Apa itu preloved? Dalam bahasa Indonesia, kata ini bisa diterjemahkan sebagai ‘pernah disukai’.
Kata ini sendiri merupakan istilah informal yang menggambarkan suatu barang yang pernah dimiliki sebelumnya.
Jika kamu sering berbelanja di marketplace, kamu pasti menyadari bahwa produk yang dijual tidak selalu produk baru.
Ada pula yang menjual barang dengan menambahkan deskripsi bahwa produk tersebut “preloved”. Lalu, apa maksudnya dalam sebuah bisnis?
Baca Juga: 5 Cara Jual Barang Antik, Bisa Untung Besar!
Apa Itu Preloved?
Preloved bisa dibilang bentuk eufemisme atau pengungkapan secara halus tentang suatu benda yang pernah digunakan sebelumnya.
Biasanya, istilah ini digunakan penjual untuk menghindari penyebutan barang bekas.
Umumnya, barang tersebut sudah digunakan pemilik sebelumnya. Namun, barang-barang ini dijual kembali karena si pengguna merasa adanya ketidakcocokan.
Barang second hand terkadang masih terlihat dalam kondisi baru, meski sudah dipakai oleh pemilik sebelumnya. Meski bekas pakai, peminatnya ternyata cukup banyak.
Hal ini juga karena barang bekas pakai tersebut dijual dengan harga lebih murah ketimbang di pasaran.
Ketika hendak mencoba kecocokan terhadap suatu produk, membeli barang second hand cenderung berisiko rendah karena harganya murah.
Ketika seseorang hendak membeli produk skincare yang cukup mahal. Ia bisa membeli produk second hand yang masih bagus untuk mengetes kecocokan di kulitnya.
Dilansir dari The Conversation, belanja barang second hand ternyata baik untuk alam atau bumi. Ini karena mengurangi sampah yang dibuang. Selain itu, juga aman untuk dompet kamu.
Gerakan membeli barang preloved merupakan cara untuk melindungi bumi dengan mengurangi sampah.
Baca Juga: Barang Reject: Pengertian dan 5 Cara Memanfaatkannya
Perbedaan Preloved dengan Barang Bekas
Sebenarnya, bisa dibilang tidak ada perbedaan antara preloved dan barang bekas.
Pada intinya, barang tersebut memang pernah digunakan oleh pemilik sebelumnya, hanya beda penyebutan saja.
Namun, penyebutan yang berbeda ini sangat memengaruhi psikologis pembeli. Setiap kata memiliki konotasinya tersendiri.
Jika kita mendengar kata barang bekas, ada konotasi bahwa barang itu sudah digunakan hingga rusak sehingga tidak memiliki nilai lagi. Kadang suka disetarakan dengan barang rongsok.
Adapun preloved membuat kesan bahwa barang tersebut masih terasa baru meski sudah pernah digunakan. Kondisinya masih bagus dan mulus.
Ada pula penggunaan kata vintage atau antik yang mengesankan bahwa barang tersebut memiliki nilai tinggi. Makin lama disimpan, barang tersebut makin bernilai tinggi.
Dalam praktiknya, kebanyakan penjualan barang antik memang baru digunakan dalam waktu singkat oleh penggunanya.
Maka dari itu, penting untuk menyebutkan bahwa barang tersebut “masih dalam kondisi mulus” atau “baru beberapa kali digunakan”.
Pemilihan kata yang sesuai dalam menjual barang, terutama barang vintage, dapat dikategorikan sebagai teknik pemasaran pula.
Baca Juga: Modal Usaha Pengepul Barang Bekas Tak Sampai 5 Juta, Lho!
Tips Menjual Barang Preloved
Kini, kamu sudah tahu apa itu preloved dan bagaimana cara pemilihan kata yang tepat untuk pemasarannya.
Selanjutnya, kamu perlu tahu sejumlah tips dalam menjualnya.
1. Tahu Apa yang Diinginkan Pembeli
Ada berbagai alasan pembeli mau membeli barang second hand ini. Jika jeli dengan apa yang mereka inginkan, kamu dapat melakukan pemasaran yang baik.
Misalnya, seseorang ingin mencoba produk skin care preloved sebelum membeli produk dalam kemasan baru.
Kamu perlu meyakinkan bahwa produk itu sebenarnya bagus, hanya saja tidak cocok di kulitmu atau kamu mau mencoba produk lain, sehingga kamu menjualnya lagi.
Contoh lain, kamu menjual pakaian vintage. Pembeli yang berminat terhadap pakaian antik bisa jadi juga punya komitmen menjaga lingkungan dengan tidak membeli produk baru.
Aspek ini bisa kamu tekankan dalam penjualanmu, sehingga pembeli merasa sudah melakukan kebaikan dengan membeli barang second hand-mu.
