Cara Menghitung Average Cost, Ini Penjelasan Lengkapnya

Share this Post

cara menghitung average cost
Table of Contents
shopee pilih lokal

Apakah kamu sudah tahu, bagaimana cara menghitung average cost?

Yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Dalam sebuah bisnis, terutama industri manufaktur, kamu perlu menghitung biaya rata-rata yang dibutuhkan untuk produksi atau disebut juga dengan average cost.

Mengutip laman Business Jargons, average cost (biaya rata-rata) adalah biaya produksi per unit yang diperoleh dengan membagi biaya total (total cost) dengan total output (quantity).

Perhitungan average cost ini digunakan untuk mengukur seberapa banyak jumlah uang yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk menghasilkan setiap unit produk mereka.

Perhitungan biaya rata-rata produksi tersebut sangat dibutuhkan bagi perusahaan.

Hal ini karena average cost dapat membentuk komponen permintaan dan penawaran karena memengaruhi kurva penawaran.

Selain itu, average cost juga dapat membantu perusahaan kamu dalam menetapkan harga jual produk. Jadi, bisnis tetap untung dan terhindar dari potensi kerugian.

Baca Juga: Simak Fungsi Perencanaan Produksi agar Bisnismu Efisien!

Jenis-Jenis Biaya Produksi

biaya produksi
(Foto proses produksi. Sumber: Pexels.com)

Sebelum membahas lebih jauh tentang biaya rata-rata, mari cari tahu tentang jenis-jenis biaya produksi terlebih dahulu.

Berikut jenis-jenis cost of production berserta penjelasan lengkapnya.

1. Fixed Costs

Jenis biaya produksi yang pertama, yakni fixed costs atau disebut juga sebagai biaya tetap produksi.

Dikutip dari laman Corporate Finance Institute, biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah dengan jumlah output yang dihasilkan.

Jadi, fixed costs ini tidak akan berubah meski perusahaan tidak melakukan produksi atau saat bisnis telah mencapai kapasitas produksi maksimumnya.

Contoh biaya tetap dalam bisnis ialah ketika sebuah bisnis FnB yang harus membayar sewa bulanan atau tahunan untuk operasional restoran, meski jumlah pelanggan pada periode tersebut tidak menentu.

Selain itu, contoh fixed costs lainnya, yaitu gaji dan sewa peralatan untuk keperluan bisnis.

Fixed costs ini hanya tetap kaitannya dengan produksi selama periode tertentu. Biaya tetap cenderung terbatas pada periode waktu.

2. Variable Costs

Jenis biaya produksi selanjutnya adalah variable costs. Biaya variabel merupakan biaya yang berubah seiring dengan perubahan tingkat produksi.

Itu artinya, biaya akan naik ketika volume produksi meningkat. Saat volume produksi menurun, biaya varibel juga ikut mengalami penurunan.

Ketika perusahaan tidak melakukan produksi, maka biaya variabel juga tak ada yang dikeluarkan atau nol.

Sebagai contoh biaya variabel dalam bisnis, yaitu komisi penjualan, biaya utilitas, biaya bahan baku, dan biaya tenaga kerja langsung.

Untuk menghitung biaya variabel yang dikeluarkan, kamu hanya perlu mengalikan biaya produksi suatu barang dengan jumlah yang akan diproduksi.

3. Total Cost

Total cost atau biaya total merupakan biaya produksi yang dihasilkan dari biaya variabel dan biaya tetap.

Jumlah biaya total produksi dihitung dari semua biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi atau ketika perusahaan menawarkan layanan kepada calon pelanggannya.

Jadi, semua biaya yang dikeluarkan selama proses produksi tersebut dihitung sebagai total cost.

4. Average Cost

Jenis biaya produksi selanjutnya adalah average cost yang akan dibahas secara tuntas dalam artikel ini.

Biaya produksi ini merupakan biaya rata-rata yang dihitung dari total biaya produksi dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi.

Perusahaan menggunakan average cost untuk membuat keputusan untuk menetapkan harga jual produk sehingga bisnis bisa mendapatkan laba maksimal.

Nah untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan harus meminimalisir biaya rata-rata per unit produk agar pendapatan usaha lebih besar.

5. Marginal Cost

Marginal cost adalah perubahan biaya total ketika jumlah produksi setiap unit mengalami kenaikan atau penurunan.

Jadi, biaya ini digunakan untuk keperluan produksi satu barang lainnya.

Dikutip dari laman Vedantu, biaya marjinal mencakup semua biaya yang bervariasi dengan tingkat produksi.

