Situasi buruk bisa terjadi terhadap bisnismu kapan pun tanpa ada ancang-ancang atau peringatan sebelumnya. Oleh karena itu, kamu perlu tahu cara menyiapkan dana darurat bisnis.
Pandemi COVID-19 memberi pelajaran berharga bahwa kita harus selalu waspada akan kondisi-kondisi terburuk yang mungkin datang.
Tidak ada yang menyangka bahwa dunia akan mengalami bencana pandemi selama bertahun-tahun. Efeknya tidak hanya ke kesehatan pribadi, tetapi juga perekonomian dunia.
Sebagai pebisnis, ada pentingnya kamu menumbuhkan sense of crisis dan memikirkan berbagai kejadian terburuk yang bisa menimpa bisnismu.
Dengan demikian, kamu terdorong untuk menyisihkan dana cadangan. Namun, cara menyiapkan dana darurat bisnis tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Apalagi dari segi jumlah tidak bisa terbilang kecil, karena kamu harus memastikan dana darurat bisa menutupi biaya operasional.
Baca juga: 7 Jenis Pendanaan Startup yang Perlu Kamu Ketahui
Apa Itu Dana Darurat Bisnis?
Sebelum mengetahui cara menyiapkan dana darurat untuk bisnismu, kamu perlu tahu terlebih dahulu pengertiannya.
Mengutip dari Ramsey Solutions, dana darurat bisnis adalah persediaan uang yang sudah kamu simpan di rekening.
Dana ini kamu siapkan untuk keadaan darurat, saat bisnis sepi, atau jika kamu ingin mencari peluang baru untuk bisnis.
Dalam dunia akuntansi, dana darurat bisnis sering pula disebut dengan istilah “cadangan modal” atau “laba ditahan”.
Sama seperti dana darurat pribadi, dana darurat bisnis akan memberimu kepercayaan diri yang kamu butuhkan ketika menghadapi situasi di luar dugaan. Situasi yang tentunya membuatmu harus mengeluarkan uang lebih di luar perencanaan.
Misalnya, bisnis sedang lesu, tetapi kamu punya kewajiban untuk membayar gaji karyawan dan biaya operasional. Kondisi lain, barang persediaanmu di gudang mengalami kerusakan karena musibah banjir.
Penting untuk memiliki uang tunai yang tersimpan dan mudah dicairkan. Dana ini akan membuat bisnismu tetap beroperasi selama beberapa bulan sambil kamu berupaya meningkatkan aktivitas bisnis untuk mendapat banyak keuntungan.
Dana darurat tidak akan membantu bisnismu jika kamu tidak benar-benar menyimpannya untuk keadaan darurat. Kamu memerlukan cara menyiapkan dana darurat yang tepat.
Jika bisnismu beroperasi berdasarkan penggajian bulan ini ke penggajian bulan depan, atau krisis ke krisis lainnya, tentu akan sulit untuk maju.
Kamu bisa saja mengambil cara lain. Misalnya dengan mengajukan pinjaman atau merogoh kantong pribadi pribadi untuk menjaga bisnis tetap bertahan pada masa sulit.
Namun, cara-cara ini berisiko. Kamu harus memikirkan bagaimana caranya membayar kembali pinjaman ke bank, sedangkan bisnismu sedang mengalami kendala.
Oleh karena itu, penting untuk memiliki dan mengetahui cara menyiapkan dana darurat yang tepat.
Baca juga: Contoh Financial Plan untuk Bisnis, Rencana Keuangan Jadi Terarah
Cara Menyiapkan Dana Darurat Bisnis
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, kamu tentu jadi memahami betapa pentingnya memiliki dana darurat bisnis.
Namun, bagaimana cara menyiapkan dana darurat? Tentunya kamu bisa membangunnya secara perlahan seiring perkembangan bisnismu.
Berikut ini ada sejumlah panduan cara menyiapkan dana darurat bisnis yang bisa kamu terapkan.
1. Buat Tabungan Berjangka
Cara menyiapkan dana darurat yang pertama, yaitu kamu bisa buat tabungan berjangka yang menarik uang secara bulanan dari rekening bisnismu.
Pastikan jumlah tabungan di rekening mencukupi agar dana bisa ditarik secara otomatis. Selain itu, tentukan pula jumlah yang pantas untuk ditarik.
Cara ini akan membuatmu disiplin menyisihkan uang untuk dana darurat. Di sisi lain, kamu juga akan memperoleh bunga yang lebih tinggi untuk tabungan berjangka ketimbang bunga rekening biasa.
2. Menabung saat Bisnis sedang Bagus
Dalam berbisnis, ada namanya high season dan low season. Saat bisnis sedang lancar karena high season, inilah waktu yang tepat untuk mencadangkan dana lebih banyak.
Kamu bisa saja tergoda untuk membeli kursi kantor baru yang lebih mewah ketika melihat pendapatan ekstra.
