. Jika memang kondisi pasar kurang potensial, artinya kamu mungkin harus beralih ke saluran penjualan yang lain.
7. Berinvestasi pada Pelanggan yang Sudah Ada
Strategi terakhir agar UMKM tahan resesi adalah dengan mempertahankan pelanggan yang sudah ada.
Pasalnya, menemukan pelanggan baru membutuhkan biaya yang lebih tinggi. Pasalnya, kamu perlu mengeluarkan biaya untuk iklan, kampanye, hingga mengikuti pameran untuk dapat menarik pelanggan baru.
Terlebih lagi, selama resesi orang-orang berusaha untuk menghemat pengeluarannya. Artinya, kemungkinan mendapatkan pelanggan baru akan lebih kecil.
Akan lebih baik jika kamu fokus mempertahankan pelanggan yang sudah ada.
Ada berbagai upaya yang bisa kamu lakukan, seperti rutin melakukan follow up, selalu membalas setiap tanggapan pelanggan, dan ikut serta dalam aktivitas pengikutmu di media sosial.
Nah, itulah beberapa tips yang bisa dicoba agar bisnis tetap untung saat resesi. Semoga berhasil, ya!