Jumlah biaya marjinal ini dapat bervariasi tergantung pada jumlah unit barang yang diproduksi oleh perusahaan.

Misalnya, jika sebuah perusahaan perlu membangun pabrik baru untuk memproduksi lebih banyak barang, biaya pembangunan pabrik disebut sebagai biaya marjinal.

Baca Juga: Biaya Variabel Adalah Biaya yang Berubah dalam Operasional Bisnismu

Cara Menghitung Average Cost

cara menghitung average cost
(Foto uang koin. Sumber: Unsplash.com)

Nah, untuk menghitung biaya rata-rata produksi per unitnya, ada rumus tertentu yang perlu kamu gunakan, yaitu:

Average Fixed Cost = Total Fixed Cost : Quantity atau

Biaya Rata-rata Produksi = Total Biaya Tetap : Jumlah Unit Produksi

Sebagai panduan, mari simak cara menghitung average cost secara rinci yang dikutip dari Indeed berikut ini:

1. Hitung Biaya Produksi Tetap

Langkah pertama dalam cara menghitung average cost, yakni menghitung biaya produksi tetap.

Setiap perusahaan pasti akan memiliki biaya produksi tetap. Kamu bisa menemukannya pada laporan keuangan usaha.

Tepatnya, di dalam laporan keuangan usaha periode tahunan. Kamu dapat melihat biaya produksi tetap secara rinci.

Mulai dari biaya penjualan, biaya pinjaman, biaya sewa, set up, dan sebagainya.

2. Hitung Biaya Variabel Produksi

Cara menghitung average cost selanjutnya, yakni menghitung biaya variabel produksi. Kamu pun bisa menemukan jumlah biaya variabel produksi dalam laporan keuangan usaha.

Untuk menemukannya, kamu perlu melihat kembali akun laba rugi yang ada dalam catatan keuangan.

Biaya variabel umumnya mencakup bahan baku, tenaga kerja manufaktur yang berhubungan langsung dengan produksi, pengemasan dan lainnya.

Baca Juga: 2 Contoh Biaya Implisit dalam Bisnis dan Cara Menghitungnya

3. Menambah Biaya Tetap dan Biaya Variabel

Hal berikutnya yang perlu kamu terapkan sebagai cara menghitung average cost adalah menambahkan biaya tetap dengan biaya variabel yang sudah ditemukan sebelumnya.

Berikut rumus yang bisa kamu gunakan:

Biaya Total Rata-rata = Biaya Tetap Rata-Rata + Biaya Variabel Rata-rata

Hitunglah dengan cermat agar tidak ada kesalahan dalam tahap penghitungan selanjutnya.

4. Menentukan Jumlah Unit yang Diproduksi

Setelah itu, kamu bisa menentukan jumlah unit yang akan diproduksi.

Dalam menentukannya, kamu bisa melakukan pemeriksaan terlebih dahulu pada faktur, pihak akuntan perusahaan, atau menghubungi produsen yang akan memproduksi unit.

5. Hitung Biaya Rata-rata Produksi

Kini, saatnya kamu mengetahui cara menghitung average cost setelah mengikuti langkah-langkah di atas.

Cara menghitung average cost, yakni dengan menghitung jumlah biaya tetap ditambah biaya variabel. Lalu, dibagi dengan jumlah atau kuantitas unit yang diproduksi.

Perlu kamu ketahui bahwa cara menghitung average cost ini bersifat mutlak. Jadi, perhitungannya harus tetap mengikuti keseluruhan langkah dan rumus yang telah disebutkan.

Baca Juga: Apa Itu Biaya Eksplisit? Ini Pengertian dan 3 Cara Hitungnya

Manfaat Average Cost

fungsi average cost
(Foto operasi bisnis dengan laptop. Sumber: Unsplash.com)

Tidak hanya membantu kamu untuk memperkiraan jumlah uang yang dibutuhkan untuk memproduksi barang, ada berbagai manfaat yang bisa kamu dapatkan dari perhitungan average cost ini, lho.

Apa saja ya, manfaat dari penggunaan metode average cost bagi sebuah bisnis? Berikut penjelasannya:

1. Mempermudah Pelacakan Inventaris

Metode penghitungan biaya rata-rata dapat mempermudah perusahaan kamu dalam melacak inventaris atau ketersediaan barang di gudang.

Melansir laman Chron, kamu tidak perlu lagi melacak biaya asli sebuah produk ketika mengambil sebuah unit dari inventaris untuk menentukan harganya.

Kamu hanya perlu melihat harga rata-rata unit sehingga membuat proses pengambilan stok barang dan penetapan harga inventaris menjadi lebih mudah.

