Dalam membangun usaha, salah satu yang penting untuk diperhatikan adalah alur keuangan. Oleh karenanya, penting bagi kamu untuk memahami cara memisahkan uang pribadi dan usaha.
Dengan manajemen cash flow yang disiplin, kamu bisa tahu seberapa produktif bisnismu. Kamu juga dapat menganalisis strategi dan perencanaan apa yang dibutuhkan ke depannya.
Namun, tak sedikit pebisnis pemula yang membuat kesalahan dengan mengesampingkan aspek ini.
Padahal menurut riset CB Insights, salah satu faktor utama yang menyebabkan sebuah startup gagal adalah kurangnya pendanaan.
Maka dari itu, diperlukan manajemen keuangan yang tepat agar usaha bisa tetap berjalan dengan stabil dan lancar.
Baca Juga: Ketahui 10 Komponen Pembukuan Usaha Ini agar Catatan Keuanganmu Rapi
Cara Memisahkan Uang Pribadi dan Usaha
Lantas, bagaimana cara memisahkan uang pribadi dan usaha yang tepat? Berikut tipsnya yang perlu kamu terapkan:
1. Buat Rekening Terpisah
Cara memisahkan uang pribadi dan usaha yang pertama adalah dengan membuat dua rekening terpisah. Satu rekening untuk keperluan pribadi dan satu lagi untuk kebutuhan bisnismu.
Ini merupakan cara yang paling efektif untuk membedakan mana uang pribadi dan uang bisnis. Jadi, keperluan kamu tidak tercampur sehingga pengelolaannya lebih mudah.
Kini, ada banyak bank yang menyediakan rekening untuk keperluan bisnis.
Cara membuatnya juga cukup mudah. Kamu hanya perlu memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan.
Biasanya, setiap bank yang menyediakan rekening bisnis memiliki berbagai fitur sehingga memudahkan pemilik usaha.
Dengan begitu, keuangan bisnis kamu akan lebih mudah untuk dikontrol.
Rekening bisnis juga bisa menjadi persyaratan yang memudahkan kamu dalam mengajukan modal pinjaman untuk usaha.
2. Pisah Setiap Kwitansi
Cara memisahkan uang pribadi dan usaha yang berikutnya, yakni menyimpan setiap kwitansi bisnis di tempat yang berbeda dengan transaksi keuangan pribadi.
Misalnya, dengan menyediakan kotak penyimpanan untuk setiap kwitansi cetak yang digunakan dalam transaksi bisnis.
Bisa juga dengan membuat folder khusus di email atau perangkat komputer kamu untuk menyimpan kwitansi online.
Kwitansi yang disimpan akan memudahkan kamu dalam mengelola keuangan usaha. Sebab, setiap transaksi yang terjadi memiliki bukti akurat.
Pencatatan keuangan usaha kamu pun akan lebih teratur. Kemudian, kwitansi bisa menjadi bukti transaksi yang sah jika ada kendala dalam jual beli sesuatu.
Hal ini kwitansi memuat sejumlah informasi dari pihak penjual dan pembeli.
Mulai dari tanggal transaksi, jumlah barang/unit, besarnya pembayaran, tanda tangan, serta informasi lain yang sah di mata hukum.
Baca Juga: 10 Aplikasi Keuangan Pribadi untuk Bantu Kelola Finansialmu!
3. Sediakan Akun Utilitas Khusus Bisnis
Untuk membedakan keuangan pribadi dan bisnis, kamu juga perlu membuat akun untuk pembayaran utilitas usaha.
Utilitas bisa terkait dengan hal-hal yang menunjang operasional usaha. Misalnya, air, listrik, layanan internet, saluran telepon, dan lain-lain yang bermanfaat untuk jalannya bisnis kamu.
Hal-hal tersebut biasanya menjadi pengeluaran rutin setiap bulannya. Oleh karena itu, kamu perlu membuat akun pembayaran khusus untuk utilitas bisnis.
Jadi, pengeluaran bisnis tidak tercampur dengan pengeluaran pribadimu.
Pengelolaan keuangan bisnis kamu pun akan lebih mudah karena semua transaksinya tercatat dalam satu akun khusus.
4. Buat Kartu Kredit Bisnis
Cara lain yang bisa kamu lakukan untuk memisahkan uang pribadi dan usaha, yakni dengan membuat kartu kredit bisnis.
Terkadang, masih banyak pengusaha yang menggunakan kartu kredit pribadinya untuk keperluan usaha. Padahal, cara seperti ini bisa menyulitkan proses pengelolaan keuangan pribadi dan bisnismu.
