Frasa financial freedom atau kebebasan finansial ini belakangan sering kita dengar di media sosial.
Ini karena milenial dan generasi Z mulai memasuki dunia kerja dan mengenal tanggung jawab yang lebih besar.
Sering kali orang menyederhanakan kebebasan finansial dengan kemampuan membeli barang atau menyewa jasa. Ada pula yang mengartikannya sebagai kondisi di mana kita tidak perlu lagi bekerja, tetapi mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Ternyata, apa itu financial freedom tidak sesederhana itu. Menurut Toby Mathis dalam artikelnya di Forbes, kebebasan finansial berkaitan erat dengan kontrol dan ketersediaan opsi.
Artinya, seseorang memiliki kontrol yang membuatnya lebih leluasa untuk memilih apa yang bisa dilakukannya dengan uangnya.
Baca juga: Pahami Exposure, Ini 3 Maknanya dalam Investasi dan Bisnis
Apa Itu Financial Freedom yang Sebenarnya?
Masih menurut Mathis, definisi kebebasan finansial sendiri cukup relatif karena besaran kontrol dan jumlah opsi yang ideal bagi masing-masing orang bisa sangat beragam.
Sesuai kebutuhan, preferensi, dan persepsi ada yang menargetkan kebebasan finansial sebagai ketidakwajiban bekerja guna memenuhi kebutuhan.
Bisa juga berupa kemampuan membeli aset tertentu, ketiadaan hutang atau tanggungan membayar pinjaman, tidak bergantung pada pendapatan orang lain yang bukan dirinya, bisa membiayai hobi tanpa harus pusing dengan besaran tagihannya, dan lain sebagainya.
Mathis kemudian menegaskan bahwa demi menemukan apa itu financial freedom bisa dimulai dengan menentukan tujuan keuangan terlebih dahulu. Setelah tahu tujuannya, maka kamu bisa mulai menyusun strategi dan perhitungan yang lebih spesifik.
Tujuan keuanganmu adalah pensiun di usia 40 untuk kemudian mencoba berkeliling dunia. Maka, kamu pun bisa mencari instrumen investasi yang kiranya bisa membuatmu lebih dekat pada target atau tujuan tersebut.
Bila kesulitan menentukan tujuan, silakan mulai dengan mengidentifikasi hal yang membuatmu khawatir atau insecure tentang masa depan.
Biasanya, ini akan membantumu membuat prioritas tujuan. Tentu prioritas utamamu adalah menghilangkan rasa khawatir tersebut.
Setiap orang memiliki kekhawatiran yang berbeda. Beberapa orang mungkin khawatir dengan masa tuanya, beberapa lebih khawatir dengan biaya sekolah anak-anaknya dan lain sebagainya.
Sejalan dengan argumen tersebut, iIni adalah tugas personal masing-masing individu.
Baca juga: 10 Aplikasi Keuangan Pribadi untuk Bantu Kelola Finansialmu!
Cara Mencapai Financial Freedom
Untuk bisa mencapai kebebasan finansial, seseorang harus melalui beberapa tahap. Semuanya tidak serta merta dilakukan dengan gegabah dan serampangan.
Melansir sebuah artikel dari University of Canberra, ada 5 cara yang bisa dilakukan untuk mencapai apa itu financial freedom. Berikut penjelasannya.
1. Cari Sumber Pendapatan
Setelah tahu tujuan keuanganmu, carilah sumber pendapatan yang menurutmu bisa kamu andalkan dalam jangka panjang.
Tidak hanya nominal gajinya, tetapi masukan juga kesediaan dan kemampuanmu melakukan pekerjaan ini sampai batas waktu tertentu sebagai salah satu pertimbangannya.
Pastikan kamu selalu ada uang masuk ke rekening untuk membiayai hidupmu sehari-hari, terutama kebutuhan pokok.
Akan lebih baik bila di fase awal ini kamu sudah bisa mencatat dengan tertib pemasukan dan pengeluaran.
Tentunya kondisikan kamu berada di fase ideal dulu di mana pemasukan lebih besar dari pengeluaran. Bila belum, fokuslah untuk menambah penghasilan terlebih dahulu sebelum masuk ke tahap berikutnya.
2. Alokasikan Penghasilan untuk Dana Darurat dan Asuransi
Setelah kebutuhan pokok terpenuhi, pikirkan dana darurat dan asuransi. Daftarkan diri dalam program asuransi kesehatan dan tabung sebagian penghasilanmu sebagai dana darurat yang bisa diambil kapan saja saat dibutuhkan.