Biaya rata-rata juga dapat membantu produk inventaris kamu tetap konsisten.

Jadi, setelah biaya produk dihitung, biaya tersebut dapat digunakan untuk semua item persediaan.

Ini termasuk biaya yang digunakan untuk nilai persediaan akhir dan harga pokok penjualan.

2. Metode yang Mudah Digunakan

Average cost methods juga termasuk dalam cara perhitungan biaya rata-rata produksi yang paling sederhana sehingga mudah untuk digunakan oleh perusahaan barang.

Dengan rumus yang sederhana, kamu bisa mengetahui jumlah biaya rata-rata yang diperlukan untuk produksi secara lebih cepat.

Biaya rata-rata produksi ini pun bahkan dapat dihitung tanpa sistem manajemen inventaris yang rumit.

Cara kerja average cost yang efisien tersebut pun banyak disukai oleh perusahaan.

Namun, metode penghitungan biaya rata-rata ini hanya akan bekerja paling baik pada unit inventaris yang identik atau hampir tidak dapat dibedakan.

Jadi, ketika kamu memiliki unit dalam batch yang tidak identik, metode ini tidak bisa digunakan.

Sebaliknya, kamu perlu melacak biaya per unitnya, bukan biaya rata-ratanya karena akan lebih akurat.

3. Biaya yang Lebih Hemat

Tidak hanya menghemat waktu dan tenaga kerja, metode penghitungan biaya rata-rata produksi ini juga dinilai tak membutuhkan banyak biaya.

Jadi, perusahaan bisa menghemat pengeluaran mereka saat menyusun rencana produksi setiap unit.

Dengan average cost, perusahaan tidak perlu lagi mengeluarkan uang untuk melacak inventaris atau persediaan barang yang memerlukan tenaga kerja tambahan.

Penghematan biaya tenaga kerja ini dapat membantu perusahaan dalam mengimbangi kerugian yang dialami saat kamu menjual barang yang lebih mahal dengan harga yang sama dengan barang yang lebih murah.

Selain itu, metode penghitungan biaya rata-rata juga membutuhkan lebih sedikit waktu dalam pemeliharaannya.

4. Membantu Penetapan HPP

Average cost juga dapat membantu perusahaan dalam menentukan harga pokok penjualan (HPP).

HPP tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan biaya rata-rata dari semua persediaan yang dibeli perusahaan selama periode waktu tertentu.

Periode yang dimaksud bisa dalam jangka waktu sebulan, triwulan, atau tahunan, asalkan tetap konsisten.

Ini merupakan metode yang paling mudah untuk menentukan HPP selama periode tertentu.

HPP sendiri berguna untuk menyimpan catatan keuangan yang akurat. HPP biasanya dicantumkan dalam laporan laba rugi sebuah perusahaan.

Berdasarkan informasi dari laman Gocardless, HPP ini kemudian dikurangkan dari pendapatan penjualan untuk menentukan margin kotor perusahaan.

Angka tersebut sangat penting untuk bisnis itu sendiri, serta setiap investor atau analis keuangan sehingga harus dicatat secara akurat.

Baca Juga: Cara Cek Kode Produksi, Penting untuk Ketahui Keamanan Barang

5. Meratakan Fluktuasi Harga

Manfaat average cost lainnya, yaitu dapat membantu sebuah perusahaan untuk meratakan fluktuasi harga.

Ketika harga produk berfluktuasi di sekitar rata-rata, metode penetapan biaya rata-rata ini akan membantu kamu lebih yakin bahwa perusahaanmu tidak perlu menurunkan harga untuk memenuhi permintaan.

Jadi, kamu akan tetap diuntungkan karena pendapatannya tidak mengalami penurunan yang signifikan.

6. Mengelola Inventaris Secara Real-time

Manfaat average cost selanjutnya masih terkait dengan pengelolaan stok barang atau inventaris.

Dengan menghitung biaya rata-rata kamu dan karyawan yang bertugas bisa melakukan pelacakan inventaris secara real-time.

Jadi, produktivitas manajemen inventaris lebih tinggi dan bisa lebih hemat biaya.

Metode perhitungan biaya rata-rata akan bekerja sangat baik apabila perusahaan kamu menyimpan stok barang dalam jumlah besar.

Ketika inventaris memiliki volume besar, kamu mungkin akan kesulitan untuk melakukan pengecekan barang satu per satu. Belum lagi waktu yang dibutuhkan akan sangat banyak jika melacak inventaris per item.