Sebisa mungkin tahan godaan tersebut, kecuali kantormu tidak punya tempat duduk yang layak untuk karyawan.
3. Pertahankan Minimal 10% dari Pendapatan Tahunan di Bank
Saran dari Forbes mengenai cara menyiapkan dana darurat, cobalah untuk mempertahankan 10% hingga 30% dari pendapatan tahunan dan menyimpannya di bank.
Setidaknya, dana cadangan tersebut setara dengan penghematan biaya selama tiga hingga enam bulan jika terjadi keadaan darurat.
Cara ini akan membantumu dalam membuat keputusan yang baik, bukan keputusan reaktif yang sering dibuat dalam ketidakpastian ekonomi.
Baca juga: 10 Aplikasi Keuangan Pribadi untuk Bantu Kelola Finansialmu!
4. Antisipasi Low Season Berdasarkan Pendapatan Musiman
Sering kali ada korelasi antara pendapatan bulanan dan musiman pada sebagian besar bisnis.
Misalnya, bisnismu bergantung pada penjualan akhir pekan dan ada satu akhir pekan yang lebih sedikit di bulan tertentu. Ini tentu bisa berdampak besar pada pendapatan dan arus kas.
Perencanaan untuk ini sangat penting, dan adanya dana cadangan saat low season dapat melindungi bisnis saat terjadi penurunan.
5. Ketahui Berapa Besaran Biaya Operasional
Menghitung besaran biaya operasional dapat membantumu dalam menerapkan cara menyiapkan dana darurat.
Dengan mengetahui besaran biaya operasional dalam sebulan, kamu tahu berapa jumlah dana yang harus tersedia.
Misalnya, kamu ingin menyimpan dana cadangan dalam jumlah yang setara dengan biaya operasional untuk enam bulan.
Dengan mengetahui berapa besarannya, kamu tahu berapa jumlah uang yang menjadi targetmu.
6. Evaluasi Kembali Biaya Operasional Bulanan
Mengetahui berapa besaran biaya operasional saja tidak cukup. Kamu harus mengevaluasinya kembali sebagai salah satu cara menyiapkan dana darurat.
Perusahaan dengan pertumbuhan tinggi dapat melindungi diri sendiri dengan mengevaluasi kembali jumlah tersebut setiap tiga bulan.
Dari evaluasi tersebut, kamu bisa merancang efisiensi biaya. Biaya yang tersisa tersebut, bisa kamu cadangkan sebagai dana darurat.
Baca juga: Ketahui 10 Komponen Pembukuan Usaha Ini agar Catatan Keuanganmu Rapi
7. Rencanakan Skenario Terburuk
Merencanakan skenario terburuk, bukan berarti kamu mengharapkan sesuatu yang buruk terjadi pada bisnismu. Ini merupakan langkah antisipasi.
Bisnismu harus memahami semua skenario terburuk yang mungkin terjadi dalam jangka waktu tiga tahun. Pikirkan juga bagaimana kemungkinan pengurasan modal di luar kegiatan bisnis biasa.
Skenario terburuk bisa kamu rancang dari pengalaman. Contohnya, pandemi COVID-19 yang dimulai pada 2020 lalu, memberi pelajaran berharga kepada bisnis untuk bertahan di tengah krisis berkepanjangan.
8. Jaga Kebutuhan Bisnismu Terlebih Dahulu
Penggajian dan tunjangan merupakan faktor biaya penting yang dananya harus dicadangkan terlebih dahulu.
Gaji yang tidak lancar sangat berdampak besar pada demotivasi kerja. Setelah mengurus dana tersebut, kamu bisa menyiapkan dana darurat untuk kebutuhan lain.
Jika kamu tidak bisa menabung secara cepat, temukan cara untuk memangkas biaya operasional.
Misalnya, kamu mungkin harus memindahkan ruang kantor ke tempat yang lebih murah. Perlu sedikit pengorbanan di awal agar bisnismu berjalan lancar ke depannya.
9. Masukkan Pengeluaran Tak Terencana ke Dalam Proyeksi Laba Rugi
Cara menyiapkan dana darurat lainnya, yaitu hitung dan masukkan pengeluaran tak terencana ke dalam proyeksi laba rugi.
Pengeluaran lain-lain dan tidak direncanakan selalu terjadi dalam bisnis apa pun yang sedang berkembang.
Entah karena perubahan ekonomi atau tuntutan hukum, kamu harus terus-menerus antisipasi yang terburuk. Kemudian memasukkannya ke dalam proyeksi laba rugi.
Jika kamu mengakhiri tahun dan tidak ada biaya lain-lain yang dikeluarkan, kamu bisa menyimpannya sebagai dana cadangan.
Baca juga: 3 Cara Menghitung Laba Bisnis dan Jenis-Jenisnya
Itulah sejumlah panduan cara menyiapkan dana darurat yang bisa kamu terapkan pada bisnismu. Semoga bisnismu selalu sukses!