Kamu juga bisa mulai memikirkan untuk membeli aset krusial seperti rumah yang ditinggali. Secara jangka panjang, ini akan membuatmu terbebas dari kewajiban menyewa rumah yang nilainya akan naik seiring bertambahnya waktu.
3. Lunasi Hutang
Perlahan lunasi hutangmu bila ada. Bila tidak ada, jangan menambah beban dengan menggunakan instrumen-instrumen pembayaran yang kiranya bisa menjebakmu dalam hutang tak terduga.
Hanya gunakan mereka di saat yang benar-benar genting atau mendesak. Untuk menghindari hutang, seseorang disarankan untuk mengurangi keinginannya dan berusaha hidup dengan gaya hidup frugal atau hemat.
Hanya beli barang yang benar-benar dibutuhkan, mengontrol keinginan, mengurangi urgensi untuk mengeluarkan uang untuk hal yang bersifat tersier, tidak menambah cicilan bila tidak benar-benar terdesak, mencoba hidup minimalis, dan lain-lain. Silakan pilih yang paling pas untukmu karena tiap individu bisa berbeda-beda.
4. Cari Sumber Pendapatan Pasif Sedini Mungkin
Tidak seperti bekerja, memanen hasil dari pendapatan pasif membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Biasanya instrumen yang digunakan adalah investasi atau penanaman saham.
Untuk bisa menuai hasil, umumnya butuh waktu beberapa tahun jadi banyak yang menyarankan untuk melakukannya sedini mungkin.
Tentu iringi dengan pertimbangan yang masak pula. Hanya lakukan setelah kamu sudah memenuhi tiga tahap sebelumnya serta selalu gunakan dana dingin alias dana yang bisa kamu gunakan untuk investasi dengan segala risikonya.
Jangan menggunakan dana yang seharusnya dipakai untuk kebutuhan hidup, membayar iuran asuransi atau dana darurat misalnya.
Pendapatan pasif bisa pula dalam bentuk royalti karya dan properti yang disewakan. Silakan eksplorasi berbagai opsinya.
5. Kelola Aset dan Hartamu dengan Baik
Setelah sampai pada tahap keempat, kamu seharusnya sudah bisa merasakan apa itu financial freedom. Namun, jangan terlena. Kamu tetap memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola aset dan hartamu sendiri.
Misalnya, untuk pemilik properti, biaya perawatan pun harus tetap diperhitungkan. Untuk pemilik saham, monitor terus pergerakannya.
Baca juga: Ketahui 10 Komponen Pembukuan Usaha Agar Catatan Rapi
Pentingnya Memiliki Kebebasan Finansial
Financial freedom perlu dimiliki tiap individu, tidak peduli gendernya. Sayangnya banyak perempuan yang sering terjebak dalam kemiskinan karena abai pada aspek ini seperti yang disoroti Conner dalam jurnal yang berjudul Financial Freedom: Women, Money, and Domestic Abuse.
Sebagian perempuan memilih untuk meninggalkan pekerjaannya dan menjadi dependen pada pendapatan suaminya setelah menikah.
Faktor budaya normatif membuat hal ini dianggap lumrah dan bukan masalah. Namun, ternyata dampaknya fatal ketika terjadi kekerasan dalam rumah tangga.
Perempuan yang tidak memiliki sumber pendapatan sendiri sering kali enggan atau kesulitan meninggalkan hubungan toksiknya karena tidak memiliki opsi untuk membiayai hidupnya sendiri.
Beda dengan di masa lalu yang mana perempuan mendapatkan lebih banyak diskriminasi bahkan kesulitan untuk mengurus kepemilikan aset, di era sekarang perempuan sebenarnya memiliki kesempatan yang lebih luas.
Esensi financial freedom sebenarnya bukan tentang memiliki dan menumpuk kekayaan atau aset. Mathis kembali menekankan bahwa yang disasar adalah kemampuanmu menemukan apa yang paling penting dalam hidupmu.
Bisa jadi memiliki aset yang banyak bukannya membuatmu tenang, tetapi justru kesulitan mengelola. Untuk itu, tiap orang bisa memiliki makna yang berbeda-beda tentang arti bebas secara finansial atau ekonomi. Selalu mulai dari diri sendiri dan tidak perlu menoleh ke kanan atau kiri.
Bahasan tentang apa itu financial freedom di atas semoga bisa memotivasimu untuk lebih jeli dalam mengelola keuangan. Mari mulai lakukan tahapannya satu per satu.