Baca Juga: 5 Ide Bisnis Kerajinan dari Botol Bekas, Tertarik Mencoba?
2. Perhatikan Tren
Siklus tren sering kali berulang, terutama dalam dunia fesyen.
Ada masa-masanya orang kembali bernostalgia ke tahun 80-an, tak lama kemudian ke tahun 90-an, lalu kembali ke tahun 70-an.
Siklus tren yang berulang ini menjadi peluangmu untuk menjual barang vintage yang sesuai. Kamu harus cermat dan jeli memperhatikan tren yang sedang berlangsung.
Selalu manfaatkan momen tren ini sebaik mungkin sebagai peluang usaha. Karena sesuatu yang sedang tren biasanya banyak diminati.
Jadi, jika ingin bisnis preloved kamu laris dan dicari pelanggan, stay up to date agar tak ketinggalan tren, ya.
3. Tentukan Harga Sewajarnya
Tidak ada yang mau membeli barang preloved dengan harga lebih mahal dari harga produk baru. Itu sama sekali tidak menguntungkan bagi pembeli.
Di sini, kamu harus bijak menentukan harga. Jika merasa sudah cukup lama menggunakan barang tersebut dan ada beberapa kerusakan minor, kamu harus berbesar hati membanting harganya.
Apabila kamu memberikan harga yang terlalu tinggi, barang preloved tersebut akan sulit untuk terjual.
Pelanggan pasti akan berpikir panjang sebelum memutuskan, mereka mungkin akan berpikir bahwa lebih baik membeli barang baru jika harga jual barang preloved terlampau mahal.
Agar kamu bisa menentukan harga barang preloved yang tidak terlalu tinggi atau terlampau rendah, kamu dapat melakukan riset pasar terlebih dahulu.
Coba bandingkan harga jual barang tersebut secara baru maupun bekas. Dengan begitu, kamu bisa menentukan harga jual yang pas.
Jika memungkinkan, berilah calon pembeli kesempatan untuk bernegosiasi perihal harga barang preloved tersebut.
Baca Juga: 5 Ide Bisnis Kertas Bekas, Olah Limbah Jadi Uang!
4. Tampilkan Visual yang Menarik
Menjual barang preloved tidak bisa asal jepret. Kamu harus menampilkan visual yang menarik dalam foto produkmu.
Jadi, perhatikanlah cara pengambilan gambar barang preloved yang hendak kamu pasarkan secara online.
Tampilkan foto atau video yang menarik dan sedetail mungkin agar calon pembeli benar-benar memiliki gambaran sejelas mungkin.
Gunakan latar belakang berwarna putih agar produk terkesan bersih. Kemudian, tonjolkan bagian-bagian terbaik dari barang preloved dalam foto.
Meski begitu, kamu juga harus memotret bagian yang sudah agak rusak atau defect dari produk tersebut agar nantinya pembeli tidak merasa tertipu.
5. Deskripsikan Barang Apa Adanya
Barang preloved tentu tidak selalu dalam kondisi mulus. Berikan deskripsi produk yang jelas, lengkap, dan jujur.
Jelaskan bagian terbaik sekaligus terburuk dari barang preloved yang kamu jual. Kamu juga bisa mencantumkan lama waktu pemakaian, harga beli asli, dan informasi barang preloved lainnya serinci mungkin.
Ingatlah bahwa kejujuran dalam berbisnis sangat perlu untuk kamu terapkan.
Hal ini agar pembeli bisa memperhitungkan risiko dari membeli barang preloved dan tidak merasa tertipu setelah membelinya.
Kamu pun dapat menghindari komplain dari pembeli karena ia sudah memahami risiko yang didapatnya.
Baca Juga: 9 Tips Bisnis Kardus Bekas, Minim Pesaing
Berjualan barang-barang preloved tidak hanya bisa dilakukan secara offline, lho. Kamu juga bisa coba menawarkannya secara online melalui situs web.
Untuk dapat membuat situs web jualan online, kamu bisa menggunakan layanan dari SIRCLO Store. Prosesnya mudah, cepat, dan gratis.
SIRCLO Store juga memiliki berbagai pilihan template yang bisa kamu sesuaikan dengan branding. Namun, tampilannya tetap profesional dan dijamin responsif sehingga pelanggan dapat mengakses website dari perangkat apa saja.
Selain itu, SIRCLO Store dilengkapi dengan berbagai fitur yang dapat membuat proses pengelolaan bisnis online menjadi jauh lebih praktis. Yuk, klik link berikut untuk menikmati layanan dari SIRCLO Store!
Demikian penjelasan mengenai apa itu preloved, perbedaannya dengan barang bekas, sekaligus tips menjualnya. Semoga bermanfaat!