Kamu bisa melihat kinerja setiap produk secara lebih mudah dan lebih cepat dalam menghitung perkiraan pendapatan yang dihasilkan menggunakan metode average cost ini.

Tidak hanya itu, penghitungan inventaris dengan metode average cost juga lebih akurat dibanding cara manual lainnya karena konsisten.

Jadi, setiap stok tidak akan tercampur atau terdapat duplikat.

Setelah biaya produk dihitung, jumlah atau hasilnya ini dapat digunakan di seluruh unit stok pada manajemen inventaris bisnis kamu. Perencanaan biaya persediaan pun dapat dilakukan jauh lebih efisien.

Baca Juga: Jenis-jenis Omset, Begini Cara Menghitungnya!

Aplikasi Perhitungan Average Cost Otomatis

software akuntansi
(Foto akuntan. Sumber: Pexels.com)

Meski bisa dihitung secara manual dengan cara di atas, average cost juga bisa kamu perkirakan dengan sistem akuntansi otomatis.

Jadi, penghitungan biaya rata-rata produksi secara lebih akurat dan praktis.

Berikut beberapa sistem akuntansi canggih yang bisa kamu gunakan untuk menghitung biaya produksi serta keperluan bisnis lainnya:

1. Accurate

Accurate merupakan software akuntansi yang bisa kamu pilih untuk mempermudah pengelolaan bisnis.

Aplikasi yang satu ini dapat digunakan untuk membantumu dalam mengelola penjualan, stok produk, laporan keuangan secara otomatis, dan masih banyak lagi.

Accurate bisa digunakan oleh pebisnis UMKM maupun perusahaan skala besar sehingga proses operasional bisnis menjadi lebih efisien.

2. Hashmicro

Hashmicro menjadi rekomendasi software akuntasi selanjutnya yang dapat membantu kamu dalam mengelola bisnis.

Aplikasi Hashmicro merupakan sistem ERP yang didukung dengan teknologi AI sehingga kamu dapat mengelola bisnis lebih praktis.

Fitur-fitur yang ada dalam Hashmicro sangat lengkap dan dapat diintegrasikan dengan sistem lain yang membuat operasional bisnismu semakin produktif.

Software dari Hashmicro bisa digunakan untuk sektor bisnis apapun sehingga kamu dapat memilih layanan yang paling sesuai dengan kebutuhan.

3. Oracle NetSuite

Rekomendasi software akuntansi lainnya yang dapat kamu pilih adalah Oracle Netsuite.

Oracle Netsuite menyediakan fitur-fitur terbaik untuk membantu kamu dalam mengelola bisnis. Mulai dari ERP/keuangan, CRM, hingga e-commerce.

Layanan ini dapat digunakan oleh para pemilik usaha kecil, tingkat menengah, hingga perusahaan-perusahaan besar.

Dilengkapi dengan berbagai dukungan teknologi yang canggih, Oracle Netsuite dapat membantu operasional usahamu secara lebih modern dan praktis.

Baca Juga: Catat, Ini Dia Cara Mencari Harga Penjualan yang Tepat

4. Sage

Sage merupakan sistem akuntansi modern yang praktis digunakan untuk mengelola bisnis kamu secara lebih mudah.

Kamu tidak hanya bisa menggunakan aplikasi Sage untuk keperluan keuangan perusahaan. Namun, juga dapat dipakai untuk mengelola karyawan, opersional, pembayaran, hingga perbankan.

Aplikasi ini bekerja secara otomatis sehingga kamu bisa mengelola bisnis secara real-time dari kapan saja, melalui perangkat apapun.

Keuangan perusahaan kamu pun akan lebih terarah, karyawan menjadi lebih berdaya, dan bisnis lebih siap untuk berkembang ke arah lebih baik.

5. ZahirOnline

ZahirOnline menjadi pilihan software akuntansi berikutnya yang dapat kamu pilih untuk mengelola bisnis secara lebih mudah.

Aplikasi ini bisa membantu kamu dalam mengelola akuntansi bisnis, hingga invoice perusahaan hanya dalam satu aplikasi.

Setiap laporan yang terdapat dalam sistem ZahirOnline bisa diakses secara real-time sehingga kamu bisa membuat keputusan perusahaan secara lebih tepat. Keamanannya pun terjamin.

Itu dia penjelasan lengkap mengenai biaya rata-rata produksi, cara menghitung average cost, dan kegunaannya bagi bisnis.

Kini, kamu sudah memahami cara menghitung average cost dengan mudah, bukan?

Belanja Harga Murah + Gratis Ongkir + Cashback

X