Oleh karena itu, sebaiknya kamu memiliki kartu kredit bisnis jika ingin mengajukan pinjaman untuk menambah modal usaha.
Jika dimanfaatkan dengan bijak, kartu kredit bisnis ini bisa membantu usahamu untuk berkembang ke arah yang lebih baik.
Kamu pun bisa mendapatkan tambahan modal usaha dengan lebih mudah dan cepat. Namun, kenali juga sistem pembayaran dan risikonya.
Jangan sampai kamu kesulitan membayar tagihan kredit sehingga mengancam operasional bisnis.
Baca Juga: Ketahui 5 Manfaat Laporan Keuangan yang Tak Kalah Penting
5. Catat Setiap Pemasukan dan Pengeluaran
Dalam mengelola keuangan apapun, baik itu uang pribadi atau pun bisnis, mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran adalah hal yang penting untuk dilakukan.
Maka dari itu, jangan sampai lupa untuk mencatat setiap uang yang masuk dan keluar. Karena ada dua jenis keuangan yang kamu kelola, maka pisahkan catatannya.
Bedakan catatan keuangan pribadi dengan catatan keuangan bisnis sehingga kamu bisa mengelolanya lebih mudah.
Memantau laporan arus kas secara detail memang merepotkan. Akan tetapi, hal ini penting untuk dilakukan supaya kamu tahu ke mana saja dana perusahaan mengalir.
Catat setiap pengeluaran yang kamu lakukan serta pos-posnya. Jadi kamu bisa tahu pos apa yang memerlukan dana yang lebih besar dan pos mana yang bisa ditekan biayanya.
Catat juga tiap transaksi yang masuk. Kalau kamu berjualan secara offline, kamu bisa menyimpan daftar keluar masuk uang di buku catatan.
Jika kamu berjualan di web jualan online, pastikan kamu memiliki akses terhadap tiap transaksi agar semuanya transparan.
Dengan demikian, kamu bisa mengetahui produk mana saja yang penjualannya tinggi dan yang mana yang kurang.
Hal ini juga membantumu untuk mengetahui perkembangan usahamu, lho.
Memiliki laporan cash flow yang detail akan membantumu dalam melakukan review secara berkala.
Jadi, kamu bisa memperkirakan risiko-risiko yang ada dan membuat keputusan keuangan yang tepat.
6. Evaluasi Keuangan Rutin
Setelah menerapkan semua cara memisahkan uang pribadi dan usaha yang telah disebutkan di atas, jangan lupa untuk mengevaluasi kondisi keuangan secara rutin.
Evaluasi keuangan ini bisa dilakukan setiap minggu, bulan, dan secara tahunan. Dengan begitu, kamu mengetahui setiap kondisi keuangan selama kurun waktu tertentu.
Melalui evaluasi keuangan, kamu bisa mengetahui seberapa besar jumlah biaya operasional dan keuntungan bisnis yang didapatkan.
Kamu juga akan mengetahui apakah kondisi keuangan saat ini telah mencapai target bisnis yang telah ditetapkan.
Jika pun pendapatannya kurang atau tak mencapai target, kamu bisa membuat keputusan keuangan yang lebih tepat.
Misalnya, dengan mengurangi produksi barang yang kurang diminati sehingga biaya produksi tidak terlalu membengkak.
Bisa juga dengan menambah biaya promosi sehingga penjualan kamu meningkat.
Baca Juga: 9 Cara Menyiapkan Dana Darurat Bisnis agar Tak Bangkrut
7. Gaji Diri Sendiri dengan Disiplin
Cara memisahkan uang pribadi dan usaha lainnya yang bisa kamu lakukan adalah membuat sistem penggajian untuk diri sendiri.
Pisahkan gaji diri kamu sebagai pemilik bisnis dan karyawan lain di rekening berbeda dengan rekening bisnis.
Dengan begitu, uang yang digunakan untuk operasional bisa dikelola lebih tepat.
Kamu juga tidak akan tergoda untuk menggunakan keuntungan bisnis untuk keperluan pribadi. Sebab, gaji kamu sudah dipisahkan dari uang hasil bisnis.
Cara ini bisa membantu kamu untuk lebih disiplin dalam mengelola keuangan usaha maupun uang pribadi.
Sistem penggajian diri sendiri yang bisa kamu terapkan, yaitu dengan menentukan besaran upah yang akan dibayarkan setiap bulannya.
Itu dia beberapa cara memisahkan uang pribadi dan bisnis yang bisa kamu terapkan. Semoga membantu.